Ayo jangan lupa VOTE sudah dobel up
Setelah mesin utama meledak seluruh cahaya ikut padam, semua ruang di gedung laboratorium gelap gulita. George memeluk Anelies yang menggigil kedinginan karena belum berpakaian dan penghangat ruangan ikut mati."Jangan takut!" bisik George.Anelies lega karena belum sempat mendapat suntikan DNA tapi dia tetap sangat mencemaskan bayinya yang masih lemah dan sedang sendirian di tengah gelap. Anelies sama sekali belum tahu apa yang terjadi, dia mendengar suara ledakan dan aroma asap.Mereka semua juga belum tahu apa yang sebenarnya terjadi, karena benar-benar sangat aneh jika tiba-tiba pemasok daya padam. Padahal mereka memiliki sistem yang sangat canggih, bahkan memiliki beberapa power cadangan, tapi mendadak tidak ada yang dapat berfungsi.Semuanya benar-benar gelap gulita kecuali sepasang netra hijau berpendar yang seolah menyala dalam gelap, benderang seperti galaksi bintang. Bayi montok itu memekikkan tawa renyah dari bibir kecilnya sambil menggeliat menjejakkan kaki dan tiba-tiba s
Misi Anelies adalah bertemu yang Mulya Serkan, meski Anelies tidak dapat membawa bayinya, Yang Mulya Serkan harus tahu kondisi mereka."Apa kita bisa pergi minggu depan?" Anelies bertanya kepada George yang sedang menemaninya makan malam. "Aku benar-benar bosan di tempat ini.""Habiskan dulu makananmu!" George cuma menunjuk piring Anelies dengan ujung garpu.Anelies kembali memotong sisa daging di piringnya untuk dia suapkan ke dalam mulut."Dagingnya keras." Aneleis tidak berbohong.Daging yang Anelies makan memang agak keras dan Aneleis tidak menyukai jenis seratnya. Anelies tidak menyangka jika George malah langsung menarik piring miliknya. George memotong sisa daging di piring Anelies dengan ukuran lebih kecil dan arah serat yang benar."Ini daging rusa kutub baik untuk menghangatkan tubuhmu."George benar-benar memotongkan semua sisa daging agar Anelies lebih mudah mengunyah."Kau harus mendapat cukup gizi."Belakangan ini Anelies memang cukup rewel untuk makan dan nampaknya Geo
Garasi itu benar-benar gelap, Anelies dijerat kencang dan bibirnya dibekap dengan erat sampai ikut kesulitan bernapas. Jika George yang menangkapnya mungkin dia akan dihukum tapi jika orang asing yang mendapatkannya, Anelies benar-benar bisa mati.Anelies sama sekali tidak memiliki kemampuan fisik, dia cuma wanita yang lemah, isi kepalanya juga mendadak kacau karena syok. Anelies berusaha berontak dengan menjejakkan kaki tapi tubuhnya malah langsung diangkat dengan entang."Beraninya kau kabur dan mengkhianatiku!" pria itu berbisik dengan geram.*****Kehamilan tujuh bulan membuat Jeny semakin ribut, dalam sebulan Tobias sampai harus bolak balik tiga kali untuk mengunjungi putrinya. Dengan aktifitasnya yang cukup padat akhirnya Tobias tetap kelelahan dan jatuh tertidur mulai sore sampai tembus pagi."Papa ... Papa ... " Jeny menepuk pipi Tobias untuk membangunkannya. "Ini sudah jam sepuluh."Begitu mendengar jam sepuluh Tobias langsung tersentak bangun dengan terkejut."Oh!" Tobias mem
Yang Mulya Serkan langsung menurunkan celana Anelies dan menikamnya tanpa banyak pemanasan. "Ah ... Yang Mulya ...."Mereka terburu-buru, dihimpit waktu serta kebutuhan fisik yang sedang mendesak. Begitu Serkan berhasil tengelam dengan agak sesak dan sakit, Anelies langsung dia pompa terjal hingga pinggul bulatnya terpantul-pantul seperti mainan dari jelly kenyal. Sangat lega dan nikmat setelah sekian lama Serkan cuma dapat menahan geraman seorang diri. Penyatuan Serkan menimbulkan decitan basah dari rasa nikmat kuluman intim wanitanya yang hangat penuh rasa surga."Hmm..." Serkan mengeram dan Anelies tumbuh tersengal-sengal dalam terkamannya."Oh ... oh ... oh ...!" Anelies terjepit, terdesak ke sudut sofa dengan tubuh maskulin pria yang terus menderanya dengan bertenaga. "Yang Mulya ...!"Anelies cuma bisa trus memekik tersiksa, bibirnya dibekap agar tidak menjerit dan kakinya dibekuk supaya posisinya semakin nikmat untuk ditikam dan diungkit. Terlihat kasar dan tidak beradab,
Begitu kembali dari London Anelies sudah tidak sabar untuk segera menemui bayinya. Anelies masih terlampau bahagia meski dalam segala keterbatasan kondisinya sekarang."Aku ingin melihat bayiku?" Anelies tetap harus meminta ijin pada George untuk mendapatkan akses ke ruang bayi."Istirahatlah dulu.""Aku bisa ditemani pengawal." Aneleis tetap tidak sabar.Sebenarnya George tidak pernah menyukai bayi itu karena dia anggap sudah sangat menyita perhatian Anelies. Bagi George, Anelies tetap anak gadisnya yang tidak boleh dimiliki oleh siapapun."Tolong, aku sudah sangat merindukan putraku."Bahkan sampai detik ini rasanya George masih belum terima jika Anelies telah melahirkan bayi-bayi tidak berguna."Hanya untuk dua puluh menit dan kau harus segera kembali ke kamarmu untuk beristirahat!""Ya!" Anelies langsung mengangguk.George memang selalu disiplin terhadap Anelies, apa lagi gadis itu juga harus dia persiapkan untuk transfusi DNA. Begitu seluruh mesin selesai diperbaiki George tidak m
BAB 16 BERUSAHA MENDEKATIJika Jeny saja merasa aneh apa lagi Sanaz. Tobias datang ke rumah Omar dengan memakai jubah dan sorban yang tadi bantu di ikatkan oleh Pangeran Albany. "Selamat datang, Mr. Harlot."Sebenarnya Tobias juga tidak menyangka jika Sanaz sendiri yang bakal membukakan pintu dan menyambutnya. "Baba, sudah menunggu Anda di dalam."Sanaz berusaha untuk tidak mengomentari penampilan Tobias walaupun pria itu bisa sangat mengganggu untuk dipikirkan. Jujur saja ikatan sorbannya agak miring tapi anehnya dia tetap sangat percaya diri dan tampan. Sanaz berjalan lebih dulu, membiarkan Tobias mengikuti di belakang. Entah sudah berapa bulan Tobias tidak melihat gadis muda itu dan sekarang otak kotornya mulai liar karena teringat kali terakhir mereka hampir berciuman di ruang kontrol. Sanaz memiliki pinggang ramping dengan pinggul padat berisi yang terlatih oleh kecekatan fisik seorang prajurit. Tidak sanggup Tobias bayangkan bakal sehebat apa untuk dia ajak bekerja sama di at
Tobias terus melakukan pelacakan semua profil pejabat tinggi istana beserta staf remeh yang bekerja di lingkungan kerajaan. Tobias benar-benar harus memastikan jika mereka semua bersih dari intervensi dari luar. Meski semua yang bekerja di istana sudah melalui seleksi khusus yang sangat ketat tapi tetap tidak menuntut kemungkinan bakal tetap ada penyusup.Tobias melihat ada yang pernah meretas jadwal perjalanan Yang Mulya Serkan. Salah satunya perjalanan Yang Mulya Serkan ke peternakan keluarga Clark. Sampai di sini juga belum ada yang tahu jika George Loghan masih hidup kecuali Yang Mulya Serkan sendiri. Wajar jika Tobias jadi kembali curiga pada pemuda bertato yang pernah berkeliaran di gurun dan mereka curigai telah menculik Anelies."Bagaimana dengan pria yang pernah kau lihat di gurun, apa kau benar-benar tidak pernah melihatnya di lingkungan istana?" Tobias bertanya lagi kepada Sanaz untuk memastikan."Tidak, karena aku yakin akan mengingat wajahnya.""Apa karena dia tampan?""En
BAB 18 ANAK SPESIAL"Hamdan, Sofia!"Kedua anak itu langsung bergegas meniggalkan kegiatannya begitu melihat Yang Mulya Serkan sudah berdiri di ambang pintu merentangkan lengan untuk memeluk mereka. Serkan mencium kedua buah hatinya satu persatu kemudian membiarkan mereka membalas kecupan dan bermanja."Apa yang kalian buat?"Serkan akan selalu meluangkan waktu untuk memeriksa anak-anaknya meskipun dia sangat sibuk sekalipun. Sofia langsung kembali berlari ke meja kecilnya untuk mengambil kertas gambar yang belum selesai dia warnai untuk ia tunjukkan.Seketika jantung Serkan ikut berdenyut melihat putrinya menggambar ibunya dan mereka berempat tersenyum bersama dalam bingkai foto keluarga. Meski anak-anak belum pandai mengungkapkan perasaannya dengan benar, tapi Serkan tahu jika mereka berdua rindu ibunya."Kemari ...." Serkan meminta kertas dan pensil warna mereka kemudian ikut berjongkok di meja kecil untuk menambahkan gambarnya."Siapa?" Sofia menunjuk gambar anak laki-laki kecil
BAB 6 KACAUSudah hampir setengah jam Putri Sofia masuk ke dalam toilet dan sampai sekarang belum keluar. Penata makeup dan gaun yang tadi bersabar menunggu akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu toilet."Putri Sofia!"Sama sekali tidak ada jawaban dari dalam."Putri Sofia, apa Anda baik-baik saja?"Tetap tidak ada jawaban, mereka semua mulai cemas. Dua orang yang lain ikut mengetuk pintu, memutar handel dan mendorong."Pintunya terkunci dari dalam!"Mereka panik."Panggil pengawal!"Salah satu dari mereka berlari keluar untuk memangil pengawal sementara yang lain terus berusaha menggedor pintu toilet sambil memanggil nama Putri Sofia berulang-ulang. Benar-benar tidak ada jawaban dari dalam, mustahil jika mereka semua tidak cemas ketakutan, apa lagi Putri Sofia sudah hampir setengah jam di dalam kamar toilet.Tiga orang pengawal wanita tiba, mereka langsung mencongkel daun pintu kamar mandi untuk didobrak paksa."Oh, Tuhan!"Mereka semua syok, Putri Sofia sudah tidak ada di d
BAB 5 PANGERAN AL-WALEEDPangeran Al-Waleed adalah putra mahkota dari kerajaan besar super kaya raya. Selain berparas tampan, Pangeran Al-Waleed juga sangat di segani sebagai politisi muda brilian. Raja Haleed berharap putra mahkotanya segera bisa menikahi putri Yang Mulya Serkan. Mereka sama-sama memiliki harapan besar untuk bisa menjalin kekeluargaan.Tahun ini usia Pangeran Al-Waleed dua puluh delapan tahun, sudah cukup matang untuk menikah dan memiliki keturunan. Selisih usia sepuluh tahun antara Pangeran Al-Waleed dengan Putri Sofia tidak akan jadi soal, Pangeran Al-Waleed masih sangat muda dan luar biasa tampan. Pria yang jauh lebih dewasa justru akan lebih tenang untuk menghadapi Putri Sofia yang masih sangat muda dan manja."Apa saya boleh masuk Pangeran?" Suara Abdul mengetuk daun pintu kamar Pangeran Al-Waleed dari luar."Masuklah."Abdul adalah pengawal kepercayaan raja Khaleed yang sekarang juga dipercaya untuk mendampingi putra mahkota. Setelah mendorong daun pintu untu
BAB 4 DELAPAN BELAS TAHUNSelain Pangeran Hamdan dan Pangeran Habibi, Yang Mulya Serkan juga memiliki seorang putra tampan yang mulai beranjak remaja. Tahun ini usia Pangeran Husain sudah menginjak empat belas tahun, pemuda tampan itu terlihat sedang fokus membaca buku filsafat di perpustakaan istana. Semakin tumbuh dewasa, Pangeran Husain semakin mirip dengan Brandon Lington yang diam-diam suka menekuni buku filsafat serta sejarah.Nampaknya Pangeran Husain semakin penasaran dan terus penasaran dengan asal mula kemampuan spesialnya. Husain merasa perlu mengetahui sumber energi terbesar dalam dirinya untuk dapat dia kendalikan dengan sempurna. Pangeran Husain telah berjanji akan membantu Zontus terlepas dari darah immortal, mereka harus berhasil, tidak boleh gagal lagi.Pangeran Husain masih fokus memahami kalimat filsafat yang sangat ambigu mengenai para leluhur kerajan dan tiba-tiba datang pengganggu tidak di undang."Husain lihat ini!" Pangeran Habibi datang untuk pamer. "Aku berf
BAB 3 KEMENANGANFaaz berhasil menjadi juara pertandingan berkuda untuk piala Putra Mahkota dengan total hadiah sepuluh juta dolar. Kemenangan yang masih terasa seperti mimpi. Faaz berhasil mengalahkan atlet-atlet ternama lainya termasuk Pangeran Yusuf. Begitu Faaz turun dari atas punggung kuda, beberapa wartawan langsung datang mengerumuninya untuk wawancara."Apa yang ingin kau sampaikan untuk kemenangan menakjubkan ini?""Ini adalah mimpi, saya masih kehabisan kata-kata untuk menggambarkan apa yang saya rasakan ini." Faaz gugup menghadapi pertanyaan media. "Aku ingin berterima kasih pada kedua sahabatku!"Faaz langsung merangkul Ahmed dan Ramzi untuk ikut berfoto di hadapan kamera para wartawan."Tanpa mereka aku tidak akan berdiri di arena ini!" Faaz terus berbangga pada kedua sahabatnya. "Aku sangat beruntung!""Kau akan mendapatkan sepuluh juta dolar, apa rencanamu setelah ini?"Antusiasme para wartawan tidak kalah menggebu dengan hadirnya juara baru dari seorang anak muda yang
BAB 2 PUTRI SOFIASebagai putri dari raja kaya raya, sejak kecil Putri Sofia telah hidup di tengah kemegahan serta kemewahan Istana Zubair, selalu jadi yang paling cantik dan disayang oleh Yang Mulya Serkan. Karena kecantikannya Putri Sofia tidak pernah diperbolehkan pergi ke sekolah umum, meski demikian Putri Sofia tetap mendapatkan pendidikan privat dari guru-guru terbaik. Sekarang Putri Sofia telah tumbuh menjadi gadis cantik jelita yang cerdas, sopan dan tetap sangat dimanja.Karena Putri Sofia tidak pernah bergaul di luar lingkungan istana, lingkungan pergaulan yang sempit membuat Putri Sofia diam-diam mengagumi sepupunya sendiri sejak mereka masih anak-anak. Hanya Pangeran Yusuf yang selalu paling tampan di mata Putri Sofia. Putri Sofia tidak pernah perduli dengan perjodohannya dengan Pangeran Al-Waleed.Belum ada yang tahu mengenai rencana perjodohan Putri Sofia dengan Pangeran Al-Waleed, seharusnya Putri Sofia sendiri juga belum tahu seandainya dia tidak diam-diam menguping pe
BAB 1 Al-FAAZATiga orang pemuda terlihat sedang berkuda mengelilingi perbukitan tandus, mereka berlomba untuk memacu kaki kuda masing-masing sekencang mungkin. Persaingan semakin keras dan sengit begitu memasuki putaran ke dua. Sejak putaran awal kuda Arab berbulu perunggu yang terus melesat di barisan paling depan, terus meluncur seperti peluru berkaki empat. Jantung ikut berdebar keras, darah ikut mengalir panas bercampur luapan api adrenalin. Setelah tiga kali putaran, kuda perunggu tetap jadi yang terdepan hingga kedua rekannya meledakkan teriakan."Faaz kau hebat!" Ahmed berteriak sampai serak"Kau harus ikut pertandingan tahun ini!" Ramzi ikut memberi semangat pada kawannya yang tidak pernah terkalahkan dalam berkuda."Aku bukan penunggang kuda profesional." Faaz melompat turun dari atas punggung kuda untuk menghampiri kedua rekannya Ramzi dan Ahmed."Aku yakin kau bisa menjadi juara! Kau memiliki kemampuan alami, dari darah dan jantungmu! Kau bisa mengalahkan para profesional
BAB 297 EXSTRA PARTTIGA TAHUN KEMUDIANMia melihat keluar halaman melalui jendela kamar, dia melihat induk rusa dan kedua anaknya. Mia baru sadar jika kedua anak rusa tetap anak-anak setelah tiga tahun berlalu. Rusa-rusa itu adalah mahluk sihir, mahluk sihir peliharaan Putri Eluise yang sama sekali tidak berubah setelah sekian abad berlalu dan pemiliknya telah melupakannya. Dunia benar-benar tidak berjalan sebagimana mestinya buat mereka.Mia beralih memperhatikan telapak tangannya di bawah pantulan sinar jingga matahari pagi yang sedang cerah. Mia melihat aliran darah kebiruan dibalik kulit punggung telapak tangannya. Manusia memiliki aliran darah hangat berdenyut hidup. Hidup artinya tumbuh, terus berubah dan pasti akan menua. Seharusnya Mia bersyukur dengan segala keistimewaan manusia yang terus bersikeras ingin Zontus pertahankan seperti itu.Mia masih memperhatikan urat nadi di punggung telapak tangannya ketika kemudian melihat Zontus berjalan di halaman. Zontus sedang memetik a
BAB 296Sepulang dari pesta pernikahan Theo dan Julie, Mia yang baru berganti pakaian menyusul duduk di samping Zontus. Zontus terlihat baru menghidupkan layar laptopnya ketika Mia mulai bicara."Sepertinya aku setuju dengan saranmu mengenai bayi tabung."Zontus terkejut mendengar Mia tiba-tiba kembali membahas mengenai bayi tabung."Papaku juga berasal dari hasil inseminasi buatan yang dibekukan dan ditanamkan pada rahim wanita lain beberapa tahun kemudian setelah James Loghan lahir. Papaku dan James Loghan sebenarnya adalah hasil iseminasi buatan dari satu sel telur, sama seperti Gerald dengan Nathan, mereka kembar identik tapi tumbuh di rahim wanita berbeda."Mia menceritakan semua hal yang tadi baru dia dengar dari Aron Loghan. Niat awal Mia, sebenarnya cuma ingin curhat pada Aron tentang keinginan Zontus mengenai bayi tabung. Awalnya Mia mengeluh sedih, tapi ternyata Aron justru sangat mendukung hingga memberikan banyak contoh nyata dari orang-orang di dekat mereka."Sepertinya
BAB 295 MENDAPATKAN KELUARGASetelah mengucapkan janji pernikahan, Theo memakaikan sebuah cincin berlian cantik di jari manis Juli."Terima kasih karena telah menyelamatkanku dari dunia gelap tanpa masa depan. Terimakasih kasih telah hadir dengan hatimu yang penuh cinta tanpa batas." Theo mencium pengantin cantiknya di hadapan semua tamu.Semua yang tahu perjalanan Theo bersama Julie pasti akan terharu melihat Theo berani menentang keluarganya untuk nekat menikahi Julie. Gerald dan Emillie juga datang ke pernikahan Theo, mereka duduk dalam satu meja bersama Mara, Mia dan Zontus. Mara juga ikut sangat bangga melihat Jared berjalan mendampingi Julie. Julie yang telah hidup sebatang kara kali ini akan ikut mendapatkan banyak keluarga."Oh, dia sangat manis." Mara menitikkan airmata haru ketika mendengar Theo menyebut nama Julie sebagai istrinya.Suara tepuk tangan dan ucapan selamat serempak bergemuruh dari para tamu yang ikut berbahagia. Cuma Mrs. Haris yang sama sekali tidak mau memb