JANGAN LUPA VOTE
BAB 16 BERUSAHA MENDEKATIJika Jeny saja merasa aneh apa lagi Sanaz. Tobias datang ke rumah Omar dengan memakai jubah dan sorban yang tadi bantu di ikatkan oleh Pangeran Albany. "Selamat datang, Mr. Harlot."Sebenarnya Tobias juga tidak menyangka jika Sanaz sendiri yang bakal membukakan pintu dan menyambutnya. "Baba, sudah menunggu Anda di dalam."Sanaz berusaha untuk tidak mengomentari penampilan Tobias walaupun pria itu bisa sangat mengganggu untuk dipikirkan. Jujur saja ikatan sorbannya agak miring tapi anehnya dia tetap sangat percaya diri dan tampan. Sanaz berjalan lebih dulu, membiarkan Tobias mengikuti di belakang. Entah sudah berapa bulan Tobias tidak melihat gadis muda itu dan sekarang otak kotornya mulai liar karena teringat kali terakhir mereka hampir berciuman di ruang kontrol. Sanaz memiliki pinggang ramping dengan pinggul padat berisi yang terlatih oleh kecekatan fisik seorang prajurit. Tidak sanggup Tobias bayangkan bakal sehebat apa untuk dia ajak bekerja sama di at
Tobias terus melakukan pelacakan semua profil pejabat tinggi istana beserta staf remeh yang bekerja di lingkungan kerajaan. Tobias benar-benar harus memastikan jika mereka semua bersih dari intervensi dari luar. Meski semua yang bekerja di istana sudah melalui seleksi khusus yang sangat ketat tapi tetap tidak menuntut kemungkinan bakal tetap ada penyusup.Tobias melihat ada yang pernah meretas jadwal perjalanan Yang Mulya Serkan. Salah satunya perjalanan Yang Mulya Serkan ke peternakan keluarga Clark. Sampai di sini juga belum ada yang tahu jika George Loghan masih hidup kecuali Yang Mulya Serkan sendiri. Wajar jika Tobias jadi kembali curiga pada pemuda bertato yang pernah berkeliaran di gurun dan mereka curigai telah menculik Anelies."Bagaimana dengan pria yang pernah kau lihat di gurun, apa kau benar-benar tidak pernah melihatnya di lingkungan istana?" Tobias bertanya lagi kepada Sanaz untuk memastikan."Tidak, karena aku yakin akan mengingat wajahnya.""Apa karena dia tampan?""En
BAB 18 ANAK SPESIAL"Hamdan, Sofia!"Kedua anak itu langsung bergegas meniggalkan kegiatannya begitu melihat Yang Mulya Serkan sudah berdiri di ambang pintu merentangkan lengan untuk memeluk mereka. Serkan mencium kedua buah hatinya satu persatu kemudian membiarkan mereka membalas kecupan dan bermanja."Apa yang kalian buat?"Serkan akan selalu meluangkan waktu untuk memeriksa anak-anaknya meskipun dia sangat sibuk sekalipun. Sofia langsung kembali berlari ke meja kecilnya untuk mengambil kertas gambar yang belum selesai dia warnai untuk ia tunjukkan.Seketika jantung Serkan ikut berdenyut melihat putrinya menggambar ibunya dan mereka berempat tersenyum bersama dalam bingkai foto keluarga. Meski anak-anak belum pandai mengungkapkan perasaannya dengan benar, tapi Serkan tahu jika mereka berdua rindu ibunya."Kemari ...." Serkan meminta kertas dan pensil warna mereka kemudian ikut berjongkok di meja kecil untuk menambahkan gambarnya."Siapa?" Sofia menunjuk gambar anak laki-laki kecil
BAB 19 PRIA BERTATOAnelies masih terkulai lemah di atas ranjang dengan selang oksigen terpasang di hidungnya. Bibir Anelies terlihat pucat seolah seluruh darah ikut surut dari wajahnya yang berkulit tipis nyaris transparan. George menyapu lembut pipi Anelies agar lebih hangat, dia mulai cemas karena sudah lewat satu jam tapi gadis itu belum juga sadar."Kenapa dia belum juga sadar?" George langsung bertanya pada dokter yang baru kembali masuk ke kamar Anelies."Tekanan darahnya sangat lemah dan kekurangan sel darah merah.""Dia hanya pingsan kerena terkejut!" George masih tidak percaya jika syok bisa membuat seseorang pingsan sampai hampir dua jam.Dokter yang tadi sudah melakukan beberapa pemeriksaan terhadap Anelies menunjukkan hasil uji laboratorium yang ia dapatkan."Saya curiga dia sedang mengalami awal kehamilan.""Mustahil!" George langsung bangkit berdiri dari sisi ranjang."Ini baru dugaan, saya perlu melakukan USG untuk melihat kondisi rahimnya karena mungkin masih dalam t
"Aku yakin pria itu yang aku lihat di gurun!" Sanaz berani bersumpah di hadapan Jared serta Tobias. "Aku masih mengingatnya dengan sangat baik!""Itu mustahil!"Jared sama sekali tidak percaya jika pemuda yang menculik Anelies adalah Nathan. Jared dan Nathan sudah seperti saudara laki-laki, tidak mungkin Nathan mengkhianatinya."Nathan adalah orang yang selalu menolongku, Nathan yang bantu melacak bayi Anelies ketika dia diculik dari rumah kami."Jared juga bercerita jika Nathan pula yang membantu dirinya dan Mara bersembunyi di pulau sampai melahirkan Kai. "Bahkan ketika Mara menghilang saat sedang hamil Anelies, Nathan pula yang memberitahuku untuk tidak perlu khawatir karena Nathan yakin Mara akan mereka kembalikan.""Bagaimana Nathan bisa tahu?" Tobias langsung bertanya dengan nada kritis."Nathan juga pernah diculik." Jared bercerita persis dengan yang dulu juga pernah diceritakan Nathan mengenai orang-orang yang memburu anak spesial. "Jadi Nathan juga pernah tertangkap oleh
Sama seperti Nathan, Gerald lahir di keluarga militer, ayahnya seorang jendral pertahanan salah satu negara terbesar di utara. Sejak kecil Gerald sudah di didik untuk menjadi seorang militer, dia pernah bergabung dalam kesatuan tentara khusus tapi di usianya yang ke dua puluh satu tahun dia kabur dari kesatuan dan sejak saat itu identitasnya sulit untuk dilacak.Sebenarnya Gerald tidak kabur tapi diculik oleh komplotan militan yang waktu itu bekerja di bawah kepemimpinan George Loghan. Sama halnya seperti anak-anak spesial lain yang mereka culik, Gerald sempat ikut menjadi obyek pengujian di laboratorium pusat pengembangan DNA. Dari tuju orang anak spesial yang mereka uji hanya Gerald yang selamat dan genetikanya berkembang pesat seperti mesin pembunuh. George Loghan telah mengendalikan pemuda itu sebagai senjata dan telah menjadikannya kandidat terbaik untuk Anelies. Tentu George telah mempersiapkan semuanya, dia tidak akan rela anak gadisnya dibuahi oleh manusia biasa tanpa keistime
Ternyata Serkan juga benar mengenai mutan yang tidak dapat benar-benar dikendalikan. Secanggih apapun sistem keamanan yang George gunakan untuk mengamankan bayi laki-laki Anelies, nyatanya Gerald tetap bisa masuk ke dalam ruangan tersebut dengan sangat mudah tanpa terlacak radar.Gerald berdiri di balik dinding kaca, memperhatikan bayi laki-laki yang George gunakan untuk mengendalikan Anelies."Hai ..." panggil Gerald dan bayi berpipi montok kemerahan itu langsung menoleh padanya.Gerald balas melambaikan tangan dan tersenyum untuk menyapa."Hai, bayi tampan ... jangan takut."Gerald juga memberi isyarat mengunakan jari telunjuk yang dia sentuh kan ke bibirnya dan berdesis pelan, "Husttt...!"Husain masih balas menatap Gerald kemudian memasukkan jempol jarinya ke dalam mulut untuk dia hisap dengan santai."Kau mau jalan-jalan?"******Malam sudah larut Ketika Tobias kembali ke kediaman Pangeran Albany dan ternyata Jane masih ada di sana."Kau baru pulang?" tanya Jane ketika berpapasan
"Periksa ke semua tempat dan temukan bayinya segera!"Di luar sedang badai mustahil bagi kendaraan jenis apapun untuk keluar dari laboratorium. Seharusnya bayi laki-laki Anelies masih berada di gedung tersebut, apalagi mengingat lokasi mereka yang jauh dari peradaban manusia. Tapi setelah hampir satu jam pencarian serta mengawasi semua kamera CCTV, anehnya sama sekali tidak mereka dapati siapa yang telah masuk ke ruang bayi dan mengambilnya.Tanpa harus banyak berpikir sekalipun, George langsung dapat menduga siapa pelakunya. Mutan penyusup tanpa jejak. Detik itu juga George langsung menelpon Gerald."Aku tahu kau yang telah mengambil bayi di laboratorium!" George juga langsung kembali menuduh sama seperti kemarin."Untuk kali ini kau benar." Gerald masih menangapi dengan santai tanpa dosa."Cepat kembalikan bayi itu sekarang juga!" George benar-benar murka karena merasa diejek."Untuk apa aku harus mengikuti aturanmu?" Nada bicara pemuda itu malah terdengar menantang. "Aku bukan han
BAB 193 BUKAN SIHIRSetelah Kai dan Mia pergi, Henry langsung bicara pada Livie."Teman Mia sangat aneh, aku curiga mentalnya tidak sehat!""Kulihat Tom sangat baik!" Livie malah membela Zontus. "Dia tidak minum alkohol, sangat disiplin menjaga Mia yang ceroboh dan kelihatannya Tom bukan tipe pemuda yang suka membual atau memamerkan kekayaan keluarganya!""Kenapa tidak sekalian kau sebutkan dia sangat tampan, sampai membuat para wanita tidak sadar dengan potensi psikopatnya!""Jangan berlebihan!" Livie menegur kecurigaan Henry."Akui saja, kau juga membela pemuda itu karena dia sangat tampan!"Livie langsung berhenti untuk menatap Henry."Sepertinya kau dan Kai hanya sedang cemburu!""Pemuda itu cuma ingin menguasai Mia, kenapa kau tidak bisa melihatnya!"******Mia pulang berdua dengan zontus, Lana tidak ikut mereka lagi karena Lana akan menginap di tempat Kai selama tiga malam. Seharusnya cukup melegakan bagi Mia, dia tidak harus mengurus keponakan nakal selama tiga hari. Tapi men
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat
BAB 190 PENYIHIR WANITATheo kembali berada di tengah kawanan lycan. Kali ini pasukan elit para lycan sedang memburu seorang penyihir wanita yang bekerja di sebuah rumah sakit. Dokter wanita yang telah banyak menangani pasien persalinan itu ternyata jenis penyihir yang menyukai darah bayi untuk mempertahankan kecantikan dan umur panjang. Dokter Meriam Belis didatangi oleh para lycan ketika sedang menjilati darah bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."Siapa kalian?" Wanita yang tetap terlihat muda di usia hampir seratus tahun itu terkejut melihat tiga orang pria berbadan tinggi besar berdiri di hadapannya. "Bagaimana kalian bisa masuk?"Ruang tindakan medis harusnya steril dari pengunjung."Ikut kami!" Salah satu lycan yang bicara.Dr. Belis langsung berdesis waspada dengan gigi serta mulutnya yang penuh darah. "Kalian serigala!"Penyihir wanita itu langsung meletakkan bayi dalam gendongannya, bayi yang masih merah itu langsung manggis kencang dan tiba-tiba kepala Dr. Belis berputar
BAB 189 KEMBALI"Aku yang memakamkan ayahmu," Theo memberi tahu putri Jhony. "Dia meminta untuk dimakamkan di samping istrinya.""Oh, ....!" Julie terkejut menahan sesak dengan mebekap mulutnya sendiri untuk sejenak menghela napas. "Bagaimana ayahku meningga?""Jhony mengalami kecelakaan di area proyek." Untuk bagian ini Theo berbohong. "Aku mengenal ayahmu dengan baik, kami kerja bersama di proyek pembangunan hotel."Julie sudah tidak lagi bertanya tapi dia kembali berjongkok di depan batu nisan ayahnya. Sepertinya gadis itu menagis tapi Theo tidak berani mengusik. Sampai cukup lama Theo berdiri menunggu di belakang gadis muda itu. Rasanya tidak mungkin jika Theo melupakan kematian Jhony begitu saja. Theo kembali bersumpah akan menghancurkan para lycan."Terima kasih untuk semuanya." Tiba-tiba Julie bangkit berdiri, mentap Theo untuk berterimakasih.Mendadak Theo yang tidak bisa bicara, karena dia memang tidak tahu apa seharusnya gadis muda itu berterima kasih karena Theo masih mera
BAB 188Theo terkejut mengetahui Jhony memiliki seorang anak gadis."Kau putri Jhony?"Gadis cantik berlesung pipi dalam itu langsung mengangguk kemudian mengulurkan tangan untuk berkenalan."Julie Parker!"Theo masih gugup ketika ikut menyebutkan namanya."Theo Haris!"Saat itu Jhony pernah bercerita pada Theo, jika dia baru memiliki hidup yang sempurna bersama sang istri. Ternyata Jhony dan istrinya baru memiliki bayi perempuan setelah beberapa tahun menikah dan tiba-tiba sebuah bencana mengerikan terjadi. Jhony tidak sengaja menyayat leher istrinya sampai terputus ketika dia sedang meledak tidak terkendali di masa awalnya berubah menjadi lycan.Setelah istri Jhony meninggal, Jhony menitipkan putri kecilnya pada sang kakak. Jhony pergi menjauhi keluarganya. Demi untuk menjaga keselamatan orang-orang yang dia cintai, Jhony rela hidup seorang diri hingga akhir hayatnya.Selama ini Jhony melarang putrinya untuk mencari. Tapi kemarin ketika Julie berkunjung ke makam ibunya, dia terkeju
BAB 187 SEORANG ANAK PEREMPUANSementara Gerald pergi untuk mencari tahu kelemahan Latuza, Theo harus menyusup dalam pasukan elit para lycan yang sedang memburu lone wolf dan penyihir. Untuk kesekian kalinya Theo berada di tengah kawanan untuk ikut membasmi jenisnya sendiri. Kali ini Theo sedang ikut dalam aksi pembantaian seorang lone wolf tua yang tinggal di sebuah apartemen kecil seorang diri. Begitu sadar tempat tinggalnya sudah dikepung, lycan berbulu abu pucat itu langsung meloncat dari jendela apartemennya untuk berlari kabur. Pasukan lycan pemburu yang telah mengepung juga langsung mengejar, jumlah mereka hampir lima belas ekor di antaranya Theo. Theo ikut berlari mengejar dan melopat tinggi untuk menghadang target buruan mereka. Secepat apapun lycan abu-abu itu berlari dia tetap bukan tandingan para lycan bercicin hitam, dalam sekejap dia sudah kembali terkepung."Grmmm!!!" Suara pimpinan pasukan elit lycan mengeram, memberi instruksi pada kawannya untuk langsung menghabi
BAB 186Diam-diam Theo memperhatikan foto Mia di ponselnya. Sungguh Theo ingin sekali menelpon Mia untuk sekedar mendengar suara gadis itu, tapi Theo masih takut. Theo takut melibatkan Mia dalam masalahnya. Diam-diam Theo juga bersumpah tidak akan menemui Mia sebelum semua urusannya dengan para lycan usai."Apa kau sudah menjalankan perintahku!" Tiba-tiba Gerald sudah berdiri di hadapan Theo.Theo buru-buru matikan layar ponsel dan memasukan benda itu ke dalam saku. Beruntung Gerald tidak sampai ikut melihat foto Mia."Ya!" Theo ikut bangkit berdiri."Ingat kau tetap harus sangat berhati-hati dengan identitasmu!" Gerald telah menyusun rapi semua rencana mereka. "Sekarang kau bukan 'lone wolf', kau harus bisa menyingkirkan egomu sebagai angota kawanan!"Gerald juga telah mengatur semua identitas Theo untuk bisa masuk ke jajaran pasukan elit para lycan. Theo akan menyelinap sebagai mata-mata di tengah kawanan.********Theo tidak akan tahu jika gadis yang sedang dia rindukan justru seda
BAB 185 INGIN MENGUASAI"Siapa dia?" Henry penasaran dengan pemuda yang sedang bersama Mia."Dia Tom!" Lana yang menjawab Henry. "Cowoknya Mia!"Saat itu juga Mia langsung menarik telinga Lana untuk mundur ke belakang pinggangnya. Sumpah Mia takut dengan reaksi Zontus terhadap Henry."Tom temanku di kampus." Mia buru-buru berbohong.Zontus terlihat seumuran Henry, dengan gaya pakaian yang juga sama-sama tidak kalah modis dan terlalu mahal. Henry kurang percaya jika mahasiswa berpenampilan seperti itu."Henry!" Henry mengulurkan tangan lebih dulu pada Zontus untuk memperkenalkan diri. "Aku sepupu Mia."Setelah itu Zontus baru mau bicara. "Tom!"Zontus memperkenalkan diri dengan nama menjijikkan yang diberikan Mia."Senang bertemu denganmu, Tom."Livie ikut berkenalan kemudian Lana menarik lengan Livie dan berjinjit ke telinganya untuk berbisik."Cowok Mia sangat tampan, dia juga membelikan sepatu untukku!""Oh, Ya!" Livie ikut tersenyum cemerlang pada Lana yang sedang pamer."Lihat T