Ayo jangan lupa VOTE aku sudah dobel up
BAB 8 BEKERJA SAMADominic Rodriguez adalah pemimpin jaringan mafia besar paling ditakuti yang sebelumnya juga menguasai laboratorium pusat pengembangan rekayasa DNA manusia serta persenjataan kimia berbahaya. Paska berhasil mengalahkan George Loghan dengan siasat cerdas Brandon Lington, Dom melaksanakan janjinya untuk mengembalikan seluruh fungsi serta penguasaan laboratorium kepada keluarga Lington. Leluhur keluarga Lington adalah perintis awal yang telah membangun laboratorium tersebut sejak berabad-abad lalu sebelum akhirnya disalah gunakan oleh jaringan kejahatan untuk menciptakan senjata pemusnah masal.Ada sebuah kelompok militan besar yang selama ini berambisi untuk memegang kendali dunia. Mereka membangun pasukan dan telah banyak menyusupkan anggota mereka sebagai elite politik, penguasa kakap ekonomi global, serta kesehatan. Jaringan mereka sangat rapi dan terstruktur. George Loghan telah menjadi pemimpin jaringan tersebut selama beberapa dekade, bahkan para pengikutnya telah
Tobias datang menemui Yang Mulya Serkan untuk menyampaikan semua hasil penyelidikannya."Saya yakin mereka menyembunyikan Anelies di utara."Tobias menjelaskan sambil kembali memutar beberapa bukti tangkapan video acak yang dia dapatkan. Anelies bukan cuma terlihat bersama pria asing yang sama di loby hotel, tapi juga di beberapa tempat umum dan bandara."Anehnya Anelies tidak nampak terpaksa untuk mengikuti pria itu!"Pangeran Albany juga ikut menyimak dan tahu, meski Yang Mulya Serkan belum berkomentar apa-apa pasti dia sedang menahan murka melihat istrinya yang menghilang tiba-tiba bersama pria lain. Apa lagi kehamilan Anelies juga tiba-tiba lenyap, semua sangat tidak wajar."Jared yakin mereka telah mencuci otak Anelies seperti yang dulu pernah dilakukan oleh George Loghan.""Terus lacak siapa pria itu!" Serkan menunjuk layar monitor dengan gemuruh panas di dadanya.Meskipun benar Anelies telah melupakannya, seharusnya dia tetap tidak melupakan anak-anak begitu saja. Terlebih Serka
Pangeran Albany masih sangat aktif di semua akun media sosialnya dengan pertambahan follower yang luar biasa sejak publik mengetahui statusnya sebagai putra Pangeran Rasyid. Pangeran Albany banyak memposting kegiatan sosial, olah raga, dan berbagai hobi mahalnya. Pastinya Jeny sangat cemburu, apa lagi tak terdapat satupun fotonya dalam postingan Pangeran Albany. Pangeran muda, tampan dan kaya raya yang masih suka berlagak seperti bujangan.Jeny akan kembali sedih ketika meraba perutnya yang makin buncit sementara Pangeran Albany punya otot perut berpetak-petak untuk membuat penggemarnya menjerit histeris. "Benar-benar pria suka pamer, egois, dan semaunya sediri!"Begitu banyak pujian dari wanita dengan berbagai emoji kagum, kepanasan, dan tidak sedikit yang berni menawarkan diri untuk diperistri. Semakin Jeny simak, dia justru semakin kesal. Untuk melampiaskan kekesalannya Jeny balas mengambil foto cantik untuk kembali dia posting di media sosialnya yang sudah lama vakum.Baru beberap
Setelah mesin utama meledak seluruh cahaya ikut padam, semua ruang di gedung laboratorium gelap gulita. George memeluk Anelies yang menggigil kedinginan karena belum berpakaian dan penghangat ruangan ikut mati."Jangan takut!" bisik George.Anelies lega karena belum sempat mendapat suntikan DNA tapi dia tetap sangat mencemaskan bayinya yang masih lemah dan sedang sendirian di tengah gelap. Anelies sama sekali belum tahu apa yang terjadi, dia mendengar suara ledakan dan aroma asap.Mereka semua juga belum tahu apa yang sebenarnya terjadi, karena benar-benar sangat aneh jika tiba-tiba pemasok daya padam. Padahal mereka memiliki sistem yang sangat canggih, bahkan memiliki beberapa power cadangan, tapi mendadak tidak ada yang dapat berfungsi.Semuanya benar-benar gelap gulita kecuali sepasang netra hijau berpendar yang seolah menyala dalam gelap, benderang seperti galaksi bintang. Bayi montok itu memekikkan tawa renyah dari bibir kecilnya sambil menggeliat menjejakkan kaki dan tiba-tiba s
Misi Anelies adalah bertemu yang Mulya Serkan, meski Anelies tidak dapat membawa bayinya, Yang Mulya Serkan harus tahu kondisi mereka."Apa kita bisa pergi minggu depan?" Anelies bertanya kepada George yang sedang menemaninya makan malam. "Aku benar-benar bosan di tempat ini.""Habiskan dulu makananmu!" George cuma menunjuk piring Anelies dengan ujung garpu.Anelies kembali memotong sisa daging di piringnya untuk dia suapkan ke dalam mulut."Dagingnya keras." Aneleis tidak berbohong.Daging yang Anelies makan memang agak keras dan Aneleis tidak menyukai jenis seratnya. Anelies tidak menyangka jika George malah langsung menarik piring miliknya. George memotong sisa daging di piring Anelies dengan ukuran lebih kecil dan arah serat yang benar."Ini daging rusa kutub baik untuk menghangatkan tubuhmu."George benar-benar memotongkan semua sisa daging agar Anelies lebih mudah mengunyah."Kau harus mendapat cukup gizi."Belakangan ini Anelies memang cukup rewel untuk makan dan nampaknya Geo
Garasi itu benar-benar gelap, Anelies dijerat kencang dan bibirnya dibekap dengan erat sampai ikut kesulitan bernapas. Jika George yang menangkapnya mungkin dia akan dihukum tapi jika orang asing yang mendapatkannya, Anelies benar-benar bisa mati.Anelies sama sekali tidak memiliki kemampuan fisik, dia cuma wanita yang lemah, isi kepalanya juga mendadak kacau karena syok. Anelies berusaha berontak dengan menjejakkan kaki tapi tubuhnya malah langsung diangkat dengan entang."Beraninya kau kabur dan mengkhianatiku!" pria itu berbisik dengan geram.*****Kehamilan tujuh bulan membuat Jeny semakin ribut, dalam sebulan Tobias sampai harus bolak balik tiga kali untuk mengunjungi putrinya. Dengan aktifitasnya yang cukup padat akhirnya Tobias tetap kelelahan dan jatuh tertidur mulai sore sampai tembus pagi."Papa ... Papa ... " Jeny menepuk pipi Tobias untuk membangunkannya. "Ini sudah jam sepuluh."Begitu mendengar jam sepuluh Tobias langsung tersentak bangun dengan terkejut."Oh!" Tobias mem
Yang Mulya Serkan langsung menurunkan celana Anelies dan menikamnya tanpa banyak pemanasan. "Ah ... Yang Mulya ...."Mereka terburu-buru, dihimpit waktu serta kebutuhan fisik yang sedang mendesak. Begitu Serkan berhasil tengelam dengan agak sesak dan sakit, Anelies langsung dia pompa terjal hingga pinggul bulatnya terpantul-pantul seperti mainan dari jelly kenyal. Sangat lega dan nikmat setelah sekian lama Serkan cuma dapat menahan geraman seorang diri. Penyatuan Serkan menimbulkan decitan basah dari rasa nikmat kuluman intim wanitanya yang hangat penuh rasa surga."Hmm..." Serkan mengeram dan Anelies tumbuh tersengal-sengal dalam terkamannya."Oh ... oh ... oh ...!" Anelies terjepit, terdesak ke sudut sofa dengan tubuh maskulin pria yang terus menderanya dengan bertenaga. "Yang Mulya ...!"Anelies cuma bisa trus memekik tersiksa, bibirnya dibekap agar tidak menjerit dan kakinya dibekuk supaya posisinya semakin nikmat untuk ditikam dan diungkit. Terlihat kasar dan tidak beradab,
Begitu kembali dari London Anelies sudah tidak sabar untuk segera menemui bayinya. Anelies masih terlampau bahagia meski dalam segala keterbatasan kondisinya sekarang."Aku ingin melihat bayiku?" Anelies tetap harus meminta ijin pada George untuk mendapatkan akses ke ruang bayi."Istirahatlah dulu.""Aku bisa ditemani pengawal." Aneleis tetap tidak sabar.Sebenarnya George tidak pernah menyukai bayi itu karena dia anggap sudah sangat menyita perhatian Anelies. Bagi George, Anelies tetap anak gadisnya yang tidak boleh dimiliki oleh siapapun."Tolong, aku sudah sangat merindukan putraku."Bahkan sampai detik ini rasanya George masih belum terima jika Anelies telah melahirkan bayi-bayi tidak berguna."Hanya untuk dua puluh menit dan kau harus segera kembali ke kamarmu untuk beristirahat!""Ya!" Anelies langsung mengangguk.George memang selalu disiplin terhadap Anelies, apa lagi gadis itu juga harus dia persiapkan untuk transfusi DNA. Begitu seluruh mesin selesai diperbaiki George tidak m
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija
BAB 51 PERTEMPURAN AKAN KEMBALI DIMULAI "Ternyata Putri Sofia pergi berlibur dengan Pangeran Yusuf." Abdul langsung melapor pada Pangeran Al-Waleed. "Darimana kau mendapat informasi itu?" Pangeran Al-Waleed melempar tatapan tajam pada pengawalnya. "Pangeran kecil itu yang baru bercerita." Abdul dan Pangeran Al-Waleed memperhatikan Pangeran Habibi yang masih duduk sendirian. "Tidak mungkin anak-anak akan berbohong" Abdul melanjutkan. "Dia juga memberitahu jika Putri Sofia menyimpan banyak foto Pangeran Yusuf." Telinga Pangeran Al-Waleed semakin terbakar, rongga dadanya bergemuruh hebat dengan rasa panas. "Kembali kirim Hamna untuk mengawasi Putri Sofia!" ****** Terlepas dari hati Putri Sofia yang masih bimbang dan perasaan Pangeran Yusuf yang belum bisa terbalas, mereka tetap harus menjadi saudara yang saling menyayangi. "Apapun yang bakal terjadi aku tidak ingin hal tersebut merubah hubungan kita." Yusuf menggenggam tangan Putri Sofia. "Ya?" Putri Sofia mengangguk
BAB 50 SOFIA & YUSUFSetelah berpisah di savana dengan perasaan cemas, Pangeran Yusuf benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan Putri Sofia, apa lagi setelah itu Putri Sofia juga tidak turun untuk makan malam. Pangeran Yusuf sangat takut telah bertindak ceroboh.Dalam pikiran Yusuf, Putri Sofia tetap gadis muda yang masih sangat polos, belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Seharusnya Yusuf tidak tergesa-gesa. Sekarang Yusuf merasa sangat bodoh karena tidak dapat menahan diri."Dimana Sofia?" Emillie yang bertanya dimeja makan."Sepertinya dia kelelahan setelah berkuda." Mara yang menjawab. "Zahra sudah mengantar makan malam Sofia ke kamar."Meski tahu penyebabnya, Pangeran Yusuf tidak berani ikut bicara.Sampai larut tengah malam Yusuf melihat kamar Putri Sofia masih terang benderang, tapi Yusuf tidak berani mengusik. Sekedar mengirim pesan pun Pangeran Yusuf tidak berani.Sepanjang malam itu sebenarnya Putri Sofia dan Pangeran Yusuf sedang sama-sama tidak bisa tidur. Sampai lewat
BAB 49 PUTRI SOFIA BERLIBURPutri Sofia mengirim pesan kepada Pangeran Al-Waleed bahwa dirinya tidak bisa datang ke Istana Tamir.[Maaf Pangeran Al-Waleed, saya tidak bisa hadir ke pesta ulangtahun Anda karena mendadak harus menjenguk kakekku]Kakek berarti keluarga dari ibu Putri Sofia. Pangeran Al-Waleed tidak banyak bertanya karena selama ini Yang Mulya Serkan diketahui sangat privat merahasiakan keluarga istrinya.[Semoga kakek Anda diberi kesehatan dan selalu dilimpahi keberkahan, Putri Sofia]Pangeran Al-Waleed membalas pesan dari Putri Sofia dengan sebuah doa seperti adab pria terhormat. Pangeran Alwaleed berpikir kakek putri Sofia pasti sudah jompo dan sakit sakitan.*********"Jared apa kau bisa diam sebentar saja!" Mara berteriak pada suaminya yang sudah kembali berada di atas punggung kuda."Aku hanya ingin mengajak anak-anak berkeliling di perbukitan."Jared mengajak Pangeran Yusuf, Putri Sofia, Pangeran Rasyid, dan tentunya Lana yang tidak mau ketingalan sebagai pasukan h
BAB 48 PILIHAN PUTRI SOFIAEmillie dan Gerald datang berkunjung ke Istana Zubair karena kebetulan mereka sedang berada di timur. Gerald bertemu dengan Yang Mulya Serkan untuk membicarakan masalah pertempuran yang semakin memanas. Sementara itu Emillie pergi menemui Anelies karena tidak mau ikut campur urusan laki-laki.Emillie bukan cuma terkejut karena melihat tingkah Pangeran Al-Waleed yang mengirim begitu banyak kotak kado merah muda, Emilie juga terkejut mendengar putri Sofia demam tinggi karena tekanan stress."Aku bukan cuma takut Sofia jatuh sakit, aku paling takut bila dia kembali nekat kabur." Anelies mengungkapkan kerisauannya pada Emillie. "Aku hanya menginginkan kebahagian untuk Sofia, tapi Yang Mulya Serkan dan seluruh negeri ini pasti juga menginginkan putri kami bersama pria yang setara dengannya."Artinya Sofia tetap tidak bisa bersama sembarangan laki-laki, pernikahannya tetap harus di atur oleh keluarga kerajaan. "Sepertinya Putri Sofia cuma perlu berlibur." Emil
BAB 47 MENJADI GILAFaaz diseret ke sebuah ruangan berdinding biru terang, terdapat banyak sekat kaca tembus pandang dengan berbagai mesin canggih digital. Laboratorium kota telah dikuasai pihak musuh dan mereka alih fungsikan sebagai tempat penyiksaan manusia paling keji.Suara teriakan keras terdengar dari ujung lorong kaca. Suara seorang pria yang terus meraung tersiksa dengan pedih, sesekali juga terdengar suara lecutan disusul tangis memohon ampun. Faaz berusaha menutup rapat telinganya dan tahu dirinya bakal segera bernasib serupa."Ayo cepat seret dia ke mari!"Kaki Faaz kesulitan berjalan tegak karena lututnya juga telah bertubi-tubi mendapat pukulan keras."Beruntung kami tidak akan memotong kaki dan lenganmu!"Faaz masih berani menatap tajam untuk menunjukkan sikap tanpa gentar."Beraninya kau menantangku!"Faaz kembali mendapat pukulan keras hingga sisi rahangnya berderak."Sebentar lagi seluruh kesombongan di kepalamu akan lenyap!"Faaz didorong ke kursi metal, kaki, tang
BAB 46 TANTANGAN BERATKomandan tim relawan telah mengkonfirmasi pada media yang telah meliput kejadian tembakan rudal dua hari yang lalu."Tidak ditemukan tubuh korban di lokasi kejadian!" Kemal juga telah mencari berbagai berita mengenai kejadian tersebut."Pagi setelah ledakan, warga cuma melihat bekas kendaraan militer yang telah hancur. Kondisinya sangat parah. Seandainya Faaz masih selamat dari maut, pasti kali ini dia juga sudah tertangkap oleh pihak lawan.""Oh, Tuhan...!" Kemal terus mencengkeram rambut di kepalanya.Tertangkap sebagai penyusup hukumannya bisa sangat keras mengerikan.*******Putri Sofia sedang duduk di balkon bersama Yang Mulya Seika ketika Zahra datang melapor."Putri Sofia, baru saja Pangeran Al-Waleed datang untuk menjenguk Anda."Sofia cukup terkejut karena dia pikir Pangeran Al-Waleed tidak akan nekat datang."Aku belum mau bertemu siapapun!" Putri Sofia menolak Pangeran Al-Waleed di hadapan Yang Mulya Seika. "Katakan saja aku masih perlu istirahat."
BAB 45 SIAPA YANG AKAN MENANGPutri Sofia baru pulih dari demam, sudah mulai mau menghabiskan sarapan tanpa rasa mual."Hari ini Yang Mulya Seika akan datang mengunjungi Anda, Putri Sofia."Putri Sofia tersenyum bahagia mendengar neneknya akan datang menjenguk. Di antara semua orang di keluarga istana, Yang Mulya Seika adalah orang yang bakal selalu membela Putri Sofia sebagai cucu kesayangannya. Bahkan Serkan tidak kan berani menentang jika ibunya yang telah bicara."Siapkan gaun hadiah dari nenekku, aku ingin memakainya hari ini."Zahra terus mendampingi Putri Sofia yang masih terlihat agak pucat tapi sudah kembali bersemangat. Zahra tidak berani memberitahu Putri Sofia mengenai kabar duka yang baru dia dapatkan mengenai adiknya.******Pangeran Al-Waleed sedang dalam acara kunjungan kenegaraan di Eropa ketika Hamna memberi kabar mengenai kondisi Putri Sofia."Putri Sofia sedang sakit sejak dua hari yang lalu.""Kenapa kau baru memberitahuku?" Pangeran Al-Waleed cukup terkejut dan a