BAB 20 HARUS JUJUR[Jujurlah pada Jackson, jika dia masih menerimamu dan bayimu, maka aku akan rela. Tapi jika dia tidak menerimamu aku masih menunggumu berubah pikiran]Pesan dari Henry tiba-tiba membuat Ana kembali bimbang. Ternyata menutupi kebohongan bukan cuma membuat hidup tidak tenang, Ana juga merasa jahat pada Jackson dan bayinya. Jackson berhak tahu, demikian pula dengan bayinya kelak.Ana terus dibuat risau, sama sekali tidak bisa tenang. Setelah Ana menunggu sepanjang hari, akhirnya Jackson pulang. Jackson baru pulang pukul sebelas malam, pria itu nampak lelah setelah bekerja lembur karena semu pembaruan sistem di perusaan yang dirombak total oleh Henry Loghan."Kau belum tidur?" Jackson terkejut melihat Ana belum beristirahat padahal kondisinya masih lemah."Aku menunggumu."Ana terlihat duduk menunggu di sofa dengan kedua tangan mengepal-ngepal gelisah di atas pangkuan gemetar. Ana akan mengikuti saran Henry dan akan berserah pada Jackson."Jackson aku ingin bicara."*
BAB 21 MENGEJUTKANAna duduk menghadapi Jackson yang masih belum sadar seserius apa ketakutan Ana. Ana mulai bicara dengan hati-hati dan harus tetap tenang meski jantungnya sedang berdebar-debar."Sebenarnya kau sangat takut, tapi aku harus jujur padamu."Jackson belum bicara dia menunggu Ana dalam ketegangan."Aku telah mengkhianatimu." Ana benar-benar mangaku."Apa maksudmu?" Jackson terkejut tapi masih bingung."Aku tidur dengan pria lain.""Kau pasti bercanda!" Jackson masih berpikir Ana tidak serius karena minggu depan mereka akan menikah."Aku ingin jujur padamu sebelum kita menikah dan aku akan berserah padamu.""Kau serius?" Jackson bertanya dengan menyipitkan mata untuk meyakinkan jawaban Ana."Ya." Ana mengangguk."Sejak kapan kau berkhianat di belakangku?" Kali ini Jackson langsung melempar pertanyaan tegas."Aku tidur dengan Henry Loghan saat merawatnya di Hampton.""Oh, Tuhan!" Jackson mendadak beku.Seringkali sebuah kejutan bisa terjadi menjelang hari pernikahan seperti
BAB 22 TANGUNG JAWAB HENRYDokter Richard coba menjelaskan dengan pelan-pelan mengenai kondisi pasiennya."Dari riwayat medis pasien, sebelumnya istri Anda sudah pernah mengalami cidera tulang belakang akibat berolahraga. Kemungkinan belakangan ini pasien kembali terjatuh hingga kembali memicu cidera ulang yang lebih parah.""Separah apa kondisinya?" Henry langsung memotong dengan tidak sabar karena teringat tempo hari Livie jatuh bersamanya di pantai."Nampaknya istri Anda juga sering mengabaikan gejala nyeri ringan di tulang punggungnya, hal itu yang mengakibatkan terlambat penanganan. Kondisinya sekarang sudah tidak bisa dipulihkan." "Tidak mungkin tidak bisa disembuhkan!" Henry bersikeras."Cidera tulang belakang yang dialami istri Anda sudah di fase kerusakan syaraf. Syaraf tulang belakang merupakan terusan dari otak yang membentang dari leher hingga ke tulang ekor." Dokter Richard menjelaskan sambil menunjukkan hasil foto scan tulang belakang Livie untuk menunjukkan letak cide
BAB 23Selepas Henry pegi Ana terkejut mendengar suara pintu apartemennya kembali terbuka. "Jackson!" Setelah hampir dua minggu pergi tanpa bicara dan tanpa memberi kabar, tiba-tiba Jackson Browen kembali pulang."Kita akan tetap menikah!"Tanpa perlu bicara Ana langsung berlari ke pelukan tunangannya dan menangis."Sungguh maafkan aku.""Kau tidak perlu minta maaf."Sebagai sosok yang jauh lebih dewasa sebenarnya Jackson juga jauh lebih memahami Ana. Ana masih muda, belum pernah mengalami kegagalan besar dalam hidup yang dapat memberinya pelajaran berharga seperti pada Jackson. Siapapun bisa luput oleh pesona pemuda tampan dan kaya raya macam Henry Loghan. Ana beruntung memiliki pria yang sudah sangat dewasa untuk memahami setiap keluputannya. "Aku menghargai kejujuranmu."Sebagai laki-laki normal Jackson tetap memiliki emosi, dia hanya butuh waktu untuk berpikir dan menenangkan diri, karena itu Jackson pilih pergi dari pada memicu pertengkaran.*******Walaupun sudah biasa meli
BAB 24 KETAKUTAN HENRYZontus melihat bola karet yang baru dilempar oleh Pangeran Husain menggelinding sampai di bawah pagar."Bagheera ambil bolanya!"Singa jantan besar itu langsung berlari untuk mengambil bola. Sepertinya hanya Husain yang dapat memberi perintah pada singa seperti pada anak anjing lucu.Zontus terus memperhatikan singa jantan yang sedang menggigit bola. Zontus coba mengganggu binatang peliharaan Pangeran Husain dengan membuat tulang kakinya remuk agar tidak dapat berjalan. Tapi apa yang terjadi, tiba-tiba singa jantan itu malah berpaling ke tempat persembunyian Zontus dan mengaum marah."Oh, sial!" Zontus terkejut karena Bagheera langsung balas menatapnya tanpa gentar, dia tahu persembunyiannya."Bagheera kemari!"Begitu mendengar panggilan dari Husain, singa jantan itu juga langsung kembali jinak. Sihir Zontus tidak berhasil, Bagheera tetap bisa berjalan bahkan berlari tanpa cidera sedikitpun."Jangan nakal!" Husain memeluk leher Bagheera yang berbulu tebal sambil
BAB 25 API Zontus masih belum percaya jika kemampuan sihirnya bisa tidak berguna ketika berada di sekitar Pangeran Husain. Zontus sampai menguji kembali kemampuannya untuk membuktikan. Zontus dapat mencabut pohon palem berukuran sangat besar hingga ke akar-akarnya tanpa perlu menyentuh. Mahluk immortal itu benar-benar cuma perlu mengibaskan telapak tanga dengan ringan untuk memcabuti barisan pohon besar yang kemudian dia lempar terpental ke segala arah. Zontus juga cuma perlu mengepalkan tangan dalam cengkeraman untuk meremukkan barisan mobil di lapangan parkir hingga tidak berwujud. Jika saja ada istilah tantrum untuk mahluk immortal tua bangka, sepertinya kali ini Zontus sedang mengalaminya di fase menjelang gila. Zontus terus menghantam dan meremukkan benda apa saja yang dia temui di sepanjang jalan. Zontus yakin tidak ada masalah dengan kemampuannya, tapi bagaimana semua bisa tiba-tiba tidak berfungsi ketika ia gunakan untuk menghadapi Pangeran Husain. Nampaknya Zontus memang
BAB 26 MEMBURUK"Aku melihat seluruh istana Zubair terbakar." Mia masih syok."Itu hanya mimpi." Putri Sofia menenangkan. "Aku juga sering bermimpi, tapi tidak juga terjadi apa-apa."Putri Sofia sering memimpikan Pangeran Yusuf, dia juga sering memimpikan adik-adiknya yang berhenti mengganggu. Pastinya semua mimpi itu tidak akan pernah terjadi."Apa ini sudah hampir pagi?" Mia bertanya pada Putri Sofia."Ini masih larut, tidurlah lagi aku juga masih ngantuk."Putri Sofia kembali masuk ke dalam selimut dan meringkuk memeluk guling merah mudanya yang bermotif bunga-bungan sakura. Karena sudah tidak bisa tidur, Mia malah turun dari ranjang, berjalan ke toilet dan mencuci muka untuk melupakan semua mimpi buruknya. Ketika berdiri di depan kaca wastafel tiba-tiba Mia memperhatikan gelang di tangannya. Gelang batu-batuan pemberian Pangeran Husain. Mia ingat ketika mahluk besar seperti monster itu ingin menyerang tiba-tiba sebuah perisai membingkainya seperti dinding baja. Perisai yang muncu
BAB 27 ANELIES MELIHAT INGATAN MIAPangeran Habibi yang menemukan Mia tertidur meringkuk di belakang pot bunga. Tapi bukanya dibangunkan, Pangeran Habibi malah ikut meringkuk di samping Mia untuk ikut-ikutan tidur lagi. Pangeran Habibi juga masih mengigit botol susu dan popoknya penuh belum diganti. Sebenarnya Pangeran Habibi terbangun karena popoknya yang sudah penuh, dia merayap turun sendiri dari ranjang karena semua pelayan nya sedang tertidur. Bocah laki-laki itu keluar dari kamar untuk mencari Husain yang dia lihat tidak ada di tempat tidurnya, tapi Habibi malah bertemu Mia.Mia dan Pangeran Habibi benar-benar tertidur di bawah pot bungan sampai pagi benderang. Hidung Mia mulai terusik oleh aroma tidak sedap antara campuran amoniak dan rempah busuk. Ketika Mia perlahan membuka mata dia sangat terkejut melihat bokong tebal Pangeran Habibi sedang tengkurap tepat di depan wajah. "Apa yang kau lakukan di sini" Mia melotot."Hak hak!" Pangeran Habibi tertawa sambil bermain mengge
287 DI UTARACukup bagi Theo untuk melihat Julie selamat, dia rela berakhir. Theo melihat Gerald datang, Julie akan tertolong. Saat itu napas Theo sudah sampai di ujung tenggorokan, bahkan Theo tidak sempat menyebut nama Julie ketika napas terakhirnya lenyap."Kau tidak boleh mati!" Mia berteriak histeris."Theo!" Mia menggoncang tubuh lemas Theo yang sudah tidak bergerak. Theo sudah tidak merespon panggilan Mia. Sungguh Mia tidak sanggup seketika dia meledak dalam tangisan pilu.Ketika tidak memakai cincin hitam, Theo hanya lycan biasa. Jantung Theo telah meledak dan tulang punggungnya remuk hancur, mustahil dia bisa selamat. Kepedihan Mia semakin luar biasa karena tahu Theo pemuda yang sangat baik, dia tidak layak berakhir tragis seperti ini."Theo!!!" Mia terus menjerit. "Kau tidak boleh mati!"Zontus langsung mencabut pedang perak dari belakang tulang punggungnya."Menyingkir!" Zontus berteriak pada Mia.Mia tidak sepenuhnya paham sampai Gerald harus menyeret Mia menjauh dari tubu
BAB 286 SANGAT MENYAKITKANJulie terus memperhatikan cincin hitam yang baru dia pungut dari lantai. Kemarin Julie sempat memakainya sejenak dan tiba-tiba jantung Julie berdegup kencang hingga darah di sekujur tubuh ikut mendidih panas. Dengan rasa penasaran yang masih belum terpecahkan, Julie kembali coba memasukkan cincin hitam tersebut ke salah satu jarinya.Kali ini Mata Julie langsung mengerjap lebar, kepalnya terlontar kebelakang dengan tubuh melengkung kaku. Seketika tubuh Julie meledak gila, rasanya seperti sedang disayat dan dibakar hidup-hidup dengan api neraka. Setiap jaringan tubuh Julie bermutasi dengan sangat cepat. Lengan ramping Julie berubah menjadi gumpalan otot keras yang ditumbuhi bulu putih lebat. Julie sedang sendirian, dia tidak terkendali, tubuhnya meledak ke wujud srigala ganas berbahaya.Dengan satu kali ayunan cakar Julie membelah ranjang besi, meraung gila untuk melepaskan diri dari rantai. Begitu Julie berhasil mencabut rantai di kakinya dia langsung menerj
BAB 285 BERKUMPUL KE UTARAZontus telah membuat keputusan untuk menunggu seumur hidup Mia, menemani wanitanya hingga menua. Tapi Zontus tetap harus segera menyelesaikan semua masalahnya yang lain."Kita akan pergi ke Utara!"Zontus pernah bersumpah akan membawa Mia ke Utara sebagai ratunya. Sekarang saatnya Zontus menyelesaikan urusannya dengan pasukan lycan pengacau. Zontus akan memberi hukuman setimpal untuk para lycan yang telah berani berkhianat dengan Latuza."Ingat kau berjanji untuk membebaskan Theo!" Mia mengingatkan Zontus."Ya!"Zontus tidak pernah main-main dengan sumpahnya. Para lycan bercincin hitam akan Zontus lenyapkan dihadapan seluruh kawanan yang telah berkumpul di Utara. Tidak ada lycan yang bisa lolos dan tidak ada lycan yang dapat membantah perintah rajanya.Dari kejauhan Mia melihat para lycan telah berkumpul dalam lingkaran besar, tidak terhitung jumlahnya. Berbagai jenis lycan dari berbagai penjuru dunia bergemuruh seperti gerombolan lebah kebingungan. Mereka m
BAB 284 DI TENGAH BADAISemua gerak gerik sepele yang sedang dilakukan oleh Theo terus mengingatkan Julie pada anjing peliharaannya yang pintar. JJ juga sangat pandai menjaga api perapian."JJ!" Julie menguji dengan nama anjingnya."Ya!"Julie tidak menyangka Theo bakal langsung menoleh ketika dia panggil dengan nama anjing. Julie mendadak beku. Sepertinya Theo juga sedang syok. Ketika mata mereka terus bertemu, saat itu juga Julie semakin sadar kenapa tatapan Theo selalu terasa tidak asing baginya."JJ!" Julie memanggil sekali lagi.Theo langsung berdiri bangkit dari depan perapian untuk mendatangi Julie dengan patuh persis seperti ketika dirinya masih seekor anjing.Julie terduduk beku di atas ranjang, begitu Theo sudah berdiri di hadapannya, Julie mengulurkan salah satu lengan. Theo langsung merunduk berlutut untuk menyapukan sisi wajah dan kepalanya ke lengan Julie persis seperti kebiasaan anjing peliharaan.Saat itu napas Julie masih gemetar, matanya berkaca-kaca bening, menggena
BAB 283 AKAN MENUNGGUTanga Julie terus gemetar, menggenggam bandul kalung milik anjingnya. Julie tidak tahu bagaimana kalung milik JJ bisa berada di dalam brankas milik Theo. Isi kepala Julie masih terlalu kacau. Julie langsung teringat jejak darah di jendela rumahnya yang hancur. Julie curiga Theo juga telah membunuh anjingnya."Oh, tidak!" Julie menarik napas dalam untuk memenangkan diri. Julie ingin menangis dan ingin marah."JJ ...!" Akhirnya Julie cuma bisa menangis untuk anjingnya yang malang.Sungguh Julie sangat sedih membayangkan anjing pintarnya sudah tidak ada, mungkin JJ telah dicabik lycan atau ditelan. Entah bagaimana Theo bisa tega membunuh anjing tidak berdosa. Julie ingin sekali marah, tapi dia merasa tidak berdaya untuk melawan apa lagi membalas.Julie kembali buru-buru meraba ke dalam laci lemari untuk menemukan petunjuk apapun mengenai Theo. Kali ini Julie malah tidak sengaja menemukan sebuah cicin hitam. Cincin hitam pekat dengan motif kepala srigala yang terli
BAB 282 ANAK-ANAK MEREPOTKANSetelah hampir setengah hari Zontus menunggu, akhirnya Mia kembali pulang. Mia baru masuk melalui pintu depan dan langsung berjalan menghampiri Zontus dengan langkah cepat."Aku ingin punya anak darimu!" Mia bicara sambil berkacak pinggang persis gaya Lana. "Baru kau boleh pergi!""Uhk!" Zontus langsung batuk tersedak."Apa kau makan keripik kentangku lagi?"Sungguh ini pertama kalinya Zontus tersedak setelah ribuan tahun lamanya dan Mia malah menuduhnya menghabiskan stok keripik kentang."Kau tidak bisa minta anak dariku!" Zontus langsung melotot pada Mia."Tapi aku sangat ingin bayi!" Mia serius dengan keinginan anehnya.Mia pikir memiliki bayi segampang batuk atau bersin, padahal dia sendiri masih sering banyak ulah seperti bocah rewel."Aku ingin satu saja darimu!""Percayalah, anak-anak itu nakal, merepotkan, kau tidak akan suka!" Zontus sudah pernah punya anak, dia tidak akan mau lagi. "Lihat kau juga terus ribut dengan putri kakakmu!""Aku tidak
BAB 281 SITUASI SULITKetika Kai mengajak Zontus untuk bicara berdua, ternyata dia langsung bisa menebak jika Zontus sedang menyembunyikan rahasia."Aku sangat menghargai semua kerelaanmu untuk keluargaku, dan aku tahu yang sedang kau lakukan bukan cuma sekedar ikut duduk di meja makan bersama kami."Kai menatap ke manik mata Zontus yang seketika mengelap pekat."Kau bisa bercerita padaku!" Kai bukan cuma menawarkan diri sebagai pendengar, dia juga ingin mengambil tanggung jawab sebagai kakak laki-laki bagi Mia."Aku tidak sehebat yang klian pikirkan." Baru kali ini Zontus mengakui kelemahan dirinya. "Aku takut tidak dapat memenuhi janjiku untuk Mia.""Apa kau akan meninggalkan adikku?" Kai kembali langsung menebak."Aku sudah tahu mengenai cawan ramuan sihir yang bisa membebaskan kalian semua dari kutukan panjang."Kai terkejut, tapi juga ikut mendapat harapan. "Kau sudah menemukannya?""Cawan itu adalah tubuhku!" Zontus balas menatap Kai Loghan."Apa maksudmu?" Kai mendadak cemas.
BAB 280Julie sudah tidak perduli dengan seluruh pakaiannya yang koyak compang-camping, dia terus berontak menyerang Theo sekuat tenaga. Julie masih terlalu sinting dan sangat marah. Bayangkan saja siapa yang tidak bakal gila mengetahui dirinya telah diculik, disekap, dan sekarang ikut terinfeksi darah monster."Lepaskan aku!" Julie meronta keras dari pelukan Theo. "Kau monster! Kau membuatku jijik!""Aku tidak punya pilihan." Theo terus berusaha menenangkan. "Aku tidak mau kehilanganmu!""Aku lebih pilih mati!"Julie berteriak histeris sampai Theo harus kembali menjatuhkan nya ke atas ranjang untuk dia terkam."Tatap aku dan jangan pernah mengucapkan kalimat seperti itu!" Theo menjerat tubuh Julie dengan kuat. "Aku berdosa padamu, kau boleh marah dan menghukum ku tapi jangan pergi."Julie melihat tubuhnya didekap erat, terus marah dan jijik tapi tidak dapat bergerak."Jangan tinggalkan aku." Theo menenggelamkan wajahnya ke dada Julie dengan napas bergetar panas. "Hanya kau yang aku m
BAB 279"Aaaaaaaaaaaaaaaa...!"Julie berteriak, meraung dan mulai berusaha mencakar tubuhnya sendiri dengan gila. Julie sedang tersiksa oleh ledakan dahsyat dari dalam pembuluh darahnya yang panas terbakar. Otak Julie sedang tidak bekerja karena binatang buas lebih peka dengan insting liar.."Aaaaaaaa...!" Julie menyentak lengannya yang mulai berurat hitam dan perlahan ditumbuhi bulu perak."Aaaaaaaaa...!!!"Rasanya sangat gila ketika Julie harus melihat sekujur tubuhnya mulai berubah menjadi mahluk menjijikkan. Rasanya panas terbakar seperti kulit yang dikupas mengunakan api."Lepaskan rantainya!" Julie berdesis dengan giginya yang mulai ditumbuhi taring."Aku tidak bisa!" Theo justru mengencangkan rantai di kaki Julie agar dia tidak berusaha meloncat menendang dinding."Ini sangat sakit!!!" Julie menjerit. "Aku mau mati!!!"Sungguh kematian terasa jauh lebih baik daripada siksaan darah terkutuk."Lepaskan aku!" Julie berusaha mencakar tenggorokannya sendiri.Theo segera cekatan me