BAB 161 TERUS DI AWASI Zontus terlihat berdiri di dekat bingkai jendela besar yang menghadap ke danau. Sama sekali tidak bergerak, hanya berdiri seperti patung batu. "Kak!" Drako bersuara. Zontus cuma melirik dari sudut matanya dan tiba-tiba gagak jelek itu berubah wujud menjadi manusia bungkuk. "Saya akan pergi ke blok Selatan untuk mencari lycan hitam itu, Yang Mulya." Drako menawarkan diri untuk bekerja meskipun rajanya masih belum mau bergerak. "Saya bisa pergi sendiri, saya akan mengelilingi seluruh kota sampai menemukannya!" Zontus sudah bertekad tidak akan menemui Mia demi menjaga kewarasannya karena Zontus tahu dia hanya akan tersulut emosi kembali. ******* Mia sudah mendapat nomor telepon Theo yang dia simpan dengan nama Kai agar Zontus tidak curiga. Mia kembali bertemu dengan Theo di taman kota, Mia sengaja memakai hoodie untuk menutup kepalanya, Theo juga datang dengan topi dan masker hitam. Beruntung sekarang Zontus tidak bisa mengendus darah Mia yang terus be
BAB 162 MENGENALI LYCANMia kembali melihat cara Zontus membersihkan darahnya dari racun terkutuk. Tiba-tiba Mia merasa sedang mendapatkan momen yang tepat untuk bisa membantu Theo dan seharusnya Zontus juga tidak curiga."Aku bisa melakukannya sendiri jika kau pinjamkan belatimu."Mia yakin bisa melakukan hal serupa untuk membersihkan darah Theo, asal Zontus mau meminjamkan belatinya."Aku bisa menyayat lenganku sendiri setiap saat!" Mia berusaha meyakinkan.Zontus terlihat berhenti untuk memperhatikan gadis muda di depannya."Lebih baik kau hindari perkelahian!"Darah terkutuk di tubuh Mia tidak akan tumbuh pesat selama dia juga tidak terus terpancing mengunakan kekuatannya untuk berkelahi."Para lycan tetap menyebalkan." Mia terus beralasan sambil bergeser duduk mendekati Zontus. "Apa lagi aku tidak bisa mengenali darah mereka."Mia siap melakukan apapun untuk membujuk Zontus agar dia mau meminjamkan belatinya. Tapi tiba-tiba Zontus malah menyentuh kepala Mia."Apa yang kau lakukan
BAB 163Gerald memberi laporan hasil pekerjaannya pada Yang Mulya Serkan."Saya sudah mengatasi Presiden Smit, sekarang Anda tinggal mencari dukungan kembali.""Terimakasih." Serkan mengucapkan Terima kasih pada Gerald."Aku masih mempelajari jaringan para lycan dan akan segera menemukan siapa pimpinan mereka!"Gerald yakin masih ada pimpinan lycan yang mengendalikan Presiden Smit serta kawan elit politiknya yang lain.*****Begitu sampai di apartemennya, Mia langsung berlari ke kamar mandi untuk melepas semua pakaian dan menguyur sekujur tubuhnya dengan air deras. Aroma busuk darah lycan bisa ikut menempel di pakaian dan kulit Mia dengan sangat pekat .Perut Mia terus mual dan kepalanya pusing berdenyut-denyut."Huek!!!" Akhirnya Mia muntah di lantai shower. "Huek!!!"Aroma darah Lycan benar-benar busuk, seumur hidup Mia belum pernah merasakan bau busuk menyengat itu. Mia terus menuang sabun ke tubuhnya, menggosok berulang ulang dan terus menuang sabun lagi sampai lebih dari lima k
BAB 164 KENA BATUNYA SENDIRISampai saat ini Zontus masih belum curiga jika lycan hitam yang sedang dia buru adalah Theo, pemuda tampan yang sangat disukai oleh Mia. Zontus juga sama sekali tidak curiga bila Mia sudah berulang kali diam-diam menemui Theo. Apapun alasannya Mia tetap sudah mengkhianati Zontus.Mia sedang duduk di kelas ketika tiba-tiba ponselnya berbunyi 'kling!'[Aku ingin bertemu] pesan dari Theo.Mia mengetik pesan dengan gugup. [Aku tidak bisa]Sebenarnya Mia juga ingin bertemu untuk memperingatkan Theo agar lebih waspada dan berhati-hati. Tapi masalahnya untuk sekedar membayangkan aroma tubuh Theo saja Mia sudah kembali mual.[Hari ini aku banyak jadwal kegiatan] Mia terpaksa berbohong. [Kita belum bisa bertemu][Kau masih di kampus?][Ya] Mia terlalu cepat menjawab.[Aku bisa datang ke sana!][Tidak! Jangan!] Mia kembali gugup lagi karena belum menemukan alasan.[Aku benar-benar tidak bisa, nanti aku akan menelponmu!][I love You] pesan terakhir dari Theo sebelum M
BAB 165 MENUNGGU WAKTUNYA DEWASAKarena melihat kakaknya terus diejek, Pangeran Habibi langsung melepas sendalnya untuk dia pukulkan ke wajah Pangeran Fariz. Selain memukul Habibi juga mencakar gemas ke mata Pangeran Fariz sampai dia bertriak mengangis. Suara Pangeran Fariz yang menangis kencang membuat para pelayan di istana berlarian."Husain ayo kita kabur!" Habibi menarik lengan Husain."Kita tidak boleh kabur!" Husain menolak."Kau tidak takut baba marah?"Kelakuan Pangeran Habibi sebenarnya cuma mengikuti ajaran kakaknya yang lebih besar. Karena biasanya Pangeran Husain yang suka mengajak kabur setelah membuat masalah."Kalau kau tidak mau kabur aku akan kabur sendiri!"Pangeran Habibi sudah siap berlari tapi Pangeran Husain menahan lengannya."Kau tidak boleh kabur!"Pangeran Husain terus menggenggam erat lengan Habibi gar tidak kabur, bocah laki-laki kecil itu semakin panik karena melihat pelayan serta pengawal istana yang berdatangan menghampiri mereka."Huaaaa...hahaha...h
BAB 166"Kau baru kembali?"Jhony bertanya pada Theo yang baru melangkah di pintu. Sudah lewat tengah malam hampir menjelang pagi. Sepertinya Jhony juga sengaja belum tidur untuk menunggu Theo kembali."Aku hanya berkeliling, jangan khawatir aku tidak pergi ke klub."Jhony memang sedang khawatir. Setelah beberapa kali kekacauan di klub, insting Jhony bisa merasakan jika masalah para lycan kali ini benar-benar serius."Ingat kau juga tidak boleh berubah wujud!" Jhony terus mengingatkan karena Theo masih muda, mudah terprovokasi dalam perkelahian."Aku hanya berjalan kaki mengelilingi Central Park." Theo tidak berbohong. "Aku ingin mandi."Theo juga langsung berjalan ke kamarnya. Ada dua kamar kecil di apartemen Jhony yang tidak terlalu luas. Selama tinggal di sana, Theo menempati kamar yang semula cuma Jhony gunakan sebagai gudang.Jhony terus memperhatikan punggung Theo sampai pemuda itu masuk ke dalam kamar. Meskipun Theo tidak pernah bercerita mengenai masalah pribadinya, Jhony bis
BAB 167Begitu melihat jejak peluru perak, insting Theo langsung memberitahu untuk kabur. Entah apa yang sedang terjadi tapi yang pasti kondisi mereka semua sedang tidak baik-baik saja. Jhony menghilang, mungkin sudah tertangkap atau malah sudah terbunuh. Otak Theo semakin kacau jantungnya berdentam keras dia harus kabur bersembunyi.Theo terus berlari kabur tidak punya tujuan dan tidak berani meledak. Sampai akhirnya Theo sampai di pusat kota, berdiri melihat ke sekeliling gedung pencakar langit menjulang yang semakin membuat kepalanya berputar ingin meraung berteriak sampai meledak. Sungguh Theo sangat takut jika sampai terjadi sesuatu yang buruk pada Jhony.Setelah beberapa saat mencengkeram kepalanya di tengah keramaian, akhirnya Theo menoleh ke salah satu gedung pencakar langit tempat apartemennya. Theo kembali berlari, masuk ke lobby gedung dan naik mengunakan lift untuk sampai ke apartemen miliknya yang sudah hampir satu tahun tidak dia huni. Sepertinya Theo memang harus bers
BAB 168Jhony terluka sangat parah, berjalan menyeret kaki kirinya yang patah terseok. Darah segar masih merembas dari bahu kanan Jhony yang sudah kehilangan lengan."Apa yang terjadi, siapa yang membuatmu seperti ini?"Theo berusaha menangkap tubuh Jhony sebelum lycan coklat besar itu roboh ke lantai."Katakan siapa yang membuatmu seperti ini?"Tubuh Jhony mulai berkedut dari wujud lycan ke wujud manusia dan Theo semakin ketakutan."Kau tidak boleh mati kau harus hidup!"Lycan akan kembali ke wujud manusia ketika menjemput ajal. Theo terus menahan kepala Jhony dengan lengannya."Ada yang memburu kita!" Jhony bicara dengan napas tersendat."Siapa mereka?""Kau tidak perlu mencari tahu, kau harus bersembunyi!"Tiba-tiba Jhony memberikan sebuah cincin dari genggamannya."Pakai cincin ini di tangan kananmu, dia bisa melipat gandakan kekuatanmu untuk menghadapi lycan!"Theo baru tahu jika cincin hitam itu yang selama ini memberi Jhony kekuatan hebat hingga bisa merobek tubuh lycan hanya d
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat
BAB 190 PENYIHIR WANITATheo kembali berada di tengah kawanan lycan. Kali ini pasukan elit para lycan sedang memburu seorang penyihir wanita yang bekerja di sebuah rumah sakit. Dokter wanita yang telah banyak menangani pasien persalinan itu ternyata jenis penyihir yang menyukai darah bayi untuk mempertahankan kecantikan dan umur panjang. Dokter Meriam Belis didatangi oleh para lycan ketika sedang menjilati darah bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."Siapa kalian?" Wanita yang tetap terlihat muda di usia hampir seratus tahun itu terkejut melihat tiga orang pria berbadan tinggi besar berdiri di hadapannya. "Bagaimana kalian bisa masuk?"Ruang tindakan medis harusnya steril dari pengunjung."Ikut kami!" Salah satu lycan yang bicara.Dr. Belis langsung berdesis waspada dengan gigi serta mulutnya yang penuh darah. "Kalian serigala!"Penyihir wanita itu langsung meletakkan bayi dalam gendongannya, bayi yang masih merah itu langsung manggis kencang dan tiba-tiba kepala Dr. Belis berputar
BAB 189 KEMBALI"Aku yang memakamkan ayahmu," Theo memberi tahu putri Jhony. "Dia meminta untuk dimakamkan di samping istrinya.""Oh, ....!" Julie terkejut menahan sesak dengan mebekap mulutnya sendiri untuk sejenak menghela napas. "Bagaimana ayahku meningga?""Jhony mengalami kecelakaan di area proyek." Untuk bagian ini Theo berbohong. "Aku mengenal ayahmu dengan baik, kami kerja bersama di proyek pembangunan hotel."Julie sudah tidak lagi bertanya tapi dia kembali berjongkok di depan batu nisan ayahnya. Sepertinya gadis itu menagis tapi Theo tidak berani mengusik. Sampai cukup lama Theo berdiri menunggu di belakang gadis muda itu. Rasanya tidak mungkin jika Theo melupakan kematian Jhony begitu saja. Theo kembali bersumpah akan menghancurkan para lycan."Terima kasih untuk semuanya." Tiba-tiba Julie bangkit berdiri, mentap Theo untuk berterimakasih.Mendadak Theo yang tidak bisa bicara, karena dia memang tidak tahu apa seharusnya gadis muda itu berterima kasih karena Theo masih mera
BAB 188Theo terkejut mengetahui Jhony memiliki seorang anak gadis."Kau putri Jhony?"Gadis cantik berlesung pipi dalam itu langsung mengangguk kemudian mengulurkan tangan untuk berkenalan."Julie Parker!"Theo masih gugup ketika ikut menyebutkan namanya."Theo Haris!"Saat itu Jhony pernah bercerita pada Theo, jika dia baru memiliki hidup yang sempurna bersama sang istri. Ternyata Jhony dan istrinya baru memiliki bayi perempuan setelah beberapa tahun menikah dan tiba-tiba sebuah bencana mengerikan terjadi. Jhony tidak sengaja menyayat leher istrinya sampai terputus ketika dia sedang meledak tidak terkendali di masa awalnya berubah menjadi lycan.Setelah istri Jhony meninggal, Jhony menitipkan putri kecilnya pada sang kakak. Jhony pergi menjauhi keluarganya. Demi untuk menjaga keselamatan orang-orang yang dia cintai, Jhony rela hidup seorang diri hingga akhir hayatnya.Selama ini Jhony melarang putrinya untuk mencari. Tapi kemarin ketika Julie berkunjung ke makam ibunya, dia terkeju
BAB 187 SEORANG ANAK PEREMPUANSementara Gerald pergi untuk mencari tahu kelemahan Latuza, Theo harus menyusup dalam pasukan elit para lycan yang sedang memburu lone wolf dan penyihir. Untuk kesekian kalinya Theo berada di tengah kawanan untuk ikut membasmi jenisnya sendiri. Kali ini Theo sedang ikut dalam aksi pembantaian seorang lone wolf tua yang tinggal di sebuah apartemen kecil seorang diri. Begitu sadar tempat tinggalnya sudah dikepung, lycan berbulu abu pucat itu langsung meloncat dari jendela apartemennya untuk berlari kabur. Pasukan lycan pemburu yang telah mengepung juga langsung mengejar, jumlah mereka hampir lima belas ekor di antaranya Theo. Theo ikut berlari mengejar dan melopat tinggi untuk menghadang target buruan mereka. Secepat apapun lycan abu-abu itu berlari dia tetap bukan tandingan para lycan bercicin hitam, dalam sekejap dia sudah kembali terkepung."Grmmm!!!" Suara pimpinan pasukan elit lycan mengeram, memberi instruksi pada kawannya untuk langsung menghabi
BAB 186Diam-diam Theo memperhatikan foto Mia di ponselnya. Sungguh Theo ingin sekali menelpon Mia untuk sekedar mendengar suara gadis itu, tapi Theo masih takut. Theo takut melibatkan Mia dalam masalahnya. Diam-diam Theo juga bersumpah tidak akan menemui Mia sebelum semua urusannya dengan para lycan usai."Apa kau sudah menjalankan perintahku!" Tiba-tiba Gerald sudah berdiri di hadapan Theo.Theo buru-buru matikan layar ponsel dan memasukan benda itu ke dalam saku. Beruntung Gerald tidak sampai ikut melihat foto Mia."Ya!" Theo ikut bangkit berdiri."Ingat kau tetap harus sangat berhati-hati dengan identitasmu!" Gerald telah menyusun rapi semua rencana mereka. "Sekarang kau bukan 'lone wolf', kau harus bisa menyingkirkan egomu sebagai angota kawanan!"Gerald juga telah mengatur semua identitas Theo untuk bisa masuk ke jajaran pasukan elit para lycan. Theo akan menyelinap sebagai mata-mata di tengah kawanan.********Theo tidak akan tahu jika gadis yang sedang dia rindukan justru seda
BAB 185 INGIN MENGUASAI"Siapa dia?" Henry penasaran dengan pemuda yang sedang bersama Mia."Dia Tom!" Lana yang menjawab Henry. "Cowoknya Mia!"Saat itu juga Mia langsung menarik telinga Lana untuk mundur ke belakang pinggangnya. Sumpah Mia takut dengan reaksi Zontus terhadap Henry."Tom temanku di kampus." Mia buru-buru berbohong.Zontus terlihat seumuran Henry, dengan gaya pakaian yang juga sama-sama tidak kalah modis dan terlalu mahal. Henry kurang percaya jika mahasiswa berpenampilan seperti itu."Henry!" Henry mengulurkan tangan lebih dulu pada Zontus untuk memperkenalkan diri. "Aku sepupu Mia."Setelah itu Zontus baru mau bicara. "Tom!"Zontus memperkenalkan diri dengan nama menjijikkan yang diberikan Mia."Senang bertemu denganmu, Tom."Livie ikut berkenalan kemudian Lana menarik lengan Livie dan berjinjit ke telinganya untuk berbisik."Cowok Mia sangat tampan, dia juga membelikan sepatu untukku!""Oh, Ya!" Livie ikut tersenyum cemerlang pada Lana yang sedang pamer."Lihat T
BAB 184 MENGURUS ANAK-ANAK Rasanya seperti mimpi buruk bagi Mia karena harus mengurus anak nakal seperti Lana untuk satu bulan lagi."Seenaknya saja kau meninggalkan anak di apartemenku hanya dengan satu koper pakaian!" Mia juga gemas dengan Emillie, karena tanpa minta persetujuan tiba-tiba meninggalkan Lana di tempat tinggalnya cuma dengan menyelipkan selembar kertas memo."Aku harus menjaga Anelies, semua ini sangat mendadak." Emillie berusaha menjelaskan kenapa dia tidak bisa membawa Lana ke Istana Zubair. "Aku tidak mau Lana mengacau di istana.""Jadi kau tidak pernah khawatir jika dia mengacaukan tempat tinggal ku!" Mia masih kesal."Aku ingin bicara dengan Lana." Emillie minta Mia untuk memberikan ponselnya pada Lana."Hai, Mom!" Lana melambai ceria sambil menggigit pizza."Ingat kau tidak boleh nakal di tempat Mia!" Emillie langsung mengingatkan semua peraturan yang harus dipatuhi oleh putrinya."Yes, Mon!" Lana juga terus mengangguk sangat manis."Jika kau pintar nanti kita a