BAB 166"Kau baru kembali?"Jhony bertanya pada Theo yang baru melangkah di pintu. Sudah lewat tengah malam hampir menjelang pagi. Sepertinya Jhony juga sengaja belum tidur untuk menunggu Theo kembali."Aku hanya berkeliling, jangan khawatir aku tidak pergi ke klub."Jhony memang sedang khawatir. Setelah beberapa kali kekacauan di klub, insting Jhony bisa merasakan jika masalah para lycan kali ini benar-benar serius."Ingat kau juga tidak boleh berubah wujud!" Jhony terus mengingatkan karena Theo masih muda, mudah terprovokasi dalam perkelahian."Aku hanya berjalan kaki mengelilingi Central Park." Theo tidak berbohong. "Aku ingin mandi."Theo juga langsung berjalan ke kamarnya. Ada dua kamar kecil di apartemen Jhony yang tidak terlalu luas. Selama tinggal di sana, Theo menempati kamar yang semula cuma Jhony gunakan sebagai gudang.Jhony terus memperhatikan punggung Theo sampai pemuda itu masuk ke dalam kamar. Meskipun Theo tidak pernah bercerita mengenai masalah pribadinya, Jhony bis
BAB 167Begitu melihat jejak peluru perak, insting Theo langsung memberitahu untuk kabur. Entah apa yang sedang terjadi tapi yang pasti kondisi mereka semua sedang tidak baik-baik saja. Jhony menghilang, mungkin sudah tertangkap atau malah sudah terbunuh. Otak Theo semakin kacau jantungnya berdentam keras dia harus kabur bersembunyi.Theo terus berlari kabur tidak punya tujuan dan tidak berani meledak. Sampai akhirnya Theo sampai di pusat kota, berdiri melihat ke sekeliling gedung pencakar langit menjulang yang semakin membuat kepalanya berputar ingin meraung berteriak sampai meledak. Sungguh Theo sangat takut jika sampai terjadi sesuatu yang buruk pada Jhony.Setelah beberapa saat mencengkeram kepalanya di tengah keramaian, akhirnya Theo menoleh ke salah satu gedung pencakar langit tempat apartemennya. Theo kembali berlari, masuk ke lobby gedung dan naik mengunakan lift untuk sampai ke apartemen miliknya yang sudah hampir satu tahun tidak dia huni. Sepertinya Theo memang harus bers
BAB 168Jhony terluka sangat parah, berjalan menyeret kaki kirinya yang patah terseok. Darah segar masih merembas dari bahu kanan Jhony yang sudah kehilangan lengan."Apa yang terjadi, siapa yang membuatmu seperti ini?"Theo berusaha menangkap tubuh Jhony sebelum lycan coklat besar itu roboh ke lantai."Katakan siapa yang membuatmu seperti ini?"Tubuh Jhony mulai berkedut dari wujud lycan ke wujud manusia dan Theo semakin ketakutan."Kau tidak boleh mati kau harus hidup!"Lycan akan kembali ke wujud manusia ketika menjemput ajal. Theo terus menahan kepala Jhony dengan lengannya."Ada yang memburu kita!" Jhony bicara dengan napas tersendat."Siapa mereka?""Kau tidak perlu mencari tahu, kau harus bersembunyi!"Tiba-tiba Jhony memberikan sebuah cincin dari genggamannya."Pakai cincin ini di tangan kananmu, dia bisa melipat gandakan kekuatanmu untuk menghadapi lycan!"Theo baru tahu jika cincin hitam itu yang selama ini memberi Jhony kekuatan hebat hingga bisa merobek tubuh lycan hanya d
BAB 169 Setelah penyerangan terhadap Presiden Smit, pimpinan elit para lycan langsung mengeluarkan perintah untuk menyerang siapapun yang mereka curigai sebagai penyihir. Pasukan lycan juga dikerahkan untuk memburu para 'lone wolf' yang berpotensi berkhianat. Lycan yang pilih hidup menyendiri dinilai tidak mau patuh pada kawanan, karena itu mereka juga harus dibasmi, termasuk Jhony yang bernasib malang. Gerald kembali menemukan jejak peluru perak di beberapa tempat bekas perkelahian para lycan. Gerald terus memperhatikan biji peluru di tangannya, peluru perak dengan dengan simbol tiga bintang bersusun piramida. Peluru macam itu sudah pernah beberapa kali Gerald temukan sejak dia masih berada dalam kesatuan militer. Gerald adalah putra dari seorang jendral pertahanan sebuah negara besar di Utara, beberapa ajudan orang tuanya juga pernah tertembak dengan peluru serupa. Sedikit banyak Gerald tahu dari negara mana saja senjata yang banyak digunakan oleh manusia telah telah diproduks
BAB 170 MUSUHZontus sangat marah dengan keberanian para lycan mengintainya. Zontus menghentikan mobilnya di tengah jalanan gelap kemudian keluar dan berdiri melihat ke sekelilingnya yang sudah penuh dengan sepasang mata menyala merah."Siapa yang berani memberi kalian printah untuk mengikuti ku?"Monster-monster yang semula bersembunyi dalam gelap mulai menampakan diri dengan taring tajam dan napas berdesis garang. Zontus telah dikepung oleh puluhan lycan bercincin hitam."Kami mendapat perintah untuk menghabisi semu penyihir!"Beraninya para lycan menyebut Zontus sebagai penyihir. Setelah berabad-abad menghilang dan tidak perduli, membuat Zontus tak dikenali lagi sebagai raja negeri Utara. Kawanan lycan tumbuh semakin besar terus bermutasi dengan genetika baru yang entah mereka dapatkan dari mana. Mulai dari kasta prajurit terendah hingga pasukan elit mereka yang mulai turun tangan, Zontus bisa melihat jika seseorang sedang mengendalikan mereka untuk sebuah tujuan."Katakan pada pim
BAB 171 ULAH ANAK-ANAKMia dan Lana masih berkutat di sekitar patung marmer wanita cantik berambut ular yang sedang memeluk obor dengan tubuh bugil."Ini hanya patung dari batu marmer!" Mia mengetuk kepalanya."Dia bisa hidup dan suka berjalan telanjang!""Mustahil!" Mia tetap tidak percaya."Lihat!" Lana langsung menghentakkan tungkai kaki untuk menginjak keras ke punggung kaki kiri patung marmer.Suara retakan menjalar dari tungkai Lana dan terus menjalar ke sekujur tubuh patung wanita bugil berambut ular itu dan dia mulai bergerak hidup."Lana ...!!!" Mia menjerit histeris.Lana benar-benar bisa menghidupkan kembali mahluk yang telah Zontus bekukan menjadi batu. Seketika rambut panjangnya yang terdiri dari ribuan kepala ular bergerak menjuntai dan berdesis jahat mengerikan. Saat itu penutup matanya belum terbuka karena masih memeluk obor. Tapi setelah obor besar tersebut berkobar dan penutup matanya terbakar, sepasang matanya langsung berpendar merah murka. Matanya seperti penemb
BAB 172Theo merasa hidupnya telah berakhir sejak para lycan telah mengubahnya menjadi monster. Rasanya Theo sudah tidak berharap dirinya bisa kembali menjadi manusia. Meskipun sekarang dia hanya seorang diri, Theo bersumpah akan mengunakan nyawanya untuk membalas para lycan.Theo kembali ke tempat tinggal Jhony mencongkel peluru perak yang tertancap di dinding untuk dia keluarkan. Anehnya ketika Theo memungut peluru perak itu, kulit tangannya tidak terbakar. Sepertinya cincin hitam yang Theo pakai telah membuatnya kebal dari perak. Theo jadi berpikir, seandainya Jhony tidak kehilangan lengan kanannya, mungkin dia juga tidak akan mati tertembak. Dari situ Theo semakin curiga jika pembunuh Jhony adalah mantan kawannya sendiri. Lycan dengan cincin hitam yang dapat mengunakan senjata peluru perak.Theo terus memperhatikan lambang tiga bintang bersusun piramida pada selongsong peluru perak. Theo yakin lambang itu adalah petunjuk penting yang harus dia lacak untuk menemukan pembunuh Jhony.
BAB 173 LATUZALatuza adalah mahluk sihir dari jenis Medusa yang dapat menyerupai wujud mahluk apapun. Di masa lalu Latuza pernah menjadi penguasa hutan terlarang dan memiiki istana megah sebagai singgasananya. Sejak dulu Latuza selalu suka menggoda penguasa negeri Utara agar menjadikannya seorang ratu.Karena telah membuat raja negeri utara murka, King Alzov membakar istana Latuza yang berada di tengah hutan terlarang dan membelah tubuh Latuza mengunakan pedang perak di goa persembunyiannya. Tapi ular wanita itu tetap akan hidup lagi dan lagi selama bukan kepala utamanya yang pertama kali terpenggal. Kali ini Latuza berjalan gemulai dengan tubuh telanjang menghampiri raja mudanya yang sangat menawan. Walaupun putra Artur tapi King Alzov sendir mengakui jika Zontus lebih mirip dengan dirinya. Raja muda yang tampan berkarisma meski dia hanya sedang duduk diam tanpa bergerak di tengah gelap. Zontus selalu menyukai wanitanya dalam rambut ikal alami, karena itu dia pernah sangat mara
BAB 282 ANAK-ANAK MEREPOTKANSetelah hampir setengah hari Zontus menunggu, akhirnya Mia kembali pulang. Mia baru masuk melalui pintu depan dan langsung berjalan menghampiri Zontus dengan langkah cepat."Aku ingin punya anak darimu!" Mia bicara sambil berkacak pinggang persis gaya Lana. "Baru kau boleh pergi!""Uhk!" Zontus langsung batuk tersedak."Apa kau makan keripik kentangku lagi?"Sungguh ini pertama kalinya Zontus tersedak setelah ribuan tahun lamanya dan Mia malah menuduhnya menghabiskan stok keripik kentang."Kau tidak bisa minta anak dariku!" Zontus langsung melotot pada Mia."Tapi aku sangat ingin bayi!" Mia serius dengan keinginan anehnya.Mia pikir memiliki bayi segampang batuk atau bersin, padahal dia sendiri masih sering banyak ulah seperti bocah rewel."Aku ingin satu saja darimu!""Percayalah, anak-anak itu nakal, merepotkan, kau tidak akan suka!" Zontus sudah pernah punya anak, dia tidak akan mau lagi. "Lihat kau juga terus ribut dengan putri kakakmu!""Aku tidak
BAB 281 SITUASI SULITKetika Kai mengajak Zontus untuk bicara berdua, ternyata dia langsung bisa menebak jika Zontus sedang menyembunyikan rahasia."Aku sangat menghargai semua kerelaanmu untuk keluargaku, dan aku tahu yang sedang kau lakukan bukan cuma sekedar ikut duduk di meja makan bersama kami."Kai menatap ke manik mata Zontus yang seketika mengelap pekat."Kau bisa bercerita padaku!" Kai bukan cuma menawarkan diri sebagai pendengar, dia juga ingin mengambil tanggung jawab sebagai kakak laki-laki bagi Mia."Aku tidak sehebat yang klian pikirkan." Baru kali ini Zontus mengakui kelemahan dirinya. "Aku takut tidak dapat memenuhi janjiku untuk Mia.""Apa kau akan meninggalkan adikku?" Kai kembali langsung menebak."Aku sudah tahu mengenai cawan ramuan sihir yang bisa membebaskan kalian semua dari kutukan panjang."Kai terkejut, tapi juga ikut mendapat harapan. "Kau sudah menemukannya?""Cawan itu adalah tubuhku!" Zontus balas menatap Kai Loghan."Apa maksudmu?" Kai mendadak cemas.
BAB 280Julie sudah tidak perduli dengan seluruh pakaiannya yang koyak compang-camping, dia terus berontak menyerang Theo sekuat tenaga. Julie masih terlalu sinting dan sangat marah. Bayangkan saja siapa yang tidak bakal gila mengetahui dirinya telah diculik, disekap, dan sekarang ikut terinfeksi darah monster."Lepaskan aku!" Julie meronta keras dari pelukan Theo. "Kau monster! Kau membuatku jijik!""Aku tidak punya pilihan." Theo terus berusaha menenangkan. "Aku tidak mau kehilanganmu!""Aku lebih pilih mati!"Julie berteriak histeris sampai Theo harus kembali menjatuhkan nya ke atas ranjang untuk dia terkam."Tatap aku dan jangan pernah mengucapkan kalimat seperti itu!" Theo menjerat tubuh Julie dengan kuat. "Aku berdosa padamu, kau boleh marah dan menghukum ku tapi jangan pergi."Julie melihat tubuhnya didekap erat, terus marah dan jijik tapi tidak dapat bergerak."Jangan tinggalkan aku." Theo menenggelamkan wajahnya ke dada Julie dengan napas bergetar panas. "Hanya kau yang aku m
BAB 279"Aaaaaaaaaaaaaaaa...!"Julie berteriak, meraung dan mulai berusaha mencakar tubuhnya sendiri dengan gila. Julie sedang tersiksa oleh ledakan dahsyat dari dalam pembuluh darahnya yang panas terbakar. Otak Julie sedang tidak bekerja karena binatang buas lebih peka dengan insting liar.."Aaaaaaaa...!" Julie menyentak lengannya yang mulai berurat hitam dan perlahan ditumbuhi bulu perak."Aaaaaaaaa...!!!"Rasanya sangat gila ketika Julie harus melihat sekujur tubuhnya mulai berubah menjadi mahluk menjijikkan. Rasanya panas terbakar seperti kulit yang dikupas mengunakan api."Lepaskan rantainya!" Julie berdesis dengan giginya yang mulai ditumbuhi taring."Aku tidak bisa!" Theo justru mengencangkan rantai di kaki Julie agar dia tidak berusaha meloncat menendang dinding."Ini sangat sakit!!!" Julie menjerit. "Aku mau mati!!!"Sungguh kematian terasa jauh lebih baik daripada siksaan darah terkutuk."Lepaskan aku!" Julie berusaha mencakar tenggorokannya sendiri.Theo segera cekatan me
BAB 278 HARUS BERJUANG KEMBALI MENJADI MANUSIAIngat ketika peristiwa Anelies berteriak sampai membuat seluruh kaca jendela pecah dan lantai retak. Anelies bisa sangat tidak terkendali, bahkan dia pernah sangat murka melihat Serkan ditikam dan dia juga berteriak hingga membuat Pangeran Albany jatuh pingsan, hilang ingatan.Selama ini Serkan selalu mengamati keistimewaan Anelies dan sepertinya Pangeran Husain juga mewarisi kemampuan dari ibunya. Ketika Husain berteriak seluruh energinya iku keluar tidak terkendali. Beruntung Serkan segera sadar jika pengendalian seluruh tubuh manusia tetap berasal dari otaknya."Husain!" Serkan berteriak lantang. "Kendalikan dengan pikiranmu!"Ketika Husain terus melawan dengan berteriak, justru energinya semakin tumbuh besar tidak terkontrol. Begitu Husain memusatkan konsentrasi untuk memberi perintah, seketika desingan keras itu langsung mereda, petir dan hujan di luar tiba-tiba juga ikut lenyap.Pangeran Husin jatuh pingsan, tapi Serkan yakin putra
BAB 277 SEMUA BISA HANCURYang Mulya Serkan baru keluar dari ruang baca, awalnya Serkan tidak merasa ada yang aneh meskipun lorong istana terlihat lengang. Ketika Serkan masuk ke dalam kamar ternyata Anelies juga sudah tertidur di sofa dengan masih memangku gelas. Anelies tidak pernah tertidur di di sofa. Saat itu juga Serkan langsung melihat keluar jendela dan yakin melihat, kilat cahaya dari jendela kamar Pangeran Husain."Husain!"Serkan berlari ke kamar putranya, mendobrak pintu sampai meledak terpental. Serkan melihat Zontus sudah berada di dalam perisai berdesing."Hentikan!" Serkan berteriak.Zontus belum siap, tubuhnya bisa benar-benar hancur."Husain!" Serkan memberi perintah pada putranya agar berhenti."Aku tidak bisa menghentikannya!" Ternyata Husin juga telah lepas kendali.Kondisinya sudah sangat kacau, sangat berbahaya karena jika perisai itu meledak, maka seisi Istan Zubair juga akan ikut lenyap."Masuk ke dalam kepalanya dan hentikan!"Serkan memberi perintah agar Hus
BAB 276 SANGAT CEROBOHPemberitaan mengenai orang hilang terus memenuhi berbagai media masa dunia. Beberapa petinggi negara dan selebriti terkenal ikut menghilang tanpa jejak. Berbagai rumor penculikan alien dan sekte sesat menimbulkan kegaduhan. Penjagaan di setiap perbatasan negara ikut diperketat untuk segala antisipasi penyelundupan."Kau sudah berada di New York?" Gerald menelpon Emillie."Ya, kami baru sampai dua jam lalu."Emillie dan Lana masih berada di apartemen Mia."Ingat jangan pulang ke Utara sebelum aku kembali!" Gerald memperingatkan Emillie."Ya, Lana juga masih ingin berlibur di New York bersama papa.Selama di New York, Emillie akan menginap di hotel keluarga Haris bersama Jared dan Mara yang sudah lebih dulu tiba."Apa kau sudah menemukan Jejak Theo?""Aku baru sampai di perbatasan Kanada."Melalui jalur lintas darat memang memakan waktu, tapi Gerald bisa sekaligus mencium jejak lycan. Ada beberapa rombongan besar lycan yang menuju ke Utara melalui jalur lintas da
BAB 275Julie sudah melihat mahluk yang menerkamnya berubah menjadi monster, benar-benar monster dengan taring dan cakar. Sebagai manusia awam yang juga hidup di dunia normal, mustahil jika Julie tidak ketakutan."Apa sebenarnya yang kau inginkan dariku?" Julie memberanikan diri untuk bertanya. "Untuk apa kau mengikatku seperti ini?"Theo yang semula menerkam tubuh Julie dengan lengan kokoh keras, perlahan melembut rileks tapi kepalanya masih menempel di dada."Kau harus bersamaku, kau tidak boleh pergi." Theo mengangkat kepalanya untuk menatap ke manik mata Julie."Aku tidak akan menyakitimu, aku akan menjagamu!" Theo mengucapkan kalimat itu sebagai sumpah."Tapi kau mengurung dan mengikatku seperti binatang?" Julie balas menatap tajam."Karena kau ingin kabur!" Theo bicara tegas. "Kau tidak boleh pergi dariku!""Kenapa aku?" Julie jadi penasaran. "Kenapa aku yang kau tangkap?""Aku menyukaimu!" Theo tidak berbohong. "Aku harus menjagamu!"Tidak ada yang buruk dari pernyataan Theo. T
BAB 274 BELUM TERKENDALIJared dan Mara datang ke New York untuk ulang tahun Mia. Meskipun terlambat dua hari tetap tidak mengurangi sedikit pun kebahagiaan Mia. Sayangnya Emillie dan Lana belum bisa ikut, tapi akan menyusul besok lusa."Mom!" Mia langsung memeluk Mara."Selamat ulang tahun Sayang..." Mara mencium kedua pipi Mia."Hadiah untukmu!" Jared yang membopong bingkisan hadiah besar dengan pita merah muda."Papa!" Mia memeluk Jared sampai kakinya terangkat tinggi."Kau sudah besar dan berat!"Jared pura-pura mengeluh ketika menggendong putri kecilnya dalam pelukan. Jared membawa Mia berputar seperti anak-anak yang tidak pernah besar."I love you Papa!" Mia memeluk erat leher Jared sambil dia kecup rahangnya.Kadang rasanya Jared masih tidak rela putrinya tiba-tiba tumbuh dewasa dan sekarang telah memiliki kehidupan sendiri."Dimana Zontus?" Mara yang bertanya."Dia pergi." Akhirnya Mia mengajak orangtuanya duduk dan mulai bercerita.Mia bercerita mengenai semua ramuan sihir y