Jangan lupa vote biar semangat dobel up lagi
"Kau sudah bangun?" Mara tersenyum menyambut pagi dengan putrinya yang cantik. "Kemari lah, ayo sarapan dengan adikmu.""Di mana Papa?" Anelies menghampiri meja Mara, kemudian mencium kedua adiknya satu-persatu."Dia berada di luar dengan Paman Jeremy."Mara mengambilkan potongan wafel ke piring Anelies."Kita akan pulang ke Kentucky siang ini."Anelies mengangguk dan tersenyum."Apa aku boleh ikut minta sarapan?"Tiba-tiba Sky sudah berdiri di ambang pintu dengan senyum khasnya yang cemerlang."Kemari lah!" Mara yang memanggil."Terimakasih." Sky langsung ikut duduk di samping Anelies."Kudengar kalian akan kembali siang ini?""Ya, Jared ingin kami segera kembali, tapi Geby masih akan tinggal untuk satu minggu lagi.""Apa aku boleh berkunjung?""Tentu, rumah kami selalu terbuka untukmu." Mara juga sangat menyukai Sky sebagai pemuda yang tampan dan sangat sopan.Anelies ikut terlibat dalam beberapa obrolan ringan, tapi tidak tahu kenapa rasanya tetap tidak tenang meskipun seharusnya d
Pangeran Serkan membawa helaian rambut yang dia temukan di tempat tidur Pangeran Rasyid untuk segera melakukan pengujian DNA. Pangeran Serkan curiga jika Tuan Jalal telah mengetahui keberadaan putra Pangeran Rasyid dan sedang memanfaatkannya untuk sebuah tujuan jahat."Sudah bisa dipastikan jika rambut tersebut adalah milik seorang wanita," Omar menyampaikan laporannya."Lacak siapa wanita itu!"Pangeran Serkan harus mencari tahu siapa ibu dari putra Pangeran Rasyid untuk bisa menemukan anak laki-lakinya. Walaupun Pangeran Serkan semakin yakin jika Tuan Jalal sudah mengetahui keberadaan anak itu, tapi bagaimana untuk bisa menguak fakta dari bibir licik Jalal.Tuan Jalal akan terus berkelit lagi seperti kemarin. Tidak akan berguna meskipun Serkan bisa tahu semua isi kepalanya, yang Serkan perlukan adalah bukti kongkret. Apa lagi Serkan tahu sekarang Tuan Jalal punya video Anelies yang bisa dia gunakan untuk menyerang balik. Satu-satunya jalan adalah menemuka ibu dari putra Pangeran Rasy
Suara seruling Mato memang seperti panggilan mistis, mengalun lembut ketika menyisir udara tapi memiliki kekuatan utuk mengikat jiwa-jiwa yang terjerat.Jared ingat jika dulu dia juga sering pusing sampai mual ketika mendengar suara seruling Mato Bizil di tengah malam. Sampai kemudian Mato membuat ritual untuk membebaskannya. Anelies terlalu mirip dengannya mungkin dia juga merasakan hal yang sama ketika kemampuannya menguat."Sepertinya aku harus mengajakmu untuk menemui seseorang."Jared mengurungkan niatnya untuk mengajak Anelies pergi ke danau, Jared membawa anak gadisnya untuk bertemu Mato Bizil."Namanya Matio Bizil dulu dia bekerja sebagai kepala peternakan.""Apa dia seorang Indian?" tanya Anelies dengan nada agak terkejut begitu mendengar nama belakang Bizil."Ya." Jared mengangguk sambil menoleh Anelies yang berjalan di sampingnya."Aku juga mengenal seorang Bizil." Anelies bercerita sembari mereka berjalan ke pondok yang di tempati Mato."Namanya Norman Bizil, dia yang selam
Omar mendapatkan informasi jika Tuan Jalal suka membeli wanita-wanita muda kelas atas untuk bermain. Sudah bukan rahasia jika memang ada komunitas pria-pria kaya yang suka membeli wanita utuk digunakan bermain. Mereka benar-benar bermain dengan membeli, supermodel, influencer-influencer terkenal, atau bahkan selebriti. Wanita-wanita itu bisa mereka datangan dari mana saja, ditawari jumlah uang yang pastinya mengiurkan untuk menemani pria-pria berprilaku menyimpang yang mungkin sudah bosan bermain wanita dengan cara wajar.Siklus perdagangan gelap wanita-wanita cantik yang sangat tertutup. Para pelakunya akan ekstra berhati-hati agar perilaku menyimpang mereka tidak terekspos ke publik atau bahkan keluarga. Meski keberadaan kegiatan tersebut sudah menjadi rahasia umum tapi tetap akan menjadi aib apa lagi bagi tokoh publik yang memiliki nama besar seperti Tuan Jalal.Wanita yang sudah dibeli akan menandatangani kontrak kerja agar tidak bisa menuntut ketika tubuhnya digunakan untuk bermai
Anelies pertama kali bertemu Sky di malam festival, mereka kebetulan sedang sama-sama berada di Tokyo. Anelies membuat janji dengan Moly untuk bertemu ketika Sky tidak sengaja melihat Moly dan langsung menghampiri.Sky seorang pemuda yang sangat tampan di mata gadis manapun, termasuk bagi Anelies yang pertama kali melihatnya malam itu. Tampan, dengan senyum cemerlang dan pandai bergaul. Moly sudah bersama Sky ketika Anelies tiba. Awalnya Anelies sempat ragu untuk mendekat tapi Moly tetap memanggil dan memperkenalkan mereka.Tepat pada saat Sky menggenggam tangan Anelies, Anelies melihat kilasan jika dirinya akan memiliki hubungan dengan pemuda itu di masa depan. Anelies melihat Sky memakaikan cincin cantik di jari manisnya hingga membuatnya terharu.Sky juga langsung merasa tidak asing ketika menggenggam tangan Anelies hingga pemuda itu bercanda jika mungkin mereka memang sudah pernah bertemu. Faktanya ibu mereka saling bersahabat, hamil bersama, dan melahirkan mereka berdua hampir ber
"Kami juga akan datang!" Mara ikut bergabung dengan membawa senyum cemerlang untuk anak-anak mudanya."Kalian bisa berangkat lebih dulu, aku akan menyusul bersama Jared dan adik-adikmu.""Yes!" Jacob langsung meloncat girang.Mau tidak mau Anelies ikut tersenyum meski tahu pasti dia akan sangat sedih. Sulit untuk mengungkapkan kondisi hatinya saat ini, karena di satu sisi Anelies senang bisa memiliki bagian dari pria yang dia cintai tapi kondisinya sedang sangat serba tidak tepat."Apa kau butuh bantuan berkemas?" tanya Sky langsung bersemangat."Oh, tidak!" Anelies buru-buru menggeleng meski tahu maksud Sky cuma bercanda. Mustahil Anelies membiarkan pemuda seperti Sky ikut mengemasi pakaian wanita. Tapi siang itu Sky memang benar-benar menemani Anelies berkemas, menunggu dengan sabar sambil sesekali menanyakan kebiasannya. Pemuda tampan itu tidak terlihat canggung sama sekali ketika berada di kamar Anelies. Sky pikir Anelies juga sudah sering berada di kamarnya."Kau percaya gelang
Meski rasanya masih agak janggal, tapi berulang kali dan berulang kali, keputusannya harus sepadan. Anelies juga semakin dibuat sadar jika dirinya dan Pangeran Serkan semakin jauh berbeda, mustahil untuk bisa bersama, sedangkan bayinya tetap butuh orang tua yang utuh.Anelies tidak mau jika anaknya sampai tumbuh seperti dirinya yang tidak pernah merasakan pelukan seorang ayah atau merasa damai di tengah keluarga yang hangat. Kenyatannya anak-anak akan lebih sehat berada di lingkungan yang hangat dengan pasangan orang tua saling setia dan mencintai satu sama lain dari pada orang tua yang banyak masalah apalagi berbagi hati kemudian berebut kekuasaan.Anelies juga mulai tumbuh dewasa dalam berpikir, memandang maslaah dari berbagai sisi dengan penuh pertimbangan. Anelies kembali mengulas cincin permata berlian yang telah melingkar di jari manisnya. Sky sama sekali tidak buruk, bahkan terlalu berlebihan untuk dia dapatkan, harusnya ia merasa beruntung meski masih saja ada yang mengganjal
"Oh, sial!" Jeny terus memaki-maki mobilnya yang terperosok ke parit di pinggir jalan berumput.Meski lahir dari seorang ibu yang ahli mengendarai jet tempur, tapi Jeny payah dalam hal mengemudi. Jenius kecil yang ceroboh dan paling banyak aksi tanpa pernah jera meski sudah berulang kali menabrak pagar dan bak sampah dipekarangan tetangga.Kali ini benar-benar gawat karena beberapa jam lagi acara pernikahan Anelies tapi kedua ban mobil Jeny malah masuk kedalam parit, tidak bisa maju dan tidak busa mundur."Apa lagi ini!" Jeny coba mendorong daun pintu yang tidak bisa dibuka."Oh, sial!"Posisinya yang terjepit antara sisi lereng kanal dan batang pohon membuat pintu mobil itu tidak bisa dibuka. Jeny segera mencari ponsel untuk mendapat pertolongan."Tempat macam apa ini!" Sama sekali tidak ada garis sinyal di ponselnya. Tanpa perlu pemanasan suara Jeny langsung menjerit melengking sekeras-kerasnya sambil memukuli setir mobilnya yang sialan.Setelah lelah menendang dan memukul barulah d
BAB 50 SOFIA & YUSUFSetelah berpisah di savana dengan perasaan cemas, Pangeran Yusuf benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan Putri Sofia, apa lagi setelah itu Putri Sofia juga tidak turun untuk makan malam. Pangeran Yusuf sangat takut telah bertindak ceroboh.Dalam pikiran Yusuf, Putri Sofia tetap gadis muda yang masih sangat polos, belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Seharusnya Yusuf tidak tergesa-gesa. Sekarang Yusuf merasa sangat bodoh karena tidak dapat menahan diri."Dimana Sofia?" Emillie yang bertanya dimeja makan."Sepertinya dia kelelahan setelah berkuda." Mara yang menjawab. "Zahra sudah mengantar makan malam Sofia ke kamar."Meski tahu penyebabnya, Pangeran Yusuf tidak berani ikut bicara.Sampai larut tengah malam Yusuf melihat kamar Putri Sofia masih terang benderang, tapi Yusuf tidak berani mengusik. Sekedar mengirim pesan pun Pangeran Yusuf tidak berani.Sepanjang malam itu sebenarnya Putri Sofia dan Pangeran Yusuf sedang sama-sama tidak bisa tidur. Sampai lewat
BAB 49 PUTRI SOFIA BERLIBURPutri Sofia mengirim pesan kepada Pangeran Al-Waleed bahwa dirinya tidak bisa datang ke Istana Tamir.[Maaf Pangeran Al-Waleed, saya tidak bisa hadir ke pesta ulangtahun Anda karena mendadak harus menjenguk kakekku]Kakek berarti keluarga dari ibu Putri Sofia. Pangeran Al-Waleed tidak banyak bertanya karena selama ini Yang Mulya Serkan diketahui sangat privat merahasiakan keluarga istrinya.[Semoga kakek Anda diberi kesehatan dan selalu dilimpahi keberkahan, Putri Sofia]Pangeran Al-Waleed membalas pesan dari Putri Sofia dengan sebuah doa seperti adab pria terhormat. Pangeran Alwaleed berpikir kakek putri Sofia pasti sudah jompo dan sakit sakitan.*********"Jared apa kau bisa diam sebentar saja!" Mara berteriak pada suaminya yang sudah kembali berada di atas punggung kuda."Aku hanya ingin mengajak anak-anak berkeliling di perbukitan."Jared mengajak Pangeran Yusuf, Putri Sofia, Pangeran Rasyid, dan tentunya Lana yang tidak mau ketingalan sebagai pasukan h
BAB 48 PILIHAN PUTRI SOFIAEmillie dan Gerald datang berkunjung ke Istana Zubair karena kebetulan mereka sedang berada di timur. Gerald bertemu dengan Yang Mulya Serkan untuk membicarakan masalah pertempuran yang semakin memanas. Sementara itu Emillie pergi menemui Anelies karena tidak mau ikut campur urusan laki-laki.Emillie bukan cuma terkejut karena melihat tingkah Pangeran Al-Waleed yang mengirim begitu banyak kotak kado merah muda, Emilie juga terkejut mendengar putri Sofia demam tinggi karena tekanan stress."Aku bukan cuma takut Sofia jatuh sakit, aku paling takut bila dia kembali nekat kabur." Anelies mengungkapkan kerisauannya pada Emillie. "Aku hanya menginginkan kebahagian untuk Sofia, tapi Yang Mulya Serkan dan seluruh negeri ini pasti juga menginginkan putri kami bersama pria yang setara dengannya."Artinya Sofia tetap tidak bisa bersama sembarangan laki-laki, pernikahannya tetap harus di atur oleh keluarga kerajaan. "Sepertinya Putri Sofia cuma perlu berlibur." Emil
BAB 47 MENJADI GILAFaaz diseret ke sebuah ruangan berdinding biru terang, terdapat banyak sekat kaca tembus pandang dengan berbagai mesin canggih digital. Laboratorium kota telah dikuasai pihak musuh dan mereka alih fungsikan sebagai tempat penyiksaan manusia paling keji.Suara teriakan keras terdengar dari ujung lorong kaca. Suara seorang pria yang terus meraung tersiksa dengan pedih, sesekali juga terdengar suara lecutan disusul tangis memohon ampun. Faaz berusaha menutup rapat telinganya dan tahu dirinya bakal segera bernasib serupa."Ayo cepat seret dia ke mari!"Kaki Faaz kesulitan berjalan tegak karena lututnya juga telah bertubi-tubi mendapat pukulan keras."Beruntung kami tidak akan memotong kaki dan lenganmu!"Faaz masih berani menatap tajam untuk menunjukkan sikap tanpa gentar."Beraninya kau menantangku!"Faaz kembali mendapat pukulan keras hingga sisi rahangnya berderak."Sebentar lagi seluruh kesombongan di kepalamu akan lenyap!"Faaz didorong ke kursi metal, kaki, tang
BAB 46 TANTANGAN BERATKomandan tim relawan telah mengkonfirmasi pada media yang telah meliput kejadian tembakan rudal dua hari yang lalu."Tidak ditemukan tubuh korban di lokasi kejadian!" Kemal juga telah mencari berbagai berita mengenai kejadian tersebut."Pagi setelah ledakan, warga cuma melihat bekas kendaraan militer yang telah hancur. Kondisinya sangat parah. Seandainya Faaz masih selamat dari maut, pasti kali ini dia juga sudah tertangkap oleh pihak lawan.""Oh, Tuhan...!" Kemal terus mencengkeram rambut di kepalanya.Tertangkap sebagai penyusup hukumannya bisa sangat keras mengerikan.*******Putri Sofia sedang duduk di balkon bersama Yang Mulya Seika ketika Zahra datang melapor."Putri Sofia, baru saja Pangeran Al-Waleed datang untuk menjenguk Anda."Sofia cukup terkejut karena dia pikir Pangeran Al-Waleed tidak akan nekat datang."Aku belum mau bertemu siapapun!" Putri Sofia menolak Pangeran Al-Waleed di hadapan Yang Mulya Seika. "Katakan saja aku masih perlu istirahat."
BAB 45 SIAPA YANG AKAN MENANGPutri Sofia baru pulih dari demam, sudah mulai mau menghabiskan sarapan tanpa rasa mual."Hari ini Yang Mulya Seika akan datang mengunjungi Anda, Putri Sofia."Putri Sofia tersenyum bahagia mendengar neneknya akan datang menjenguk. Di antara semua orang di keluarga istana, Yang Mulya Seika adalah orang yang bakal selalu membela Putri Sofia sebagai cucu kesayangannya. Bahkan Serkan tidak kan berani menentang jika ibunya yang telah bicara."Siapkan gaun hadiah dari nenekku, aku ingin memakainya hari ini."Zahra terus mendampingi Putri Sofia yang masih terlihat agak pucat tapi sudah kembali bersemangat. Zahra tidak berani memberitahu Putri Sofia mengenai kabar duka yang baru dia dapatkan mengenai adiknya.******Pangeran Al-Waleed sedang dalam acara kunjungan kenegaraan di Eropa ketika Hamna memberi kabar mengenai kondisi Putri Sofia."Putri Sofia sedang sakit sejak dua hari yang lalu.""Kenapa kau baru memberitahuku?" Pangeran Al-Waleed cukup terkejut dan a
BAB 44 HILANGSampai hari kembali malam, demam Putri Sofia belum juga mereda, justru demamnya semakin tinggi. Zahra yang terus berjaga sepanjang malam melihat Putri Sofia terisak sedih, airmata bening mengalir dari sudut kelopak matanya yang masih terpejam rapat."Jangan pergi...."Putri Sofia juga terus mengigau dalam demam."Jangan hilang...."Meski sudah tidak menyebut nama Faaz tapi Putri Sofia terus menangis pedih dalam demam."Jangan pergi...."Zahra mengambil saputangan untuk pelan-pelan menghapus air mata Putri Sofia agar tidurnya tidak terusik. Dua jam lagi waktunya Putri Sofia bangun minum obat, sekarang dia harus beristirahat terlebih dahulu."Jangan pergi...." Putri Sofia terus bicara seperti itu berulang-ulang."Jangan pergi...."Sebagai pengawal pribadi yang telah mendampingi Putri Sofia sejak gadis itu masih anak-anak, Zahra ikut merasa sedih melihat Putri Sofia nampak tidak bahagia. Dalam hati Zahra ikut berdoa agar tuan putri cantiknya bisa segera kembali ceria sepert
BAB 43 PENGORBANANSetelah mendengar suara teriakan, Dua orang prajurit bersenjata muncul dari dua ujung lorong, mereka langsung melepaskan tembakan ke arah Faaza. Faaz yang saat itu masih memegangi lengan bocah laki-laki untuk turun ke lubang saluran irigasi jelas tidak dapat menghindar.Tanpa piki panjang, Dokter Faiza langsung berlari melompat untuk menghalangi peluru. Kejadiannya sangat cepat dan kacau, Faaz melotot beku, peluru ke dua nyaris menembus kepala Dokter Faiza kemudian terpantul ke dinding. Beruntung Faaz selalu jauh lebih cekatan, sebelum kedua prajurit itu kembali melepaskan tembakan, Faaz berhasil lebih dulu membidik kepala mereka dengan sangat tepat sasaran.Dua tubuh besar seketika roboh tumbang ke lantai. Faaz juga melihat Dokter Faiza masih tersungkur di lantai anak tangga, sekujur pinggangnya berlumuran darah hingga belum jelas bagian mana yang tertembak."Lari, selamatkan anak-anak!" Dengan kondisi tersengal berat Dokter Faiza masih memperdulikan keselamatan F
BAB 42 SIASAT UNTUK KABUR"Aku akan membebaskan kalian, tapi kita harus bekerja sama!" Faaz mengajak sandera yang lain untuk bekerja sama."Semua pintu dijaga tentara bersenjata, kami hanya akan mati konyol." Salah satu dari mereka mengingatkan Faaz."Karena itu kita perlu siasat!" Faaz terus meyakinkan. "Kecuali kalian ingin mati perlahan di tempat ini!"Beberapa orang terlihat saling bertukar tatapan tapi tidak ada yang bersuara."Ikuti saja rencanaku!" Faaz lanjut menjelaskan siasatnya. "Aku melihat ada lubang saluran pembuangan air di dekat anak tangga, bangunan sebesar ini pasti memiliki sistem irigasi besar yang tertata. Kita bisa kabur dari sana asal bisa keluar dari kamar ini!"Faaz mengitarkan pandangan pada setiap orang di sekelilingnya kemudian kembali bicara."Berapa petugas yang biasa mengantar makanan?" Faaz ingin tahu jumlah target sasarannya."Biasanya mereka berdua dengan salah satu membawa senjata.""Apa hari ini mereka sudah mengantar makanan?" Faaz benar-benar su