Lendra telah bersiap untuk olahraga bersama Joshua. Satu minggu berada di hotel ini Lendra baru dua kali menikmati fasilitas gym di hotel itu. Rasanya tidak rela jika tidak menikmatinya lagi sebelum dia pindah ke rumah yang dia sewa untuk beberapa hari kedepan.Tinggal terlalu lama di hotel membuat Lendra merasa terlalu boros menghabiskan uang sehingga dia meminta bantuan Charlie untuk mencarikannya apartemen untuk dia sewa selama tinggal di New York."Pak, lihat di depan," kata Joshua tiba-tiba.Lendra dan Joshua menghentikan langkahnya saat melihat Thalia dan Mikail beradu mulut di lorong hotel. Jarak mereka cukup jauh sehingga mereka berdua tidak menyadari kehadiran Lendra dan Joshua. Thalia nampak marah dengan Mikail terlihat dari gestur tubuhnya. Wanita itu menunjuk-nunjuk Mikail hingga membuat Mikail sedikit terdorong ke belakang."Udah biarin, itu urusan mereka. Kamu mau masuk gak?" tanya Lendra yang sudah masuk ke dalam lift."Bapak duluan aja, saya harus mengawasi mereka berd
Sienna tidak bisa menahan semburat merah di pipinya. Pertanyaan Lendra terlalu blak-blakan. Apakah sangat terlihat dirinya yang sangat menginginkan pria itu? Jika iya, Sienna merasa sangat malu.Melihat wajah Sienna yang bersemu, Lendra terkekeh. Dia paham betul bagaimana jika istrinya menginginkannya. Matanya akan menatap kemana tubuhnya ingin berlabuh.Sejak tadi Lendra tahu kalau istrinya menatap tubuhnya yang bertelanjang dada. Alih-alih menatap wajahnya, Sienna sepertinya lebih tertarik dengan tubuh Lendra yang masih bugar karena rajin olahraga."Mau gak? Kalau mau Mas buka nih handuk Mas," tanya Lendra, memastikan kembali apakah Sienna mau melakukan video call plus-plus."Enggak mau, aku tahan aja," tolak Sienna."Serius? Yaudah deh kita ngobrol aja." Lendra berusaha mengalihkan pembicaraannya.Bukan hanya Sienna yang menginginkannya, Lendra juga menginginkan Sienna. Bahkan jika Sienna mengatakan iya, Lendra yakin mereka akan benar-benar melakukan video call plus-plus.Lendra ti
Kenzie membolak-balikkan berkas yang berada di mejanya. Harusnya hari ini Kenzie sudah selesai dengan pekerjaannya mengecek pekerjaan bawahannya. Tapi karena gadis penganggu yang dua minggu ini tidak menganggunya membuatnya merasa kehilangan. Sudah biasa mendapatkan gangguan dari gadis muda itu membuat Kenzie merasa aneh saat gadis itu tidak menganggunya kembali. Hidup Kenzie yang monoton berubah sejak mengenal gadis itu.Dulu saat Lendra masih bekerja bersamanya di perusahaannya Kenzie bisa dengan leluasa menganggu Lendra saat moodnya sedang tidak baik. Tapi sekarang, Kenzie tidak tahu apa yang harus dia lakukan.Menghubungi gadis itu secara langsung? Tidak mungkin, gengsinya terlalu tinggi. Waktu itu Kenzie yang menolak gadis itu untuk tidak mendekatinya tapi sekarang aneh rasanya jika Kenzie menanyakan gadis itu."Brengsek!" umpat Kenzie.Setelah kepergian mantannya beberapa tahun lalu, Kenzie tidak pernah memikirkan wanita. Hingga seorang gadis, yang mana masih berstatus mahasisw
Sofia menatap Sienna yang hanya diam, tidak mau memakan sarapannya. Padahal Sienna yang meminta Sofia memasakkan nasi goreng untuknya sarapan, tapi setelah nasi goreng itu jadi dan siap dimakan, Sienna justru mendiamkannya.Adhara dan Angga menatap Sienna dengan bingung. Sejak kemarin bundanya banyak melamun. Keduanya sudah mencoba bertanya, jawaban Sienna selalu sama, kalau dia baik-baik saja.Kedatangan Sofia pagi-pagi sekali juga karena Adhara dan Angga yang menelpon kalau Sienna sejak kemarin banyak melamun membuat keduanya khawatir. Mendapat kabar itu tentu saja Sofia khawatir dengan keadaan putrinya.Semenjak Lendra ke Amerika. Sofia setiap hari akan ke rumah Sienna untuk menemani Sienna. Jika Sofia tidak bisa, dia akan meminta teman-teman Sienna menemani Sienna agar Sienna merasa tidak kesepian dan mengabulkan Sienna yang sering mengidam."Dimakan dong, Mama udah buatin nasi gorengnya." Sofia menyentuh punggung Sienna, membuat Sienna tersadar dari lamunannya."Iyaa Ma. Terimaka
Lendra menatap dengan cemas layar handphonenya. Putranya bilang kalau Sienna tidak mau berbicara kepadanya. Lendra tidak tahu apa kesalahannya, karena Sienna yang hanya diam. Hingga tiga hari ini Lendra merasa Sienna mendiamkannya.Istrinya itu mengabaikan semua pesan dan panggilannya. Jika jarak yang mereka tempuh hanya satu jam. Lendra akan segera menemui istrinya dan menanyakan apa kesalahannya. Tapi sayang, jaraknya dan istri sangat jauh sehingga Lendra tidak bisa menemui istrinya.Joshua memperhatikan Lendra dalam diam. Sejak kemarin Lendra terlihat cemas. Joshua tidak tahu apa yang membuat Lendra cemas, pekerjaan, keluarganya atau Thalia yang berusaha mengganggunya kembali.Satu hari setelah melihat perkelaihan Thalia dan Mikail, Joshua dan Lendra kembali bertemu dengan Thalia yang menangis di pinggir jalan. Mulanya mereka tidak mau memperdulikan Thalia, tapi Thalia tiba-tiba saja berlari ke tengah jalan membuat Lendra menarik tangan wanita itu agar kembali ke pinggir jalan."Bi
Lendra keluar dari ruangan Alex. Benar yang dikatakan Charlie kalau dia harus mencoba berbicara kepada Alex perihal keinginannya untuk pulang ke negara terlebih dahulu karena ada sedikit masalah.Terbukti Alex mengizinkan Lendra untuk pulang selama satu minggu. Pria itu meminta maaf karena menahan Lendra terlalu lama, padahal Lendra datang ke negaranya hanya karena sebuah undangan ulang tahun tapi ternyata Alex meminta Lendra untuk tinggal.Lendra baru saja mendudukkan tubuhnya di kursi saat Jane datang dengan membawa bingkisan entah berisi apa, Lendra tidak mengetahuinya."Selamat siang, maaf menganggu waktu anda Pak Lendra," ucap Jane dengan senyuman manisnya.Lendra menegakkan tubuhnya. "Tidak sama sekali Jane, ada apa?" tanyanya.Jane yang kemarin terlihat malu-malu entah pergi kemana. Sekarang Lendra bisa melihat Jane yang berani berbicara kepadanya. Terlihat dari cara dia yang berani menatap mata Lendra saat berbicara."Saya membawakan kue buatan saya, sekaligus ucapan terima ka
BE WISE READER!MATURE CONTENT!***Lendra mengangkat dagu Sienna melumat bibir istrinya dengan lembut. Tidak butuh waktu lama untuk Sienna membalas lumatan Lendra. Ciuman keduanya semakin intens dan dalam. Lendra membawa tubuh Sienna ke atas meja yang berada di walk in closet.Merasa pasokan oksigennya mulai menipis, Sienna melepaskan tautan bibir mereka. Menempelkan keningnya dan Lendra. Nafas memburu keduanya saling beradu."Aku menginginkan Mas.""Mas juga Sayang." Keduanya kembali berciuman dengan sangat liar. Dengan lidah yang saling membelit dan menghisap satu sama lain. Sensasi ciuman yang sangat liar. Cukup lama bibir dan lidah saling beradu. Hingga Lendra menurunkan kecupannya pada telinga Sienna. Sienna mendesah nikmat, merasakan kecupan dan jilatan lidah Lendra yang menyusuri telinga dan lehernya. Selagi bibirnya bermain di leher Sienna dan meninggalkan jejak disana. Tangan Lendra membuka satu persatu kancing piyama Sienna, meninggalkan bra berwarna merah terang dan cela
Kenzie tersenyum tipis melihat penampilan Megan yang terlihat sangat manis dengan dress berwarna putih tulang dipadukan dengan cardigan rajun berwarna mint. Kenzie membukakan pintu untuk Megan, setelahnya dia memutari mobilnya untuk masuk di tempat kemudi."Kita mau kemana?" tanya Megan setelah memakai sabuk pengaman di tubuhnya.Kenzie melirik Megan sekilas, dia balik bertanya kepada Megan. "Kamu mau kemana?" Megan terlihat nampak berpikir. Bioskop sepertinya bagus. Dia akan memilih film horor agar bisa terus menempel dengan Kenzie. Dan dia akan melakukan banyak skinship dengan pria dewasa itu.Membayangkan itu membuat pipi Megan bersemu. Kenzie yang menunggu jawaban Megan, menatap bingung Megan yang hanya diam dengan pipi bersemu. Apa yang sebenarnya Megan pikirkan?"Jadi kamu mau kemana?" tanya Kenzie yang kembali bertanya, setelah merasa Megan terlalu lama menjawab pertanyaannya."Bioskop."Kenzie menyetujui ajakan Megan meskipun sebenarnya dia tidak begitu suka dengan aktivitas