MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA
Bab 20.Bima segera bergegas untuk melihat. Apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah? Sampai-sampai suara teriakan dari dalam rumah yang tak lain merupakan suara teriakan dari Ayu yang lain adalah istrinya. Walaupun sempat terjatuh karena berlari untuk mengejar suara yang berasal dari dalam rumah. Setelah memasuki rumah, Bima yang baru saja mendapati istrinya terduduk lemas di lantai sambil menangis dengan memegang sepucuk surat yang ada di tangannya kanannya."Dik! Kamu nggak kenapa-kenapa kan? Apa yang terjadi?" tanya Bima yang mulai panik. Bahkan ia sambil berlari menghampiri Ayu yang sekarang menjadi istrinya walaupun terjatuh tak perduli. Bahkan ia tak sadar telah memanggil Ayu dengan sebutan, Adik."Hu..uuu...hu...u.uu.." Hanya suara tangisan yang terdengar dari mulut sang istri. Semakin lama semakin keras setelah mendengar aMARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 21.#Prov ayuAku yang tanpa sengaja sering berjumpa dengan Mas Joko selalu saja merasakan perasaan aneh terhadapnya. Perasaan yang bahkan tak kurasakan sebelumnya. Apa yang sebenarnya kurasakan saat ini terhadap Mas joko? Aku pun tidak mengetahui jelas, perasaan apa ini sebenarnya? Aku bahkan bingung setiap kali harus berjumpa dengannya. Entah lah, aku bahkan baru mengenalnya seperti seseorang yang terhipnot*s oleh asmara pemikat darinya. Berhubung aku seorang wanita, tentu saja aku harus mampu menyembunyikan rasa ini di hadapannya.Mas Joko yang selalu membeli jualanku dengan jumlah yang cukup banyak. Yang terkadang aku pun bingung, mengapa ia sering membeli jualanku dengan jumlah yang cukup banyak?Pernah aku bertanya padanya, malah jawabannya membuat hatiku semakin bingung. Alasannya, agar aku tak perlu bersusah payah berjualan keliling, ucapnya kala itu.
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 22.Tak terasa seminggu sudah setelah kepergian almarhum Pak Jenggot yang lebih tepatnya bapak mertua Bima. Akhirnya tibggal lah mereka berdua di rumah peninggalan almarhum Pak Jenggot. Ya, Bima memutuskan untuk tinggal di rumah mertuanya, agar bisa menemani Ayu yang telah menjadi istrinya selama seminggu. Apalagi status mereka yang sudah menikah, tidak akan ada yang namanya fitnah jika tinggal dalam satu atap.Tak terasa sudah seminggu lamanya mereka sudah sah menjadi sepasang suami dan istri. Mereka bahkan bukan seperti layaknya pasangan suami, istri. Tak pernah sekali pun mereka melakukan hal yang seharusnya menjadi kewajiban sepasang suami, istri.Mereka hanya disibukkan masalah pengurusan semua keperluan setelah kepergian Pak Jenggot ke Sang Pencipta, Allah S.W.T.Bima yang memperhatikan perubahan istrinya, berusaha untuk memaklumi apa yang saat ini dirasakan
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA.Bab 23.Mereka yang baru saja selesai memakan nasi goreng buatan Ayu tanpa bersisa sebutir nasi pun kembali melanjutkan kemesraan."Mas sangat menyayangi, Adik. Rasanya nggak ingin kehilangan," kata Bima yang menatap wajah Ayu.Tiba-tiba saja Ayu menangis setelah mendengar ucapan Bima. Entah apa yang dipikirkannya saat mendengar ucapan suaminya? Sehingga mengakibatkannya menangis."Adik kok nangis?" tanya Bima merasa bersalah dengan ucapan yang dilontarkannya. Bahkan heran dengan sikap istrinya yang bisa tiba-tiba saja menangis."Adik sedih, Mas! Adik sedih kehilangan Bapak secepat ini. Di saat sekarang Adik makan bareng sama Mas. Bapak tidak ada di sini untuk menyaksikan putrinya bahagia ketika mendengar suaminya mengatakan menyayangi Adik dengan tulus. Bapak nggak bisa lihat, bagaimana Mas memperlakukanAdik? Pilihan Bapak yang saa
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 24.#prov Wahyu.Namaku Wahyu. Aku terlahir dari keluarga kaya dan cukup terpandang di kampung tempat kami tinggal. Orang tuaku termasuk orang yang keras dalam hal apapun, termasuk mengenai wanita pilihanku atau untuk pendamping hidupku. Orang tuaku pernah berpesan kepadaku "Jangan buat Papa dan Mamamu malu. Jangan pernah kamu mencari istri yang tidak sederajat dengan kita." Kata-kata itu yang selalu kuingat sampai detik ini. Jangankan untuk berpacaran, bahkan untuk sekedar mendekati yang namanya wanita, jarang kulakukan. Aku yang tahu betul, bagaiman selera orang tuaku? Tentu lebih memilih untuk sendiri dulu, sampai benar-benar ada wanita yang mampu membuka gembok di hatiku.Hingga akhirnya, tanpa sengaja aku bertemu dengan seorang gadis yang berada di kampungku juga. Aku yang sudah cukup lama tinggal di kampung ini, bahkan tak pernah melihatnya. Ternyata aku baru menyadari, jika
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA.Bab 25.Setelah kepergian laki-laki yang bernama Wahyu. Mereka pun akhirnya kembali masuk ke dalam rumah untuk segera beristirahat. Bima yang melihat istrinya langsung masuk ke dalam kamar yang biasa ia tempati, memutuskan untuk tidur di sofa yang ada di ruangan tengah yang sekarang ia tempati. Ya, sofa yang sudah tak layak pakai lebih tepatnya. Tapi tak masalah asalkan Bima bisa beristirahat. Toh.. selama seminggu ini Bima bahkan tidur di sana dan di sini yang terpenting bisa beristirahat. Bima yang dulunya hidup penuh dengan kemewahan akhirnya sanggup tidur yang terkadang hanya beralaskan tikar saja."Mas...!" panggil Ayu sebelum Bima beranjak ke atas sofa.Deg... g...Panggilan dari istrinya seketika membuat tubuhnya langsung memanas. Kakinya terasa melayang, nafasnya terasa tersendat di tenggorokan. Untuk pertama kalinya Bima merasak
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 26.Bima yang masih meletakkan jarinya dibibir Ayu, berusaha melepaskan tangannya kembali. Mencoba mendekat dan semakin dekat.Ayu yang sudah merasakan ketenangan semakin tak menentu ketika detak jantungnya berdetak semakin kencang.Bima yang semakin dekat dengan sengaja berbisik "Sebaiknya kita istirahat kembali, ya! Sudah malam."Seketika itu juga Ayu bahkan terlihat salah tingkah setelah mendengarkan ucapan Bima. Siapa sangka? Apa yang dipikirkannya tertanya salah besar. Perasaan bersalah itu muncul tiba-tiba begitu melihat tatapan Bima.Bima segera membaringkan kembali badannya. Ia berusaha untuk memejamkan matanya, tapi sedikitpun ia tak bisa untuk memejamkannya. Berharap malam ini bisa dilalui dengan tidur nyenyaknya.Ayu yang juga merasakan kegelisahan untuk pertama kalinya ia harus tidur berdekatan dengan
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 27.# NIKMAT TUHAN MANA YANG KAU DUSTAKAN.Semua terasa bagaikan mimpi. Bima masih tak percaya dengan apa yang telah ia alami. Dari awal perjalanannya menyamar menjadi seorang marbot sampai akhirnya dipertemukan dengan seorang gadis cantik yang sekarang telah resmi menjadi istrinya yang utuh, semua bagaikan suatu kebahagiaan tiada bandingannya. Rasa sakit yang dialaminya menjadi sebuah kebahagiaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Kejadian malam ini tak akan pernah Bima lupakan sampai kapanpun. Saat dirinya terjaga di tengah lelapnya sang istri, mencoba menatap ke arah wanita yang saat ini tepat berada dipelukannya. Bahkan ia terlelap dalam tidurnya. Tak henti-hentinya, ia terus memuji kecantikan yang dimiliki istrinya."Maafkan Mas telah membuatmu letih, karena Adik terlalu menggemaskan," bisik Bima.Wanita yang saat ini ada dip
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 28Bima menatap wajah ibu yang mengandungnya. Terlihat jelas kekecewaan yang tertuju padanya. Pergi dengan niat akan melupakan masa lalunya dan setelah kembali mengatakan sudah menikah. Hati seorang ibu mana yang tak terluka? Bahjkan ia tak mengetahui tentang pernikahan itu. "Sebaiknya kita ngobrol sambil duduk ya, Ma. Bima datang memang mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Mama dan juga Papa, sebenarnya, Ma..."Bima yang menggandeng tangan mamanya untuk duduk di sofa yang ada diruangan tamu, berusaha untuk menjelaskan. Tapi belum sempat ia meneruskan kata-katanya, lebih dulu terpotong."Apa benar kamu sudah menikah?" tanya mamanya yang masih belum bisa percaya begitu saja."Semua itu benar adanya, Ma. Kedatangan Bima berkenaan dengan hal itu. Bima akan menceritakan semuanya sama Mama dan..."Belum sempat kembali Bima meneruskan kata-katanya, mama
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA.Bab 39.Bima dan juga Pak Maryono pun telah memasuki mesjid. Bahkan mereka tak luput dari pandangan orang-orang yang ada di dalam mesjid. Terdengar bisik-bisik tentang Bima cukup terdengar jelas. Baik Bima maupun Pak Maryono lebih memilih diam sambil menantikan adzhan Ashar.Setelah selesai melaksanakan shalat ashar, ada seorang bapak-bapak yang datang menghampiri Bima begitu selesai shalat."Nak Jokosudah berhenti menjadi marbot di sini ya?" tanya salah seorang bapak-bapak yang ada dibarisan depan dari kerumunan bapak-bapak yang lainnya. Dia mencoba bertanya.Mereka yang sudah menyelesaikan shalat Ashar, tentunya ingin cepat-cepat pulang. Sementara Bima masih sibuk dengan pikirannya mengenai keadaan istrinya. Bahkan pertanyaan itu tak terlalu penting baginya.Berhubung ada salah seorang bapak-bapak yang bertanya padanya. Bima pun mengurungkan niatnya untuk cepa
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 38.Bima yang tadinya asyik berbicara pada Pak Maryono seketika melihat istrinya. Bima melihat jika istrinya terjatuh ketika membuang sampah, ia langsung merasakan kepanikan. Berlari dan mengejar istrinya."Dik...! Adik nggak kenapa-kenapa 'kan? Kok bisa jatuh begini?" tanya Bima yang langsung membantu istrinya untuk berdiri."Nggak tahu kenapa? Adik jatuh seperti ada yang dorong, Mas," jawabnya yang berusaha bangkit.Bima yang khawatir dengan keadaan istrinya merasakan kepanikan yang luar biasa. Pak Maryono yang melihat kejadian itu pun ikut menyusul mereka."Apa kaki istri Tuan tidak terkilir? Sepertinya istri Tuan susah untuk berjalan?" tanya Pak Maryono yang baru saja menghampiri mereka."Apa sebaiknya kita periksa ke rumah sakit aja? Biar pak Maryono yang antar kita ke rumah sakitnya?" tanya Bima pada istrinya yang cengar-cengir menahan sakit di kakinya.
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 37.Wahyu yang kesal, merasa dirinya persis seperti anti nyamuk segera pergi meninggalkan kediaman almarhum Pak Jenggot. Dengan sengaja ia menghentakkan kakinya sambil berlalu. Meluapkan kemarahannya dengan ucapan yang segala nama binatang di kebun binatang keluar satu per satu. Ucapan yang tak pantas jika mengingat statusnya."Eh... denger ya! Dimana-mana orang ketiga itu disebut setan loh!" jerit Bima yang sengaja.Suara Bima yang keras, mampu menghentikan langkah kaki Wahyu. Tentu saja Wahyu tidak bisa terima begitu saja dengan jeritan Bima."Apa maksud kamu bilang saya itu setan?" tanya Wahyu yang membalikkan badannya secepat mungkin untuk menatap Bima.Wahyu yang tadinya sudah bergegas untuk pergi meninggalkan mereka. Memutuskan untuk kembali menghentikan langkah ketika mendengar jeritan Bima yang mampu menyinggung perasaannya. Hatinya merasa terkutik dengan ucapan yang san
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA.Bab 36.Bima yang meninggalkan mereka begitu saja, berhasil membuat Wahyu menahan amarahnya. Karena merasa dicuekin dengan meninggalkan merek begitu saja tanpa menjawab perkataan mereka atau menyambutnya. Hal itu membuat hati Wahyu begitu membludak rasa kebencian.Berhubung waktu sudah memasuki waktu dzuhur, Bima pun bergegas melaksanakan adzhan terlebih dahulu. Tanpa melirik sedikitpun ke arah mereka yang masih memandangnya.Rasa syukur begitu besar dirasakannya, di tempat ini untuk pertama kalinya Bima melaksanakan adzhan yang didengarkan orang banyak. Bahkan hampir setiap harinya ia melakukan adzhan menggantikan almarhum bapak mertunya. Pak Jenggot telah menitipkan ilmu yang akan dibawanya sampai mati."Ternyata suara Nak Joko makin hari makin bagus saja mengumandang adzhannya," ucap salah seorang bapak yang ada di barisan jamaah yang baru saja selesai melaksanakan shalat berjama'ah de
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 35.Setelah pertanyaan Bima, Ayu bahkan tak mengeluarkan sepatah kata apapun. Bungkam seribu bahasa. Hanya kesunyian yang didapat Bima. Hatinya berkemelut hebat, penuh dengan tanda tanya melihat diamnya sang istri. Detak jantungnya terasa begitu cepat, apa kiranya kesalahnnya? Apa Ayu tak menyukai ajakanku?Pertanyaan begitu banyak melintas dopikirannya. Wajah cantik itu seperti menyembunyikan sesuatu yang tak mampu bibirnya mengungkapkannya."Apakah Adik masih keberatan untuk pindah ke rumah orang tua, Mas?" tanya Bima ragu, berusaha memecahkan kesunyian yang terjadi.Sekilas Ayu melirik ke arahnya. Lirikan yang penuh makna. Begitu mampu membuat Bima ragu. "Apapun yang membuatnya bahagia, akan kuturuti," batinnyaAyu menatap kembali wajah Bimq, "Adik sebenarnya takut, Mas," ucapnya sambil meremas ujung hijabnya."Kan ada, Mas. Kenapa meski takut? Apa yang membu
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 34.Bima yang masih memeluk istrinya, mencoba untuk memegang pipi lembut sang itu dengan penuh kasih sayang. Kebahagiaannya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. "Ya Allah, ijinkan aku untuk bisa selalu menjaga istriku sampai akhir hayatku," batinnya sambil mengelus pundak istrinya."Apa yang Mas lamunkan? Apa masih ada yang Mas sembunyikan lagi dari Adik?" tanya Ayu yang memecahkan pemikiran Bima."Tidak, Sayang. Tidak ada lagi yang Mas sembunyikan. Mas sayang banget sama Adik," ucapnya sambil memeluk kembali istrinya.Pelukan yang diberikan Bima terasa menyesakkan buat Ayu. Tubuhnya terasa remuk seketika. "Mas...! Kenapa peluk-peluk mulu, kan Adik jadi malu," ucapnya dengan manja.Mungkin saat ini, ada rasa kecewa di hati istrinya. Tapi, Bima harus bisa menerima apapun nantinya yang akan menjadi keputusan istrinya. Yang terpenting ia sudah berusaha mengatakan semua kenyataa
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 33.Bima yang sedang menaiki ojek merasa jika ada seseorang yang mengikutinya. Ia langsung mengetahui siapa yang mesedang mengikuti. Itu semua ulah Firly. Ia dengan sengaja turun di persimpangan sebelum kediaman almarhum mertuanya. Ya, mengalihkan perhatian Firly. Tak ingin jika ia sampai mengacaukan semuanya. Khawatir jika istrinya nanti akan salah paham ketika melihat Firly dengan berpakaian serba kekurangan seperti itu.Bima sengaja berjalan ke rumah orang yang bahkan ia sendiri tak mengetahui rumah siapa yang sedang di tujunya. Baru saja ia melangkahkan kakinya dengan sengaja melirik ke arah taxi itu yang mengikutinya. Dan ternyata.. taxi itu pun berlalu pergi begitu melihat ia berjalan."Aman," ucapnya sambil mengelus dada.Bima segera memutuskan untuk menceritakan semuanya pada istrinya. Termasuk tentang Firly. Tak ingin jika nantinya membuatnya semakin kecewa terhadapnya. Apalagi kebohongan yang bi
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 32.#prov Firly.Awal pertemuan yabg tanpa disengaja terjadi antara aku dan juga pria yang bernama Bima. Di mana kami sama-sama berada di sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli sesuatu. Ya, kami pun bertabrakan yang ternyata.. aku lah dengan sengaja menabraknya.Aku yang saat itu sedang memilih-milih belanjaan yang akan kubeli, tak sengaja melihat pria lumayan tampan yang berpakaian sangat rapi. Terlihat ia terlalu fokus mencari sesuatu. Dari tampilannya, aku mengira pasti lah pekerjaannya sangat mapan jika dilihat dari stelnya berpakaian. Merk-merk terkenal dengan harga pantastis tentu. Jujur, aku bahkan terpesona begitu pertama kali melihatnya. Hatiku merasakan getaran saat melihat mangsa baru tepat di hadapanku. "Ini lah kesempatanku," batinku memulai adegan kebohongan.Berhubung aku yang baru saja putus dengan pacarku, lebih kurang sebulan yang lalu. Oleh karena it
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 31."Ada yang salah ya, dengan omongan Bibik?" tanyanya polos tanpa rasa bersalah."Bik...! Ini bukan masalah malam pertama, tapi masalah hidup dan mati Bima ada pada istri Bima," jawab Bima."Bukannya hidup dan mati itu, ada di tangan Allah ya?" tanya Bik Ijah kembali.Mereka yang mendengar pertanyaan Bik Ijah hanya mampu menelan ludah. Bagaimana tidak? Apa yang dikatakannya memang benar. Tapi ini bukan menyangkut masalah yang dimaksudnya."Sudahlah, Bim! Lebih baik jangan kamu perpanjang lagi berdebat sama Bik Ijah, yang ada makin panjang ceritanya. Ngomong sama Bik Ijah nggak akan ketemu titiknya, koma mulu," potong Pak Satria."Ha.. ha.. Bik Ijah itu bisa untuk pengobat stres loh, Pa" ucap Bima semari tertawa ke arah Pak Satria."Yang ada bukan pengobat stres, bertambah stres lebih tepatnya!" sungut Bu Normah.Bik Ijah