Chapter: Bab 39. KepolosanMARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA.Bab 39.Bima dan juga Pak Maryono pun telah memasuki mesjid. Bahkan mereka tak luput dari pandangan orang-orang yang ada di dalam mesjid. Terdengar bisik-bisik tentang Bima cukup terdengar jelas. Baik Bima maupun Pak Maryono lebih memilih diam sambil menantikan adzhan Ashar.Setelah selesai melaksanakan shalat ashar, ada seorang bapak-bapak yang datang menghampiri Bima begitu selesai shalat."Nak Jokosudah berhenti menjadi marbot di sini ya?" tanya salah seorang bapak-bapak yang ada dibarisan depan dari kerumunan bapak-bapak yang lainnya. Dia mencoba bertanya.Mereka yang sudah menyelesaikan shalat Ashar, tentunya ingin cepat-cepat pulang. Sementara Bima masih sibuk dengan pikirannya mengenai keadaan istrinya. Bahkan pertanyaan itu tak terlalu penting baginya.Berhubung ada salah seorang bapak-bapak yang bertanya padanya. Bima pun mengurungkan niatnya untuk cepa
Terakhir Diperbarui: 2022-01-10
Chapter: Bab 38. Kenyataan yang mengejutkan.MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 38.Bima yang tadinya asyik berbicara pada Pak Maryono seketika melihat istrinya. Bima melihat jika istrinya terjatuh ketika membuang sampah, ia langsung merasakan kepanikan. Berlari dan mengejar istrinya."Dik...! Adik nggak kenapa-kenapa 'kan? Kok bisa jatuh begini?" tanya Bima yang langsung membantu istrinya untuk berdiri."Nggak tahu kenapa? Adik jatuh seperti ada yang dorong, Mas," jawabnya yang berusaha bangkit.Bima yang khawatir dengan keadaan istrinya merasakan kepanikan yang luar biasa. Pak Maryono yang melihat kejadian itu pun ikut menyusul mereka."Apa kaki istri Tuan tidak terkilir? Sepertinya istri Tuan susah untuk berjalan?" tanya Pak Maryono yang baru saja menghampiri mereka."Apa sebaiknya kita periksa ke rumah sakit aja? Biar pak Maryono yang antar kita ke rumah sakitnya?" tanya Bima pada istrinya yang cengar-cengir menahan sakit di kakinya.
Terakhir Diperbarui: 2022-01-08
Chapter: Bab 37. IkhlasMARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 37.Wahyu yang kesal, merasa dirinya persis seperti anti nyamuk segera pergi meninggalkan kediaman almarhum Pak Jenggot. Dengan sengaja ia menghentakkan kakinya sambil berlalu. Meluapkan kemarahannya dengan ucapan yang segala nama binatang di kebun binatang keluar satu per satu. Ucapan yang tak pantas jika mengingat statusnya."Eh... denger ya! Dimana-mana orang ketiga itu disebut setan loh!" jerit Bima yang sengaja.Suara Bima yang keras, mampu menghentikan langkah kaki Wahyu. Tentu saja Wahyu tidak bisa terima begitu saja dengan jeritan Bima."Apa maksud kamu bilang saya itu setan?" tanya Wahyu yang membalikkan badannya secepat mungkin untuk menatap Bima.Wahyu yang tadinya sudah bergegas untuk pergi meninggalkan mereka. Memutuskan untuk kembali menghentikan langkah ketika mendengar jeritan Bima yang mampu menyinggung perasaannya. Hatinya merasa terkutik dengan ucapan yang san
Terakhir Diperbarui: 2021-12-29
Chapter: Bab 36. Menahan kemarahan.MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA.Bab 36.Bima yang meninggalkan mereka begitu saja, berhasil membuat Wahyu menahan amarahnya. Karena merasa dicuekin dengan meninggalkan merek begitu saja tanpa menjawab perkataan mereka atau menyambutnya. Hal itu membuat hati Wahyu begitu membludak rasa kebencian.Berhubung waktu sudah memasuki waktu dzuhur, Bima pun bergegas melaksanakan adzhan terlebih dahulu. Tanpa melirik sedikitpun ke arah mereka yang masih memandangnya.Rasa syukur begitu besar dirasakannya, di tempat ini untuk pertama kalinya Bima melaksanakan adzhan yang didengarkan orang banyak. Bahkan hampir setiap harinya ia melakukan adzhan menggantikan almarhum bapak mertunya. Pak Jenggot telah menitipkan ilmu yang akan dibawanya sampai mati."Ternyata suara Nak Joko makin hari makin bagus saja mengumandang adzhannya," ucap salah seorang bapak yang ada di barisan jamaah yang baru saja selesai melaksanakan shalat berjama'ah de
Terakhir Diperbarui: 2021-12-23
Chapter: Bab 35. Sombong.MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 35.Setelah pertanyaan Bima, Ayu bahkan tak mengeluarkan sepatah kata apapun. Bungkam seribu bahasa. Hanya kesunyian yang didapat Bima. Hatinya berkemelut hebat, penuh dengan tanda tanya melihat diamnya sang istri. Detak jantungnya terasa begitu cepat, apa kiranya kesalahnnya? Apa Ayu tak menyukai ajakanku?Pertanyaan begitu banyak melintas dopikirannya. Wajah cantik itu seperti menyembunyikan sesuatu yang tak mampu bibirnya mengungkapkannya."Apakah Adik masih keberatan untuk pindah ke rumah orang tua, Mas?" tanya Bima ragu, berusaha memecahkan kesunyian yang terjadi.Sekilas Ayu melirik ke arahnya. Lirikan yang penuh makna. Begitu mampu membuat Bima ragu. "Apapun yang membuatnya bahagia, akan kuturuti," batinnyaAyu menatap kembali wajah Bimq, "Adik sebenarnya takut, Mas," ucapnya sambil meremas ujung hijabnya."Kan ada, Mas. Kenapa meski takut? Apa yang membu
Terakhir Diperbarui: 2021-12-20
Chapter: Bab 34. Apa yang dipikirkannya?MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 34.Bima yang masih memeluk istrinya, mencoba untuk memegang pipi lembut sang itu dengan penuh kasih sayang. Kebahagiaannya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. "Ya Allah, ijinkan aku untuk bisa selalu menjaga istriku sampai akhir hayatku," batinnya sambil mengelus pundak istrinya."Apa yang Mas lamunkan? Apa masih ada yang Mas sembunyikan lagi dari Adik?" tanya Ayu yang memecahkan pemikiran Bima."Tidak, Sayang. Tidak ada lagi yang Mas sembunyikan. Mas sayang banget sama Adik," ucapnya sambil memeluk kembali istrinya.Pelukan yang diberikan Bima terasa menyesakkan buat Ayu. Tubuhnya terasa remuk seketika. "Mas...! Kenapa peluk-peluk mulu, kan Adik jadi malu," ucapnya dengan manja.Mungkin saat ini, ada rasa kecewa di hati istrinya. Tapi, Bima harus bisa menerima apapun nantinya yang akan menjadi keputusan istrinya. Yang terpenting ia sudah berusaha mengatakan semua kenyataa
Terakhir Diperbarui: 2021-12-17
Chapter: Part 6. Kecopetan.Biarkan Aku Bahagia.Part 6.“Bu! Aku pamit dulu, sebentar aja!”Ibu yang mendengar ucapanku langsung menghentikan pekerjaannya. Ia menatap heran ke arahku. Tatapan penuh tanda tanya? Ke mana kiranya aku ingin pergi?“Mau ke mana sore-sore?” tanya ibu.“Mau mengembalikan uangnya Mas Zaki,” ucapku.“Kenapa dipulangkan? 'Kan itu untuk bayaran bolumu,” tanya ibu heran.“Apa Ibu tahu berapa jumlah uang yang dikasih Mas Zaki?” tanyaku kembali.“Emangnya berapa?”“Mas Zaki kasih uang sebesar 3.000.000. Itu kan nggak hakku, Bu. Lagian ditanya bagus-bagus, malah jawabnya buat modal melamar aku. Rasanya bulu hidungku naik semua ketika Mas Zaki mengatakan itu,” ungkapku.“Ya sudah, kalau itu menurutmu yang terbaik, lakukanlah,” ucap Ibu kembali. "Jangan lama-lama pulangnya!" tegasnya sebelum aku pergi.
Terakhir Diperbarui: 2022-01-12
Chapter: Part 5. Orderan.Biarkan Aku Bahagia.Part 5.Aku mencoba mengikhlaskan semua yang telah terjadi. Menyesal pun tiada guna. Kaca yang rapi telah retak berkeping-keping tak akan mampu tersusun kembali. Aku harus mampu menghadapi kenyataan pahit yang mungkin di depan akan ada ombak besar menghadangku.“Dik! Maafkan Mas!”Di saat lamunanku datang, masuk kembali pesan dari Mas Wahyu. Jujur, aku bahkan terasa begitu hambar hanya untuk sekedar membaca pesan darinya. Entah lah? Hatiku terasa mati akan namanya laki-laki karena ulah Mas Wahyu. Cinta yang begitu tulus berubah menjadi dendam akan seorang laki-laki.Tanpa berpikir panjang aku langsung memblokir akun samaran milik Mas Wahyu. Aku tak ingin dirinya kembali mengganggu ketenangan hidup baruku. Toh, kami sudah sah bercerai. Hanya tinggal menunggu akta cerai itu saja datang padaku.Aku segera memutuskan untuk kembali beristirahat. Mungkin hari esok akan lebih baik dari ha
Terakhir Diperbarui: 2022-01-12
Chapter: Part 4. Modus.Biarkan Aku Bahagia.Part 4Malam hari di waktu senggang. Aku membuka kembali aplikasi di ponsel tersayangku. Wah.. betapa terkejutnya aku, saat mata ini seakan terbuka lebar ketika melihat pesan masuk untuk memesan bolu dan juga kue basah buatanku. Seakan semua terasa mimpi. Ya, berlipat ganda Allah berikan rejeki padaku seusai perceraianku dengan Mas Wahyu.Janji-janji manis itu masih saja teringat jelas di memori kepalaku. Janji akan menjaga dan melindungiku, dulu selalu diucapkannya. Setiap hari terasa indah jika tak bersamanya. Tetapi, semua sudah sirna seiring berjalannya waktu. Hanya sebuah perpisahan yang kudapat saat ini. Perpisahan yang menimbulkan bekas trauma akan pernikahan.***Aku berencana ingin menghampiri Mas Wahyu ke tempat kerjanya, sudah lebih dulu menyiapkan makanan kesukaannya ke dalam rantang. Ya, aku sengaja tak mengatakan padanya untuk pergi menemuinya ke tempat
Terakhir Diperbarui: 2022-01-09
Chapter: Part 3. Pesan singkat.Biarkan Aku Bahagia.Part 3.“Yang jualan, cantik ya!” ungkap salah satu pembeli yang sedang makan di warung ibuku.“Cantik sih cantik! Salahnya janda,” sambut temannya sambil menyuap nasi di hadapannya.“Masa iya, janda?! Udah bolong, dong!” bisiknya."Katanya sih, aku juga nggak tahu. Yang pasti dia pasti sudah berpengalaman."Ha.. ha..Terdengar jelas di pendengaranku, bagaimana mereka menghina statusku. Dadaku terasa berdebar tak menentu. Samar-samar mereka berbisik sambil melihat ke arahku sekedar untuk membicarakanku. Ya, aku yang terlalu sering mendengar omongan orang, hanya mampu mengelus dada. Mereka bahkan tak mengetahui bagaimana perjalanan rumah tanggaku hingga mengakibatkan perceraian.Kata Sakinah Mawaddah wa Rahmah yang kuharapkan berbanding terbalik dengan kenyataan saat ini menjadi seorang janda. Ya sakinah yang artinya tenang dan tenteram bahkan t
Terakhir Diperbarui: 2022-01-07
Chapter: Part 2. Berani?Biarkan Aku Bahagia.Part 2.Dibalik rasa cinta yang mendalam akan terselip luka yang membekas. Ya, kata ini yang lebih pantas disematkan untukku saat ini.Lika-liku rumah tangga masih membekas di lubuk hatiku yang terdalam. Jangan ditanya betapa besar kebencianku terhadap seorang laki-laki. Bahkan menimbulkan trauma yang mendalam. Perlakuan kasar itu selalu terniang di benakku. Bagaimana suami yang kucintai mampu berperilaku seperti monster? Ya, aku memang menyebutnya sebagai monster. Mengingat tingkah lakunya padaku yang begitu mengerikan."Sudah berapa kali harus kukatakan? Aku tidak puas jika kamu hanya memberikan pelayanan hanya sekali!" bentak Mas Wahyu yang ingin menyalurkan hasrat birahinya kembali setelah ronde pertama.Aku yang masih lemas, berusaha untuk menolak ajakannya. Badanku terasa remuk. Sendi-sendiku terasa nyeri setelah mendapat pukulan darinya. Selangkanganku terasa
Terakhir Diperbarui: 2022-01-07
Chapter: Part 1. Kenyataan pahit.Biarkan Aku BahagiaPart 1."Sebaiknya kita jalani saja hidup kita masing-masing! Selama kita menikah 3 tahun lamanya. Bahkan Mas tidak pernah memberiku nafkah. Mas hanya mementingkan diri Mas sendiri tanpa memperdulikanku. Setiap aku meminta uang, selalu keturunan yang menjadi alasan," ucapku ketika Mas Wahyu membaringkan dirinya di atas tempat tidur.Tatapan mengerikan itu langsun tertuju padaku. Seakan ada kemurkaan yang terkandung di dalamnya. Tapi, hal itu tak membuatku gentar. "Silahkan jika kamu ingin bercerai dariku! Jangan pernah kamu berharap, aku akan memberikanmu uang sepeser pun. Seujung kuku bahkan aku tak rela jika uangku untukmu. Uangku terlalu berharga untuk diberikan padamu. Sedangkan kamu saja tak bisa memberiku keturunan. Apalagi untuk hal yang tidak penting seperti perceraian," ucapnya lantang sambil menunjuk wajahku.Deg... g... g...Bagaikan tersambar petir di siang bolong, kata itu mampu membakarku. Tubuhku t
Terakhir Diperbarui: 2022-01-07