MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA
Bab 12."Masih banyak yang lebih membutuhkan uang ini, Mas!"
Ayu pun menjawab dengan senyuman yang begitu sejuk untuk di pandang. Ia pun memberikan kembali uang yang di berikan Bima. Gadis yang penuh dengan karisma buat Bima.
Bima bahkan salah tingkah untuk menerima uang yang sengaja ia berikan untuk gadis yang luar biasa yang ada di hadapannya."Maaf jika saya sudah membuat kamu tersinggung. Maksud saya tidak seperti itu. Saya hanya ingin membantu kamu, supaya tabungan kamu bisa lebih banyak, Yu!" tutur Bima dengan raut wajah bersalah. Ayu yang sudah memberikan uang itu kembali ke tangan pemiliknya, tidak menjawab apapun. Bima sudah merasa bersalah karena memberinya uang lebih, karena Bima berpikir jika Ayu pasti senang dengan apa yang di lakukannya. Bima pikir dengan Ayu mendapatkan uang lebih itu, tidak perlu lagi bersusah payah berjualan keliling. TeMARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA Bab 13."Masa udah besar begini, baru mau belajar ngaji sih!" sungut salah satu anak laki-laki itu dengan polosnya."Begini ya adek-adek, bukannya Abang tidak bisa membaca Al-qur'an. Tapi, Abang hanya ingin memperbaiki bacaan Abang yang mungkin kurang tepat. Dan Abang berusaha belajar bersama Kak Ayu, biar Kak Ayu yang ajarin kakak. Bacaan yang belum tepat agar semakin bagus baca Al-qur'annya." terang Bima sambil melihat semua anak-anak yang ada di sekelingnya.Anak-anak yang ada di sekeliling Bima, saling pandang dan mengangguk-nganggukkan kepala mereka tanda memahami apa yang di katakan Bima pada mereka."Oh......" Jawab anak-anak yang ada di sekeliling Bima dengan kompak.Ayu yang melihat itu berusaha untuk menenangkan anak-anak tersebut."Sudah jelaskan anak-anak semua dengan apa yang sudah di jelaskan Abang ini kepada kalian? Sekarang kita lanjutkan belajarn
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 14.Bima yang masih saja mengikuti Ayu yang berjualan, terkagum-kagum dengan sikap gadis kampung seperti Ayu. Bima tidak menyangka masih ada orang yang baik mau berbagi padahal mengingat dirinya yang masih terbilang dalam kekurangan. Gadis limited edition.Tanpa diduga Ayu yang telah memberikan nasi kepada anak kecil yang berjumlah dua orang, berlalu pergi meninggalkan mereka dan melanjutkan menggeyot sepedanya kembali.Bima terus saja mengikuti kemana gadis itu hendak pergi? Walaupun harus berlari untuk mengejarnya, tak menjadi halangan untuk Bima tetap mengikutinya. Itu semua bahkan tidak membuatnya mengurungkan niat untuk mengetahui apa yang dilakukan gadis yang mampu memikat hatinya.Bima terus dan terus saja mengikuti Ayu menggeyotkan sepeda miliknya, walau terkadang Bima harus sedikit berlari, agar tidak ketinggalan. Walaupun Ayu menggeyot sepedanya pelan tapi tetap saja kalau
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA Bab 15.#Pov ayuAku merupakan anak dari Pak jenggot dan Bu sulastri, yang selama ini aku anggap orang tua kandungku. Kami merupakan keluarga yang sangat sederhana, terkadang uang kami hanya cukup untuk sekedar makan saja. Tapi, aku tetap mensyukuri itu semua. Orang tua yang kuanggap sebagai orang tua kandungku ternyata hanya orang tua angkatku. Mereka yang telah memberitahuku bahwa mereka bukanlah orang tua kandungku. Jujur, saat pertama kali aku mendengar penuturan mereka, hatiku hancur berkeping seperti di timpa baja di atas kepalaku. Tapi, aku tetap bersyukur memiliki orang tua seperti mereka. Bapak yang saat itu mendapatkanku di dekat mesjid yang sekarang sering Bapak jaga dan urus.Bapak mendapatkanku di dalam sebuah kotak yang hanya di balutkan kain begitu saja sebagai pembungkus badan mungilku masih bayi. Bapak menemukanku setelah ia selesai melaksanakan sholat shubuh.
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 16.Ibu itu berlalu meninggalkan Bima, ia berjalan menghampiri Ayu yang sedang asyik berbicara bersama seorang pria yang bernama Wahyu. Entah apa yang diucapkan ibu itu yang mengakibatkan mereka melihat ke arah Bima secara bersamaan. Tak butuh waktu lama Ayu pun langsung menggeyot sepeda miliknya untuk segera datang menghampiri Bima yang masih berdiri ditempatnya."Astahfirullah, ada apa dengan hatiku?" ungkap Bima sambil memegang dadanya. Jantungnya seakan berdetak lebih kencang seperti ingin melompat keluar, akibat dag dig dug tak karuan ketika melihat Ayu yang datang menghampirinya. Semakin lama semakin mendekat ke arahnya."Ya, Allah. Ampunilah aku, jika hatiku seperti ini ketika melihat gadis yang semakin mendekat ke arahku," ucapnya yang berusaha mengatur nafas yang serasa naik turun seperti karet."Mas, mau membeli nasi?" tanya Ayu yang ba
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 17.Setelah apa yang Bima ucapkan kepada Ayu pagi tadi. Bima merasa tidak yakin dengan jawaban Ayu. Bukan karena Bima tak menyukai sosok gadis itu melainkan dari kata-kata yang terlontar dari mulutnya. Bima bahkan sangat-sangat menyukai sosok gadis yang luar biasa menurutnya. Kata yang baru saja di dengarnya mampu membuat hati tidak yakin akan jawabannya."Apa mungkin? Ayu akan menerimaku, apalagi kalau dia tahu siapa aku sebenarnya?" batin Bima.Namun, Bima tetap memutuskan untuk datang ke rumah Pak jenggot dan bertanya tentang Ayu pada Pak Jenggot. Mungkin saja, Pak Jenggot mampu mengubah pendapat Ayu tentang Bima.Seperti biasa Ayu sedang menunggu kedatangab anak-anak untuk belajar mengaji. Ia juga menyempatkan diri untuk membaca Al-qur'an terlebih dahulu. Bima sangat bahagia sekali bisa melihat Ayu walaupun hanya dari kejauhan. Hatinya terasa berbunga-bu
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 18.Bima yang merasa waktu sudah mulai larut, ia pun memutuskan untuk kembali. Ia tak ingin jika nantinya ada gosip tentang dirinya dan juga Ayu."Waktu sudah larut malam, Pak. Sebaiknya saya pamit pulang dulu ya! Supaya Bapak juga bisa beristirahat kembali. Sudah cukup lama kita berbincang-bincang sampai tak terasa waktu sudah semakin larut. Semoga Bapak cepat sembuh ya! Biar bisa kumpul di masjid lagi," ucap Bima yang berdiri dari tempat duduknya."Terima kasih ya, Nak Joko. Kamu sudah mau menjenguk, Bapak. Jika Bapak ada salah sama Nak Joko, mohon untuk di maafkan ya! Mungkin hari esok kita tidak bisa bertemu lagi," ucap Pak Jenggot, spontan membuat Bima terkejut dengan ucapan yang baru saja dilontarkan dari mulut lelaki tua yang saat ini bersamanya."Bapak...!" panggil Ayu yang masih memeluk Bapaknya."Bapak kok ngomong seperti itu! Bapa
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 19."Bapak tanya sekali lagi, apa kamu menyukai anak Bapak, Ayu?" Pak Jenggot pun bertanya kembali dengan tenaga yang mulai melemah.Bima yang memang sudah mempersiapkan jawabannya tidak sedikit pun ragu untuk menjawab pertanyaan itu keluar dari mulutnya."Iya, Pak. Saya sangat menyukai anak Bapak dari pertama saya bertemu dengannya waktu Bapak memperkenalkan ia sebagai anak Bapak," jawab Bima dengan lantang.Pak Jenggot pun tersenyum lega setelah mendengar jawaban Bima. Sebelum Bima menjawab, ia sudah menduga apa yang akan di jawab Bima. Akhirnya, ia lega untuk bisa menitipkan Ayu kepada Bima."Alhamdulillah... akhirnya Bapak mendapatkan jawaban yang Bapak inginkan. Ada satu permintaan Bapak, sebelum akhirnya Bapak menutup mata untuk selama-lamanya," ungkapnya dengan nada yang semakin pelan untuk di dengarkan.
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 20.Bima segera bergegas untuk melihat. Apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah? Sampai-sampai suara teriakan dari dalam rumah yang tak lain merupakan suara teriakan dari Ayu yang lain adalah istrinya.Walaupun sempat terjatuh karena berlari untuk mengejar suara yang berasal dari dalam rumah. Setelah memasuki rumah, Bima yang baru saja mendapati istrinya terduduk lemas di lantai sambil menangis dengan memegang sepucuk surat yang ada di tangannya kanannya."Dik! Kamu nggak kenapa-kenapa kan? Apa yang terjadi?" tanya Bima yang mulai panik. Bahkan ia sambil berlari menghampiri Ayu yang sekarang menjadi istrinya walaupun terjatuh tak perduli. Bahkan ia tak sadar telah memanggil Ayu dengan sebutan, Adik."Hu..uuu...hu...u.uu.."Hanya suara tangisan yang terdengar dari mulut sang istri. Semakin lama semakin keras setelah mendengar a
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA.Bab 39.Bima dan juga Pak Maryono pun telah memasuki mesjid. Bahkan mereka tak luput dari pandangan orang-orang yang ada di dalam mesjid. Terdengar bisik-bisik tentang Bima cukup terdengar jelas. Baik Bima maupun Pak Maryono lebih memilih diam sambil menantikan adzhan Ashar.Setelah selesai melaksanakan shalat ashar, ada seorang bapak-bapak yang datang menghampiri Bima begitu selesai shalat."Nak Jokosudah berhenti menjadi marbot di sini ya?" tanya salah seorang bapak-bapak yang ada dibarisan depan dari kerumunan bapak-bapak yang lainnya. Dia mencoba bertanya.Mereka yang sudah menyelesaikan shalat Ashar, tentunya ingin cepat-cepat pulang. Sementara Bima masih sibuk dengan pikirannya mengenai keadaan istrinya. Bahkan pertanyaan itu tak terlalu penting baginya.Berhubung ada salah seorang bapak-bapak yang bertanya padanya. Bima pun mengurungkan niatnya untuk cepa
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 38.Bima yang tadinya asyik berbicara pada Pak Maryono seketika melihat istrinya. Bima melihat jika istrinya terjatuh ketika membuang sampah, ia langsung merasakan kepanikan. Berlari dan mengejar istrinya."Dik...! Adik nggak kenapa-kenapa 'kan? Kok bisa jatuh begini?" tanya Bima yang langsung membantu istrinya untuk berdiri."Nggak tahu kenapa? Adik jatuh seperti ada yang dorong, Mas," jawabnya yang berusaha bangkit.Bima yang khawatir dengan keadaan istrinya merasakan kepanikan yang luar biasa. Pak Maryono yang melihat kejadian itu pun ikut menyusul mereka."Apa kaki istri Tuan tidak terkilir? Sepertinya istri Tuan susah untuk berjalan?" tanya Pak Maryono yang baru saja menghampiri mereka."Apa sebaiknya kita periksa ke rumah sakit aja? Biar pak Maryono yang antar kita ke rumah sakitnya?" tanya Bima pada istrinya yang cengar-cengir menahan sakit di kakinya.
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 37.Wahyu yang kesal, merasa dirinya persis seperti anti nyamuk segera pergi meninggalkan kediaman almarhum Pak Jenggot. Dengan sengaja ia menghentakkan kakinya sambil berlalu. Meluapkan kemarahannya dengan ucapan yang segala nama binatang di kebun binatang keluar satu per satu. Ucapan yang tak pantas jika mengingat statusnya."Eh... denger ya! Dimana-mana orang ketiga itu disebut setan loh!" jerit Bima yang sengaja.Suara Bima yang keras, mampu menghentikan langkah kaki Wahyu. Tentu saja Wahyu tidak bisa terima begitu saja dengan jeritan Bima."Apa maksud kamu bilang saya itu setan?" tanya Wahyu yang membalikkan badannya secepat mungkin untuk menatap Bima.Wahyu yang tadinya sudah bergegas untuk pergi meninggalkan mereka. Memutuskan untuk kembali menghentikan langkah ketika mendengar jeritan Bima yang mampu menyinggung perasaannya. Hatinya merasa terkutik dengan ucapan yang san
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYA.Bab 36.Bima yang meninggalkan mereka begitu saja, berhasil membuat Wahyu menahan amarahnya. Karena merasa dicuekin dengan meninggalkan merek begitu saja tanpa menjawab perkataan mereka atau menyambutnya. Hal itu membuat hati Wahyu begitu membludak rasa kebencian.Berhubung waktu sudah memasuki waktu dzuhur, Bima pun bergegas melaksanakan adzhan terlebih dahulu. Tanpa melirik sedikitpun ke arah mereka yang masih memandangnya.Rasa syukur begitu besar dirasakannya, di tempat ini untuk pertama kalinya Bima melaksanakan adzhan yang didengarkan orang banyak. Bahkan hampir setiap harinya ia melakukan adzhan menggantikan almarhum bapak mertunya. Pak Jenggot telah menitipkan ilmu yang akan dibawanya sampai mati."Ternyata suara Nak Joko makin hari makin bagus saja mengumandang adzhannya," ucap salah seorang bapak yang ada di barisan jamaah yang baru saja selesai melaksanakan shalat berjama'ah de
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 35.Setelah pertanyaan Bima, Ayu bahkan tak mengeluarkan sepatah kata apapun. Bungkam seribu bahasa. Hanya kesunyian yang didapat Bima. Hatinya berkemelut hebat, penuh dengan tanda tanya melihat diamnya sang istri. Detak jantungnya terasa begitu cepat, apa kiranya kesalahnnya? Apa Ayu tak menyukai ajakanku?Pertanyaan begitu banyak melintas dopikirannya. Wajah cantik itu seperti menyembunyikan sesuatu yang tak mampu bibirnya mengungkapkannya."Apakah Adik masih keberatan untuk pindah ke rumah orang tua, Mas?" tanya Bima ragu, berusaha memecahkan kesunyian yang terjadi.Sekilas Ayu melirik ke arahnya. Lirikan yang penuh makna. Begitu mampu membuat Bima ragu. "Apapun yang membuatnya bahagia, akan kuturuti," batinnyaAyu menatap kembali wajah Bimq, "Adik sebenarnya takut, Mas," ucapnya sambil meremas ujung hijabnya."Kan ada, Mas. Kenapa meski takut? Apa yang membu
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 34.Bima yang masih memeluk istrinya, mencoba untuk memegang pipi lembut sang itu dengan penuh kasih sayang. Kebahagiaannya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. "Ya Allah, ijinkan aku untuk bisa selalu menjaga istriku sampai akhir hayatku," batinnya sambil mengelus pundak istrinya."Apa yang Mas lamunkan? Apa masih ada yang Mas sembunyikan lagi dari Adik?" tanya Ayu yang memecahkan pemikiran Bima."Tidak, Sayang. Tidak ada lagi yang Mas sembunyikan. Mas sayang banget sama Adik," ucapnya sambil memeluk kembali istrinya.Pelukan yang diberikan Bima terasa menyesakkan buat Ayu. Tubuhnya terasa remuk seketika. "Mas...! Kenapa peluk-peluk mulu, kan Adik jadi malu," ucapnya dengan manja.Mungkin saat ini, ada rasa kecewa di hati istrinya. Tapi, Bima harus bisa menerima apapun nantinya yang akan menjadi keputusan istrinya. Yang terpenting ia sudah berusaha mengatakan semua kenyataa
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 33.Bima yang sedang menaiki ojek merasa jika ada seseorang yang mengikutinya. Ia langsung mengetahui siapa yang mesedang mengikuti. Itu semua ulah Firly. Ia dengan sengaja turun di persimpangan sebelum kediaman almarhum mertuanya. Ya, mengalihkan perhatian Firly. Tak ingin jika ia sampai mengacaukan semuanya. Khawatir jika istrinya nanti akan salah paham ketika melihat Firly dengan berpakaian serba kekurangan seperti itu.Bima sengaja berjalan ke rumah orang yang bahkan ia sendiri tak mengetahui rumah siapa yang sedang di tujunya. Baru saja ia melangkahkan kakinya dengan sengaja melirik ke arah taxi itu yang mengikutinya. Dan ternyata.. taxi itu pun berlalu pergi begitu melihat ia berjalan."Aman," ucapnya sambil mengelus dada.Bima segera memutuskan untuk menceritakan semuanya pada istrinya. Termasuk tentang Firly. Tak ingin jika nantinya membuatnya semakin kecewa terhadapnya. Apalagi kebohongan yang bi
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 32.#prov Firly.Awal pertemuan yabg tanpa disengaja terjadi antara aku dan juga pria yang bernama Bima. Di mana kami sama-sama berada di sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli sesuatu. Ya, kami pun bertabrakan yang ternyata.. aku lah dengan sengaja menabraknya.Aku yang saat itu sedang memilih-milih belanjaan yang akan kubeli, tak sengaja melihat pria lumayan tampan yang berpakaian sangat rapi. Terlihat ia terlalu fokus mencari sesuatu. Dari tampilannya, aku mengira pasti lah pekerjaannya sangat mapan jika dilihat dari stelnya berpakaian. Merk-merk terkenal dengan harga pantastis tentu. Jujur, aku bahkan terpesona begitu pertama kali melihatnya. Hatiku merasakan getaran saat melihat mangsa baru tepat di hadapanku. "Ini lah kesempatanku," batinku memulai adegan kebohongan.Berhubung aku yang baru saja putus dengan pacarku, lebih kurang sebulan yang lalu. Oleh karena it
MARBOT MASJID ITU TERNYATA KAYABab 31."Ada yang salah ya, dengan omongan Bibik?" tanyanya polos tanpa rasa bersalah."Bik...! Ini bukan masalah malam pertama, tapi masalah hidup dan mati Bima ada pada istri Bima," jawab Bima."Bukannya hidup dan mati itu, ada di tangan Allah ya?" tanya Bik Ijah kembali.Mereka yang mendengar pertanyaan Bik Ijah hanya mampu menelan ludah. Bagaimana tidak? Apa yang dikatakannya memang benar. Tapi ini bukan menyangkut masalah yang dimaksudnya."Sudahlah, Bim! Lebih baik jangan kamu perpanjang lagi berdebat sama Bik Ijah, yang ada makin panjang ceritanya. Ngomong sama Bik Ijah nggak akan ketemu titiknya, koma mulu," potong Pak Satria."Ha.. ha.. Bik Ijah itu bisa untuk pengobat stres loh, Pa" ucap Bima semari tertawa ke arah Pak Satria."Yang ada bukan pengobat stres, bertambah stres lebih tepatnya!" sungut Bu Normah.Bik Ijah