Share

PART 5

Penulis: Reinee
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-01 20:21:38

"Apa semua itu benar, Genta?" Lelaki baya yang rambutnya sudah memutih semua itu terlihat sangat gusar. Wajahnya seketika memerah sesaat setelah Alea menyudahi penjelasannya yang panjang lebar.

Malam itu, Alea memang sengaja memaksa Genta untuk segera berbicara dengan orangtua mereka. Alea sudah tidak sanggup lagi menahan perasaan itu sendirian.

"Aku masih belum sanggup bicara pada mereka, Al. Mereka pasti akan marah besar." Begitu ucap suaminya saat Alea mengemukakan pendapatnya untuk segera membicarakan masalah itu dengan orangtua mereka.

"Kamu takut orangtua kita marah, Mas? Lalu kenapa waktu itu kamu menikahiku sedangkan kamu telah berbuat tidak senonoh dengan wanita lain? Apakah itu adil buat aku?"

"Seharusnya kamu tidak menjebakku dalam masalahmu. Aku sekarang benar-benar merasa telah kamu jebak, Mas. Kamu jahat, sungguh jahat!"

"Al, jangan begitu. Aku sama sekali tidak tahu kalau dia ham ..."

"Itu bukan alasan! Seharusnya dengan siapa kamu tidur, dengan dia lah kamu menikah. Bukan seperti ini cara kamu. Kenapa, hah? Kenapa kamu malah menikahiku dan bukan dia? Kamu hanya ingin status kan? Memiliki istri yang usianya sepadan, pendidikan sepadan, dan bukan bocah ingusan yang bisa kamu tipu untuk kamu ajak tidur? Menyedihkan sekali kamu, Mas!" Emosi Alea meledak.

"Jaga bicara kamu, Al. Aku bukan seperti itu!"

Pembicaraan itu pun akhirnya membawa mereka untuk terpaksa menyelesaikan masalah lebih cepat. Alea sengaja menelpon orangtua dan mertuanya untuk segera datang. Lalu dia pun mulai menceritakan semua yang telah dia alami.

"Kamu benar-benar anak tidak tahu diri, Genta! Bapak menyekolahkan kamu tinggi-tinggi bukan untuk membuatmu jadi manusia tak tahu adab seperti ini. Benar-benar kamu telah mempermalukan nama baik keluarga."

Pak Dharma tak bisa lagi menahan kemarahan juga rasa malunya pada keluarga besan. Hampir saja orang tua itu memukulkan tinjunya pada anak bungsunya yang dia gadang-gadang dan dia banggakan sebagai seorang bermartabat dan berpendidikan itu. Genta pun nyaris terkena pukulan sang ayah andai saja bu Dharma tidak segera mencekal tubuh suaminya.

"Sudah pak! Sudah! Sabar."

Sementara itu, ayah Alea, pak Ridwan, berusaha menahan diri untuk tak meluapkan juga emosinya pada sang menantu. Meskipun tentu saja rasanya telah tercoreng dengan adanya peristiwa itu. Dia sangat hafal sifat putri semata wayangnya. Alea pasti akan meminta cerai dari suaminya. Putri tercintanya itu bukan orang yang suka mementingkan dirinya sendiri. Apalagi jika itu menyangkut hak orang lain.

Alea lembut hati dari kecil. Dengan teman-temannya dia lebih banyak mengalah dan sangat penyayang. Itulah kenapa saat di usianya yg ke 27 saat ada seorang pemuda tampan, sopan, dan sudah memiliki pekerjaan yang bagus meminangnya, pak Ridwan tak berpikir dua kali untuk menerimanya. Apalagi Genta juga berasal dari keluarga baik dan berpendidikan.

Namun siapa sangka, rupanya menyerahkan anak semata wayangnya pada Genta rupanya adalah kesalahan terbesar yang pernah dilakukannya selama menjadi ayah Alea.

Alea yang tak kuasa lagi membendung air matanya kini tengah berada dalam dekapan ibunya. Sakit dan sangat perih hatinya karena membayangkan sebentar lagi dia pasti akan menyandang status sebagai janda. Di usia perkawinannya yang baru hitungan minggu. Sungguh sangat menyedihkan.

.

.

.

Hari itu Alea dan Genta masih berangkat bersama ke tempat kerja mereka. Rencananya mereka akan menghadap kepala sekolah untuk membicarakan persoalan mereka.

Sebenarnya malam itu orangtua Alea bersikeras untuk membawa Alea pulang, namun Alea meminta waktu untuk menyelesaikan masalah ini dengan caranya sendiri. Hingga dengan terpaksa ibunda Alea pun mengikhlaskan putrinya untuk tetap tinggal sementara bersama lelaki yang telah menyakitinya itu.

Sekolah terasa lebih sepi saat mereka sampai. Bukan karena tak ada orang, tapi beberapa pasang mata yang melihat Alea dan Genta sampai di parkiran langsung membungkan mulut, tak seperti biasa.

Saat Alea sedang meletakkan helm di atas jok motor suaminya, tiba-tiba Pak Sis, juru kunci sekolah, tergopoh-gopoh mendatangi mereka.

"Pak Genta, Bu Lea, diminta langsung ke ruang Pak Giyono. Beliau sudah menunggu dari tadi," katanya dengan nada tergesa pada sepasang suami istri itu. Genta menoleh ke arah istrinya dengan lemas. Dia yakin kepala sekolah telah mengetahui permasalahan ini.

"Pak Kepala sudah datang sepagi ini, pak Sis?" tanya Alea sedikit heran, karena pemilik sekolah swasta itu tidak biasanya datang sebelum para gurunya.

"Sudah, Bu. Sudah dari jam 6 tadi Pak Giyono sampai di sini," jelasnya.

"Baik, terimakasih Pak. Kami akan segera kesana," kata Alea tegas. Sementara wajah Genta makin terlihat pucat saja.

.

.

.

Pak Giyono, bukan hanya kepala sekolah di tempat mereka mengajar, dia juga adalah pemilik dari yayasan yang mengelola sekolah itu. Usianya yang sudah setengah abad dengan wajah berwibawa, juga caranya memimpin yayasan pendidikannya ini dengan sangat disiplin membuat para guru dan staf sangat hormat dan segan padanya.

Wajah kerasnya nampak sedikit tegang saat melihat Alea dan Genta memasuki ruangannya. Dari kursi kebesarannya, lelaki itu memperhatikan sepasang suami istri yang baru sebulan lalu dia hadiri pesta pernikahannya yang sangat meriah itu.

"Silahkan duduk, Bu Lea, Pak Genta," sambutnya. Alea dan Genta segera menuruti perintah untuk duduk di hadapan orang tua itu.

Pak Giyono tak segera bicara. Dia justru hanya memandangi Genta lekat seperti sedang mencari suatu kebenaran di dalam wajah lelaki di samping Alea itu. Sementara terlihat sangat salah tingkah dan hanya menundukkan wajah.

"Saya harap Pak Genta dan Bu Lea sudah tahu kenapa saya panggil sepagi ini." Terdengar helaan napas berat dari lelaki tua itu.

"Pagi ini, saya telah mengeluarkan dua buah surat keputusan. Saya sengaja datang pagi-pagi sekali karena beritanya baru saya dengar semalam dari wakil kepala sekolah." Pak Giyono menghentikan kalimatnya sejenak, lalu memandang Alea dengan sorot mata melembut. Sorot mata yang berbeda dari saat dia menatap ke arah Genta.

"Bu Lea, apa anda sehat hari ini?" tanya orang tua itu.

"Alhamdulillah Pak, saya sehat," jawab Alea sembari mengangguk.

"Baiklah. Begini bapak dan ibu ... jujur saja, surat keputusan yang pertama ini saya keluarkan dengan sangat berat hati. Sangat disayangkan saya harus melakukan ini, tapi saya benar-benar malu karena kejadian ini belum pernah saya alami selama bertahun-tahun saya mengelola yayasan saya ini. Saya mengeluarkan surat pengeluaran atas nama anak Olivia Alexandra Winata yang duduk di kelas XII 2 karena kondisinya sekarang ini sedang mengandung. Saya sudah cross cek dengan yang bersangkutan, dan anak itu membenarkannya. Jadi mulai hari ini, anak tersebut sudah bukan siswa sekolah ini lagi." Mendengar kalimat panjang itu entah kenapa perasaan Alea terasa miris. Beberapa bulan lagi anak itu seharusnya bisa menghadapi ujian nasional, tapi hari ini justru dia harus dikeluarkan dari sekolah.

"Lalu yang kedua, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika keputusan saya ini akan ada efek buruk bagi kehidupan pernikahan anda berdua. Dengan berat hati juga, terhitung hari ini, saya memberhentikan pak Genta sebagai pengajar tetap di yayasan ini."

Saat Pak Giyono menyelesaikan kalimatnya, refleks Alea menoleh ke arah Genta. Terlihat lelaki itu sama terkejutnya seperti Alea.

"Tapi, Pak ..."

Nyatanya hanya kalimat itu yang bisa keluar dari mulut menganga Genta karena sejujurnya dia tak punya pembelaan diri atas masalah yang sedang dihadapinya.

"Bu Lea, jika anda masih bersedia membantu saya mengajar anak-anak didik saya disini, saya akan sangat berterima kasih," ucap orangtua itu kemudian pada Alea.

Bab terkait

  • MANTAN JADI IPAR   PART 6

    "Kamu benar-benar mau ninggalin aku, Al?" Genta menghampiri istrinya yang sedang mengemasi barang-barang ke dalam tas besarnya. "Apa lagi yang kamu harapkan dariku, Mas? Pernikahan ini sudah tak mungkin bisa dipertahankan lagi. Apa kamu masih nggak ngerti juga?" Alya menghentikan sejenak kesibukannya, menatap wajah suaminya dengan malas. "Aku akan memperbaiki semuanya, Al. Kasih aku kesempatan." Alea makin jengah menatapnya. Masih saja lelaki itu seolah tak paham dengan apa yang telah terjadi dalam rumah tangganya. Wanita itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya tanda frustasi. "Apanya yang bisa kamu perbaiki, Mas? Coba beritahu aku, apanya? Apa kamu bisa mengembalikan keadaan kita seperti sebelum ini? Sebelum aku melihat kalian berdua berpelukan di tempat sepi itu? Sebelum kamu menikahi aku? Bisa kamu, Mas? Bisa tidak?" Kali ini Alea sedikit berteriak. Tak mampu lagi dibendungnya air bening yang sedari tadi sudah sesak di kelopak matanya. Suaminya ini benar-benar keterlaluan

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-04
  • MANTAN JADI IPAR   PART 7

    Suasana di ruang guru siang itu terlihat haru. Raut kesedihan nampak di wajah-wajah para rekan kerja Alea. Bu Lukman, Bu Setya, dan bu Rika tentu jadi yang paling terpukul dengan pamitnya Alea pada hari itu. Ketiganya yang selama ini duduk di belakang bangku kerja Alea dan seringkali menghabiskan waktu makan siang bersama mendadak hanya jadi terdiam, sesekali saling pandang. "Kenapa jadi bu Lea yang harus memutuskan untuk pergi dari sekolah ini ya? Kan pak Genta yang salah," celoteh bu Rika yang terlihat paling terpukul diantara ketiganya. "Lhoh bu Rik ini gimana. Pak Genta kan memang sudah dipecat." "Iya kah? Gosip dari mana, Bu Set?" "Gimana sih? Bu Rika tuh sukanya gitu deh, nggak dengerin kalau orang lagi cerita. Jadi, kemarin itu pak Giyono memanggil bu Lea dan pak Genta. Pak Giyono sudah mengeluarkan surat pemecatan untuk pak Genta dan juga surat pengeluaran untuk si Olivia. Tapi sebenarnya pak Giyono tetap ingin bu Lea ngajar di sini kok, karena kan bu Lea memang tidak bersa

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-07
  • MANTAN JADI IPAR   PART 8

    Olivia membanting tas selempangnya sembarangan ke lantai kala dirinya memasuki rumah besar dan megah dengan pagar tinggi menjulang peninggalan orangtunya itu. Aaron yang berjalan di belakangnya sampai kaget dengan tingkah adiknya. "Bik, bikinin es kopi!" teriaknya kemudian pada salah seorang pembantu di rumah itu. Dihempaskannya tubuh ke sofa, seolah anak itu lupa bahwa saat ini ada janin yang tengah bersemayam di rahimnya. Muka manyunnya membuat Aaron sedikit kesal dengan adiknya itu. "Kamu kenapa sih, Liv?" tanya pemuda itu sembari mendudukkan dirinya di sebelah sang adik. "Kenapa sih kakak cegah aku tadi buat ngomong sama dia?" Aaron menggeser sedikit posisi duduknya lebih mendekat pada Olivia. Kemudian dengan lembut memegang bahu adiknya dan menghadapkan tubuh ramping itu ke arahnya. "Memangnya apa yang mau kamu bicarakan dengannya?" tanya Aaron. "Aku yakin sekali Kak, pasti dia yang telah membuat Genta tidak segera menemuiku untuk minta maaf dan bertanggung jawab," gerutu ga

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-08
  • MANTAN JADI IPAR   PART 9

    Satu bulan kemudian, pengadilan akhirnya memutuskan sidang perceraian atas Alea dan Genta. Sementara Aaron yang secara diam-diam mengikuti perkembangan hubungan Genta dan Alea hanya untuk memastikan bahwa lelaki itu benar-benar akan menikahi adiknya, telah mempersiapkan acara pernikahan tertutup yang mewah di sebuah hotel berbintang di kota kecil itu. Alea sendiri masih harus berusaha keras untuk ikhlas menerima kenyataan. Dirinya pun sudah bersiap untuk segera merealisasikan rencananya meninggalkan kota kecil tercintanya menuju Jakarta. ...Mungkin sebuah kebetulan, jika hari minggu sore itu menjadi hari pernikahan Genta dan Olivia sekaligus kepergian Alea meninggalkan masa lalunya. Pak Ridwan dan Bu Ridwan yang mengantarkan kepergiannya, menatap putri semata wayang mereka yang telah duduk di kursi penumpang bis kelas bisnis sore itu. Sorot mata bu Ridwan nampak diliputi kesedihan mendalam meski melihat Alea melebarkan senyum dari atas bis yang segera akan membawanya meninggalkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-14
  • MANTAN JADI IPAR   PART 10

    "Iya, aku tau. Udah, kamu nggak usah khawatirin aku, Den. Insya Allah aku udah siap kok dengan segala resikonya. Doakan aja aku cepet dapet kerja ya?" "Iya pasti lah aku doakan. Mana mungkin enggak sih. Oh ya ngomong-ngomong, jadi gimana Al ceritanya? Kamu kan baru nikah sama suami kamu, siapa tuh namanya?""Genta," sahut Alea."Iya. Genta itu, baru sekitar satu bulan kan? Kok bisa sih langsung mutusin buat cerai gitu? Apa nggak bisa dibicarakan secara baik-baik masalahnya?""Gimana ya, Den. Mungkin untuk kesalahan lain aku masih bisa maafkan. Tapi ini udah sangat fatal." Alea menghentikan kalimatnya. Sesak di dadanya rasanya kembali lagi."Apa memangnya? Dia selingkuh ya?" tebak Dena. "Bukan seperti itu sih tepatnya," sanggah Alea. "Trus apa dong?" desak Dena penasaran."Dia ternyata udah sempat pacaran sama murid kami sebelum memutuskan untuk menikahiku, Den." Alea sejujurnya tak pernah ingin mengungkit cerita itu lagi. Tapi demi sahabatnya yang penasaran, dia pun akhirnya mau ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-14
  • MANTAN JADI IPAR   PART 11

    Usai menutup rapat koper besarnya, pemuda itu berjalan pelan ke arah jendela kamarnya. Seperti biasa, dia selalu suka memandangi kelap kelip lampu jalanan kota dari dalam kamarnya di lantai dua rumah peninggalan kedua orangtuanya itu. Beberapa detik kemudian, dia memutuskan untuk bergeser menuju balkon. Dibukanya pintu saat dirasakannya udara di dalam kamarnya tiba-tiba terasa sangat pengap, padahal AC di kamar berukuran besar itu hampir tak pernah mati saat dia sedang ada di rumah. Bertahun-tahun tinggal bersama adik perempuan satu-satunya dan para pembantu di rumah itu sejak kedua orangtua mereka meninggal karena kecelakaan sepertinya tak pernah membuatnya setidaknyaman sekarang. Meski tak ada lagi orangtua yang menemaninya dan adiknya, Aaron tak pernah merasa tidak menyukai rumah itu seperti saat ini, sejak lelaki bernama Genta itu ikut tinggal bersama mereka. Baru beberapa menit mencoba mengusir rasa gundah di hatinya, tiba-tiba Olivia muncul mengagetkanya dari arah pintu. Denga

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-13
  • MANTAN JADI IPAR   PART 12

    Rendy, lelaki yang beberapa tahun lagi menginjak kepala empat itu sedikit kaget saat salah satu resepsionis di kantor memberitahukan kedatangan Aaron siang itu. Tawa khas yang hangat dan pelukannya segera menyambut Aaron yang masuk dengan celana blue jeans dipadu dengan kaos polo warna putih dan sneaker biru tuanya. Rendy mengakui, dengan gaya pakaian apapun, keponakannya itu memang selalu terlihat setampan almarhum kakaknya. Ketampanan natural yang dulu saat remaja selalu membuatnya iri karena sepertinya teman-teman sepermainan mereka selalu terkesan lebih menyukai kakak satu-satunya itu dibanding dirinya. Rendy bukannya tidak tampan. Darah Sunda dan Jerman orangtua mereka membuat perawakan dan wajah keduanya cenderung lebih di atas rata-rata teman sepermainannya waktu itu. Namun rupanya Reynold, kakaknya, memiliki fisik yang jauh lebih menarik dibanding dirinya. "Ada apa? Bukannya harusnya kamu masih menikmati peran baru sebagai kakak ipar di Solo? Kenapa malah sudah ada di sini

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-16
  • MANTAN JADI IPAR   PART 13

    Hari menjelang maghrib saat Alea tiba kembali di kost Dena dengan ojek online. Kelelahan tampak jelas di wajahnya kala sahabatnya itu menyapa di balik pintu kamarnya."Hai Sayang, udah pulang? Gimana, gimana hari ini?" Dena rupanya tak begitu sadar dengan wajah kuyu sahabatnya. Gadis yang sudah mengenakan piyama tidur warna silver dan toples cemilan super besarnya itu malah memberondongnya dengan pertanyaan. "Ditolak semua, Den. Hari ini aku udah ke dua tempat dan semuanya zonk," jawab Alea lemas sembari mendudukkan diri di karpet lantai kamar Dena yang super tebal dan empuk. Rasa nyaman berada di karpet mahal itu pun tak bisa dirasakannya lagi saat mengingat perjuangannya beberapa hari ini berkeliling ibukota untuk mengadu nasib mencari pekerjaan. Dena langsung meletakkan toples cemilannya. Raut mukanya ikut langsung prihatin dengan kesedihan sang sahabat. "Yang mana yang ditolak? Kemarin kamu dapet panggilan di sekolah favorit itu kan?" tanyanya dengan nada tak percaya. Seingatny

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22

Bab terbaru

  • MANTAN JADI IPAR   PART 40 (TAMAT)

    Dua kabar yang diterima Aaron malam itu benar-benar mengaduk-aduk perasaannya. Genta yang mengabari lewat pesan bahwa Olivia sudah reda dari amarahnya, membuat lelaki itu sangat lega. Tapi kejadian itu tak berlangsung lama, karena kemudian Dena mengirimkan chat dan melaporkan bahwa Alea benar benar memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Seharusnya, redanya amarah adiknya membuat dia akan bisa lebih fokus menjalankan misinya dengan Alea. Penerimaan Olivia dengan kehadiran Alea dalam kehidupan mereka seharusnya menjadi hal baik yang akan melancarkan pula proyek barunya, tapi ternyata Alea justru terlanjur memutuskan hal lain. Alhasil, semalaman Aaron tak bisa memejamkan mata. Kegundahannya itu pun terbawa olehnya hingga sampai di kantor. Bahkan di tengah-tengah meeting dengan para bawahannya, Aaron tak lepas dari ponselnya untuk menghubungi Dena dan memantau soal Alea. Dalam hati dia berharap Dena memiliki ide cemerlang lagi untuk bisa mencegah Alea pergi.Sore itu juga saat

  • MANTAN JADI IPAR   PART 39

    Setelah membisu semalaman, Alea pun akhirnya memutuskan untuk menceritakan pada Dena apa yang terjadi saat dirinya sedang bersama dengan Aaron hari sebelumnya. Dena yang melihat sahabatnya begitu murung sejak kepulangannya itu, mencoba mendengarkan Alea dengan serius. Tentu saja masih dengan terus berpura-pura rebahan di atas tempat tidurnya dalam rangka melanjutkan sandiwara kecelakaan sebelumnya. “Jadi pas Aaron mengajakku ke panti asuhan milik keluarganya, adiknya datang, Den,” kata Alea mengawali ceritanya. “Si Olivia itu?” tanya Dena, lupa lupa ingat dengan nama adik Aaron. Alea pun mengangguk. “Lalu apa yang terjadi?” lanjutnya dengan rasa penasaran. “Dia marah-marah sama kakaknya. Aku juga kena imbas kemarahannya. Lucu kan, Den? Aku pikir kemarin waktu Aaron berulang kali minta maaf sama aku itu, adiknya juga sudah tahu. Ternyata cuma dia sendiri aslinya yang ingin minta maaf. Adiknya sama sekali nggak tahu apa-apa.” Alea tersenyum getir mengakhiri kalimatnya. “Loh, bukanny

  • MANTAN JADI IPAR   PART 38

    Seharian itu, Olivia tampak hanya berbaring saja di di kamarnya. Situasi yang terjadi antara dirinya dengan sang kakak rupanya telah sangat benar-benar mempengaruhi moodnya. Hal itu tentu tak mengherankan, mengingat selama ini Aaron selalu menjadi garda terdepan dalam setiap masalahnya. Kakaknya itulah yang setiap saat selalu ada untuk menyelesaikan semua masalah yang sedang dihadapinya. Jadi, jika saat ini justru Aaron yang menjadi penyebab kekecewaannya, tentu Olivia merasa sangat terpuruk. Kemarahannya pada sang kakak bahkan membuatnya sampai tak mau menemui saat Aaron mengunjunginya malam sebelumnya untuk mengajaknya bicara. Genta, tentu tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Demi agar sang kakak ipar melihat kesungguhannya untuk berubah, dia harus memutar otak untuk membuat istrinya kembali berbaikan dan memaafkan Aaron. “Sayang, mau ikut aku nggak?” tanyanya saat memasuki kamar. Dilihatnya Olivia masih tidur membelakangi pintu dan bergelung selimut tebal. Tak seperti biasanya, Oli

  • MANTAN JADI IPAR   PART 37

    Mengikhlaskan adiknya untuk Genta memang bukan perkara yang mudah untuk Aaron selama ini. Tapi sifat pemaaf yang banyak diturunkan oleh ibunya, membuatnya harus menerima keberadaan Genta dalam kehidupan Olivia. Meski tak pernah bisa berkomunikasi dengan baik dengan adik iparnya, nyatanya Aaron juga tetap memberikan fasilitas terbaik untuk suami Olivia itu. Terbukti, setelah waktu itu membelikan sebuah rumah untuk keduanya, Aaron pun membiarkan Genta menempati posisi yang lumayan penting di perusahaannya. Bagi Genta sendiri, sikap acuh kakak iparnya padanya terkadang memang menyesakkan, tapi tetap masih bisa dimakluminya. Apalagi, Aaron bukan tipe kakak ipar yang sering mencampuri urusan rumah tangganya dengan Olivia, selain hanya untuk mengatur dimana mereka harus tinggal dan apa pekerjaan yang pantas untuknya sebagai seseorang yang telah menyandang marga Winata. Hal lainnya lagi tentang Aaron, sepertinya tak terlalu mengganggu Genta. Apalagi setelah dia berniat untuk memperbaiki keh

  • MANTAN JADI IPAR   PART 36

    Alea benar-benar tak mengerti dengan semua yang terjadi dengannya saat itu. Aaron mempercayainya untuk membantu membangun sebuah Sekolah Gratis? Tapi kenapa harus dia? Mungkinkah ini ada hubungannya dengan keikhlasannya berdamai dengan masa lalu?“Jangan bercanda, Aaron. Kamu pasti salah orang.” Akhirnya tawa adalah jalan yang dipilihnya, karena merasa lelaki di depannya itu terlalu konyol menurutnya. “Tidak Alea, aku tidak salah. Aku justru akan merasa bersyukur kalau kamu mau membantuku.”“Tapi aku ini siapa? Aku bahkan belum punya banyak pengalaman dalam mengajar.”“Jangan khawatir soal itu. Nanti aku akan mencarikan beberapa orang lagi yang juga akan membantuku. Yang jelas, aku ingin kamu menjadi bagian dari proyek ini. Please, aku mohon bantuanmu sekarang.” Sifat Alea yang aslinya sangat lembut itu tentu tersentuh dengan permintaan tulus dari Aaron. Apalagi, dunia pendidikan memang lah passion-nya dari kecil. Sekarang justru dia lah yang merasa mendapatkan anugerah dari keikhla

  • MANTAN JADI IPAR   PART 35

    Dua hari setelah itu, Dena memutuskan untuk menyudahi sandiwaranya di rumah sakit. Hari itu juga, salah seorang perawat mengatakan pada mereka bahwa Dena sudah bisa dibawa pulang. Tak berapa lama, wanita itu terlihat menghubungi Rama untuk menjemputnya dan berpura-pura meminta lelaki itu untuk menyelesaikan administrasi rumah sakit. Namun yang muncul satu jam setelah itu bukan hanya Rama saja, melainkan juga Aaron. “Kok Bapak ikut ke sini?” Dena pun keheranan. Dua hari sebelumnya dia sudah melihat Aaron dan Alea banyak mengobrol. Bahkan malam sebelumnya, Dena memergoki Alea sedang mendapat panggilan dari Aaron walau dengan alasan menanyakan kabarnya. Hal itu tentu membuatnya yakin bahwa masalah di antara keduanya kini sudah selesai, hingga kemudian Dena pun memutuskan untuk pulang saja ke kostnya. Namun rupanya, dugaan bahwa ada sesuatu yang spesial dengan perasaan Aaron ke Alea pun terjawab. Lelaki itu ternyata masih ingin berdekatan dengan Alea meski sudah mendapatkan maaf dariny

  • MANTAN JADI IPAR   PART 34

    Alea sangat lega saat akhirnya bisa melihat kondisi sahabatnya yang tak separah dugaannya. Menurut perawat yang menemuinya, Dena hanya mengalami luka ringan saja. Hal itu membuat raut pucat di wajahnya pun berangsur menghilang. Apalagi kala sang perawat sudah mengijinkannya masuk ke ruangan dimana Dena berada. Kelegaan hati Alea melihat kondisi Dena yang tak parah membuatnya tak sempat memikirkan hal hal janggal yang sebenarnya ada dalam kejadian itu. Alea bahkan tak memperhatikan gerak mata Dena dan Aaron yang sesekali bertemu untuk mengisyaratkan sesuatu. Alea tentu saja tak pernah tahu bahwa peristiwa kecelakaan yang terjadi pada sore hari itu hanyalah sebuah rekayasa yang idenya muncul dari sahabatnya itu saat sedang mengobrol bersama Aaron siang harinya di kantor. Aaron yang biasanya sangat serius dalam menghadapi sesuatu, entah kenapa menurut saja saat Dena mengutarakan tentang rencananya untuk membuat Alea tetap tinggal. Atau setidaknya menunda kepulangannya ke kampung. “Kam

  • MANTAN JADI IPAR   PART 33

    Setelah berbincang panjang lebar dengan Dena di kantor hari itu, akhirnya Aaron tahu bagaimana penilaian Alea padanya. Seperti yang sudah diduga sebelumnya, tentu saja Alea tidak menganggapnya sebagai orang yang baik. Dirinya dan adiknya, di mata Alea, hanyalah orang-orang yang telah merusak kebahagiaannya.Namun mengetahui hal itu, bukannya membuat Aaron mengurungkan niatnya untuk meminta maaf pada Alea. Hal itu justru membulatkan tekad untuk mendapatkan maaf darinya. Aaron sendiri tidak mengerti kenapa sampai memiliki rasa yang seperti itu pada seseorang. Mungkin apa yang dikatakan Dena benar, bahwa dirinya hanya merasa bersalah karena merasa telah menjadi penyebab hancurnya rumah tangga Alea. Bahkan juga membuat wanita itu kehilangan pekerjaannya, Bahkan Dena sempat mengatakan padanya untuk melupakan saja masalah itu karena dia yakin Alea pasti akan memaafkannya suatu hari nanti tanpa harus dimintai maaf. Tapi hal itu justru semakin membuat Aaron penasaran. Apalagi banyak hal mena

  • MANTAN JADI IPAR   PART 32

    Rupanya Aaron tak salah memilih Dena menjadi informannya tentang Alea. Selain karena keduanya adalah sahabat, ternyata Dena juga sangat cepat memberikan informasi yang dibutuhkannya. Hari itu juga, sebelum Aaron sampai di apartemennya, Dena sudah menelponnya untuk melaporkan sesuatu. Padahal dia sendiri bahkan belum memberikan instruksi apapun pada sahabat Alea itu.“Pak Aaron, ini saya Dena.” Suara wanita di seberang membuat hati lelaki itu berdebar karena tak sabar ingin tahu kabar dari Alea. “Iya, aku sudah simpan nomor kamu. Ada apa?” Suaranya masih terdengar tenang meski hatinya sangat lah penasaran. “Maaf kalau saya ganggu ya, Pak? Saya mau cerita soal Alea,” kata suara dari seberang, terdengar sedikit ragu.“Cerita saja, ada apa?” tanya Aaron.“Saya tidak berhasil membujuknya untuk kembali masuk kerja, Pak. Dia malah memutuskan untuk balik ke kampung. Gimana, Pak?” Kali ini nada bicara Dena terdengar mulai panik dan berbisik. Aaron yang sedang ingin fokus mendengarkan kabar

DMCA.com Protection Status