Neta kembali setelah mengantar Sam pergi ke sekolah, usai memakirkan Tesla warna hitam tersebut. Neta masuk kedalam rumah mewah milik Jayden Papa dari Sam. Rumah tersebut merupakan tempat berteduh Neta selama lima belas tahun terakhir. Saksi bisu dia merawat bayi kecil Sam, dulu Sam suka sekali digendong mengelilingi rumah dalam dekapnya Sam sangat tenang. Namun pada akhirnya bayi berumur satu bulan tersebut merasa haus dan menarik kerah baju milik Neta untuk mendapatkan perhatiannya. Dengan langkah sigapnya Neta akan membuatkan susu formula untuk Sam, sambil menenangkan bayi yang sedang kehausan tersebut.
Tak hanya mengajak Sam berkeliling saja, Neta juga berusaha merawat bayi Sam dengan baik, dia yang baru berusia 19 tahun yang tidak mempunyai pengalaman merawat bayi harus mengobarkan masa mudanya. Neta mengorbankan Pendidikan, masa muda dan teman-temannya untuk merawat malaikat kecilnya.
Jika temannya disibukan oleh tugas, kuliah dan praktek. Neta harus menidurkan Sam. Memberikan susu kepada Sam, menenangkan Sam yang sedang menangis, menganti popok Sam ketika Sam poop maupun pipis.
Neta sangat menyayangi Sam, sampai harus rela mengkonsumsi obat dan suntik hormon yang bertujuan agar Neta dapat memberikan asi kepada Sam. Neta merelakan tubuh idealnya itu berubah menjadi lebih berisi. Tak hanya obat, dan suntikan Neta juga harus meminum jamu yang pahitnya setengah hidup agar Asi nya lancar, rasanya Neta ingin muntah karena jamu tersebut, akan tetapi dia selalu menyakinkan dirinya dan berakhir meneguknya hingga habis.
Namun usaha Neta membuahkan hasil, setelah satu setenggah bulan melakuan terapi dan rutin chek up. Akhirnya cairan asi berhasil keluar dari kedua payudaranya.
Walau pada awal-awal Sam mulai menyusui langsung Neta harus merasakan nyeri karena putingnya harus dihisap Sam. Namun Neta sangat bahagia, karena tangan Sam akan meraih dan bermain dengan rambutnya selama dia menyusu. Dan yang paling membuatnya bahagia akhirnya Sam tidak minum susu formulanya, sejak Neta berhasil menyusuinya secara langsung.
Neta merasakan rasanya menjadi Mama untuk Sam seutuhnya
Iya Dia mama dari Samuel Anthonie
“Bu Neta”
Panggil bi siti yang menyebabkan Neta tersadar dari lamunannya. Lalu mendekati sumber suara.
“Kenapa Bi siti?”
“Tadi tuan Jayden menelefon dan berpesan, agar makan siang Bu Neta mengantar bekal makan siang Tuan Jayden ke kantonya” Bi Siti menyampaikan pesan Tuannya terhadap Neta.
Neta tersenyum kaku ‘astaga Neta, ceroboh banget sih’ serunya dalam hati. Neta dalam masalah bisa-bisanya bekal makan siang Papa Sam, terlupakan oleh nya.
“Baik Bi, bibi bisa tolong siapkan bahan-bahannya selama saya mandi?”
“Bisa Bu, apa saja bahannya?”
“Saya mau masak ayam teriyaki, tumis buncis sama jagung manis, terus siapin buah apple sama anggur ya Bi. Sudah itu saja, terima kasih Bi”
“Baik Bu”
Neta bergegas mandi secara kilat, selang sepuluh menit kemudian Neta sudah turun ke dapur. Dengan cekatan tangan Neta mulai memasakan makan siang untuk Jayden. Masakan sudah selesai, Neta segera memasukan makanannya di kotak bekal yang sudah tersedia.
Hanya memerlukan waktu tiga puluh menit untuk Neta memasak dan menata bekal untuk suaminya. Sungguh Neta tidak ingin membuat Jayden marah besar dan membuatnya jatuh ataupun dihukum dalam kegelapan.
.
.
.
Neta sudah berada di lantai dimana ruangan Jayden berada. Jayden seorang CEO yang menjalankan perusahan yang bergerak di bidang property dan real estate. Jayden adalah sosok workaholic dan sibuk pastinya.
“Pak Jayden sedang menerima tamu, Bu Neta ingin menunggu atau menitipkan bekal Bapak Jayden pada saya?” jelas Avi sekretaris Jayden.
“Bagaimana jika menitipkan padamu saja? Apakah itu merepotkan?”
“tidak sama sekali bu” Avi menerima kotak bekal yang tersusun rapi, namun belum saja dia menyentuh kotak bekal tersebut. Pintu ruangan Jayden terbuka. Dan tamu yang baru saja Jayden temui sudah pergi dari ruangannya.
“Masuk” perintah dingin Jayden
Itu perintah mutlak dan harus Neta mengikuti perintah tersebut. Neta masuk mengekor di belakang Jayden.
Cukup lama Neta duduk terdiam, dia hanya bernafas dan terus saja merapalkan doa dalam hatinya supaya dia selamat dari masalah ini. Netra Jayden menatap tajam Neta. Lalu mendekat kearah Neta dan mengambil kotak makan tersebut dan meletakannya di atas meja.
Neta benci tatapan itu
Neta benci menjadi lemah
Neta benci ketika dia tidak bisa melawan Jayden
“tahu kesalahan kamu?” deep voice itu akhirnya keluar juga
“Maafkan aku Papa Sam” lirih Neta
“Maaf? Sebelum itu sebutkan kesalahmu”
“Aku telat menyiapkan bekal makan siang mu”
“Itu saja? Ada yang lain?”
“Aku mengantarkan Sam ke sekolah. Aku tidak punya pilihan karena Pak jarot dia tidak masuk karena istrinya sakit” Jelas Neta.
“KAMU MENGANTARKAN SAM KE SEKOLAH DENGAN NGEBUT? MAU MEMBUNUH PUTRAKU HA? NYAWA SALMA, ISTRIKU TIDAK CUKUP?”
Topik paling dibenci Neta, iya karena topik ini yang akan selalu Jayden angkat ketika Neta melakukan kesalah. Neta akan terus menjadi pihak yang selalu disalahkan. Dan Sam membenci Neta juga karena topik ini.
Dengan perlahan Neta memberanikan diri untuk menatap muka Jayden.
“Papa sam, Maaf”
Neta mengambil nafas sebentar untuk meyiapkan mental.
“Pertama, maaf aku tidak ada niatan sedikitpun membahayakan nyawa Sam. Dan yang kedua maaf aku juga tidak mengambil nyawa Kak Salma” Neta kembali menarik nafasnya dan meremat rok miliknya, menggigit bibirnya kuat-kuat agar tangisnya tidak pecah saat itu juga.
“CIH, DRAMA MU SUNGGUH SANGAT BAGUS AGNETA”
Jayden segera mendekat kearah Neta dan menarik dagu Wanita yang telah menemani dan merawat sang putra selama lima belas tahun terakhir. Bibir Neta sudah dilumat secara paksa dan brutal oleh Jayden. Dengan kasar punggung Neta sudah dibenturkan ke sofa yang berbahan dari kayu jati asli sehingga membuat Neta meringis kesakitan.
“Buka mulutmu jalang” perintah jayden
Namun ditolak oleh Neta
Jayden tak hilang akal, dia menarik tubuh ramping Neta dan membuatnya bersimpuh dilantai. Pria tersebut tersenyum licik melihat korbannya tak berdaya melawannya. Dengan cekatan dia menurunkan zipper celananya dan mengeluarkan juniornya yang sudah bangkit dan menjejalkan dimulut Neta.
“AHKKK”
Ya benar Neta tersedak. Tenggorokannya terasa perih akan benda tumpul itu tiba-tiba mengoyak tenggorokannya. Lain dengan Jayden yang merasakan juniornya dipijat oleh mulut Wanita yang berada dibawahnya. Dengan brutal Jayden mencengkram kepala dan rambut Neta itu memaju mundurkan gerakannya dengan tempo yang cepat.
Butiran kristal mulai membasahi pipi Neta.
Jayden yang melihat Neta berantakan merasa sangat puas. Pria itu seolah abai dia hanya focus mencari kenikmatannya sendiri.
Mendekati puncaknya Jayden menambahkan tempo semakin cepat, Gerakan itu membuat juniorny mengeluarkan semua cairan putih kental didalam mulut Neta.
“TELAN JALANG LICIK KU” Jayden mencengram dagu Neta kasar.
Cairan putih sedikit menetes keluar dari bibir Neta karena saking banyaknya, sedang sisanya berhasil Wanita itu telan. Penampilan Neta benar-benar berantakan. Rambut sudah tidak beraturan, kancing bajunya sudah terlepas beberapa.
Tak sampai disana, Neta kembali ditarik dan dihadapkan tembok, rok yang dia pakai disingkap begitu saja oleh Jayden dan celana dalam berwarna hitam sudah dilepaskan paksa oleh Jayden. Neta bisa merasakan junior Jayden mengeras di sela pantatnya.
Kedua tangan Jayden sudah meremas kedua gunung kembarnya, Neta hanya menggigit pipi dalamnya agar tidak mengeluarkan suara laknat yang akan menambah nafsu pria yang menyetubuhinya sekarang. Hentakan demi hentakan terus saja dilakukan oleh Jayden.
“Ku mohonnnn bbbernti ahh”
Bukannya berhenti Jayden tersenyum licik dan mempercepat tempo Gerakan pinggulnya. Sejatinya ia mengabaikan teriakan kesakitan Wanita itu. Seolah dia tuli dan menganggap ucapan Neta hanya angin lalu. Jayden menggigit, menghisap dan menjilat leher jenjang nan putih milik Neta. Memberikan banyak tanda kepemilikan disana.
Setelah beberapa kali mencapai puncak, Jayden lagi-lagi mengeluarkannya di dalam. Menarik sang junior yang sudah kembali terlelap, memasukan kembali kedalam sangkarnya. Dan merapikan dirinya.
“segeralah pulang, saya akan menjemput Sam”
Tanpa menoleh ke arah Neta Jayden keluar dari ruangan begitu saja. Neta segara merapikan dirinya. Ia pergi ke kamar mandi untuk segera membasuh cairan putih dari area pribadinya dia berharap benih dari Jayden tidak akan sampai di rahimnya. Setelah merasa lebih manusiawi, Neta segera keluar dari ruangan Jayden yang sudah dipenuhi bau sprema.
Range rover milik Jayden berjalan dengan senyap menjadi teman, karena dua manusia memilih untuk diam dan menikmati perjalanan. Tak ada yang memulai percakapan atau hanya basa basi. Sam memilih untuk bermain dengan ponsel pintarnya dari pada adu pandang dengan sang Papa.Seperti yang dikatakan oleh Jayden pada Neta, dia meluangkan waktu untuk menjemput putra semata wayangnya. Namun sebenarnya Sam ingin dijemput oleh sesorang yang mengantarkannya tadi pagi.“Gimana harinya? Apakah menyenangkan?”Sam tidak mengalihkan pandangannya dari ponselnya. Dia masih asik bermain dengannya“Biasa aja, nggak ada yang special”Jayden menarik nafasnya, mencoba menahan emosi karena Sam tidak mau sama sekali menatap ke arahnya.“Sam, kalau diajak orang tua ngomong tu tatap mukanya” Tegas Jayden.Sam menyimpan ponselnya di kantong celananya lalu menatap kearah Papanya. “Em, nih udah ya. Papa kenapa sih t
Neta akui selama lima belas tahun hidup bersama Jayden layaknya sepasang suami istri, Neta menaruh perasaan pada Jayden Anthonie. Bohong jika seorang Wanita yang telah tinggal bersama seorang pria selama bertahun-tahun dalam atap tanpa cinta, terlebih Neta yang sudah menyerahkan semuanya termasuk kesuciannya. Neta sangat mencitai Jayden.Siapa yang tidak akan jatuh dalam pesona pria dingin itu? Neta salah satunya yang terperangkap dalam pesona Papa Sam. Pesona duren sawit Duda keren sarang duit. Begitu beberapa orang memanggilnya.Neta berumur sembilan belas tahun usia yang masih tergolong muda untuk menjadi ibu. Memang bukan ibu kandung, melainkan ibu sambung dari Samuel. Selama lima belas tahun terakhir Neta merawat Sam dengan sepunuh hati layaknya ibu yang melahirkan Sam. Neta bahkan melakukan kewajiban layaknya seorang istri untuk Jayden dengan status dirinya dan Jayden belum menikah. Iya belum menikah. Neta tak bisa menolak ataupun mengi
“Kamu kemana sih Papa Sam? Sudah seminggu nggak pulang ke rumah? Ini juga sudah tengah malam, tapi kamu nggak pulang ke rumah”Neta merasa khawatir karena Papa Sam, alias Jayden Anthonie tidak pulang selama seminggu terakhir. Beberapa jam yang lalu dia menghubungi Avi sekretaris Jayden, dia mengatakan bahwa Jayden tidak masuk ke kantor selama seminggu terakhir ini dan semua pekerjaan dia serahkan kepada David orang kepercayaan Jayden.Ingin rasanya Neta menelefon Jayden untuk menanyakan kabar dirinya, namun keberaniannya tidak cukup untuk melakukan itu. Jangankan menelefon, sekedar chat aja dia nggak berani.Perasaan cemas, dan khawatir menjadi satu. Jadilah Neta overthingking malam ini, Neta ingin menghilangkan overthingkingnya namun tidak bisa. Neta takut Jayden menemukan pengganti Salma itulah bahan overthingking Neta, yang coba Neta tepis jauh-jauh.Tapi Neta tidak pernah berfikir ada sosok peremuan yang akan menggantikan tugasnya merawat
Subuh pukul empat pagi, Jayden pulang setelah seminggu menghabiskan waktu bersama Natasha. Neta yang telah terlelap dalam tidurnya tidak menyadari bahwa sang tuan telah kembali ke rumah. Pagi ini diruang makan rumah keluarga Anthonie hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring. Terlihat Neta yang sibuk melayani sepasang ayah dan anak yang sedang menikmati sarapan mereka. Jayden segera menuntaskan sarapannya, karena ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini juga. Sedangkan Sam sangat menikmati sarapannya dengan tenang. Selama melayani sarapan Jayden, ada sesuatu yang menganjal pikiran Neta. Papa Sam pulang jam berapa semalam? Terus dimana saja dia tidur seminggu ini?. Ingin rasanya Neta bertanya namun kenyataanya Neta tidak memiliki keberanian untuk itu semua. Jayden berdiri begitu sarapannya selesai. Netranya menatap Neta yang tengah menuangkan susu coklat untuk Sam. “Ehem…” dehem Jayden untuk mendapatkan
Neta mengetuk pintu ruangan dengan nomor 4 tersebut selama tiga kali, setelah mendapatkan izin untuk masuk dari dalam sana. Neta baru masuk kedalam ruangan.Yang pertama kali Neta lihat di ruangan tersebut adalah anak remaja laki-laki seusia Sam. Dapat Neta lihat beberapa luka yang sudah diobati juga tangan kirinya yang sedang diperban. Sepertinya Sam keteralaluan kali ini.“Anda siapa?” Tanya Travis, dia kebingungan bidadari mana yang bertamu di ruang rawatnya.Neta tersenyum hangat lalu mengulurkan tangannya “perkenalkan saya Agneta Kaluna, Mama dari Samuel Anthonie”Tentu saja Travis kaget mengetahui fakta bahwa Sam mempunyai Mama secantik dan semuda Neta. “Saya Travis, tante kesini untuk apa ya?”“Tante kesini, untuk meminta maaf atas nama Samuel” Neta mengelus punggung tangan Travis yang terbebas dari gips. “Orang tua kamu dimana nak? Saya juga ingin minta maaf terhadap orang tua kamu
Sam, buru-buru keluar dari mobil begitu menyadari bahwa dirinya telah sampai dirumah. Sedari tadi Sam yang udah laper dan mengantuk hanya diam, mengabaikan pertanyaan Neta. Sam sedikit melirik Neta dengan ekor matanya. Sam mengetahui bahwa Neta tengah merasa bersalah karena sikapnya yang seketika dingin. Sam sengaja, dia balas dendam kepada Neta. Hal ini dilakukan Sam karena selama dirumah sakit, Neta hanya mengajak bicara Travis sedangkan dirinya terabaikan oleh Neta. “rasain gak enak kan gue cuekin” batin Sam Sam menaiki tangga menuju kamarnya, Neta dari tadi mengikuti kemana Sam pergi. Tiba-tiba Sam berhenti dan berbalik menatap kearah Neta. Neta yang tidak melihat jalan di belakangnya menabrak dada Sam. Sam melepas jaketnya, melemparnya kearah Neta. “tolong cuciin! Besuk mau gue pake lagi” Neta memunggut jaket dengan bercak darah punya Travis lalu menatap Sam “Iya Nak, Mama cuciin” namun jawaban dari Neta tak dihiraukan oleh Sam.
Neta memastikan Sam sudah benar-benar menuju alam mimpi, dengan perlahan Neta melepaskan pelukan Sam pada dirinya dan menggantinya dengan guling. “Good night my angel, have nice dream” kecup Neta pada kening Sam. Kebiasaan yang sudah lama tidak dia lakukan beberapa tahun terakhir ini.Baru saja keluar dari kamar Sam, Neta sudah dicegat oleh Jayden. “langsung masuk kamar saya” perintah sang tuan. Sudah dapat Neta pastikan aka nada ‘hukuman’ part dua yang sudah menantinya. Sedangkan Jayden turun ke lantai satu. Mungkin mengambil peralatan untuk menyiksanya, pikir NetaNeta mematuhi perintah dari Jayden, memasukin kamar Jayden yang berhawa dingin. Kamar bernuansa hitam terasa sangat kelam, gelap dan menyeramkan. Karena tidak ada sofa untuk dirinya duduk, Neta memutuskan untuk duduk dilantai.Tak berselang lama, Jayden datang membawa kantong putih entah isinya apa, “Astaga, ngapain duduk disitu?” tanya Jayden heran, ad
Sudah pukul tujuh sore, Sam masih belum pulang dari sekolah. Neta sudah menghubungi Travis dan bertanya mengenai keberadaan Sam namun Travis menjawab tidak mengetahui Sam berada.Tidak hanya menelefon Travis, Neta juga menelefon Papanya Sam alias Jayden namun sampai sekarang masih belum diangkat. Hati ibu mana yang tidak tenang ketika anak tersayang tidak kunjung pulang padahal hari sudah mulai malam.Neta hanya bisa mondar-mandir di depan teras rumah agar ketika Sam datang dia bisa langsung mengetahuinya.Penantian Neta membuahkan hasil, setengah delapan malam range rover milik Jayden memasuki halaman rumah mereka. Neta segera menghampiri mobil tersebut begitu sampai tepat di depan rumah.Sam membuka pintu penumpang dan wajah lelah miliknya langsung menyambut Neta. “Kamu nggak papa Sam?” tanya Neta khawatir dan Sam terus berjalan tanpa menanggpi pertanyaan dari Sam.Bukan Neta Namanya kalau menyerah begitu saja, Neta berjalan
Samuel Anthonie anak sulung dari Jayden Anthonie, arsitek muda yang sudah berhasil membangun studio miliknya sendiri tanpa embel-embel nama belakangnya. Tiga belas tahun hidup tanpa figure seorang Mama menjadikan Sam pribadi yang tertutup. Termasuk dalam urusan percintaan.Bahkan sering kali Papanya bertanya kepada Sam “Kak? Kamu masih suka perempuan kan?”“Astaga Papa, Sam masih suka sama perempuan. Ya kali aku belok Pa, Sam masih normal kok” Sam yang sedang menggambar design rumah sang client menghentikan aktivitas sementaranya hanya untuk menjawab pertanyaan nyeleneh dari sang Papa.“Terus kenapa belum ada perempuan yang Kakak bawa ke rumah? Papa seumuran kamu udah gendong kamu lo”Sam tersenyum, usia Sam hampir mencapai kepala 3. Namun dia masih belum memikirkan kehidupan percintaannya “Tapi Papa cerai kan?”“Mulut mu makin hari makin tajam ya Sam. Papa cerai karena kematian Bunda mu ya&rdqu
Weekend di kediaman Anthonie hanya berisikan El dan juga Leo, anggota keluarga yang lainnya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Contohnya Mama Neta sedang menemani Papa Jay melakukan tinjauan langsung ke proyek baru Papa. Sedangkan anak tertua dari keluarga Anthonie, alias Sam sedang merebut hati sang pujaan hati.“Pagi El” sapa Leo yang baru saja keluar dari kamarnya.“Pagi Le” El sedang menggoreng telur untuk sarapan keduanya. “Mau telur goreng sama nugget nggak Le? Mama nggak sempet masak karena Papa ngajak ke proyek dadakan kaya tahu bulat”“Weits, akan ada badai kah hari ini? celetuk Leo yang sudah menyiapkan piring di meja makan untuk sarapan dia dan juga El.“Kenapa Le? Emangnya mendung? Orang cerah banget pagi ini” tanya El“Ya karena adek gue satu-satunya mau masak sarapan buat Kakaknya tersayang” Leo langsung mengelus surai dari El. Namun kepala Leo segera mendapatkan jita
Beberapa minggu setelah acara pemakaman Ibu dari Jayden, suasana masih sendu bahkan Jayden tidak berangkat ke kantor untuk beberapa hari. “Mas, hari ini kerja?” Tanya Neta yang baru saja terbangun dalam dekap hangat Jayden.“Em, entahlah” bukannya menjawab Jayden mengeratkan pelukannya pada sang istrinya.Neta mengelus surai hitam milik suaminya “Hidup tetap harus berjalan Mas. Mama pasti sedih kalau lihat anak semata wayangnya menangisinya berlebihan dan nggak mau bangkit”Kedua mata Jayden bertemu dengan mata teduh istrinya, perkataan Neta ada benarnya. Hidup tetap harus berjalan meskipun sang Ibu telah berpulang “Tugas Mama sudah selesai Mas, tapi tugas kita di dunia masih belum selesai. Jadi yuk berangkat kerja, sudah sepuluh hari pekerjaan kamu di kerjain sama Jun”“Okay, aku ke kantor hari ini” putus Jayden.Senyum Neta melebar seketika “Nah, yuk mulai dari bangun dari tempat t
Semua persiapan pernikahan Jayden dan Neta sudah seratus persen. Pernikahan diadakan di kapel kecil yang terletak tidak jauh dari rumah sakit tempat di mana Marry dirawat.“Wow” satu kata yang keluar dari mulut Leo. Dia sangat terpesona dengan kecantikan alami yang terpancar dari wajah Mamanya. Ditambah dengan polesan make tipis membuat inter beauty Neta sungguh keluar.“Mama jeleknya?”Leo menggelengkan kepalanya menolak perkataan dari sang Mama “Mana ada Mama Leo itu, wanita paling cantik yang pernah Leo temui tahu”“Iya Mama tahu” Neta tersenyum lembut pada putranya “Lele, boleh Mama peluk kamu?” tangan Neta membentang untuk menerima pelukan dari sang putra.“Sure Mama” Leo segera memeluk Mamanya erat “Mama, bahagia?” Pertanyaan yang membuat Mamanya berpikir sejenak.“Mama bahagia kalau Lelenya Mama bahagia” Neta memeluk Leo semakin erat &ldquo
Malamyangdinginsemakindingindenganbungkamnyakeduaorangyang
Pemuda itu tengah duduk di balkon kamar milik sang Mama, isi kepalanya tengah berdebat dengan suara hatinya. Kepala menginginkan untuk pergi, namun hati meminta untuk tetap tinggal dan merasakan kehangatan keluarga yang utuh.“Melamun apa hayo” kini seorang gadis menempelkan minuman dingin ke pipinya. “Mikir apa sih?”“Astaga, El kalau mau masuk ketuk pintu dulu ihh” Jantung Leo dari dada kiri pindah ke mata kaki. Namun tetap menerima minuman dingin dari El.El memamerkan deretan gigi putih miliknya “Siapa suruh melamun, aku udah ketuk pintu tapi kamu nggak jawab, ya udah aku masuk aja. Mikir apa sih?”“Aku bingung”“Kenapa?”“Bingung, mau pulang atau tetap disini”El merangkul pundak Leo “Ikuti kata hati kamu, dia yang tahu apa yang terbaik untuk kamu” Leo mengangguk menerima nasihat dari El &ldquo
Belum ada lima menit dia sampai di rumah sakit, remaja yang tengah memakai celana jeans yang dipadukan dengan kaos polos berwarna hitam itu memegang erat tangan sang Mama.“Ma, Lele mau pulang” lirihnya pada Neta.Kakinya serasa berat menuju kamar inap sang Nenek dari pihak Papanya. “Lele, ayo ketemu dulu baru kita pulang” Neta mencoba menenangkan putranya.“Lele takut, Lele tidak diterima. Lele nggak sekuat Mama” Bisik Leo, menumpahkan rasa takutnya.Neta memeluk putranya yang kini badannya bergetar menahan tangisnya “It’s okay anak Mama. Semua akan berjalan baik-baik saja. Setelah ketemu sama Nenek kamu kita benar-benar akan pulang ke Jogja”Leo mengatur nafasnya, mencoba menenangkan hati dan pikirannya. Neta setia menemani putranya untuk mengatur nafas dan menunggu dia siap bertemu dengan neneknya.“Mam, I’m ready. Tapi janji setelah ini semua kita balik ya. Aku nggak mau d
Dia hanya duduk terdiam di ranjang Mamanya, matanya mengikuti kemana kedua orang tuanya yang sibuk memasukan barang ke dalam koper. Ia sama sekali belum menanyakan kemana mereka akan pergi. Karena seingatnya yang pergi hanya Papanya dan dia belum siap untuk bertemu dengan saudara lainnya.“Kita mau kemana Ma?” tanyanya saat mereka sudah berada di ruang tunggu bandara.“Ke Jakarta?”Leo berdiri seketika “Leo belum siap Ma”“Mama tahu sayang, kamu belum siap. Tapi ini benar-benar penting” Neta tersenyum lembut “Leo mau ketemu nenek?”“Mau tapi Lele belum siap”Neta merengkuh Lele dalam dekapnya “Semoga ini bukan menjadi satu-satunya kesempatan Lele untuk bertemu dengan nenek ya. Tapi kali ini Lele harus bertemu dengannya”“Kenapa?” banyak sekali pertanyaan yang ada di dalam kepala Lele saat ini. Dan ini semua terlalu cepat baginya.
Jayden membuka matanya begitu mendengar suara isakan kecil dari Leo yang kebetulan kamarnya ada disebelahnya.Sebelum bangkit dari ranjang, Jayden memindahkan terlebih dahulu kepala Neta dari dada bidangnya ke bantal di belakangnya. Setelah Neta merasa nyaman dengan posisi barunya. Jayden bangkit dari ranjang dan menuju kamar sang putra.Ternyata Leo belum bangun namun bibir mungilnya terus saja merengek, dan dahinya terpenuhi dengan peluh. Sepertinya sang putra sedang mimpi buruk.“Anak Papa”Jayden merebahkan dirinya di samping sang putra lalu mendekapnya, dan memberikan ciuman diseluruh wajah Leo.“Nak, bangun sayang”Begitu mendengar bisikan sang Papa, kedua Netra Leo langsung terbuka dan memeluk sang Papa.“Pa, takut” lirihnya“Ada Papa disini nak. Nggak usah takut, itu hanya mimpi ya”Leo terisak mengingat mimpi yang sangat buruk me