“Hei selamat pagi, Tuan waktunya bangun” ucap seorang wanita yang berpenampilan sudah sangat rapi dengan rambutnya yang telah disanggul rapi juga. Tak lupa dengan kacamata minusnya yang bertengger dihidung mancungnya
“Hoammm” seseorang yang dibangunkannya menguap, dan ia masih enggan membuka mata
“beri aku waktu 10 menit lagi” ucapnya masih memejamkan mata dengan suara parai khas miliknya
“Tidak ada waktu tambahan Tuan, anda harus bangun dan segera mempersiapkan diri ke kantor” ucap wanita itu lagi- lagi
Laki- laki itu akhirnya membuka matanya dan menegakkan tubuhnya
“Ck, kenapa kau menjadi sangat menyebalkan sejak menjadi sekretarisku Nayla Melody Lim padahal kau juga sahabatku yang sangat mengerti tentangku” sungutnya kesal
“Karna itu adalah tugas seorang sekretaris Tuan Alvin Edward Kim” ucap Nayla dengan nada yang sopan
“Kau tidak asik !” sungut Alvin dan kembali membaringkan tubuhnya
Nayla memutar bola matanya malas, lalu menggeram
“Cepat bangun Vin! atau aku akan menguyurmu dengan air dingin sekarang juga” sentaknya dengan kedua tangannya yang ia lipat didepan dada. Memerintah bosnya tanpa ragu- ragu
Alvin mengacak- acak rambutnya dan kembali bangun
“Ish, kenapa kau sangat menyebalkan eoh” kesalnya lalu menuju bibir ranjang. Bukan segera berdiri namun ia menarik lengan Nayla dengan kuat. Dan membuat Nayla jatuh terduduk di pangkuannya dan memeluk pinggang Nayla dengan erat
Nayla tersentak perlakuan Alvin padanya, butuh beberapa detik untuk ia menyadari keadaannya saat ini
“YAK! Apa yang kau lakukan Alvin Edward Kim ! Lepaskan aku!” sentak Nayla yang meronta untuk Alvin melepaskannya
Alvin menggeleng lalu dengan lancangnya ia menenggelamkan wajahnya dicerukan leher Nayla dan memberi kecupan- kecupan halus disana
“Lepaskan aku Alvin Edward Kim !!” ucap Nayla yang mulai risih dengan tingkah laku bosnya sekaligus sahabatnya ini
“Berikan aku ciuman selamat pagi dulu” bisik Alvin tepat di telinga Nayla
“Ap.. APA?” pekik Nayla dan membelakkan matanya
“Ayolah, bukankah kita terbiasa seperti itu heum” ucap Alvin dengan nada manjanya
Nayla menggeram
“Kau gila ? aku tidak mau. YAKK !! LEPASKAN AKU BOS MESUM SIALAN !!” teriak Nayla dan semakin meronta- ronta dalam dekapan Alvin
“TIDAK ! Aku atasanmu dan kau harus patuh dengan apa yang aku perintahkan padamu” ucap Alvin yang semakin menggeratkan pelukanny pada Nayla
“Jangan seperti ini Vin!” ucap Nayla dengan memelas, berharap Alvin mau melepaskannya
“Kenapa ? aku hanya ingin bermanjaan pada sahabat kesayanganku sekaligus merangkap jadi sekretarisku. Jadi kau harus patuh dengan apa yang aku inginkan” ucapnya dengan tenang
“Lepaskan ! Atau aku akan menganiayamu sekarang” ucap Nayla dengan nada tajamnya
Alvin tidak melepaskan pelukannya pada Nayla dan justru mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping milik Nayla
Nayla menggeram “rasakan ini kau Alvin Edward Kim” ucap Nayla lalu memajukan wajahnya pada wajah Alvin dan menggigit hidung Alvin keras.
“Arghhhh Nayla Melody Lim berhenti mengigit hidungku eoh”teriak Alvin yang langsung melepaskan tangannya dari Nayla dan mendorong tubuh wanita bar- bar itu menjauh darinya
Gigitan Nayla pun terlepas dan membuat hidung mancung Alvin memerah
“Ohh tidak !! Kau apakan hidungku Nayla Melody” geram Alvin dan menyentuh hidungnya yang terasa sakit
“Aku sudah memperingatkanmu Alvin, jadi itu bukanlah salahku” ucap Nayla dengan tersenyum miring. Alvin menatap Nayla dengan tajam sekaligus kesal, lalu ia dengan segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Sedangkan Nayla hanya terkikih geli melihat kelakuan bosnya yang tampak kesal seperti itu
Alvin telah rapi dengan setelan jas formalnya, ia kemudian berkaca didepan cermin besar di yang ada dikamarnya
“Ah, apa ini ?” pekiknya tiba- tiba
“Ada apa Tuan ?” membuat Nayla begitu terkejut dan segera mendekat kepada Alvin
Alvin berjalan mendekat kearah cermin dan meletakkan tangannya didepan dagu lalu memiringkan kelapanya ke kanan dan ke kiri
“Pancaran sinar yang menguar dari diriku terlalu sempurna” ucap Alvin dengan tenang dan begitu bangga dengan dirinya
Nayla memutar bola matanya malas, sifat narsis bosnya kembali lagi “Hentikan omong kosongmu Kim ! kau selalu saja seperti itu” sungut Nayla kesal
Alvin membalikkan tubuhnya cepat menatap kearah sekretarisnya itu
“APA ?” pekiknya
“Yak ! kemana sifatmu yang patuh itu ? Kau adalah sekretarisku Nona Nayla. Seharusnya kau juga memuji ketampananku yang sangat sempurna seperti ini” ucapnya dengan berkacak pinggang, seolah- olah menunjukkan kepemimpinannya
“Sifat patuhku tidak berlaku ketika kau menjadi terlalu narsis seperti itu ! hentikan tingkahmu. Kau membuatku muak” desis Nayla dan melangkah kakinya menghindar dari Alvin
“AP..APA ?” pekik Alvin lagi- lagi
“YAK !! Sekretaris Nay kau baru saja melukaiku dan sekarang kau mengejekku... kau ingin aku...” ucapan Alvin terpotong ketika Nayla berteriak dan membuka pintu apartement mewah miliknya
“Anda akan memiliki jadwal rapat dengan Starfive Group dalam 30 menit lagi. Sebaiknya kita segera berangkat Tuan” ucap Nayla dengan sopan, membuat Alvin mendengus kesal
••••
“Terimakasih atas partisipasinya dalam proyek ini Tuan Alvin, semoga kita bisa menjalin kerjasama yang sangat baik” ujar seorang pria yang sama memakai setelan formal seperti Alvin, ia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan pada Alvin
Dengan cepat Alvin membalas uluran tangan itu
“Ahh, tentusaja !! pasti kita akan menjadi partner yang sangat luar biasa dalam proyek ini Tuan Arga” ucap Alvin dengan tersenyum lebar
“Baiklah kalau begitu aku pamit dulu dan sampaikan salamku pada ayahmu” ucap Tuan Arga lalu melepaskan jabat tangannya
“Ya, baiklah. Akan aku sampaikan nanti pada ayah” ucap Alvin dan menunduk menghormati pria yang lebih tua dari dirinya itu. Tuan Song tersenyum lalu membalas dengan sebuah anggukan. Lalu melangkah keluar dengan sekretarisnya
“Setelah ini apa jadwalku ?” tanya Alvin pada Nayla yang saat ini tengah sibuk merapikan beberapa berkas di meja
“Tentusaja berkumpul dan makan siang bersama yang lainnya” jawab Nayla dengan tenang
“Baiklah, mari kita kesana” balas Alvin dan membantu Nayla merapikan berkas- berkasnya
••••
Menjadi presedir diusia muda memang merupakan kebanggaan tersendiri, dan itu semua tidak lepas dari sorotan mata orang-orang terhadapnya. Termasuk saat ini ketika ia masuk ke kantin perusahaannya. Beberapa karyawannya melihat begitu kagum terhadapnya
“Wah lihatlah, presedir Alvin kembali datang kesini untuk makan siang”
“Ya kau benar ! Wahh dia benar- benar sangat tampan”
“Lihatlah para pria- pria tampan sedang berkumpul”
“Wahh mereka sangat tampan !! ishh, tapi kenapa selalu harus ada wanita itu diantara mereka. Menyebalkan”
“Wanita itu tidak cocok bersanding dengan para pria tampan itu”
“Apakah ia akan menempel seperti itu selamanya pada para lelaki itu ?”
“Akhirnya kau menampakkan batang hidungmu juga presedir Alvin Edward Kim yang super sibuk” ucap Mino dengan sinis setelah datangnya Alvin dan juga Nayla
“Sorry bro !, kau tahu sendiri bukan menjadi presedir bukanlah hal yang mudah” ucap Alvin dengan tenang dan duduk pada kursi kosong disebelah Mino dan berseberangan dengan kursi milik Nayla
“Ck” Mino berdecih, lalu matanya menangkap sesuatu yang ganjil di penglihatannya
“Eoh kenapa dengan ujung hidungmu itu. Itu terlihat memerah” ucap Mino yang masih memperhatikan hidung Alvin
Tubuh Alvin sekaligus Nayla menegang. Alvin meneguk ludahnya dengan kasar, ekor matanya melirik kearah Nayla yang justru wanita itu tampak menatapnya dengan tajam
“Eoh..ini ..eum, ini digigit semut” ucap Alvin lalu menggaruk- garukkan kepalanya yang tidak gatal
“Apa ?” pekik Mino yang tidak percaya dengan apa yang diatakan Alvin “Semut macam apa yang mengigit seperti itu dna itu seperti bekas gigitan...”
“In..ini benar semut ! kau tahu. Semut hitam yang sangat besar” ucap Alvin dengan gugupnya dan setengah berteriak agar sahabatnya itu percaya dengan perkatannya
“Yak !! Berhentilah kalian berdua, mari kita makan dengan tenang. Kalian tidak lapar eoh ?” ujar seseorang sedari tadi hanya menggeram kesal karna tingkah dua sahabat sekaligus adik tingkatnya itu selalu saja berseteru
“ Baiklah hyung!” jawab Mino dan Alvin dan kompak lalu mulai melahap makannya
“Nay, ini makanlah” ucap Yoga menyodorkan sebuah daging di nasi Nayla
“Terimakasih Kak Yoga” ucap Nayla dengan senyum manisnya, ia memang sangat menyukai daging
“Ini juga untukmu!” ucap Mino yang tiba –tiba menyodorkan dagingnya pada Nayla
“Kau pasti butuh tenaga lebih menjadi sekretaris presedir yang super sibuk ini” ucap Mino dengan memberikan sebuah suapan pada Nayla. Tentu saja dengan sennag hati Nayla memerima suapan Mino
“Bagaimana ? apakah enak ?” ucap Mino
Nayla mengunyahnya, lalu mengacungkan jempul miliknya
“Suapanmu adalah yang terbaik” ucap Nayla dengan senyum senangnya
Rahang Alvin menggeras
“Ck, bisakah kalian menghentikan aksi suapan itu. Kalian menjadi pusat perhatian para karyawan kantorku” ucapnya dengan datar dan menatap malas kearah makan siangnya
“Wae ? bukankah mereka tahu kalau kita sudah bersahabat sejak 7 tahun lamanya. Jadi apa ini harus menjadi masalah ?” ucap Mino dengan tenang dan menyuapi dirinya sendiri
“Tapi kau sudah memiliki kekasih dan sebentar lagi akan bertunangan Mino Park. Jangan terlalu memanjakan Nayla” ucap Alvin yang terlihat lebih tegas, membuat Mino dan juga Nayla menghentikan aksi makannya dan menatap kearah Alvin
Mino menghembuskan nafasnya jenggah
“Kau ini kenapa ? Hani tidak keberatan selama itu adalah Nayla, bukan wanita lain” ucap Mino yang mulai malas dengan sikap Alvin. Bukankah hal ini merupakan kebiasaan mereka sejak lama, bahkan kekasihnya juga mengenal Nayla dengan sangat baik
“Berhentilah kalian !!” sentak Yoga lagi “bisakah kalian tidak debat sekali saja ?” ucapnya yang ikut kesal.
Akhirnya mereka kembali melanjutkan makan tanpa pembicaraan satu katapun. Tidak ingin berdebat kembali karna mereka sanga menghormati Yoga yang berumur lebih tua dari mereka. Persahabatan keempat orang itu hingga kini memanglah tak memandang status, meskipun yang memiliki jabatan paling tinggi adalah Alvin. Namun pria itu tetap menghormati Yoga selayak kakaknya sendiri
“Eum weekend ini kalian ingin kemana ?” ucap Yoga yang mencoba membuka suara setelah keheningan beberapa saat lalu
“Tentu saja aku berkencan dengan Hani” ujar Mino cepat “Kau ingin kemana kak?” tanyanya balik
“Aku harus ke Osaka, bertemu calon menantuku” ucap Yoongi
“Wahh... ternyata kau sangat serius dengan wanita keturuan Jepang itu hyung” ucap Mino yang mulai tertarik dengan pembicaraan ini
Yoga tersenyum miring “Kau tau motto hidup sekarang apa ? “No Mina No Life”ucapnya dengan wajah yang begitu memelas
Membuat ketiga orang disana bergidik ngeri melihat Yoongi
“Ck, sialan ! dibalik sikap dinginmu ternyata kau segila ini dengan kata cinta” ucap Alvin dengan nada sinisnya
“Lalu kau kemana Alvin Edward Kim ?” tanya Yoongi
Alvin tersenyum simpul
“Kau pikir hanya kalian saja yang bisa berkencan ?” ucapnya dengan mengankat salah satu alisnya
“Tentusaja aku akan menghabiskan akhir pekanku bersama Yenata, kekasihku. Aku sudah sangat merindukannya” ucapnya dengan wajah yang berseri- seri
Membuat para laki- laki disana memutar bola matanya malas, baru saja pria itu mengejek Yoongi sekarang ia yang bertingkat mabuk cinta seperti itu. Namun perkataan pria itu mampu membuat seseorang dari mereka menegang dan mulai merasakan perasaan sesak didalam rongga hatinya
“Lalu kau Nayla ! Kau ingin kemana ?” ujar Yoga dengan menatap Nayla yang sedari tadi hanya terdiam
Nayla sedikit terkejut dengan ucapan Yoga“Eum, sepertinya aku akan ke Jeju mengunjungi Jina dan Kak Jino. Sekaligus aku sudah rindu dengan Jia, lalu...lalu sepertinya aku aku akan berkemah disana seperti biasanya” ucap Nayla dengan senyum simpulnya. Membuat tiga orang pria disana mengangguk-anggukkan kepalanya
Pembiaraan orang-orang terpopuler tentu saja akan menjadi bahasan hangat para kaum mulut pedas dan jari- jari bermata pisau
“Apa kalian dengar ? kasian sekali wanita itu dicampakkan oleh pria- pria tampan itu xixi”
“Wanita itu memang tidak pantas bersanding dengan para pria tampan itu, terlebih presdir Alvin”
“Ya presedir Alvin sudah sangat cocok dengan kekasihnya yang model itu Yenata Natalie”
“Ya benar, presedir Alvin seperti dewa dan Yenata Natalie seperti dewi. Mereka adalah pasangan yang sangat serasi”
Hyung : (*sapaan untuk laki-laki yang lebih tua dalam bahasa Korea)
Saat ini Nayla sedang berada di kursi penumpang yang akan membawanya ke Pulau Jeju. Lalu ia mengeluarkan ponselnya sembari menunggu keberangkatan untuk mengecek notifikasi yang masuk. Dan ternyata sudah ada beberapa pesan masuk terutama dari grup chatnya bersama para sahabatnya ituYoga : (send a picture) Osaka begitu cerah pagi ini, apakah terlihat indah ?Mino : Sialan ! berhentilah bersikap menyebalkan seperti itu hyung. Aku tahu kau sedang dimabuk cinta saat ini, jadi berhentila
"Kenapa ekpresimu seperti itu? Apa kau baru saja melihat seorang dewa tampan berbicara padamu?" ucap Alvin dengan santainya dan segera mendudukan dirinya disamping Nayla. Mendekatkan wajahnya Lalu mengecup pipi Nayla sekilasNayla menegang dengan perlakuan Alvin. Pria ini selalu saja bertingkah seenak jidatnya
Saat ini di kediaman Jino tentu saja dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang sangat tiba-tiba. Tak ada angin tak ada hujan, kenapa pria ini tiba-tiba ada dimeja makan kediamannya
Nayla terbangun dari tidurnya. Sekarang pukul 03.00 KST. Sebuah ingatan menyakitkan kembali berputar-putar dikepalanyaSebuah ingatan ketika ia berlibur di Jeju satu minggu yang lalu, selalu saja berputar dikepalanya
"APA YANG KALIAN LAKUKAN?" Teriak seseorang yang baru saja muncul dari balik pintu liftMembuat Nayla dan Alvin Sama-sama terkejut dan segera melepaskan rengkuhannya pada Nayla dan menatap takut pada seseorang yang terlihat marah saat ini
"Apa yang sedang kau lakukan disini Alvin? Dan lepaskan tanganku!!" Ucap Nayla meronta- ronta agar Alvin mau melepaskan cengkraman tangannya. Terlebih lagi bau alkhohol begitu menyeruak dari tubuh AlvinAlvin menyeringai begitu menyeramkan bagi Nayla"Ck, kau memanggilku Alvin sekarang?" ucapnya dengan nada begitu datar
DEGSerasa dijatuhi bom nuklir dalam hatinya, Nayla merasa benar-benar dirinya begitu rendah saat ini. Apakah ini yang dinamakan sudah jatuh, tertimpa tangga?Setelah dirinya mendapatkan pelecehan dari pria yang berstatus sahabatnya itu dan kini dengan tenangnya pria itu berkata ingin bertanggungjawab tanpa menikahinya. Tanggung jawab seperti apa yang pria itu katakan?Di lubuk hati Nayla benar-benar merasakan sesak yang luar biasa saat ini. Lagi-lagi
Nayla memasuki kehalaman keluarga Alvin dengan perasaan yang begitu gugup. Meskipun dulu seringkali ia bermain ke sini bersama sahabatnya yang lain namun kali rasanya begitu berbeda. Ada perasaan canggung yang menyelimutinya. Ia ingin sekali menolak permintaan Alvin untuk makan malam bersama keluarganya, meskipun ia berstatus sebagai sahabatnya namun bukankah akan terasa aneh jika hanya dirinya sendiri yang datang ke rumah mewah ini.
Judul : The Rainy Season of Fifty Year Sinopsis singkat : Lintang dan Nathan akhirnya memutuskan menikah setelah 6 tahun mereka menjadi pasangan kekasih. Selama 5 tahun pernikahan, rumah tangga mereka tampak harmonis, dimana Nathan selalu memanjakan Lintang dengan kasih sayangnya. Namun semua berubah ketika memasuki tahun ke 5 musim penghujan pernikahan mereka, dimana Ibu Nathan selalu bertanya pada Lintang. "Ini itu tahun ke 5 kalian menikah, kapan kalian memberikan cucu pada kami, " ujar Ibu Nathan setiap kali berkunjung ke rumah Nathan dan Lintang. "Kakak Nathan sudah hampir memiliki 2 orang anak, kalian kapan?" "Anak si A kemarin periksa ke dokter kandungan." "Menantu si B kemarin melahirkan bayi perempuan." C, D, E dan seterusnya! Hal itu mulai mengelitik hati Lintang. Hingga suatu hari Ibu Nathan memaksa Lintang untuk pergi ke dokter kandungan. Betapa terkejutnya semua
Hallo semuanya, ini Bunny 🐰 Cuma mau berbagi cerita baru saja buat kalian yang suka dengan cerita bunny^^ Judulnya : "200 Days With My Savage Fiancee" Sinopsis singkat : [Mature Content]Jadilah pembaca yang bijak ^^ Wajah semanis buah dan dipadukan dengan nama yang mirip seperti buah hanya berlaku pada Cherry Naomi Johnson. Putri tunggal keluarga Johnson pemilik JHS Tech. Corporation, perusahaan besar bidang teknologi di kota New York. Parasnya yang cantik dan manis itu sayangnya tidak berlaku bagi seorang Jenaro Rafandra. Bagi pria rupawan bak malaikat itu, Cherry hanyalah pengganggu! Gadis tak tahu diri yang selalu mengusik kehidupan sehari- harinya. "Untuk apa kau selalu melakukan hal bodoh dan tak berguna ini, Cherry Naomi?" "Tentu saja untuk membebaskanmu dari hal menyedihkan dan berlumuran dosa seperti ini Jey, sangat disayangkan jika pria tampan sepertimu han
Menjadi seorang suami yang selalu bisa diandalkan oleh istri ketika hamil pun tak semudah apa yang orang katakan diluaran sana. Seperti yang Alvin alami saat ini, usia kandungan istrinya yang semakin membesar tak hanya membuatnya untuk sekedar siaga menjadi suami yang bisa diandalkan, tapi juga harus siaga mengatasi segala bentuk mood swing dari sangat istri.Dimana dirinya harus dibuat frustasi berkali- kali dengan tingkah dan sikap Nayla. Dimulai dari masalah bikini beberapa minggu setelah istrinya diperbolehkan untuk pulang.Betapa senang dan tak sabarnya hati Alvin untuk segera menemui sangat istri dengan membawa paper bag berlogo brand terkenal dunia ditangan kirinya. Dengan senyum merekah lebar Alvin memasuki kediamannya dan segera mencari keberadaan sang istri.Alvin menemukan keberadaan sang istri tengah berkutat di dapur menggunakan celemek yang membungkus tubuh bersama bibi Yun disana.Alvin sudah tidak sabar untuk melihat Nayla mengguna
"Nayla !!" Pekik seseorang dari arah pintu kamar inap Nayla. Seorang wanita berambut pendek tengah berlari kearah Nayla saat ini. Disusuk dengan seorang gadis dengan usia yang lebih muda dibelakangnya."Huu.... kenapa kau bisa seperti ini huh?" ujar wanita itu yang tak lain adalah Mina, kekasih dari Yoga. Mina memeluk Nayla dengan erat, dan matanya berkaca- kaca. Baru saja ia merasakan berteman baik dengan Nayla, kenapa wanita situ bisa mendapat musibah seperti ini."Maaf aku baru bisa mengunjungimu," ujar Mina, ia memang baru bisa mengunjungi Nayla, karna setelah Nayla pergi dari apartementnya Mina pergi ke Jepang. Baru setelah 4 hari Nayla dirawat, Mina baru bisa menjenguknya bersama dengan Hani kekasih Mino yang memang sedang disibukkan dengan kuliahnya di Bandung.Nayla membalas pelukan Mina dan tersenyum tipis. "Tidak apa- apa Minari, aku baik- baik saja. Hanya luka kecil disini," ujar Nayla."Kak Nay jangan bohong, kalau baik- baik saj
"Yak!! Kau siapa?" ujarnya sedikit meninggi, melihat betapa kurang ajarnya wanita itu membuka kasar kamar inap istrinya. "Berani sekali mendobrak pintu kamar inap istriku, Nona!!" Ujar Alvin dengan geram.Wanita yang tak mereka kenal itu mulai bergerak maju dan menatap lurus ke arah Alvin."Bebaskan Yenata, Alvin!" ujarnya tanpa basa- basi.Alvin menggeram mendengar perkataan wanita tanpa sopan santun itu. "Kau siapa hah?" ucap Alvin dengan nyalang dan terlihat marah."Berani- beraninya kau memintaku untuk membebaskan wanita yang nyaris membunuh istri dan juga calon anakku!.. Kau pikir kau siapa hah ?" bentak Alvin sekali.Membuat wanita yang awalnya begitu angkuh itu kini berubah takut menatap Alvin."Ak.. Aku sahabat Yenata!" ujarnya dengan gugup.Wanita itu berjalan mendekat dan berlutut di depan Alvin dan juga Nayla. Menundukkan kepalanya. "Maafkan aku, seharusnya aku mencegahnya lebih keras lagi
"Kau masih mau lagi ?" tanya Alvin dengan menyodorkan apel yang telah ia kupas dan potong untuk istrinya itu.Pria itu benar- benar menaruh banyak perhatian pada sang istri. Selain untuk menebus kesalahan terbesar dalam hidupnya, ia juga tidak mau kehilangan istrinya. Entah itu pergi atau bahkan seperi kejadian yang nyaris merenggut nyawa istrinya.Nayla menggeleng pelan "Aku kenyang," ujar wanita itu yang kini jauh terlihat lebih baik. Meskipun ia masih memerlukan perawatan namun kondisinya sudah lebih baik daripada kemarin.Alvin meletakkan pisau dan sisa apel keatas piring. Pria itu menatap sang istri dengan begitu hangat. Pria itu bahkan membolos kerja untuk sekedar menjaga sang istri 24/7.Pandangan Alvin kemudian turun, hatinya kembali berdesir nyeri ketika melihat tangan sang istri tengah terbungkus perban.Alvin meraih kedua tangan istrinya dan mengecupnya berkali- kali secara bergantian."Ini pasti saki
Semua orang tampak cemas saat ini, mereka tengah berkumpul disana dengan harap- harap cemas. Ibu Alvin tak henti- hentinya memanjatkan doa untuk keselamatan menantu dan calon cucunya.Selain itu Ayah Alvin tampak ikut menenangkan sang istri. Yoga dan Mino pun juga tampak menunggu disana, mereka tampak khawatir, terlebih lagi Alvin yang sedari tadi yang tampak gusar bahkan ia hanya mondar mandir tak tenang di depan ruang IGD.Pria itu tampak kacau, bahkan kemeja putihnya terdapat banyak noda darah yang berasal dari istrinya. Ia sudah mendapatkan baju ganti, namun dengan keras kepalanya pria itu menolak. Alvin memilih untuk menunggu keadaan sang istri.Hati Alvin benar- benar ketakutan saat ini. Otaknya tak bisa berpikir dengan jernih, bahkan tanganya masih terasa bergetar karna terlalu cemas.Semua orang yang melihatnya juga merasakan iba dengan keadaan putus asa Alvin. Yoga yang melihat Alvin tak bisa tenang pun mencoba
Nayla sedang menyesap teh hangat miliknya di ruang tamu saat ini. Salah satu tangannya cukup sibuk dengan menscroll tentang info kesehatan terutama untuk seorang ibu hamil.Saat ia tengah membaca sebuah artikel di situs google sebuah panggilan yang tak lain dari suaminya pun memecahkan konsentrasinya dalam membaca."Hallo" sapa Nayla"Sayang, kau sedang apa ?" tanya Alvin di seberang sana."Hanya membaca beberapa artikel tentang kehamilan," balas Nayla."Kau dimana, ini hampir malam. Kenapa belum pulang?" tanya Nayla dengan rasa khawatirnya. Bukan khawatir jika Alvin kenapa- napa, tapi ia khawatir jika pria itu salah rumah kembali. Sungguh Nayla akan memotong sosis Alvin jika pria itu benar- benar mengingkari janjinya lagi kali ini."Hey, kau terdengar sangat merindukanku ya?" tanya Alvin dengan suara terkekeh kecil."Tidak! Aku takut kau salah jalan pulang lagi," balas Nayla dengan ketus.Te
{M}Nayla kini tengah berkutat didapur, rambut yang dikuncir menyanggul asal, kedua tangan ramping miliknya dengan begitu lincah memotong beberapa jenis sayuran dan memasukkannya ke dalam sebuah panci yang telah berisi air kaldu. Tugasnya telah kembali, menjadi seorang istri yang kini tengah sibuk menyiapkan makan malam untuk dirinya dan juga sang suami.Saat Nayla sedang sibuk dengan dunianya, sebuah tangan melingkar pada pinggang rampingnya dan bahu kirinya menjadi sandaran dagu seseorang."Hay!" sapa seseorang itu dari balik punggung Nayla. "Kau sibuk sekali ya," tambahnya."Menurutmu," balas Nayla dengan seadanya karna memang ia tengah sibuk memotong beberapa bahan makanan.Seseorang yang tak lain adalah Alvin itu kini semakin menenggelamkan wajahnya di cerukan leher sayang istri. Mengecup leher jenjang yang seringkali membuatnya kehilangan akal itu sesekali."Aku sudah berakhir dengannya Nay," ujar Alvin ma