***
Adam tidak bisa tidur karena memikirkan foto-foto mesranya dengan Sarah. Dia ingin mengabaikannya, tapi jika dia hanya diam saja dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa, dia merasa berdosa pada Dara, istrinya. Diam bukan solusi terbaik saat ini dan dia harus meluruskan semuanya, dia tidak mau Dara salah paham padanya. Dia memang salah karena saat itu dia sangat kesepian dan juga merasa hubungannya dengan Dara hampa karena istrinya itu terlalu sibuk dengan dunianya. Seharusnya dia tidak boleh membenarkan perasaan itu, itu terlarang! Bagaimanapun saat dia telah menikahi Dara, sudah seharusnya dia sebagai suami bertanggung jawab atas kehidupan Dara. Seharusnya dia lah yang lebih dewasa karena dia adalah pemimpin dalam rumah tangga.
Saat ini Dara tak membaca pesan darinya, bahkan istrinya itu menggubris panggilan darinya. Dia frustrasi, Adam yakin mungkin saja Dara sudah tahu tentang foto ciuman itu dengan Sarah.
Di saat hati Adam sedang kalut, asisten kepercayaa
***Kevin termenung menatap wanita yang saat ini sedang berjalan ke arahnya. Dia tidak bisa mengedipkan matanya karena terlalu terpesona dengan wanita itu. Wanita itu masih tetap mempesona meski sudah mempunyai dua anak. Kevin menekan rasa gugupnya, dia berusaha tenang.Dara tersenyum tipis dan mengangguk ke arah Kevin. “Halo, Tuan Liu. Maaf membuat Anda harus menunggu,” ucapnya dengan sopan.Kevin tersenyum, dia beranjak dari duduknya dan mengulurkan tangannya ke arah Dara. “Selamat malam, Nona Dara."Dara membalas uluran tangan itu dan tersenyum singkat.Kevin langsung menggeser kursi dan mempersilakan Dara untuk duduk.Dara duduk dan dia melihat ke sekeliling dan restoran ini bukan seperti untuk restoran pertemuan bisnis, dan melihat fakta ini adalah restoran dengan kesan romantis. Dara menghela napas pendek, dia tidak tahu apa yang diinginkan pria itu.“Bagaimana perjalanannya? Kalau nanti kembali ke Jakart
***Di sebuah bar eklusif di pusat kota. Kevin Liu sedang menikmati segelas wine. Setelah makan malamnya yang singkat dengan Dara, dia kesal dan memutuskan untuk melampiaskannya dengan datang ke bar.Di sini Kevin bersenang-senang dengan teman-temannya, dan ada beberapa wanita cantik yang menemani mereka.“Kamu mau lagi?”Kevin menatap wanita cantik yang saat ini sedang berada di sisinya. Wanita itu memakai gaun ketat dan seksi, tapi Kevin tidak pernah melirik wanita itu sama sekali. Dia masih kesal dan juga marah dengan sikap dingin Dara padanya.“Kalau kamu ingin selamat, enyah dari hadapanku!” ucap Kevin dingin.Wanita itu tersentak dengan nada dingin yang dikatakan Kevin padanya, dia juga malu karena semuanya mendengarkan apa yang Kevin katakan padanya. Terlebih lagi ini adalah sebuah hinaan untuknya, dia adalah putri dari seorang taipan di negara ini, tapi hanya Kevin Liu lah yang berani menghinanya! Siapa yang t
***Pagi ini Dara sibuk mengadakan meeting dengan Tenchan Group, persiapan kerja sama, goal bisnis, dan juga visi, misi dibahas.Dara berubah jadi wanita luar biasa di mata para petinggi Tenchan Group, tak terkecuali Kevin Liu. Pria itu sangat kagum dengan presentasi Dara, kecerdasan wanita itu dalam menemukan peluang bisnis.Tentu saja Kevin tidak salah menempatkan Dara menjadi nomor satu untuk kandidat calon istrinya di masa depan, hanya kecerdasan wanita itulah yang mampu mengimbanginya. Dara tidak hanya cantik rupa, tapi otaknya pun sangat menakjubkan. Wanita itu terlalu sempurna dan juga tidak boleh lepas dari genggamannya. Bagaimana pun Kevin harus mencari cara untuk membuat keduanya sering bertemu dan berinteraksi.Setelah meeting pertama selesai, Dara melihat waktu. Saat ini sudah jam sebelas waktu Singapura dan itu sudah waktunya Adam tiba di negara ini. Wanita itu bertanya-tanya, kenapa Adam tidak mengirim pesan
***Dara masih memikirkan kedatangan suaminya. Sampai malam ini pun, dia tidak tahu apa Adam akan menyusulnya atau tidak. Dia sempat berpikir untuk menghubungi mama mertuanya, tapi tanpa disangka Tiara mengirim chat padanya.[Nak, sepertinya ada masalah proyek di Bandung yang menyebabkan Adam menunda perjalanan ke Singapura. Masalah di lapangan harus Adam yang menyelesaikannya. Maafkan Mama, ya! Nanti mama kabari kalau Adam mau ke sana.]Dara tersenyum dan dia pun membalas,[Mama tidak perlu minta maaf. Dara juga sudah menduga kalau Mas Adam pasti ada masalah dengan pekerjaan yang membutuhkannya. Dara akan menunggu Mas Adam datang ke sini.]Tiara membalas lagi,[Tenang, kalau anak itu masih di sini, mama akan menendangnya ke sana! Kamu selesaikan saja pekerjaan di sana, tunggu suamimu. Anak-anak selalu aman dengan kami, dan jangan khawatir ada orang yang akan menjaga mereka. Saat kalian tidak di sini, mama dan papa lah
***“Kenapa dia bisa berubah sangat cepat?” gumam Sarah.Dia kesal saat membaca sebaris pesan dari orang suruhannya untuk memata-matai Adam. Adam ternyata langsung pergi ke Singapura menggunakan jet pribadi. Dia cemburu karena Adam semakin mencintai Dara dan juga perlahan-lahan mengabaikan keberadaannya. Wanita itu gelisah memikirkan jika situasi terus seperti ini, maka kesempatannya untuk merebut Adam tidak ada lagi. Jika Adam melupakannya dan hanya menganggap dirinya bagian dari masa lalu, apa yang dia korbankan selama lima tahun ini akan sia-sia! Sarah tidak mau kalau Dara lah yang memenangkan hati Adam.“Tidak... aku tidak mau diam lagi dan menunggu. Aku harus melakukan sesuatu! Adam awalnya memang harus menjadi milikku!” ucapnya.Sarah memencet nomor Adam dan berusaha menghubunginya, dia akan memainkan kartu As lagi dengan membicarakan mantan suaminya. Jika dia berbicara masalah itu, Adam akan berbalik padanya. Sar
***“Sayang, suamimu ini tidak datang terlambat, kan?” tanya Adam dengan tatapan yang menggoda.“Sedikit terlambat, tapi karena kamu adalah suamiku, jadi aku maafkan,” balas Dara.Semua yang mendengar percakapan Dara dan Adam terkejut. Semua tamu undangan tidak menyangka kalau Dara adalah istri dari Adam Tanaka, pengusaha bertangan dingin yang sangat terkenal di seluruh Asia. Dan juga mereka tidak menyangka kalau Adam bisa dengan mudahnya datang ke pesta yang diadakan oleh keluarga Liu.Di sisi keduanya, ada seseorang yang menggertakkan giginya dan mengepalkan tangannya erat. Dia terkejut dengan kedatangan Adam yang tiba-tiba dan bagaimana bisa dia tidak tahu kalau Adam datang ke negara ini.“Hmm... Selamat malam, Tuan Adam Tanaka. Sudah sangat lama kita tidak bertemu,” ucap Kevin. Suaranya sangat tenang, bahkan kemarahan di hatinya tidak terlihat sama sekali.Adam mengalihkan pandanganny
***Adam menatap kedua mata Dara saat dia selesai mengatakan semuanya. Adam tidak mengurangkan atau melebihkannya. Semuanya dia ceritakan pada istrinya. Termasuk saat ciuman dia dengan Sarah di pantai dan juga Sarah yang menciumnya dengan sengaja di bar pada malam pertengkarannya dengan Dara.Adam masih menunggu Dara bicara, tapi wanita itu hanya diam saja.“Mas tahu kalau Mas tidak akan mudah dimaafkan. Mas memang salah, Mas terlalu bodoh dan juga terlalu egois menuntut kamu untuk mengutamakan perasaan Mas. Seharusnya Mas paham kalau kamu juga perlu dengan duniamu,” ucap Adam. Dia berbicara lagi agar kamar ini tidak terasa sunyi.“Mas Adam, apa aku boleh tanya sesuatu?” tanya Dara. Dia akhirnya mengeluarkan suaranya.“Tentu saja, tanyakan semua apa yang ingin kamu tanyakan sama Mas. Jika itu emang amarahmu, Mas akan terima,” balas Adam.Dara menghela napas dalam-dalam. “Di masa lalu, apa hubungan Ma
***Malam tadi terasa panjang dan melelahkan bagi Dara. Adam seperti tidak pernah lelah dan membuatnya kepayahan pagi ini. Seluruh badan wanita itu sakit, bahkan untuk berjalan saja terasa lemas.Adam keluar dari kamar mandi dengan senyum puas yang tertulis di wajahnya dan senyum pria itu adalah hal yang membuat Dara kesal luar biasa.“Bagaimana,Sayang? Masih terasa sakit?” tanya Adam dengan sengaja.Dara memanyunkan bibirnya, dia kesal karena Adam memang tidak tahu malu semalam baginya itu terlalu liar.“Mas, harusnya tahu waktu! Kita sedang tidak berbulan madu, aku di sini kerja, Mas. Bagaimana bisa semalam Mas nggak memberi kesempatan buatku untuk istirahat dengan baik?”Adam tersenyum jahil, dia duduk di samping Dara yang masih memasang wajah kesal. “Kita sudah lama tidak begini, Sayang. Waktu kita berdua mulai terbatas, kamu dan Mas sama-sama sangat sibuk dengan pekerjaan dan saat kita punya waktu libur, an