maaf ya jika banyak typo terima kasih untuk para pembaca yang dengan setia membaca sampai disini. tanpa kalian saya bukan apa apa Jangan lupa Like, komentar yang membangun dan berliannya ya.
Apa yang akan saya katakan kepada dokter W ya, nanti sore, waktu dokter itu mau pulang? Sungguh saya bingung untuk memulainya. Nanti saja dipikirkan sekarang saya mau tidur siang dulu untuk menyehatkan badan, karena malam adalah giliran saya menjaga klinik.,jadi setelah beristirahat selama setengah jam saya mengajak anak anak untuk tidur siang dan nanti jam 5 sore harus bersiap siap menggantikan dokter pengganti. Tapi kerana banyakjnya pikiran saya tidak bisa tidur dan saya turun mencari dokter w. Tentu saya tidak langsung menembak dia, saya berusaha dekat dulu , ya, mungkin proses ini harus memakan waktu beberapa kali pendekatan sedangkan dokter W ini menjaga klinik saya seminggu sekali. “Hai, kita selama ini belum berkenalan secara dekat ya.” kata saya memulai pembicaraan. “Hai, dokter Santi, senang berkenalan.” kata dokter W. “Terima kasih ya, mau jadi koordinator klinik saya, jadi saya tidak repot mencari dokter pengganti.” kata saya mulai memuji dia dan mulai membuat dia ny
Kusuma wati menaiki tangga dengan menghentak hentakkan kakinya. dan terlihat kaget melihat saya memperhatikan dia. “Kusuma, kenapa kaki kamu? Sakit? Mau saya obatin?” Tanya saya sambil berusaha mendekati dia dan mencoba memegang kakinya, ya tentu saja saya sengaja. “Tidak bu, tidak apa apa, hanya agak kesemutan saja. Nanti juga sembuh sendiri.” kata Kusuma Wati dengan gugupnya. dan berusaha menghindari saya. Saya tersenyum dalam hati, saya tahu Kusuma Wati takut makan obat, ketika dia sakit saja makan obat dengan pisang. Lalu dia berjalan biasa naik ke lantai dua ke kamarnya dan tidak turun lagi sampai keesokan harinya. Di lantai dua ada tiga kamar , salah satunya kamar Kusuma Wati dan satu lagi kamar bermain anak anak dan kamar paling ujung kamar mertua saya jika tinggal disini untuk sementara. Mertua saya banyak anak jadi dia bergilir ingin tinggal dimana juga sesuka hatinya. Pagi sebelum matahari terbit Kusuma Wati sudah bangun dan menyediakan sarapan kami dan saya tentu saja
“Papi, maukah kamu menceritakan pertemuanmu dengan Kusuma Wati?” Tanya saya perlahan pada saat dia istirahat di bangku di belakang samping ruko kami. Ruko kami terletak pada no 8 dari 12 ruko yang berjejer. Kami membeli tambahan 5mx5m di belakang ruko dan kami jadikan dapur dan sumur. Dari no 9 sampai no 12 tanah yang dibelakang ruko itu tidak dibeli oleh pemilik ruko jadi tanah samping itu digunakan suami saya untuk menjemur ayam bangkoknya dan ruko no.6 sampai no. 8 juga tidak dibeli sehingga suami saya gunakan untuk kandang ayamnya setelah kami membuat pintu kecil dari dapur kami. “Apa yang kamu ingin tahu tentang Kusuma Wati.” tanya suami saya untuk memperjelas pertanyaan saya. “Dimana kalian bertemu? Menurut saya Kusuma Wati bukan mau jadi pegawai saja, jadi kalian ada maksud terselubung apa?” tanya saya ketus menahan emosi. “Baiklah , saya akan jujur. Saya bertemu dengan Kusuma Wati di lokalisasi dan dia tidak mau menjadi PSK, jadi saya membawa dia pulang dan dia juga ber
Selama saya di klinik malam ini saya memeriksa data pasien dan saya masih belum menemukan kelainan itu. Dan selama seminggu hal itu mengganggu saya, tentu tidak termasuk perilaku yang semakin menjadi dari Kusuma Wati terhadap suami saya dan saya juga masih membiarkan semua itu. Tunggu saya mencari kesalahannya dan akan saya usir dia dari klinik dan ruko saya juga dari kehidupan suami saya. Pagi keesokan harinya. Kusuma Wati sudah di dapur dan bersama dengan mertua saya. “Bu, ibu harus membantu saya ya, saya mau menikah dengan bapak di kampung sebulan lagi, akan saya rebut bapak dari bu dokter, bu dokter itu kalah sama saya.” kata Kusuma wati dengan bangganya. “Apa kamu tidak mimpi ya? Masa menantu saya bisa kalah dari kamu perempuan yang tidak jelas asal usulnya.” kata Lany Cidewa. “Dokter itu hanya bisa jadi dokter, jadi ibu untuk melahirkan anak bapak, tapi tidak di ranjang dan memasak.” kata Kusuma Wati lagi. “Kamu lancang ya, jadi kamu pernah main di ranjang dengan anak sa
Betapa bahagianya jika mertua dan menantu saling menyayangi dan saling menghormati mertua tidak ikut campur dengan keadaan anak laki laki nya, biarpun sebenarnya ibu mertua memiliki hak untuk itu. Mertua saya adalah mertua yang tidak pernah ikut campur dengan keadaan rumah tangga saya, ya, nasehat suka dia berikan tapi diktator tidak, itu tergantung dengan individu kami saya dan suami saya menanggapinya, jika kami keberatan dia juga tidak memaksa. Masalah cucu, jika mertua saya memarahi anak saya, saya tidak pusing dan tidak ikut campur antara nenek dan cucu, apalagi jika nasehat yang diberikan untuk kebenaran dan untuk membantu mendidik anak saya menjadi anak yang rajin beribadah, rajin dan ulet menghadapi kehidupan dan juga mendidik untuk menjadi seorang manusia yang berhasil dunia dan akhirat. Mertua saya selama ini tidak pernah memukul anak anak saya hanya cuma memarahi dan menasehatinya dan anak anak saya juga cukup erat dengan neneknya. Hanya saya, yang kadang kadang tidak me
POV: KUSUMA WATI Bingung saya dengan keluarga pak Haryanto ini. Keluarga yang terlihat tidak ada apanya, sederhana, penghuninya semuanya sangat lugu kecuali pak Haryanto Lintang, tapi ternyata memiliki dinding pelindung yang sangat kuat terhadap ajian apapun juga. Apa yang harus saya perbuat? Saya sangat terpicu dengan kepribadian pak Haryanto yang sangat mencintai istri dan anak anaknya, saya sangat ingin memiliki suami yang seperti itu setelah saya mengalami beberapa kekecewaan dari makhluk yang namanya pria itu. Mengapa pelet yang saya punyai tidak mempan terhadap pak Haryanto ya? Ketika pak Haryanto membawa saya pulang dengan alasan mau meminta persetujuan dengan istri pertamanya yang ada di rumah, saya bersedia, karena dalam pikiran saya , akan sangat gampang mempengaruhi istrinya itu. Tapi sungguh di luar keadaan, sudah 2 bulan saya bekerja disini, ilmu yang saya punyai tidak ada yang berhasil pada keluarga ini, jangankan berhasil menyentuhnya saja tidak dapat. Siapakah m
Biarpun dokter W telah menolak keinginan suami saya, dokter W tetap datang untuk mengisi jadwal di klinik saya dan dia tetap menjaga sikapnya. Bagi saya itu tidak mempengaruhi dan saya santai santai saja sampai guk guk kami melahirkan dan Dokter W juga mau salah satu anaknya dan terjadilah transaksi. Menurut ibu dokter W jika mengambil guk guk harus memberikan sekantong gula pasir dan karena dokter W mendesak jadi saya menerimanya. Kehidupan kami baik baik saja, biarpun Kusuma Wati membuat ulah dan keinginannya menikahi suami saya telah saya ketahui tapi saya tidak menghiraukannya, karena saya percaya keluarga saya pasti dilindungi oleh yang Maha Kuasa. “San, kamu harus hati hati terhadap Kusuma Wati, dia ada menggunakan ilmu hitam untuk membuat kalian semua tunduk sama dia.” Kata mertua saya Lany cidewa. “Oh, ya, apakah berhasil?” Tanya saya mengejek. “Jangan memandang remeh orang lain dan jangan kurangi kewaspadaan. Dia berencana hari minggu ini mengajak suami mu ke Bogor dan k
Ketika kami masih tinggal di K G. Pada tahu 1986 sampai 1991, saat saya masih kuliah kedokteran dan juga hamil anak ketiga saya. Suami saya mengajar ilmu bela diri secara privat, mendatangi murid muridnya yang kebetulan adalah dealer mobil mewah yang termahal di kota J. Dan masih berhubungan dengan Tania Wati, tapi sudah diambang perceraian, Tania wati sedang menggugat cerai suami saya, mungkin ini juga yang menjadi salah satu penyebab suami saya tidak awas terhadap ilmu hitam yang menyerangnya. Ada sepuluh murid di tempat ini, jadi ya penghasilannya sangatlah besar, justru karena penghasilannya besar suami saya terlena dan ada seorang gadis yang senang hidup malam menjebaknya sampai berani menggunakan ilmu pelet. Tidak tahu karena apa suami saya bisa teledor sehingga ilmu itu mengenai dia dan suami saya juga sadar dia telah terjebak dan diam diam suami saya juga mencoba membebaskan dirinya. tapi karena sudah lama dia terkena ilmu gadis ini, jadi untuk membersihkannya juga agak lam