Share

Keputusan Fani

Author: Seccomander
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Bunda Sania yang sangat menginginkan pernikahan Doni dan Fani segera terlaksana akhirnya mulai menyusun sebuah rencana. Rencana untuk mendekatkan keduanya sebagai pasangan yang saling mencintai, bukan sebatas sahabat.

Bunda Sania siang itu sengaja berbelanja di sebuah mall elite di bilangan Jakarta Selatan dan membuat janji dengan Fani. Fani yang tahu hanya ada Bunda Sania pun mau saja mengikutinya.

Tanpa sepengetahuan Fani, Doni pun diminta datang untuk menjemputnya. Bunda Sania beralasan jika sedang tidak ada supir dan meminta putra kesayangannya itu datang ke mall.

Bunda Sania akhirnya menghubungi Doni.

[Hallo, Bunda, ada apa?]

[Doni, anak kesayangan Bunda, kamu di mana?]

[Aku lagi dijalan, Bun. Mau ke rumah sakit. Semoga hari ini ada perkembangan dari kondisi Sabrina]

Sambil membawa kendaraannya, Doni mengangkat telepon sang Bunda.

[Doni ke mall sekarang ya. Jemput Bunda ke si
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • MADU DARI MERTUA    Rencana Sania Berhasil

    "Doni ...."Fani pun menunduk malu."Kok, bisa ada Fani di sini sih?" tanya Doni dengan wajah kesal."Iya. Bunda juga ajak Fani ke sini," jawab Sania seolah tidak bersalah."Bunda, jangan bilang sama aku, kalau Bunda sudah merencanakan semua ini.""Bunda sengaja ingin kalian bertemu dengan suasana yang tidak sengaja seperti ini. Ya seperti sekarang, kita bisa jalan-jalan, rileks, kita belanja. Ayok!" ajak Sania tersenyum.Doni pun menahan emosinya. Sedangkan Fani hanya diam saat melihat reaksi Doni yang tidak suka dengan cara sang Bunda yang mempertemukan mereka secara diam-diam ini."Eh, Doni, Bunda masih ada yang mau dilihat sebentar ya. Doni temanin Fani dulu sebentar ya," ucap Sania. Sania pun melangkah pergi agar Doni dan Fani bisa mengobrol berdua saja.Doni dan Fani terdiam.Di rumah sakit, Dokter Indra bersama beberapa perawat terus berjuang sekuat tenag

  • MADU DARI MERTUA    Pernikahan Doni dan Fani

    "Kebetulan sekali, tadi Doni kan mau ke rumah sakit mau menengok Sabrina. Iya kan? Kamu juga mau ke rumah sakit juga kan? Gimana kalau kalian sama-sama aja. Kebetulan kan kalian punya tujuan yang sama," usul Sania langsung membuat Doni meradang."Saya biar naik taksi aja, Bunda," jawab Fani yang merasa tidak enak dengan Doni yang kesal."Oh, jangan,jangan. Bunda jangan dipikirin. Bunda masih mau belanja, mau shopping. Lagian nanti Kak Prita mau ke sini. Ya, Doni, antarkan Fani ke rumah sakit," bujuk Sania.Doni dan Fani pun diam"Ok. Ya udah deh, aku antar Fani," jawab Doni agak terpaksa."Assalamualaikum."Fani dan Doni akhirnya bergegas pergi setelah mencium tangan Bunda Sania dengan takjim."Ternyata tidak sesulit yang aku bayangkan menjodohkan mereka," gumam Sania tersenyum bahagia."Ah, semoga mereka dipersatukan dalam ikatan pernikahan ya Allah," batin Sania.***Di dalam perjalanan, Doni lebih banyak

  • MADU DARI MERTUA    Malam Pertama Yang Kelabu

    "Aryo? kenapa namanya sama dengan nama mantan pacarku?" gumam Fani."Seharusnya aku tidak usah mendengar nama itu lagi. Aku harus melupakan Aryo. Karena aku sudah menikah dengan Doni. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu, bebaskanlah aku dari rasa bersalah ini. Bagaimanapun, aku sudah mengkhianati janji itu. Janji untuk setia pada Aryo ...." ucap Fani dalam hatinya. Ia mencoba sekuat tenaga menahan tangisnya."E-eh, sebentar ya," pamit Sania yang hendak menyusul Prita dan mengajak Aryo bertemu Fani.Di luar gerbang rumah mewah Sania, Aryo berdebat dengan seorang satpam karena Aryo yang tidak diijinkan masuk ke dalam rumah sang mertua."Saya mau masuk," bentak Aryo."Mohon maaf, Pak, saya hanya menjalankan perintah," jawab seorang satpam."Kamu tahu saya kan? Saya juga anggota keluarga di sini," pekik Aryo kesal."Itu dulu. Sebelum gugatan perceraian kita masuk ke

  • MADU DARI MERTUA    Kemarahan Seorang Ayah

    "Kenapa sekarang aku jadi ragu-ragu kalau Sabrina akan sembuh.Perasaan apa ini ya Allah? Tolong aku ya Allah. Jangan biarkan aku jadi cemas seperti ini menghadapi kesembuhan Sabrina," gumam Fani dalam hatinya."Tetapi dok, apakah pasien masih mempunyai harapan dan apakah itu akurat, Dok?" tanya Fani penuh kecemasan."Dokter Fani, Anda bukannya meragukan jika pasien akan sembuh kan?" cecar Dokter Indra yang mulai merasakan jika Fani tidak menginginkan kesembuhan Sabrina.Fani seketika panik"E-ee, bukan, Dok, bukan, Dok.Maksud sa-ya, saya hanya ingin laporan yang akurat, Dok, tidak berandai-andai. Saya hanya takut jika keluarga besar sudah berharap dan kenyataannya tidak sesuai harapan," ucap Fani terbata.Dokter Indra pun agak menarik Fani menjauh dari Doni dan para perawat."Begini dokter, apapun kejadiannya,itu mungkin saja. Tetapi, kondisi Sabrina saat ini sudah menunjukkan tanda-tanda yang positif.Probolitas Sabrina untuk sembuh sangat b

  • MADU DARI MERTUA    Berbulan Madu

    [Dan masukkan dia ke penjara karena dia sudah menduakan anak saya yang sedang koma!]"Pa, itu telepon dari siapa?" panggil Sinta.Martin pun seketika berbalik arah."Pa, kenapa sih harus marah-marah? Itu telepon dari siapa?" tanya Sinta.Wajah Martin seketika panik."Ah, dari kantor aja," sahut Martin menarik napas panjang."Mama lupa cerita sama Papa. Semalam Mama mimpi, Sabrina menangis. Dia menangis karena cincinnya terlepas dari jari manisnya," ucap Sinta menahan tangis."Dan dia minta tolong sama Mama ...."Rumah Bunda Sania"Mas Doni, kamu mau pakai yang polos atau yang bercorak dasinya?"Suara seorang wanita yang membawa beberapa pilihan dasi untuk dipilih Doni pagi itu.Wajah Doni seketika nanar menatapnya. Airmata itu berusaha ia tahan."Kamu mau pakai ya

  • MADU DARI MERTUA    Dua Hati Yang Terkoyak

    "Doni, tunggu!" panggil Bunda Sania."Doni, tolong dong. Sekarang kan kamu sudah ada Fani. Berikan dia hak yang sama seperti yang kamu berikan pada Sabrina dong, Doni," bujuk Sania."Kamu harus sadar, tugas seorang suami itu memberikan nafkah lahir dan batin," timpal Prita."Itu namanya adil, Don," lanjut Sania.Bunda Sania pun mendekati Doni dan mencoba kembali membujuk putra kesayangannya itu."Doni, maafin Bunda, Doni. Tetapi ... masalah Sabrina nggak usah kamu khawatirkan. Karena sudah ada tim ahlinya yang menangani. Jadi apalagi yang kamu ragukan.""Pergilah berbulan madu, biar semua Bunda yang handle di sini," ujar Sania.Doni pun menatap Fani penuh tanya. Doni pun tidak bisa mengelak permintaan sang Bunda. Ia pun akhirnya mengikuti keinginan sang Bunda untuk berbulan madu.****Cuaca pagi ini memang tidak secerah bi

  • MADU DARI MERTUA    Masih Adakah Cinta Itu ...

    Doni dan Fani memutuskan kembali ke rumah lebih awal. Hati Fani sudah terkoyak. Memang bukan salah Doni, tetapi ia tidak dapat memungkirinya, hatinya sakit mendapati kenyataan jika ia selalu dibandingkan dengan Sabrina.Mobil yang dikendarai Doni akhirnya sampai di teras rumah mewah Sania. Fani pun berjalan cepat keluar dari mobilnya. Doni pun mengejarnya."Fani, tunggu. Kamu masih ingat kan dengan kesepakatan kita?".sergah Doni.Fani menunduk"Iya, Mas. Pembicaraan itu hanya akan menjadi rahasia kita berdua," sahut Fani.Fani dan Doni akhirnya berjalan beriringan memasuki rumahnya.Bunda Sania,Prita dan Dinda pun kaget melihat kedatangan pasangan pengantin baru itu sudah pulang di luar perkiraannya."Hei, Doni,Fani, apa Bunda nggak salah?Ada apa dengan bulan madu kalian? Kok sudah pulang sih?" tanya Bunda Sania."Maaf Bunda, aku nggak bis

  • MADU DARI MERTUA    Sebuah Pengakuan

    Permasalahan Sabrina dan Doni juga kisah masa lalunya dengan Sania membuat Martin mencari sedikit hiburan dengan mendatangi sebuah cafe sendirian. Hanya duduk manis, memesan secangkir kopi hingga tanpa sadar, jam sudah menunjukkan pukul 20.45. Martin pun bergegas pulang.Sesampainya di rumah, terlihat lampu ruang tengah sudah terlihat mati karena sudah pukul 21.45., mungkin Sinta sang istri sudah tertidur. Martin pun menyalakan lampu dan ia dibuat kaget karena Sinta masih terduduk di kursi ruang tamu."Malam, Pa. Boleh tahu, malam begini Papa dari mana?" tanya Sinta penuh selidik. Tidak biasanya, sang suami pulang semalam ini.Martin terdiam, sejenak ia mulai berpikir."Bagaimana kalau istriku tahu kalau menantunya sudah menikah lagi? Dia pasti syok kalau tahu menantunya sudah menikah lagi," gumam Martin dalam hatinya."Kenapa diam, Pa?" tanya Sinta."Papa bicara dong, Pa.

Latest chapter

  • MADU DARI MERTUA    SEASON 2 || BALAS DENDAM FANI

    Sejak Doni menceraikannya dan mengusirnya begitu saja dari rumah, ia kembali tinggal di rumah Mamanya. Di sana ia tinggal seorang diri, meratapi nasibnya yang dipaksa menikah dengan oleh Mamanya dan Bunda Sania. Namun, saat Doni membuangnya bagai sampah, Bunda Sania tidak sedikitpun membelanya.Kebencian Fani bukan saja pada Sabrina. Namun, ia akan membalaskan semua sakit hatinya pada seluruh keluarga Doni. Terutama Bunda Sania. Fani pun mengusap air matanya, ia menatap tajam foto pernikahannya dengan Doni."Ingat, Mas, kalian semua harus membayar atas semua perlakuan kalian padaku. Aku takkan pernah membiarkan kalian semua hidup tenang!" ucap Fani dalam tangisnya.Fani yang dulu lembut, kini berubah menjadi Fani yang bengis. Fani yang dendam dan rela melakukan segala cara demi menghancurkan keluarga Natanegara. Terutama Sabrina. Ya, jika anak yang dikandungnya tidak dapat hidup bersama Ayahnya, anak itu juga harus mati.

  • MADU DARI MERTUA    Talak Untuk Fani

    Fani hanya menangis. Ia histeris, memelas maaf suaminya. Tetapi kemarahan Doni sudah pada puncaknya dan tidak bisa lagi memberikan kata maaf. Bagi Doni, Sabrina adalah segalanya. Ia akan melakukan apapun untuk menjaga Sabrina.Kesalahan yang dilakukan Fani sudah kriminal, tidak mungkin lagi ia membelanya. Bunda Sania yang sangat menyayangi Fani pun tidak lagi bisa membelanya.----------Fani masih tergeletak di depan pintu rumah mertuanya. Dia menahan sakit yang luar biasa. Fani semakin banyak mengeluarkan darah. Dia pun terus berteriak, memanggil Doni juga Bunda Sania. Tidak ada satupun yang keluar. Fani mulai takut jika ia akan kehilangan bayinya. Hanya bayi itulah sebagai pengikat agar Doni tetap mau bertahan dan tidak menceraikannya."Mas, tolong aku! Aku enggak mau kehilangan anak kita. Tolong aku, Mas …." Fani terus menerus berteriak dengan sisa tenaga yang ia punya. Hingga akhirnya, Bunda Sania pun keluar. Walau

  • MADU DARI MERTUA    Kejahatan Fani Terungkap

    Sabrina hampir saja tertabrak mobil Beck. Seorang lelaki dengan sigap menyelamatkannya. Sabrina yang pingsan karena syok, segera dilarikan ke rumah sakit. Ia khawatir jika terjadi sesuatu dengan kandungan Sabrina."Bertahan, Sabrina. Bertahanlah demi anakmu!" kata Aryo yang membawa iparnya itu ke rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit, Sabrina segera dibawa ke ruang UGD. Di sana, ia ditangani oleh Om Indra. Aryo hanya bisa menunggu di luar. Aryo pun segera menghubungi Doni.[Sabrina kecelakaan. Sekarang di tangani Om Indra. Kamu secepatnya ke sini ya!]Doni langsung panik ketika membaca pesan Kakak iparnya itu. Ia segera berlari cepat menuju mobilnya. Di dalam perjalanan Doni pun menghubungi Aryo. [Gimana, Sabrina?][Dia masih ditangani. Kamu segera ke sini ya.]Tidak lebih dari lima belas menit, Doni sampai di rumah sakit. Tidak lama berselang, ke

  • MADU DARI MERTUA    Mukjizat Itu Nyata

    Doni yang panik, akhirnya membawa Sabrina ke rumah sakit. Sesampainya di sana, sang istri segera ditangani dokter jaga.Doni hanya bisa menunggu di luar, dengan harap cemas. Beberapa saat kemudian dokter jaga pun keluar. Berbarengan dengan Dokter Indra yang tidak lain omnya sendiri."Gimana, Sabrina?" cecar Doni yang panik memikirkan keadaan istrinya itu."Biar Dokter Indra saja yang berbicara. Maaf, saya harus mengecek pasien lain." Dokter jaga itupun berlalu pergi."Om, gimana, Sabrina?" tanya Doni."Kita bicara di ruangan Om saja.""Duh, ada apa sebenarnya?Jangan buatku takut seperti ini, Om?" gerutu Doni.Om Indra pun mengajak Doni ke ruangannya untuk membicarakan hal ini. Doni yang semakin tidak menentu perasaannya semakin dibuat penasaran. Ia takut, ada hal buruk menimpa istri yang paling dicintainya itu."Duduklah, Doni."

  • MADU DARI MERTUA    Sifat Asli Fani

    Fani pun mulai merasa tidak nyaman. Ia memutuskan untuk pergi lebih dulu. Fani mulai kesal dan menganggap Sabrina sengaja mempermalukannya.Saat di parkiran, Fani mengirimkan pesan pada Doni. Fani meminta sang suami datang ke rumah Mamanya karena ia akan kembali ke sana. Fani ingin menghabiskan waktu bersama Doni. Hanya berdua.[Nanti sore, kamu pulang ke rumah Mamaku. Aku butuh kamu malam ini.]Fani akhirnya langsung pergi meluncur dengan mobilnya. Di dalam perjalanan, ia menggerutu dalam hati. Rasa bersalah yang kemarin dirasakannya kini hilang berganti dengan kebencian pada madunya, Sabrina."Awas kamu, Sabrina. Kamu akan rasakan pembalasanku. Dari dulu, kamu selalu saja mengambil perhatian Mas Doni. Padahal, aku yang lebih dulu mengenal dan mencintainya," gerutu Fani.Fani pun membuat sebuah rencana untuk mulai membongkar pernikahan poligami ini. Nanti malam, saat Doni datang, Fani aka

  • MADU DARI MERTUA    Meninggalnya Nyonya Renny

    Fani pingsan. Ia tidak kuat menerima kenyataan kalau Mamanya kini sudah tiada. Fani pun dilarikan ke UGD. Setelah beberapa saat, Fani pun tersadar. Ada Bunda Sania dan Sabrina yang menungguinya sampai tersadar.Fani pun menangis di pelukan Sabrina. Sabrina sangat tahu, Fani sangat kehilangan. Mamanya yang mendadak pergi, tanpa diketahui selama ini mengidap penyakit kronis."Sabrina, aku sendiri sekarang. Aku enggak punya siapa-siapa lagi." Fani pun terisak.Sabrina paham, Fani sangat berduka, ia butuh teman yang selalu menjaga dan menemaninya dalam kondisi apapun."Fan, ada aku, Mas Doni dan keluarga yang akan selalu jaga kamu. Iya kan, Mas?" tanya Sabrina sambil menatap wajah suaminya yang panik."E-ee ....""Iya, dong! Fani kan sudah jadi keluarga, Doni akan selalu menjaga semua anggota keluarga kita. Betul, Doni?" Bunda Sania menatap tajam."Iya, kamu t

  • MADU DARI MERTUA    Anniversary

    Sejak hubungan Doni dan Fani melunak, mereka semakin dekat. Meski Doni hanya mencintai Sabrina, tetapi kini dia mulai mau menjalankan kewajibannya sebagai suami pada Doni. Doni pun memberikan nafkah batin kepada Fani. Hal yang tidak pernah dilakukan Doni.Tidak dipungkiri, Doni sepertinya mulai menikmati pernikahannya dengan Fani. Fani yang mencintai Doni sejak lama pun cukup bahagia. Meski ia tahu, Doni melakukannya hanya untuk memenuhi kewajibannya, tetapi ia yakin, suatu saat hatinya akan luluh dan suaminya itu bisa mencintainya, meski tak sebesar cintanya pada Sabrina.Bunda Sania sangat menyayangi Fani. Dia berharap jika Fani bisa segera hamil dan memberikan cucu laki-laki padanya. Karena hasratnya yang besar, Ibu mertuanya pun meminta Fani memeriksakan kondisi kesehatan rahimnya."Fan, gimana hasilnya?" tanya Bunda Sania."Alhamdulillah, Bun, semuanya baik-baik saja dan kata dokter, aku s

  • MADU DARI MERTUA    Doni Menolak Bercerai

    Keputusan Fani menikah dengan Doni memang karena perjodohan. Kedua orang tua mereka yang sudah bersahabat sejak lama, ingin agar anak-anaknya itu berjodoh. Apalagi Sania, ia ingin Doni memiliki keturunan.Bunda Sania syok saat mendengar keputusan Fani meminta cerai.dari putra kesayangannya itu. Doni pun terdiam, ia bingung harus mengambil keputusan apa.Di satu sisi dia sangat mencintai Sabrina, tetapi Bunda Sania juga tidak menginginkan dia dan Fani bercerai."Apa yang harus kulakukan?" gumam Doni dalam hatinya.Fani pun memutuskan keluar dari rumah kedua orang tua suaminya itu. Dia kembali ke rumah Mamanya. Fani menangis, bersimpuh dihadapan Mamanya dan meminta kerelaan Nyonya Renny agar mengikhlaskan jika ia harus bercerai dengan Doni dan menjadi seorang janda."Ma, aku mau bercerai dengan Mas Doni. Ak

  • MADU DARI MERTUA    Fani Meminta Cerai

    Aryo dilema.Antara memberitahu keadaan suaminya yang sudah berbagi cinta atau ikut menyembunyikan pernikahan kedua adik iparnya itu."Mas, ada apa?" tanya Sabrina lagi."Nggak kok. Kita kan sudah lama nggak ketemu, Sabrina. Kamu kan tahu, sejak hubunganku dan Prita memburuk, aku jarang ikut kumpul bersama keluarga Bunda. Makanya setelah mendengar kabar kamu, aku ingin bertemu. Alhamdulillah ya, sekarang kamu sehat dan baik-baik aja," dalih Aryo. Aryo pun menghentikan langkahnya memberitahu Sabrina yang sebenarnya. Aryo tidak ingin terjadi sesuatu pada wanita solehah itu. "Oh, aku kira ada apa?" kata Sabrina tertawa."Aku kangen deh Mas sama Sisil. Gimana kabarnya Sis, Mas?" tanya Sabrina.."Sisil baik. Kenapa kamu nggak ke rumah Bunda aja?" timpal Aryo. Ia berusaha menyelidiki apakah Sabrina sudah curiga atau belum."Aku nggak boleh ke sana, Mas. Karena

DMCA.com Protection Status