Share

Mengharap Restu

“Heh, Rangga. Kamu itu udah pulang enggak kabar-kabar, pas sampai malah ribut pergi lagi malamnya. Kamu habis dari mana, sih? Coba liat jam berapa ini?” Ibu Rangga mengomel habis-habisan.

Wanita yang kini hanya tinggal sendiri itu kesal bukan main melihat tingkah anaknya yang tidak seperti biasa.

Rangga mengusap tengkuk yang meremang. Ia baru menyadari kesalahannya sekarang.

“Maaf, Bu. Tadi buru-buru banget.” Hanya kata maaf singkat yang bisa dia katakan.

Namun apa yang terjadi? Kemarahan sang ibu malah semakin menjadi.

“Nggak kamu, nggak Erin, sama-sama jahat. Pada lupain ibu gitu aja!” Ia duduk di kursi bulat menghadap televisi yang mati.

“Ih, ngomong apa, sih? Mana mungkin kami lupain Ibu. Jangan ngada-ngada, deh. Aku kerja di kota, Bu. Kan, setiap minggu ngabarin. Terus Erin sekarang sudah bersuami, hidupnya sudah beda lagi. Tapi, dia juga sering berkunjung ke sini, kan?” Rangga memelankan suaranya, berharap sang ibu tak marah lagi.

Iya, dalam hati Rangga mengaku salah karena pula
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status