Share

Menyeret Para Biang Gosip

Kondisi hati Ara lebih baik dari hari kemarin dan hari-hari lain yang telah ia lalui. Semua karena bapaknya telah menyerah dan tak lagi menuntutnya untuk menggugurkan bayi dalam perutnya.

“Bapak mau-maunya disuruh ibu,” gumamnya sambil tertawa kecil.

Setelah bisa mengusir pusing dan mualnya. Ara bangkit dari ranjang, memaksakan diri menyapu teras yang masih kotor.

“Kata dokter aku harus banyak gerak biar bayinya sehat. Lagian diam terus di kamar juga enggak enak. Otot-ototku serasa pegal.”

“Loh, Ra. Kamu bukannya istirahat, malah nyapu. Nanti pusing lagi, gimana coba?” Ibunya keluar dari dalam rumah. Melihat anaknya menyapu di teras membuat kekhawatiran muncul.

Ara mengulas senyum segar. “Ara baik-baik aja, Bu.”

“Kamu yakin?” tanyanya memastikan sekali lagi.

“Iya, Bu. Makasih udah khawatirin Ara, dan ... makasih juga udah bela Ara sampai bikin bapak bolehin Ara pertahankan bayi ini. Ara nyesel nyeret Ibu ke dalam persoalan Ara. Gara-gara itu, Ibu jadi terluka. Ara minta maaf,” sesal A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status