Tangan putih Bintang kini ternodai warna merah pekat dengan bau anyir tercium menyengat dihidungnya, isakan tangisnya tak dihiraukan oleh sang pelaku yang tengah mengukir namanya ditangan Bintang.
Semakin memberontak maka Bintang harus bersiap menerima rasa sakit yang lebih, karena kemungkinan pisau tajam milik Sandi akan merobek lebih besar kulitnya jika ia tak bisa diam. Maka ia pasrah ketika Sandi mengukir namanya ditangan Bintang.
"San gue mohon udah!" pinta Bintang sambil terisak dan merintih.
"No! Masih ada dua huruf lagi!" ujar Sandi sambil menekan pisaunya tepat ketika hiruf N selesai diukir.
"AKKHHH, Gue mohon San udah, sakit," Rintih Bintang.
"Diam Ra! Kamu mau pisau ini pindah ke pipi mulus kamu?" tanya Sandi dengan senyum manisnya.
Bintang menggeleng pelan, ia sudah tak tahan dengan bau anyirnya, kepalanya pun berkunang-kunang dan kepalanya seperti tertimpa beban membuat ia ambruk seketika.
S
Warning!! Terdapat adegan berdarah.
Bintang mengangsurkan helm ditangannya ke arah Darga, dengan pelan tangan yg memakai perban itu merapikan helai rambut yang menurutnya perlu diperbaiki. "udah cantik ko," ujar Darga sambil mengambil helm dari tangan Bintang. "masaa?" tanya Bintang dengan alis terangkat sebelah membuat Darga menjitak kening Bintang pelan. "awshhh, jahat banget sih!" dengus Bintang sambil mengusap jidatnya. "au ah malesin, belajar yang bener terus hari-hati jangan sampe kamu kaya kemarin, bikin khawatir banyak orang!" pinta Darga membuat raut wajah cemberutnya memudar dan diganti dengan wajah tegangnya. Tanpa membalas Darga, Bintang bebalik dan melangkah ke dalam sekolah membuat Darga mengerutkan keningnya tak paham dengan tingkah Bintang yang tiba-tiba itu. "aneh banget sih BiKu," gumam Darga kemudian menuju sekolahnya. Sampai disekolah, Darga berjalan pelan menuju k
Sudah berkali kali pemuda dengan helm kyt abu dengan motor matic hitam itu melihat ponselnya, ia sudah menunggu sejak sepuluh menit yang lalu namun orang yang ditunggu belum juga kunjung datang.Berbagai tatapan dari siswi SMK widkum membuat ia risih, belum beberapa siswa didekat pos satpam tampak dengan terang-terangan memantau dia, mungkin jaga jaga apabila ia berbuat onar, padahal ia hanya ingin menjemput sang pujaan hati saja.Sebuah motor kawasaki berhenti tepat dibelakangnya dan si pengendara terlihat turun dan mendekati nya, dan dengan jelas itu siswa dari sekolah ini."ngapain Ga?" tanya si pengendara kawasaki itu."eh Vo, kirain siapa, gue lagi nunggu Bintang," jawab Darga dengan tegas."masuk aja gih, kayanya masih dikelas.""gapapa Vo, gue nunggu disini aja! Thank's banget.""yaudah deh, gue duluan aja." pamit Revo yang dibalas anggukan dari Darga.Namun laju yang sempa
Seorang gadis tengah melihat sekitar dirinya, lalu lalang kendaraan yang sedang mengisi bahan bakar kendaraannya masing-masing. Sang gadis mencari pemilik motor yang ditinggal begitu saja. Ntah dimana sang pemiliknya yang meninggalkan tas miliknya, untung saja tidak ada manusia yang iseng mengambil tad yang berisi berbagai buku, dompet beserta ponsel tersebut.Lima menit sudah berlalu namun sang pemilik kendaraan tak kunjung menampakan wajahnya, tidak mungkin pulang dengan berjalan kakikan? Atau naik angkot? Sepertinya tidak."Apa Darga pulang ninggalin motor ya?" ujar sang gadis pada dirinya sendiri.Ketika ia mengalihkan pandangannya ke arah menuju toilet, sepasang anak adam tengah berpelukan mesra sehingga banyak dilirik orang lain, terutama para pengendara yang hendak mengisi bensin, bahkan ada ibu-ibu yang terang-terangan mencibir perilaku tersebut.Dengan mata yang tajam Bintang mengepalka tang
Langit jingga nampak indah hari ini, membuat para penikmat senja bahagia menatapnya. Namun tidak dengan seorang pemuda yang tengah menatap rumah disamping rumah tempat ia tinggal saat ini, ia gundah, takut jika kekhawatirannya benar. Dengan pelan ia mengendarai motor kesayangannya menuju halaman rumah sang tante tercinta yang terlihat sepi namun suara bising dari dalam terdengar jelas, teriakan Rangga dan Fiza pun terdengar nyaring ditambah suara gelak tawa sang bunda tercinta. Dengan memantapkan hati ia segera melepas kunci motornya dan berjalan menuju rumah Bintang untuk memastikan bahwa orang yang dicari sudah ada dirumah. Salam ia lantunkan kala sampai diteras rumah Bintang, tak lama suara pintu terbuka mengalihkan atensinya dari bunga anggrek dihalaman rumah itu. Terlihat ibu dari orang yang dicari yang membukakan pintu. "nyari Bibi Ga?" tanya Nur yang dibalas anggukan kikuk oleh Darga. "ga ganti baju dulu? Bibi nya lagi b
Sudah lima hari Darga tak bertemu dengan Bintang, dan sudah empat hari ia dan bunda nya pulang dari rumah sang tante karena ayahnya sudah kembali dari perjalanan bisnis. Setelah tragedi pom bensin itu ia merasa Bintang menghindarinya, mulai dari chat yang tak dibalas, telpon yang tak lagi diangkat dan jika Darga menunggu Bintang disekolah pasti saja ia tidak bertemu baik itu karena Bintang sudah pulang atau pura-pura sudah pulang, dan jika ia main ke rumah tantenya tidak memungkinkan juga ia bisa main ke rumah Bintang jika kucing-kucingan seperti ini."lemes bestie, belum liat gebetan," ujar Hans sambil membanting dirinya sendiri ke kursi samping Darga, membuat Darga mendengus kesal dengan menatap tajam Hans yang ngakak setelahnya."bilangnya jangan dideketin eh dianya sendiri dijauhin!" ujar Dudung membuat Darga mendengus kesal."BUKAN MAEN!" teriak Jordan membuat Romi dan Dudung ngakak tak karuan."diam hadirin!" balas Darga dengan kesal.
Suara langkah kaki menggema di koridor yang sepi, hampir seluruh siswa siswi ada di kelas masing masing untuk belajar, langkah tersebut terhenti tepat dikelas yang ia tuju, diketuknya pintu didepannya kemudian membukanya dengan pelan, mata semua siswa dengan pasti menatap kearah pintu."boleh saya masuk?" tanyanya."Silahkan," balas Bu Yash yang tengah menulis di whiteboard.Langkahnya yang anggun membuat beberapa siswa terpana sedangkan para siswi hanya menatap sekejap. Senyum Bu Yash amat manis pada orang tersebut membuat beberapa murid kesal."saya siswi baru dikelas ini bu," ujarnya pelan namun masih bisa didengar beberapa siswa membuat suasana yang awalnya kondusif kini tampak ricuh dengan suara bising."SUDAH SUDAH! Silahkan nak perkenalkan nama kamu!" titah Bu Yash."selamat pagi semuanya?" sapanya membuat kelas tambah ricuh dan beberapa orang yang yang tengah fokus ke buku langsung menatap kearahnya."selamat
Bel pulang menggema diseluruh penjuru SMK widya Kusumah, para siswa siswi dengan segera mengemas alat tulisnya kemudian bersiap menuju rumah masing masing setelah berjuang sejak pagi untuk menimba ilmu.Seperti biasa, Bintang dan sahabatnya menunggu koridor sepi agar tidak berdesak desakan."Anak Pancasila pada gans cuy," ujar Ranti yang tengah menstalking akun sekolah sebelah."banyak banget tau!" ujar Syami sambil menatap satu persatu feed instagram SMA pancasila."ketos nya gans anjir!" ujar Lili dengan semangat."anak sebelah cuci mata tiap hari sih ini, gila sih! Pantesan si Tami betah bener disekolah njir.""gapapa kan cecannya ada disekolah kita kebanyakan," timpal Aryani yang diangguki semuanya dengan semangat. Dan ya mayoritas murid SMK Widya Kusuma itu perempuan, anak laki laki perkelasnya bisa dihitung jari, kecuali jurusan Rekayasa Perangkat Lunak, kalo RPL banyak laki lakinya namun tak sebanyak siswi di jurusan
Tatapan tajam mengarah pada sepasang insan yang tengah bercanda bersama dengan romantis membuat yang melihatnya mendengus geli dan ngeri, sedangkan si perempuan yang tengah dipandang hanya menunduk malu dengan wajah memerah karena tingkah manis sang kekasih, dan si laki laki dengan santainya meluncurkan berbagai gombalan tanpa memperdulikan mata tajam dan mata ngeri yang melihatnya."kalian kalo mau uwu uwuan jangan disini anjir!" dengus sahabat si perempuan."sirik aja lu jomblo!" ujar si laki-laki."wah sekate kate lu Bang! Anggun calon pacar gue tau!" ujar Hans ngegas membuat Anggun meringis."baru calon! Calon manten aja bisa bubar apalagi cuma calon pacar, diembat orang nangis kejer!" celoteh orang yang di panggil 'Bang'."Ayo nikah aja Nggun," ajak Hans yang dibalas geplakan dikepalanya dari Anggun."Bang Putra pergi aja sono kalo mau romantis romantisan! Ini mau bahas Bibi loh, malah uwu uwuan gitu," gerutu Anggun.&n