Laura Amalia Baskara, putri kedua dari kelurga Baskara. Yah sang empu lagi enak - enak tidur di kasurnya yang empuk. Karena semalem dia kelelahan membantu sang mama menyiapkan pernikahan kakaknya.
"Lau, bangun ih ini anak gadis susah banget dibangunin," ucap namanya menepuk pipi Laura."Kalau gak bangun mama siram ini," ancam mama Laura.Laura lekas bangun setelah mendengar ancaman Mama tercintanya. "Ya ma ini aku mandi!" pekik Laura masuk ke kamar mandi, mamanya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak keduanya."Mama tunggu dikamar kakakmu lau!" teriak mamanya pergi ke kamar putri sulung."Iya ma!" sahut laura dari dalam kamar mandi."Ah seger banget, saat nya dandan tampil cantik di MUA kakak ah,'' ucap Laura jalan menuju kamar kakaknya yang telah di hias seperti kamar pengantin umumnya.KLEKLaura masuk ke dalam.'' Ma dan___'' ucapan Laura terhenti melihat mamanya nangis di pelukan sang papa.''Pa, ini ada apa kok mama nangis?'' tanya Laura keheranan.''Lau... kakak mu kabur lau, gimana hiks.. hiks.. gimana nih pa, sebentar lagi mempelai pria datang bersama rombongan.'' tangis mama Laura."APA!'' pekik terkejut Laura."HUfff papa juga tidak tahu ma. Gak mungkin acaranya di batalkan bisa-bisa malu keluarga kita ma.'' papa Laura menghela nafas panjang sambil memijit keningnya terasa pening akibat ulah putri sulungnya.''Pa mama ada ide,'' ucap mama Laura bangkit dan menggegam kedua tangan Laura."Lau gantikan kakak mu menikah dengan calon suaminya nak, mau kan?'' Mama Laura menatap Laura sangat berharap.''Gak, gak mau ma kok jadi aku sih yang kena getahnya,'' tolak Laura mentah-mentah.''Papa mohon Lau, demi nama baik kelurga kita Lau.'' kali ini papa Laura ikutan membujuk putri bungsunya.Laura jadi bingung dia jadi tidak tahu harus milih yang mana. ''Gak mau Ma, Laura masih mau mencapai cita-cita Laura. Lagian tuh calon suami kakak kan, kekasih kakak masak Laura dan jika Laura setuju pun apa pihak kelurga dan calon lakinya setuju.'' Laura tetap kekeh dengan berbagai alasan.''Itu biar jadi urusan papa, yang penting pernikahan ini gak boleh di batalkan.'' ucapan papanya membuat drinya frustasi.Laura mengacak- ngacak rambutnya dengan sangat frustasi menangkapi ide gila dari mama dan papa Laura.''Ya nak mama mohon, mama tahu mama selalu pilih kasih terhadap kamu dan kakakmu. Tapi baru kali ini nak mama memohon dan minta sesuatu.'' Laura lihat kedua orang tuanya jadi tidak tega.''Baiklah baiklah aku setuju.'' Laura pasrah sudah dengan apa yang terjadi.''Terima kasih nak, terima kasih sayang.'' mama dan papa Laura memeluknya sangat erat dan tak lupa banyaknya kecupan yang di berikan di kepala Laura oleh kedua orang tuanya.''Emba tolong ya dandani anak saya dia yang jadi mempelai wanitanya.'' setelah melepaskan pelikan mereka bertiga, mama Laura memerintahkan pihak MUA untuk mendandani Laura.''Papa ke bawa ya menunggu pihak keluarga mempelai prianya datang, dan juga memberitahukan pengantin wanitanya di ganti,'' ujar Papa Laura keluar dari kamar dan turun ke bawah.''Iya pa,'' sahut istrinya.Yah kakak Laura emang berpacaram dengan kekasihnya dan memilih untuk makin mantap serius. Sebelum itu mereka berdua adalah orang asing yang di pertemukan pihak kelurga saat perjodohan.Namun kakaknya justru jatuh cinta dan berusaha meluluhkan hati pria yang dijodohkan nya itu. Bara Leonard, pria yang dijodohkan kakaknya sekaligus kekasih kakaknya dan mau jadi suami jika kakaknya tidak kabur.Ingat digaris bawahi jika kakaknya itu tak kabur kini mungkin dia sudah jadi seorang istri dari Bara Leonard. Naas kakaknya malah kabur begitu saja tanpa penjelasan yang jelas harus menulis kata maaf doang dan tidak bisa meneruskan pernikahan serta perjodohan.Kalau bisa Laura bakal mencak- mencak kalau perlu. Namun, apa lah daya nya tak tega lihat kedua orang tua nya memohon, menanggung malu akibat ulah kakaknya. Yang mau gak mau Laura harus mau mengantikan kakaknya menikah dengan Bara.Di bawah papa Laurah sudah duduk berhadapan dengan Bara. Yang sebentar lagi jadi menantunya."Nak bara sudah siap?" diangguki mantap oleh Bara."Bapak selaku wali sah mempelai wanita dan bapak kandung sudah siap?""Siap!" ucap lantang Papa Laura."Baiklah bapak silakan berjabat tangan dengan nak Bara, begitu juga dengan nak Bara." mengarahkan keduanya cara ijab kabul berjabat tangan."Mari kita mulai," ucap pak penghulu."SAYA NIKAHKAN ENGKAU DAN KAWIN KAN ENGKAU DENGAN PUTRI SAYA LAURA AMELIA BASKARA BINTI ABDUL BASKARA. DENGAN MAS KAWIN CICIN EMAS 100 GERAM, UANG SEBESAR 1 MILIAR DAN SEPERANGKAT ALAT SHOLAT DIBAYAR TUNAI!"Papa Laura mengucapkan nya dengan lantang satu hentakan mantap."SAYA TERIMA DAN KAWINNYA LAURA AMELIA BASKARA BINTI ABDUL BASKARA DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT DIBAYAR TUNAI!"Bara tak kalah lantang dengan satu tarikan nafas saja sudah berhasil mengucapkan ijab kabul."Bagaimana para saksi SAH?""SAH!""Alhamdulillah." doa pun di pimpin oleh pak penghulu.Doa pun selesai." Mari pengantin wanitanya dibawah kemari," perintah pak penghulu.Pak Abdul memerintahkan salah satu kerabatnya untuk menyuruh istrinya membawa Laura ke bawah. Bara bersikap datar, awal dirinya masuk bersama rombongan keluarga, saat masuk ke dalam harus mendapatkan kabar bahwa kekasihnya malah kabur.Sebelum ijab kabul dimulai. Anggota keluarga pada marah, kecewa apalagi kedua orang tuanya. Pak Abdul pun memberikan solusi mengatakan bahwa Laura putri keduanya yang bakal jadi pengantin kakaknya.Bara syok dia tak menyangka bahwa calon mertuanya sebentar lagi jadi mertua malah berpikir seperti itu. Bara mau protes tapi kedua orang tuanya makin girang bukan main. Seketika mau gak mau Bara setuju melanjutkan pernikahan ini.Dari arah tangga mama laurah dengan membawa penuh hati-hati. Agar Laura tidak jatuh saat memakai hells dan baju kebaya lumayan buat tumit dia berjalan."Cantik," gumam Bara seketika malah terpesona dengan kecantikan dari Laura yang kini sudah jadi istri sah nya.Mama Laura mendudukkan di samping Bara, Bara menatap Laura tanpa berkedip. Bara akui saat dirinya datang ke rumah ini perjodohan pertama kali lihat Laura ada ketertarikan, apalagi Bara akui wajah Laura tanpa make up sudah cantik natural ini dipoles sedikit berada bersinar tuh muka."Nah silakan istri sungkeman ke punggung tangan nak Bara, dan nak Bara cium kening istrinya," suruh Pak penghulu.Suara pak penghulu membuat lamunan Bara buyar, Laura yang kini mengecup punggung tangan dirinya. Ada sengatan dari aliran tangga dan seluruh badannya berdesir aneh.Persamaan yang belum dia pernah rasa saat bersama kakak Laura.Bara mengecup kening Laura, sentak saja Laura kaget.Tubuhnya menegak kaku merasakan sensasi seperti tersengat listrik. Bara mengucapkan doa di ubun- ubun Laura. Pernikahan mereka berjalan dengan lancar. DI depan panggung resepsi keduanya memasang senyum bahagia. Agar tamu undangan tidak curiga."Ternyata jadi pengantin capek juga cuy, berdiri seharian,'' keluh Laura duduk di kursi pelaminan sebentar dan memijat kakinya yang pegal.''Perlukah saya antar kamu ke kamar,'' tawar bara melihat istrinya tampak kelelahan. ''Apa -apaan coba maksud dia, atau jangan -jangan dia mau ---- wah kudu di jelaskan nih sama orang,'' batin Laura mendongkrak ke atas.''Gak. Gk perlu masih banyak lagi tamu undangannya," ujar Laura."Tapi ----""Ada apa nih?" tanya Mama Laura datang naik ke atas pelaminan. "Ini ma Laura capek deh ma, namun saat Bara tawarkan ke kamar eh katanya masih banyak tamu undangan," Jawab Bara langsung Laura
"HAh''"Hah, hah, heh, ho gue tanya pinggang lo sakit gak?'' tanya Laura sekali lagi. PLAK"Sakit tahu kenapa kening gue di jitak,'' keluh Laura mengusap keningnya.'Lo lo lo gue ini suami lo. Lebih tua dari lo, bisa kah panggil lebih sopan,'' ujar Bara.Laura menatap malas ke Bara.'' Kamu dah, itu pun jika di depan para orang tua, karena gue kagak terbiasa,'' ucap Laura.''Bang kek, mas kek, sayang kek ini kamu, nanti apa yang di pikirkan sama para orang tua,'' protes Bara.''Bener juga, tapi gue ogah panggil sayang - sayang gitu jadinya kayak kepala lo peyang. Biar enak abang aja deh,'' ucap Laura.''Itu lebih enak di dengar,'' ucap Bara. ''Udah kan, gue mau mandi bye bye.'' Laura langsung masuk ke dalam kamar mandi.''Dasar bocah,'' ucap Bara menggeleng kepala. ''Ssssett pinggang masih sakit lagi,'' ringis Bara memegang pinggangnya.Di meja makan para orang tua telah ber
Laura berlari sana kemari dengan telanjang kaki. "Huuuiii... asik bener dah!" teriak Laura merentangkan kedua tangannya menghirup udara segar dari pantai. Bara hanya melihat Laura terduduk di pasir tempat sepatu mereka berada. "Cantik jika dia terus tersenyum," puji Bara memotret Laura sedang jongkok mengutip cakang keras di tepi pantai. "Hay, boleh kenalan tidak," sapa seorang wanita bule dengan baju pantai seksi. ( Anggap aja bulenya bicara bahasa Inggris sebab author malas Mak cari di google hehehe)Bara mengkerut kening melihat wanita bule datang - datang minta kenalan. Tanpa izin wanita bule itu malah santai duduk di sebelah Bara. Auto geser menjauh lah Baranya."Kenali aku Mischa," ucapnya mengeluarkan tangan untuk di jabat. "Bara," Jawab singkat Bara tanpa mau berjabat tangan dengan Wanita bule tersebut. Wanita bule itu kembali menarik tangannya." Kamu kemari sama siapa?" tanya Wanita bule tersebut.
Bara cemberut mendengar ledekan terus - menerus dari Laura. "Ule ulu ulu suamiku gak tahu ya. Udah dong masang muka asemnya, gak enak tahu dilihat," ucap Laura masih cekikikan. "Terus - terus ketawa yang lebar kayak kuntilanak," sungut Bara merajuk di pinggir ranjang. "Udah ah bang, sakit perut adek mending Abang pergi mandi gih biar adek aja beresin nih kamar," ujar Laura. Bara pun melengos pergi masuk ke dalam kamar mandi. "Astaga niat banget nih para emak - emak sampai petugas hotel harus sediain baju kayak gini CK,CK,CK," ucap Laura geleng kepala sambil membersihkan tempat tidur mereka. DRIIIIINGSaat Laura sibuk membereskan taburan bunga, mendengar nada dering telepon, Laura menghentikan sejenak kegiatannya."Hallo ma, ada apa ma?" tanya Laura. "KHem ingat ya jangan lupa beri mama cucu saat kalian pulang bulan madu," sahut mama Laura di sebrang sana. Laura memutar bola matanya."Halo... halo Ma, gak dengar ma? a
Sudah seminggu lamanya Laura dan Bara berada di Bali.Dan hari ini mereka berdua berkemas mau pulang menuju bandara. "Lau, koper Abang udah di siapin?" tanya Bara bercermin di kaca. "Udah bang, aman tuh mah. Oh iya Bang kita langsung ke apartemen Abang kan? ingat Bang perjanjian kontrak nikah kita," ucap Laura mengingatkan Bara kembali. "CK aman tuh dek, urusan Mama entar jadi urusan Abang," Jawab Bara. "Yuk sekarang kita turun kebawah," ajak Bara menyeret dua koper dan Laura jalan terlebih dahulu. Sampai lah meraka di pintu keluar hotel menunggu mobil jemputan mengantarkan mereka berdua ke bandara. Mobil pun sampai sang supir membantu menaruh koper - koper di bagasi mobil lalu mengantarkan penumpang ke bandara. Selama dua jam pesawat baru lepas landas di Jakarta. Bara langsung menuju ke apartemen miliknya. Setelah sampai Bara menyeret kedua koper dan langsung naik ke life. Bara menekan kata sandi milik apartemen n
"Justru gue yang nikah," ujar Laura sambil berjalan. "APA LO UDAH NIKAH!" serempak ketiganya. Laura gelagapan mendengar teriakan dari ketiga sahabatnya."Hussst Buser deh Lo pada bisa diam gak." Laura mengkode sahabatnya jari telunjuknya di bibir untuk diam. "Wah setelah habis kampus Lo harus jelasin ke kita - kita," ucap mika memiting kepala Laura dan menyeretnya ke kelas. "Aaakh sakit bodoh khuk... khuk... dasar gila punya temen pada kagak ada ngotak," maki Laura lehernya terasa tercekik akibat ulah piting mika. Di kantor Bara memeriksa beberapa dokumen agar saat rapat dia bisa meninjau ulang hasil kerja karyawan nya. Toktok"Masuk!" "Maaf pak, ketua Presdir mencari anda," ucap sekertaris nya."Ah ya kamu boleh pergi," perintah Bara. Masuklah Papa Bara langsung duduk di sofa. Bara beranjak berdiri dan duduk di samping Papanya."Tumben Papa kesini pasti ada niat terse
"Andre jangan tinggalkan Aku!" pekik nya beranjak berdiri tak peduli bajunya basah akibat kuah SOP. Amel mengejar Andre yang tak menggubris panggil nya. "Rasain tuh nenek lampir," kentus Poppy. "Hufff untuk mulut kita pada bar - bar ya kan?" Mika, Poppy dan Chintya pada bernafas lega, awalnya mereka kaget ulah Amel benar - benar Licik. Tapi pada akhir mereka yang berhasil buat Amel malu. Laura terkekeh mengingat perkataan pedas dari ketiga sahabatnya."Loh kok tahu Pop di Amel suka membuka selangkangan banyak cowok?" tanya Laura. "Hehe gue cuman nebak dari cerita Lo yang ngatakan si Amel dan Andre berlibur di Bali otomatis mereka pasti melakukan yang ah hi hu dong," Jawab Poppy. Ketiga temannya pada melongoh."Entahlah lagian itu bukan urusan gue juga," ujar Laura menyeruput es jeruk nya. Si taman Kampus Andre dan Amel berdebat hebat. "Bisa gak sih kamu gak cari masalah teruuuus aku capek dan malu tahu," n
Laura terkejut mendengar suara Bara. Buku diary itu sampai terjatuh. Membuat Laura panik seketika. Bara berjalan maju mendekati Laura lalu menunduk mengambil buku diary tersebut. Laura gelagapan dibuat."It- itu tadi adek gak sengaja temuin buku itu, Bang," kata Laura gugup. "Ah begitu ternyata, tapi adek gak lihat kan. Isinya?" Bara terseyum jahil. "Tidak, Ya mana mungkin adek baca buku diary Abang, lagian Abang kok nulis buku diary gitu kayak cewek aja," Kila Laura. "Ya sudah jika adek gak baca, kenapa adek grogi gitu?" lagi- lagi Laura di buat salah tingkah oleh Bara. "Mana ada, adek gak gugup dan grogi tuh," ngeles Laura padahal aslinya iya. "Ya sudah jika gak, Abang cuman antarkan baju nganti dari mama, ya sudah ya Abang balik lagi ke ruang kerja Papa." Laura menerima baju tersebut. Setelah kepergian Bara, Laura langsung berganti pakaian nya. Di teras rumah utama Bara duduk di ayunan, dan membuka buk
Laura terkejut mendengar suara Bara. Buku diary itu sampai terjatuh. Membuat Laura panik seketika. Bara berjalan maju mendekati Laura lalu menunduk mengambil buku diary tersebut. Laura gelagapan dibuat."It- itu tadi adek gak sengaja temuin buku itu, Bang," kata Laura gugup. "Ah begitu ternyata, tapi adek gak lihat kan. Isinya?" Bara terseyum jahil. "Tidak, Ya mana mungkin adek baca buku diary Abang, lagian Abang kok nulis buku diary gitu kayak cewek aja," Kila Laura. "Ya sudah jika adek gak baca, kenapa adek grogi gitu?" lagi- lagi Laura di buat salah tingkah oleh Bara. "Mana ada, adek gak gugup dan grogi tuh," ngeles Laura padahal aslinya iya. "Ya sudah jika gak, Abang cuman antarkan baju nganti dari mama, ya sudah ya Abang balik lagi ke ruang kerja Papa." Laura menerima baju tersebut. Setelah kepergian Bara, Laura langsung berganti pakaian nya. Di teras rumah utama Bara duduk di ayunan, dan membuka buk
"Andre jangan tinggalkan Aku!" pekik nya beranjak berdiri tak peduli bajunya basah akibat kuah SOP. Amel mengejar Andre yang tak menggubris panggil nya. "Rasain tuh nenek lampir," kentus Poppy. "Hufff untuk mulut kita pada bar - bar ya kan?" Mika, Poppy dan Chintya pada bernafas lega, awalnya mereka kaget ulah Amel benar - benar Licik. Tapi pada akhir mereka yang berhasil buat Amel malu. Laura terkekeh mengingat perkataan pedas dari ketiga sahabatnya."Loh kok tahu Pop di Amel suka membuka selangkangan banyak cowok?" tanya Laura. "Hehe gue cuman nebak dari cerita Lo yang ngatakan si Amel dan Andre berlibur di Bali otomatis mereka pasti melakukan yang ah hi hu dong," Jawab Poppy. Ketiga temannya pada melongoh."Entahlah lagian itu bukan urusan gue juga," ujar Laura menyeruput es jeruk nya. Si taman Kampus Andre dan Amel berdebat hebat. "Bisa gak sih kamu gak cari masalah teruuuus aku capek dan malu tahu," n
"Justru gue yang nikah," ujar Laura sambil berjalan. "APA LO UDAH NIKAH!" serempak ketiganya. Laura gelagapan mendengar teriakan dari ketiga sahabatnya."Hussst Buser deh Lo pada bisa diam gak." Laura mengkode sahabatnya jari telunjuknya di bibir untuk diam. "Wah setelah habis kampus Lo harus jelasin ke kita - kita," ucap mika memiting kepala Laura dan menyeretnya ke kelas. "Aaakh sakit bodoh khuk... khuk... dasar gila punya temen pada kagak ada ngotak," maki Laura lehernya terasa tercekik akibat ulah piting mika. Di kantor Bara memeriksa beberapa dokumen agar saat rapat dia bisa meninjau ulang hasil kerja karyawan nya. Toktok"Masuk!" "Maaf pak, ketua Presdir mencari anda," ucap sekertaris nya."Ah ya kamu boleh pergi," perintah Bara. Masuklah Papa Bara langsung duduk di sofa. Bara beranjak berdiri dan duduk di samping Papanya."Tumben Papa kesini pasti ada niat terse
Sudah seminggu lamanya Laura dan Bara berada di Bali.Dan hari ini mereka berdua berkemas mau pulang menuju bandara. "Lau, koper Abang udah di siapin?" tanya Bara bercermin di kaca. "Udah bang, aman tuh mah. Oh iya Bang kita langsung ke apartemen Abang kan? ingat Bang perjanjian kontrak nikah kita," ucap Laura mengingatkan Bara kembali. "CK aman tuh dek, urusan Mama entar jadi urusan Abang," Jawab Bara. "Yuk sekarang kita turun kebawah," ajak Bara menyeret dua koper dan Laura jalan terlebih dahulu. Sampai lah meraka di pintu keluar hotel menunggu mobil jemputan mengantarkan mereka berdua ke bandara. Mobil pun sampai sang supir membantu menaruh koper - koper di bagasi mobil lalu mengantarkan penumpang ke bandara. Selama dua jam pesawat baru lepas landas di Jakarta. Bara langsung menuju ke apartemen miliknya. Setelah sampai Bara menyeret kedua koper dan langsung naik ke life. Bara menekan kata sandi milik apartemen n
Bara cemberut mendengar ledekan terus - menerus dari Laura. "Ule ulu ulu suamiku gak tahu ya. Udah dong masang muka asemnya, gak enak tahu dilihat," ucap Laura masih cekikikan. "Terus - terus ketawa yang lebar kayak kuntilanak," sungut Bara merajuk di pinggir ranjang. "Udah ah bang, sakit perut adek mending Abang pergi mandi gih biar adek aja beresin nih kamar," ujar Laura. Bara pun melengos pergi masuk ke dalam kamar mandi. "Astaga niat banget nih para emak - emak sampai petugas hotel harus sediain baju kayak gini CK,CK,CK," ucap Laura geleng kepala sambil membersihkan tempat tidur mereka. DRIIIIINGSaat Laura sibuk membereskan taburan bunga, mendengar nada dering telepon, Laura menghentikan sejenak kegiatannya."Hallo ma, ada apa ma?" tanya Laura. "KHem ingat ya jangan lupa beri mama cucu saat kalian pulang bulan madu," sahut mama Laura di sebrang sana. Laura memutar bola matanya."Halo... halo Ma, gak dengar ma? a
Laura berlari sana kemari dengan telanjang kaki. "Huuuiii... asik bener dah!" teriak Laura merentangkan kedua tangannya menghirup udara segar dari pantai. Bara hanya melihat Laura terduduk di pasir tempat sepatu mereka berada. "Cantik jika dia terus tersenyum," puji Bara memotret Laura sedang jongkok mengutip cakang keras di tepi pantai. "Hay, boleh kenalan tidak," sapa seorang wanita bule dengan baju pantai seksi. ( Anggap aja bulenya bicara bahasa Inggris sebab author malas Mak cari di google hehehe)Bara mengkerut kening melihat wanita bule datang - datang minta kenalan. Tanpa izin wanita bule itu malah santai duduk di sebelah Bara. Auto geser menjauh lah Baranya."Kenali aku Mischa," ucapnya mengeluarkan tangan untuk di jabat. "Bara," Jawab singkat Bara tanpa mau berjabat tangan dengan Wanita bule tersebut. Wanita bule itu kembali menarik tangannya." Kamu kemari sama siapa?" tanya Wanita bule tersebut.
"HAh''"Hah, hah, heh, ho gue tanya pinggang lo sakit gak?'' tanya Laura sekali lagi. PLAK"Sakit tahu kenapa kening gue di jitak,'' keluh Laura mengusap keningnya.'Lo lo lo gue ini suami lo. Lebih tua dari lo, bisa kah panggil lebih sopan,'' ujar Bara.Laura menatap malas ke Bara.'' Kamu dah, itu pun jika di depan para orang tua, karena gue kagak terbiasa,'' ucap Laura.''Bang kek, mas kek, sayang kek ini kamu, nanti apa yang di pikirkan sama para orang tua,'' protes Bara.''Bener juga, tapi gue ogah panggil sayang - sayang gitu jadinya kayak kepala lo peyang. Biar enak abang aja deh,'' ucap Laura.''Itu lebih enak di dengar,'' ucap Bara. ''Udah kan, gue mau mandi bye bye.'' Laura langsung masuk ke dalam kamar mandi.''Dasar bocah,'' ucap Bara menggeleng kepala. ''Ssssett pinggang masih sakit lagi,'' ringis Bara memegang pinggangnya.Di meja makan para orang tua telah ber
Bara mengecup kening Laura, sentak saja Laura kaget.Tubuhnya menegak kaku merasakan sensasi seperti tersengat listrik. Bara mengucapkan doa di ubun- ubun Laura. Pernikahan mereka berjalan dengan lancar. DI depan panggung resepsi keduanya memasang senyum bahagia. Agar tamu undangan tidak curiga."Ternyata jadi pengantin capek juga cuy, berdiri seharian,'' keluh Laura duduk di kursi pelaminan sebentar dan memijat kakinya yang pegal.''Perlukah saya antar kamu ke kamar,'' tawar bara melihat istrinya tampak kelelahan. ''Apa -apaan coba maksud dia, atau jangan -jangan dia mau ---- wah kudu di jelaskan nih sama orang,'' batin Laura mendongkrak ke atas.''Gak. Gk perlu masih banyak lagi tamu undangannya," ujar Laura."Tapi ----""Ada apa nih?" tanya Mama Laura datang naik ke atas pelaminan. "Ini ma Laura capek deh ma, namun saat Bara tawarkan ke kamar eh katanya masih banyak tamu undangan," Jawab Bara langsung Laura
Laura Amalia Baskara, putri kedua dari kelurga Baskara. Yah sang empu lagi enak - enak tidur di kasurnya yang empuk. Karena semalem dia kelelahan membantu sang mama menyiapkan pernikahan kakaknya."Lau, bangun ih ini anak gadis susah banget dibangunin," ucap namanya menepuk pipi Laura."Kalau gak bangun mama siram ini," ancam mama Laura. Laura lekas bangun setelah mendengar ancaman Mama tercintanya. "Ya ma ini aku mandi!" pekik Laura masuk ke kamar mandi, mamanya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak keduanya."Mama tunggu dikamar kakakmu lau!" teriak mamanya pergi ke kamar putri sulung."Iya ma!" sahut laura dari dalam kamar mandi."Ah seger banget, saat nya dandan tampil cantik di MUA kakak ah,'' ucap Laura jalan menuju kamar kakaknya yang telah di hias seperti kamar pengantin umumnya.KLEKLaura masuk ke dalam.'' Ma dan___'' ucapan Laura terhenti melihat mamanya nangis di pelukan sang papa.