Sudah seminggu lamanya Laura dan Bara berada di Bali.Dan hari ini mereka berdua berkemas mau pulang menuju bandara.
"Lau, koper Abang udah di siapin?" tanya Bara bercermin di kaca."Udah bang, aman tuh mah. Oh iya Bang kita langsung ke apartemen Abang kan? ingat Bang perjanjian kontrak nikah kita," ucap Laura mengingatkan Bara kembali."CK aman tuh dek, urusan Mama entar jadi urusan Abang," Jawab Bara."Yuk sekarang kita turun kebawah," ajak Bara menyeret dua koper dan Laura jalan terlebih dahulu.Sampai lah meraka di pintu keluar hotel menunggu mobil jemputan mengantarkan mereka berdua ke bandara. Mobil pun sampai sang supir membantu menaruh koper - koper di bagasi mobil lalu mengantarkan penumpang ke bandara.Selama dua jam pesawat baru lepas landas di Jakarta. Bara langsung menuju ke apartemen miliknya. Setelah sampai Bara menyeret kedua koper dan langsung naik ke life.Bara menekan kata sandi milik apartemen n"Justru gue yang nikah," ujar Laura sambil berjalan. "APA LO UDAH NIKAH!" serempak ketiganya. Laura gelagapan mendengar teriakan dari ketiga sahabatnya."Hussst Buser deh Lo pada bisa diam gak." Laura mengkode sahabatnya jari telunjuknya di bibir untuk diam. "Wah setelah habis kampus Lo harus jelasin ke kita - kita," ucap mika memiting kepala Laura dan menyeretnya ke kelas. "Aaakh sakit bodoh khuk... khuk... dasar gila punya temen pada kagak ada ngotak," maki Laura lehernya terasa tercekik akibat ulah piting mika. Di kantor Bara memeriksa beberapa dokumen agar saat rapat dia bisa meninjau ulang hasil kerja karyawan nya. Toktok"Masuk!" "Maaf pak, ketua Presdir mencari anda," ucap sekertaris nya."Ah ya kamu boleh pergi," perintah Bara. Masuklah Papa Bara langsung duduk di sofa. Bara beranjak berdiri dan duduk di samping Papanya."Tumben Papa kesini pasti ada niat terse
"Andre jangan tinggalkan Aku!" pekik nya beranjak berdiri tak peduli bajunya basah akibat kuah SOP. Amel mengejar Andre yang tak menggubris panggil nya. "Rasain tuh nenek lampir," kentus Poppy. "Hufff untuk mulut kita pada bar - bar ya kan?" Mika, Poppy dan Chintya pada bernafas lega, awalnya mereka kaget ulah Amel benar - benar Licik. Tapi pada akhir mereka yang berhasil buat Amel malu. Laura terkekeh mengingat perkataan pedas dari ketiga sahabatnya."Loh kok tahu Pop di Amel suka membuka selangkangan banyak cowok?" tanya Laura. "Hehe gue cuman nebak dari cerita Lo yang ngatakan si Amel dan Andre berlibur di Bali otomatis mereka pasti melakukan yang ah hi hu dong," Jawab Poppy. Ketiga temannya pada melongoh."Entahlah lagian itu bukan urusan gue juga," ujar Laura menyeruput es jeruk nya. Si taman Kampus Andre dan Amel berdebat hebat. "Bisa gak sih kamu gak cari masalah teruuuus aku capek dan malu tahu," n
Laura terkejut mendengar suara Bara. Buku diary itu sampai terjatuh. Membuat Laura panik seketika. Bara berjalan maju mendekati Laura lalu menunduk mengambil buku diary tersebut. Laura gelagapan dibuat."It- itu tadi adek gak sengaja temuin buku itu, Bang," kata Laura gugup. "Ah begitu ternyata, tapi adek gak lihat kan. Isinya?" Bara terseyum jahil. "Tidak, Ya mana mungkin adek baca buku diary Abang, lagian Abang kok nulis buku diary gitu kayak cewek aja," Kila Laura. "Ya sudah jika adek gak baca, kenapa adek grogi gitu?" lagi- lagi Laura di buat salah tingkah oleh Bara. "Mana ada, adek gak gugup dan grogi tuh," ngeles Laura padahal aslinya iya. "Ya sudah jika gak, Abang cuman antarkan baju nganti dari mama, ya sudah ya Abang balik lagi ke ruang kerja Papa." Laura menerima baju tersebut. Setelah kepergian Bara, Laura langsung berganti pakaian nya. Di teras rumah utama Bara duduk di ayunan, dan membuka buk
Laura Amalia Baskara, putri kedua dari kelurga Baskara. Yah sang empu lagi enak - enak tidur di kasurnya yang empuk. Karena semalem dia kelelahan membantu sang mama menyiapkan pernikahan kakaknya."Lau, bangun ih ini anak gadis susah banget dibangunin," ucap namanya menepuk pipi Laura."Kalau gak bangun mama siram ini," ancam mama Laura. Laura lekas bangun setelah mendengar ancaman Mama tercintanya. "Ya ma ini aku mandi!" pekik Laura masuk ke kamar mandi, mamanya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak keduanya."Mama tunggu dikamar kakakmu lau!" teriak mamanya pergi ke kamar putri sulung."Iya ma!" sahut laura dari dalam kamar mandi."Ah seger banget, saat nya dandan tampil cantik di MUA kakak ah,'' ucap Laura jalan menuju kamar kakaknya yang telah di hias seperti kamar pengantin umumnya.KLEKLaura masuk ke dalam.'' Ma dan___'' ucapan Laura terhenti melihat mamanya nangis di pelukan sang papa.
Bara mengecup kening Laura, sentak saja Laura kaget.Tubuhnya menegak kaku merasakan sensasi seperti tersengat listrik. Bara mengucapkan doa di ubun- ubun Laura. Pernikahan mereka berjalan dengan lancar. DI depan panggung resepsi keduanya memasang senyum bahagia. Agar tamu undangan tidak curiga."Ternyata jadi pengantin capek juga cuy, berdiri seharian,'' keluh Laura duduk di kursi pelaminan sebentar dan memijat kakinya yang pegal.''Perlukah saya antar kamu ke kamar,'' tawar bara melihat istrinya tampak kelelahan. ''Apa -apaan coba maksud dia, atau jangan -jangan dia mau ---- wah kudu di jelaskan nih sama orang,'' batin Laura mendongkrak ke atas.''Gak. Gk perlu masih banyak lagi tamu undangannya," ujar Laura."Tapi ----""Ada apa nih?" tanya Mama Laura datang naik ke atas pelaminan. "Ini ma Laura capek deh ma, namun saat Bara tawarkan ke kamar eh katanya masih banyak tamu undangan," Jawab Bara langsung Laura
"HAh''"Hah, hah, heh, ho gue tanya pinggang lo sakit gak?'' tanya Laura sekali lagi. PLAK"Sakit tahu kenapa kening gue di jitak,'' keluh Laura mengusap keningnya.'Lo lo lo gue ini suami lo. Lebih tua dari lo, bisa kah panggil lebih sopan,'' ujar Bara.Laura menatap malas ke Bara.'' Kamu dah, itu pun jika di depan para orang tua, karena gue kagak terbiasa,'' ucap Laura.''Bang kek, mas kek, sayang kek ini kamu, nanti apa yang di pikirkan sama para orang tua,'' protes Bara.''Bener juga, tapi gue ogah panggil sayang - sayang gitu jadinya kayak kepala lo peyang. Biar enak abang aja deh,'' ucap Laura.''Itu lebih enak di dengar,'' ucap Bara. ''Udah kan, gue mau mandi bye bye.'' Laura langsung masuk ke dalam kamar mandi.''Dasar bocah,'' ucap Bara menggeleng kepala. ''Ssssett pinggang masih sakit lagi,'' ringis Bara memegang pinggangnya.Di meja makan para orang tua telah ber
Laura berlari sana kemari dengan telanjang kaki. "Huuuiii... asik bener dah!" teriak Laura merentangkan kedua tangannya menghirup udara segar dari pantai. Bara hanya melihat Laura terduduk di pasir tempat sepatu mereka berada. "Cantik jika dia terus tersenyum," puji Bara memotret Laura sedang jongkok mengutip cakang keras di tepi pantai. "Hay, boleh kenalan tidak," sapa seorang wanita bule dengan baju pantai seksi. ( Anggap aja bulenya bicara bahasa Inggris sebab author malas Mak cari di google hehehe)Bara mengkerut kening melihat wanita bule datang - datang minta kenalan. Tanpa izin wanita bule itu malah santai duduk di sebelah Bara. Auto geser menjauh lah Baranya."Kenali aku Mischa," ucapnya mengeluarkan tangan untuk di jabat. "Bara," Jawab singkat Bara tanpa mau berjabat tangan dengan Wanita bule tersebut. Wanita bule itu kembali menarik tangannya." Kamu kemari sama siapa?" tanya Wanita bule tersebut.
Bara cemberut mendengar ledekan terus - menerus dari Laura. "Ule ulu ulu suamiku gak tahu ya. Udah dong masang muka asemnya, gak enak tahu dilihat," ucap Laura masih cekikikan. "Terus - terus ketawa yang lebar kayak kuntilanak," sungut Bara merajuk di pinggir ranjang. "Udah ah bang, sakit perut adek mending Abang pergi mandi gih biar adek aja beresin nih kamar," ujar Laura. Bara pun melengos pergi masuk ke dalam kamar mandi. "Astaga niat banget nih para emak - emak sampai petugas hotel harus sediain baju kayak gini CK,CK,CK," ucap Laura geleng kepala sambil membersihkan tempat tidur mereka. DRIIIIINGSaat Laura sibuk membereskan taburan bunga, mendengar nada dering telepon, Laura menghentikan sejenak kegiatannya."Hallo ma, ada apa ma?" tanya Laura. "KHem ingat ya jangan lupa beri mama cucu saat kalian pulang bulan madu," sahut mama Laura di sebrang sana. Laura memutar bola matanya."Halo... halo Ma, gak dengar ma? a
Laura terkejut mendengar suara Bara. Buku diary itu sampai terjatuh. Membuat Laura panik seketika. Bara berjalan maju mendekati Laura lalu menunduk mengambil buku diary tersebut. Laura gelagapan dibuat."It- itu tadi adek gak sengaja temuin buku itu, Bang," kata Laura gugup. "Ah begitu ternyata, tapi adek gak lihat kan. Isinya?" Bara terseyum jahil. "Tidak, Ya mana mungkin adek baca buku diary Abang, lagian Abang kok nulis buku diary gitu kayak cewek aja," Kila Laura. "Ya sudah jika adek gak baca, kenapa adek grogi gitu?" lagi- lagi Laura di buat salah tingkah oleh Bara. "Mana ada, adek gak gugup dan grogi tuh," ngeles Laura padahal aslinya iya. "Ya sudah jika gak, Abang cuman antarkan baju nganti dari mama, ya sudah ya Abang balik lagi ke ruang kerja Papa." Laura menerima baju tersebut. Setelah kepergian Bara, Laura langsung berganti pakaian nya. Di teras rumah utama Bara duduk di ayunan, dan membuka buk
"Andre jangan tinggalkan Aku!" pekik nya beranjak berdiri tak peduli bajunya basah akibat kuah SOP. Amel mengejar Andre yang tak menggubris panggil nya. "Rasain tuh nenek lampir," kentus Poppy. "Hufff untuk mulut kita pada bar - bar ya kan?" Mika, Poppy dan Chintya pada bernafas lega, awalnya mereka kaget ulah Amel benar - benar Licik. Tapi pada akhir mereka yang berhasil buat Amel malu. Laura terkekeh mengingat perkataan pedas dari ketiga sahabatnya."Loh kok tahu Pop di Amel suka membuka selangkangan banyak cowok?" tanya Laura. "Hehe gue cuman nebak dari cerita Lo yang ngatakan si Amel dan Andre berlibur di Bali otomatis mereka pasti melakukan yang ah hi hu dong," Jawab Poppy. Ketiga temannya pada melongoh."Entahlah lagian itu bukan urusan gue juga," ujar Laura menyeruput es jeruk nya. Si taman Kampus Andre dan Amel berdebat hebat. "Bisa gak sih kamu gak cari masalah teruuuus aku capek dan malu tahu," n
"Justru gue yang nikah," ujar Laura sambil berjalan. "APA LO UDAH NIKAH!" serempak ketiganya. Laura gelagapan mendengar teriakan dari ketiga sahabatnya."Hussst Buser deh Lo pada bisa diam gak." Laura mengkode sahabatnya jari telunjuknya di bibir untuk diam. "Wah setelah habis kampus Lo harus jelasin ke kita - kita," ucap mika memiting kepala Laura dan menyeretnya ke kelas. "Aaakh sakit bodoh khuk... khuk... dasar gila punya temen pada kagak ada ngotak," maki Laura lehernya terasa tercekik akibat ulah piting mika. Di kantor Bara memeriksa beberapa dokumen agar saat rapat dia bisa meninjau ulang hasil kerja karyawan nya. Toktok"Masuk!" "Maaf pak, ketua Presdir mencari anda," ucap sekertaris nya."Ah ya kamu boleh pergi," perintah Bara. Masuklah Papa Bara langsung duduk di sofa. Bara beranjak berdiri dan duduk di samping Papanya."Tumben Papa kesini pasti ada niat terse
Sudah seminggu lamanya Laura dan Bara berada di Bali.Dan hari ini mereka berdua berkemas mau pulang menuju bandara. "Lau, koper Abang udah di siapin?" tanya Bara bercermin di kaca. "Udah bang, aman tuh mah. Oh iya Bang kita langsung ke apartemen Abang kan? ingat Bang perjanjian kontrak nikah kita," ucap Laura mengingatkan Bara kembali. "CK aman tuh dek, urusan Mama entar jadi urusan Abang," Jawab Bara. "Yuk sekarang kita turun kebawah," ajak Bara menyeret dua koper dan Laura jalan terlebih dahulu. Sampai lah meraka di pintu keluar hotel menunggu mobil jemputan mengantarkan mereka berdua ke bandara. Mobil pun sampai sang supir membantu menaruh koper - koper di bagasi mobil lalu mengantarkan penumpang ke bandara. Selama dua jam pesawat baru lepas landas di Jakarta. Bara langsung menuju ke apartemen miliknya. Setelah sampai Bara menyeret kedua koper dan langsung naik ke life. Bara menekan kata sandi milik apartemen n
Bara cemberut mendengar ledekan terus - menerus dari Laura. "Ule ulu ulu suamiku gak tahu ya. Udah dong masang muka asemnya, gak enak tahu dilihat," ucap Laura masih cekikikan. "Terus - terus ketawa yang lebar kayak kuntilanak," sungut Bara merajuk di pinggir ranjang. "Udah ah bang, sakit perut adek mending Abang pergi mandi gih biar adek aja beresin nih kamar," ujar Laura. Bara pun melengos pergi masuk ke dalam kamar mandi. "Astaga niat banget nih para emak - emak sampai petugas hotel harus sediain baju kayak gini CK,CK,CK," ucap Laura geleng kepala sambil membersihkan tempat tidur mereka. DRIIIIINGSaat Laura sibuk membereskan taburan bunga, mendengar nada dering telepon, Laura menghentikan sejenak kegiatannya."Hallo ma, ada apa ma?" tanya Laura. "KHem ingat ya jangan lupa beri mama cucu saat kalian pulang bulan madu," sahut mama Laura di sebrang sana. Laura memutar bola matanya."Halo... halo Ma, gak dengar ma? a
Laura berlari sana kemari dengan telanjang kaki. "Huuuiii... asik bener dah!" teriak Laura merentangkan kedua tangannya menghirup udara segar dari pantai. Bara hanya melihat Laura terduduk di pasir tempat sepatu mereka berada. "Cantik jika dia terus tersenyum," puji Bara memotret Laura sedang jongkok mengutip cakang keras di tepi pantai. "Hay, boleh kenalan tidak," sapa seorang wanita bule dengan baju pantai seksi. ( Anggap aja bulenya bicara bahasa Inggris sebab author malas Mak cari di google hehehe)Bara mengkerut kening melihat wanita bule datang - datang minta kenalan. Tanpa izin wanita bule itu malah santai duduk di sebelah Bara. Auto geser menjauh lah Baranya."Kenali aku Mischa," ucapnya mengeluarkan tangan untuk di jabat. "Bara," Jawab singkat Bara tanpa mau berjabat tangan dengan Wanita bule tersebut. Wanita bule itu kembali menarik tangannya." Kamu kemari sama siapa?" tanya Wanita bule tersebut.
"HAh''"Hah, hah, heh, ho gue tanya pinggang lo sakit gak?'' tanya Laura sekali lagi. PLAK"Sakit tahu kenapa kening gue di jitak,'' keluh Laura mengusap keningnya.'Lo lo lo gue ini suami lo. Lebih tua dari lo, bisa kah panggil lebih sopan,'' ujar Bara.Laura menatap malas ke Bara.'' Kamu dah, itu pun jika di depan para orang tua, karena gue kagak terbiasa,'' ucap Laura.''Bang kek, mas kek, sayang kek ini kamu, nanti apa yang di pikirkan sama para orang tua,'' protes Bara.''Bener juga, tapi gue ogah panggil sayang - sayang gitu jadinya kayak kepala lo peyang. Biar enak abang aja deh,'' ucap Laura.''Itu lebih enak di dengar,'' ucap Bara. ''Udah kan, gue mau mandi bye bye.'' Laura langsung masuk ke dalam kamar mandi.''Dasar bocah,'' ucap Bara menggeleng kepala. ''Ssssett pinggang masih sakit lagi,'' ringis Bara memegang pinggangnya.Di meja makan para orang tua telah ber
Bara mengecup kening Laura, sentak saja Laura kaget.Tubuhnya menegak kaku merasakan sensasi seperti tersengat listrik. Bara mengucapkan doa di ubun- ubun Laura. Pernikahan mereka berjalan dengan lancar. DI depan panggung resepsi keduanya memasang senyum bahagia. Agar tamu undangan tidak curiga."Ternyata jadi pengantin capek juga cuy, berdiri seharian,'' keluh Laura duduk di kursi pelaminan sebentar dan memijat kakinya yang pegal.''Perlukah saya antar kamu ke kamar,'' tawar bara melihat istrinya tampak kelelahan. ''Apa -apaan coba maksud dia, atau jangan -jangan dia mau ---- wah kudu di jelaskan nih sama orang,'' batin Laura mendongkrak ke atas.''Gak. Gk perlu masih banyak lagi tamu undangannya," ujar Laura."Tapi ----""Ada apa nih?" tanya Mama Laura datang naik ke atas pelaminan. "Ini ma Laura capek deh ma, namun saat Bara tawarkan ke kamar eh katanya masih banyak tamu undangan," Jawab Bara langsung Laura
Laura Amalia Baskara, putri kedua dari kelurga Baskara. Yah sang empu lagi enak - enak tidur di kasurnya yang empuk. Karena semalem dia kelelahan membantu sang mama menyiapkan pernikahan kakaknya."Lau, bangun ih ini anak gadis susah banget dibangunin," ucap namanya menepuk pipi Laura."Kalau gak bangun mama siram ini," ancam mama Laura. Laura lekas bangun setelah mendengar ancaman Mama tercintanya. "Ya ma ini aku mandi!" pekik Laura masuk ke kamar mandi, mamanya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak keduanya."Mama tunggu dikamar kakakmu lau!" teriak mamanya pergi ke kamar putri sulung."Iya ma!" sahut laura dari dalam kamar mandi."Ah seger banget, saat nya dandan tampil cantik di MUA kakak ah,'' ucap Laura jalan menuju kamar kakaknya yang telah di hias seperti kamar pengantin umumnya.KLEKLaura masuk ke dalam.'' Ma dan___'' ucapan Laura terhenti melihat mamanya nangis di pelukan sang papa.