"Clara... Cepetan donk. Bisa terlambat nanti!" teriak Cleo sambil memakai sepatunya.
"Iy,sebentar. Ini sudah siap",jawab Clara sembari memasukkan laptopnya ke dalam tas.
Clara Amelia,gadis 27 tahun yang memiliki wajah yang manis tapi memiliki tubuh proposional yang sangat menggoda.
Sudah lima tahun Clara merantau ke ibukota dan membuka jasa Even Organizer di wilayah yang cukup strategis. Sebelum membuka usahanya sendiri,ia masih ikut bekerja pada orang lain di bidang yang sama. Setelah akhirnya ia merasa mampu untuk membuka usahanya sendiri.
'Moonlight Star' adalah nama jasa EO nya. Berkembang dengan bagus karena keahlian dan kepiawaiannya mengelola usahanya. Clara tidak sendirian,tapi ia di bantu oleh asisten sekaligus teman satu apartemennya sekaligus sahabatnya. Awalnya Clara merasa kesepian tinggal sendirian. Lalu ia mencoba untuk menyewakan salah satu kamar di apartemennya. Lalu berjumpalah Clara dengan Cleo,gadis kota yang berusaha untuk mandiri.
Clara memiliki bakat terhadap fashion,sedangkan Cleo memiliki kemampuan untuk membuat party yang luar biasa.mereka menggabungkan keahlian mereka sehingga mereka yakin untuk bekerja sama membangun ' Moonlight Dream'.
"Gua tau ini usaha lu sendiri,lu Ownernya. Tapi tetap harus disiplin donk beib,nanti rezeki kita dipatok EO lain loh",repet Cleo.
"Ayam kali,patok patokkan"saut Clara sembari tertawa.
"Elu tu kalo di ajak omong serius bisa gak sich jangan bercanda. Gua serius nich. Lu sendiri tau kan,pesaing kita makin hari makin banyak. Kita harus lebih kompeten dibanding mereka". Leo masih saja mengomel dalam lift.
"Iy gua tau. Semalam gua gak bisa tidur. Udah jam tiga pagi baru ngantuk". Clara memberi alasan.
"Mikirin ap sich lu,gak biasanya kayak gitu",Cleo penasaran karena itu di luar kebiasaan Clara. Selama ini Clara sangat teratur dengan hidupnya.
"Gak ada,mungkin kecapekan. Yaudah yuk. Dimana ya kunci mobil gua?" Clara celingukan mencari kunci mobilnya dalam tas.
"Apaan lagi sekarang?" Cleo mulai khawatir dengan sahabatnya itu. Tidak biasanya teledor dengan barang-barangnya.
"Ah,ini dia! Yuk ah" Clara akhirnya menemukan kunci mobilnya.
Dalam perjalanan menuju tempat kerja,Cleo asik bercerita tentang klien baru mereka. Menurutnya calon pengantin lelaki tidak bersemangat dengan perkawinannya. Berbeda dengan calon pengantin perempuan yang begitu antusias walaupun pengantin pria cuek.
Clara hanya tersenyum menimpali cerita Cleo. Ia fokus menyetir mobilnya ditengah jalanan ibukota yang mulai macet.
Tak lama mereka pun sampai. Clara pun segera memakirkan mobilnya. Terlihat Sofia yang sudah menunggu d depan tempat kerja yang masih tutup. Clara dan Cleo segera turun dan bergegas membuka tempat kerja mereka.
'Moonlight Dream' berada di deretan toko lantai satu salah satu mall besar yang sangat banyak pengunjungnya mulai dari anak-anak hingga dewasa. Sehingga sangat membantu perkembangan usahanya.
"Maaf ya Sofia.Hari ini kita agak terlambat. Bos kita hari ini gak seperti biasanya",ujar Cleo memberi alasan pada Sofia. Sofia adalah pekerja mereka di bagian bunga. Clara mempunyai stand bunga juga dalam usahanya.
"Gak apa kak. Masih ada sepuluh menit kok",ujar Sofia.
Setelah membuka toko mereka segera bersiap siap di dalam untuk memulai rutinitas mereka.
"Kenapa semalam aku memimpikannya ? Padahal aku sudah lama melupakan lelaki bajingan itu. Kenapa ia bisa hadir dalam mimpiku?" batin Clara. Penyebab ia terbangun dari tidurnya dan terjaga sampai pukul tiga pagi.
Clara berusaha melupakan mimpinya dan menyibukkan diri dengan pekerjaannya.
.
Adit berjalan tergesa-gesa menuruni anak tangga. Hari ini ada pertemuan klien penting di kantor. Jadi ia harus berangkat lebih awal untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Ia tidak mau ada kesalahan sedikitpun dalam pekerjaannya. Adit selalu ingin pekerjaannya mendapatkan hasil yang terbaik.
Aditya Gemilang Santoso merupakan putra bungsu di keluarga Santoso. Anak pemilik Bestari Indah Group. Salah satu perusahaan yang saat ini sedang naik daun di dunia properti. Dia adalah pewaris bisnis properti ayahnya. Sebenarnya Adit mempunyai seorang kakak laki-laki,Angga Jaya Santoso. Tapi kakaknya lebih memilih menjadi dokter dan menjalankan rumah sakit milik ibunya.
"Selamat pagi ma,pa," sapa Adit pada kedua orang tuanya yang sedang sarapan.
"Selamat pagi sayang," jawab nyonya Sulastri,ibu Adit.
"Pa,hari ini Adit berangkat duluan ya. Adit mau mempersiapkan meeting dengan klien kita hari ini," ujar Adit sambil mengambil sebuah apel di meja.
"Kamu tidak sarapan dulu?" tanya tuan Santoso,ayah Adit.
"Ini sarapan," jawab Adit sambil menunjukkan apel yang sudah dimakannya.
"Apa kenyang hanya makan sebuah Apel?" tanya ibunya.
"Dikenyangin aja ma."
"Adit pergi dulu ya pa,ma," pamit Adit pada orang tuanya.
Adit berjalan menuju garasi dan segera mengendarai mobilnya menuju ke kantor.
"Adit,mama gak mau tau ya. Pokoknya hari ini kamu harus temanin Sheila untuk fitting baju pengantin kalian. Mama gak mau dengar alasan apapun!" ujar nyonya Sulastri pada putra bungsunya,Adit. "Aduh Ma,cuma pilih baju pengantin aja kenapa aku harus ikut? Selama ini kalian buat keputusan tentang pernikahan ini aja gak ada melibatkan aku," Adit sedikit kesal dengan ibunya. "Ya ini beda lah. Baju itu kan nanti kamu yang pakai. Harus sesuai dengan badan kamu,cocok juga untuk kamu dan sheila. Kalo kamu gak ikut pilih,trus kamu gak suka,nanti kamu salahkan mama," terang ibunya. "Trus kalo keputusan mama nikahkan aku dengan sheila itu salah. Apa aku boleh salahkan mama?" tanya Adit sambil tersenyum kecut. "Keputusan mama ini gak akan salah sayang. Sheila itu dari keluarga baik-baik. Orang tuanya kenal baik dengan keluarga kita. Keluarga mereka juga cukup terpandang dengan bisnis berliannya. Apalagi sheila itu lulusan luar negri. Kurang apalagi?" ujar ibunya p
Sesampainya di apartemen,Cleo menghempaskan tubuhnya di sofa depan tv.Clara meletakkan tasnya di kamar dan segera menyambar handuknya bersiap untuk mandi."Clara. Ternyata calonnya si Sheila itu tampan juga ya. Maskulin banget," ujar Cleo terlihat membayangkan."Jodohnya orang itu,jangan dikagumi," ujar Clara setelah menenggak air putih dalam botol di tangannya. Ia hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu."Cuma kagum aja,gak lebih kok. Tapi kan,kayaknya si Adit tu gak niat nikah sama Sheila. Gak ada semangat sama sekali. Beda banget sama antusiasnya Sheila," Cleo tak berhenti membicarakan customernya itu."Udahlah. Itu urusan mereka,yang penting tugas kita menyiapkan pesta terbaik untuk pernikahan mereka," ujar Clara bijak."Tapi kan..." Cleo belum ingin berhenti membicarakan customernya itu."Udahlah. Gua mau mandi dulu. Lu jangan lupa mandi,kalo badan lu bau gua gak dekat," ejek Clara sambil berlari memasuki kamar mandi sebelum Cleo
Adit menghampiri orang tuanya yang sedang duduk menonton tv. Ia memberanikan diri untuk mengatakan perihal pernikahannya. Ia merasa harus melakukannya karena ini menyangkut kehidupan masa depannya."Ma,Pa," panggil Adit."Iya,sayang. Ada apa?" tanya nyonya Sulastri pada anak bungsunya."Adit mau bicara dengan mama dan papa tentang pernikahan Adit," jawab Adit."Tumben kamu membicarakan masalah pernikahan kamu? Biasanya nurut aja sama mamamu." Tuan Santoso bertanya heran pada anak bungsunya itu."Iya inikan menyangkut kehidupan aku,masa depan aku pa. Jadi aku berhak mempertimbangkan semuanya. Aku tidak mau keputusanku akan menjadi penyesalanku nanti." Adit menjelaskan."Kenapa sayang? Bicara saja,mama akan mendengarkan." Nyonya Sulastri penasaran apa yang akan dikatakan Adit."Adit rasa,Adit belum siap menikah dengan Sheila," ujar Adit pelan,ia ingin menjaga perasaan ibunya yang sudah mengatur pernikahan itu."Adit. Kamu tidak s
Adit menghampiri orang tuanya yang sedang duduk menonton tv. Ia memberanikan diri untuk mengatakan perihal pernikahannya. Ia merasa harus melakukannya karena ini menyangkut kehidupan masa depannya."Ma,Pa," panggil Adit."Iya,sayang. Ada apa?" tanya nyonya Sulastri pada anak bungsunya."Adit mau bicara dengan mama dan papa tentang pernikahan Adit," jawab Adit."Tumben kamu membicarakan masalah pernikahan kamu? Biasanya nurut aja sama mamamu." Tuan Santoso bertanya heran pada anak bungsunya itu."Iya inikan menyangkut kehidupan aku,masa depan aku pa. Jadi aku berhak mempertimbangkan semuanya. Aku tidak mau keputusanku akan menjadi penyesalanku nanti." Adit menjelaskan."Kenapa sayang? Bicara saja,mama akan mendengarkan." Nyonya Sulastri penasaran apa yang akan dikatakan Adit."Adit rasa,Adit belum siap menikah dengan Sheila," ujar Adit pelan,ia ingin menjaga perasaan ibunya yang sudah mengatur pernikahan itu."Adit. Kamu tidak s
Sesampainya di apartemen,Cleo menghempaskan tubuhnya di sofa depan tv.Clara meletakkan tasnya di kamar dan segera menyambar handuknya bersiap untuk mandi."Clara. Ternyata calonnya si Sheila itu tampan juga ya. Maskulin banget," ujar Cleo terlihat membayangkan."Jodohnya orang itu,jangan dikagumi," ujar Clara setelah menenggak air putih dalam botol di tangannya. Ia hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu."Cuma kagum aja,gak lebih kok. Tapi kan,kayaknya si Adit tu gak niat nikah sama Sheila. Gak ada semangat sama sekali. Beda banget sama antusiasnya Sheila," Cleo tak berhenti membicarakan customernya itu."Udahlah. Itu urusan mereka,yang penting tugas kita menyiapkan pesta terbaik untuk pernikahan mereka," ujar Clara bijak."Tapi kan..." Cleo belum ingin berhenti membicarakan customernya itu."Udahlah. Gua mau mandi dulu. Lu jangan lupa mandi,kalo badan lu bau gua gak dekat," ejek Clara sambil berlari memasuki kamar mandi sebelum Cleo
"Adit,mama gak mau tau ya. Pokoknya hari ini kamu harus temanin Sheila untuk fitting baju pengantin kalian. Mama gak mau dengar alasan apapun!" ujar nyonya Sulastri pada putra bungsunya,Adit. "Aduh Ma,cuma pilih baju pengantin aja kenapa aku harus ikut? Selama ini kalian buat keputusan tentang pernikahan ini aja gak ada melibatkan aku," Adit sedikit kesal dengan ibunya. "Ya ini beda lah. Baju itu kan nanti kamu yang pakai. Harus sesuai dengan badan kamu,cocok juga untuk kamu dan sheila. Kalo kamu gak ikut pilih,trus kamu gak suka,nanti kamu salahkan mama," terang ibunya. "Trus kalo keputusan mama nikahkan aku dengan sheila itu salah. Apa aku boleh salahkan mama?" tanya Adit sambil tersenyum kecut. "Keputusan mama ini gak akan salah sayang. Sheila itu dari keluarga baik-baik. Orang tuanya kenal baik dengan keluarga kita. Keluarga mereka juga cukup terpandang dengan bisnis berliannya. Apalagi sheila itu lulusan luar negri. Kurang apalagi?" ujar ibunya p
"Clara... Cepetan donk. Bisa terlambat nanti!" teriak Cleo sambil memakai sepatunya."Iy,sebentar. Ini sudah siap",jawab Clara sembari memasukkan laptopnya ke dalam tas.Clara Amelia,gadis 27 tahun yang memiliki wajah yang manis tapi memiliki tubuh proposional yang sangat menggoda.Sudah lima tahun Clara merantau ke ibukota dan membuka jasa Even Organizer di wilayah yang cukup strategis. Sebelum membuka usahanya sendiri,ia masih ikut bekerja pada orang lain di bidang yang sama. Setelah akhirnya ia merasa mampu untuk membuka usahanya sendiri.'Moonlight Star' adalah nama jasa EO nya. Berkembang dengan bagus karena keahlian dan kepiawaiannya mengelola usahanya. Clara tidak sendirian,tapi ia di bantu oleh asisten sekaligus teman satu apartemennya sekaligus sahabatnya. Awalnya Clara merasa kesepian tinggal sendirian. Lalu ia mencoba untuk menyewakan salah satu kamar di apartemennya. Lalu berjumpalah Clara dengan Cleo,gadis kota yang berusaha untuk mandiri.