Share

Bab 28

Penulis: Rara Qumaira
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-06 08:00:56

Bab 28

"Jadi benar kamu anaknya Revan? Terima kasih ya, Tuhan!" ujar pria tersebut seraya menghembuskan nafas lega.

"Tuan ...." Lisa tampak semakin kebingungan.

"Mendekatlah!" pinta pria tersebut. Lisa melirik Kenzi sejenak, lalu melangkah mengikuti permintaan pria tersebut.

"Lisa, sejak awal saya sudah curiga. Wajah kalian benar-benar mirip. Ternyata memang benar kamu cucu yang selama ini Kakek cari," ujar pria tersebut.

"A—apa? Cucu?"

"Iya, Sayang. Sini peluk kakek," ujar pria tersebut dengan tidak sabar.

"Tunggu sebentar. Ini ...." Lisa tampak kebingungan.

"Iya, Sayang. Dulu mamamu sering mengirim foto kalian. Entah kenapa waktu itu tiba-tiba berhenti. Bahkan, di alamat yang dia berikan pun, kalian ternyata sudah tidak tinggal di sana. Selama ini, Kakek sudah berusaha mencari kalian, tapi belum ketemu," ujar pria tua tersebut. Lisa tampak semakin kebingungan.

"Nona, Tuan Devan Putra Yudhistira itu putra tunggal Tuan Rio Ghai
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 29

    Bab 29ASA DAN HARAPAN Nona Lisa!" "Iya, Pak.""Tuan Muda Davin sedang bermain dengan pelayan. Sekarang sebaiknya saya mengantar Anda pulang," ujar Kenzi."Maksudnya?" tanya Lisa bingung."Tadi kakek berpesan agar aku gak kemana-mana," lanjutnya. "Tuan Rio pasti menginginkan Nona Lisa tinggal bersama di sini. Jadi, saya akan mengantar Nona mengambil barang-barang yang diperlukan," ujar Kenzi."Tapi itu banyak sekali. Tidak bisa dadakan," sahut Lisa."Bawa barang pribadi saja. Untuk barang-barang yang lain, bisa Nona hibahkan atau dijual karena perkakas yang di rumah ini sudah lebih dari cukup. Saya akan kirim orang untuk membantu," ujar Kenzi memberikan penjelasan."Tapi ....""Apa yang membuat Nona ragu? Tuan sudah lama mencari keberadaan Nona. Sayangnya, tidak ada petunjuk apapun selain kabar kematian kedua orang tuamu," sahut Kenzi."Kakek mencariku?""Benar, Nona. Beliau mencari hampir ke semua

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 30

    Bab 30CALON SUAMI"Bisa saja kan? Pokoknya aku akan minta Papa nyuruh orang buat ngawasin kamu. Aku gak mau kecolongan dan kamu pergi dengan wanita lain!" ujar Sonya.Mendengar kata wanita lain, Farhan kembali teringat dengan mantan istrinya. Sejak kejadian kemarin, dia belum sempat menghubungi wanita itu. Hari ini pun dia tidak datang ke kantor.Apa dia benar-benar ke luar?"Mas Farhan!" seru Sonya lagi."Ada apa sih? Gak usah teriak-teriak. Kamu lagi sakit juga!" protes Farhan."Habisnya kamu ngelamun lagi. Kamu masih dengerin aku kan?" tanya Sonya."Iya, dengerin. Gak akan ada wanita lain. Sudah, jangan mikir macam-macam," sahut Farhan. "Oke, aku pegang ucapanmu," sahut Sonya dengan senyum mengembang. Meskipun ragu, dia berusaha untuk percaya pada ucapan sang suami."Mas!""Apa?""Kalau aku perginya lama, apa kamu juga bakalan kangen sama aku?" tanya Sonya seraya menatap sang suami dengan intens.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 31

    Bab 31Dia menatap kontrakan Lisa sejenak sebelum akhirnya meninggalkannya dengan sejuta pikiran yang berkecamuk dalam dadanya.Sementara itu, melihat kepergian mantan suaminya, Lisa menghembuskan nafas lega seketika."Terima kasih atas bantuannya, Pak Kenzi," ujar Lisa dengan tulus."Tidak masalah. Nona bisa memanggil saya kapan saja jika mantan suami Anda datang mengganggu," sahut Kenzi."Ma—mantan suami? Kamu tahu?" tanya Lisa shock."Saya sudah bilang tadi, saya tahu lebih dari yang Anda tahu," sahut Kenzi seraya menampilkan senyum misterius.Lisa terpaku di tempatnya seraya Kenzi dengan tatapan tak percaya. Batinnya kembali berkecamuk. "Sejauh apa mereka menyelidiki aku?" ujar Lisa dalam hati."Saya memang tampan, Nona, tapi tolong jangan menatap saya seperti itu. Takutnya nanti Nona jatuh cinta," ujar Kenzi tanpa menatap lawan bicaranya. Mendapat teguran seperti itu, Lisa terkesiap seketika. Waja

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 32

    Bab 32"Aku tidak menyangka kalau kamu cucu yang selama ini Kakek cari. Padahal kita teman sejak SMU," ujar Satria. Saat ini, mereka tengah berbincang ringan di gazebo belakang. Sementara itu, Davin sudah tertidur setelah makan siang tadi."Mungkin memang jalannya seperti ini. Aku sendiri pun juga tidak menyangka. Mama dan papa pergi tanpa meninggalkan alamat kakek. Saat itu, aku yang sebatang kara akhirnya di rawat oleh sahabat mama, pemilik panti asuhan di sebuah kota kecil," sahut Lisa seraya menerawang."Aku masih ingat peristiwa itu. Kecelakaan yang merenggut kedua orang tuamu, membuat kakek terpuruk dan harus dirawat di rumah sakit selama hampir tiga bulan. Beliau pun mengerahkan anak buahnya mencari kamu hampir di semua panti asuhan, tapi tidak ditemukan," ujar Kenzi."Panti asuhan tempatku tinggal memang jauh dari kota dan hanya panti asuhan kecil. Sejak panti digusur, kami beberapa kali pindah tempat sebelum akhirnya menetap di rumah yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 33

    Bab 33"Saya Lisa Anindya Yudhistira dan saya sudah membuat janji.""Baik, silahkan tunggu sebentar, saya cek dulu.""Maaf, tapi kata asistennya, beliau tidak ada janji dengan orang yang bernama Lisa. Jadi silahkan pulang!" ujar sang resepsionis."Saya membuat janji pribadi. Bisa langsung hubungi beliaunya?" pinta Lisa."Eh, Nona, denger ya. Ini bukan kantor moyang kamu, ngapain nyuruh-nyuruh kami. Makanya, jadi orang gak usah belagu, pakai acara bohong sudah buat janji pribadi segala.""Tahu tuh. Lebih baik kamu pulang saja deh, dari pada nanti diusir sama petugas keamanan," sahut resepsionis yang lain."Saya memang sudah membuat janji pribadi," sahut Lisa kekeuh."Apa buktinya? Kalau memang kamu membuat janji pribadi, bisa dong, menghubungi beliau secara pribadi," sahut resepsi pertama.Lisa tertegun di tempatnya. Pasalnya, dia tidak memiliki nomor ponsel Satria. Mereka kemarin hanya berbincang ringan tanpa sem

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 34

    Bab 34JEMPUT PAKSA"Ta—tapi, Pak ....""Kenapa? Ada masalah?" tanya Satria dengan wajah dingin."Ti—tidak, Pak. Baik, akan saya serahkan pada Lisa," sahut Salma akhirnya. Dengan berat hati, wanita tersebut pun menyerahkan berkas agenda kegiatan atasannya pada Lisa. Setelah meninggalkan ruangan Satria, Salma beranjak menuju toilet. Dadanya bergemuruh sejak tadi menahan amarah. "S1@l! Bagaimana bisa wanita itu tiba-tiba datang dan merebut posisi yang seharusnya menjadi milikku?" ujarnya dengan geram."Dari mana wanita itu kenal dengan Pak Satria? Tidak. Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus bisa merebut posisi itu kembali," lanjutnya pada dirinya sendiri.Saat tengah bermonolog, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia pun segera mengambil ponselnya dari saku, lalu menghubungi seseorang.Tuuut ... tuuut ... tuuut ....Panggilan pertama, diabaikan. Panggilan kedua, juga diabaikan. Setelah menunggu beb

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 35

    Bab 35"Mas Farhan," ujar Lisa lirih."Aku antar pulang," ujar Farhan."Tidak perlu. Aku sudah pesan taksi.""Tolong. Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu," pinta Farhan penuh harap."Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan," sahut Lisa dingin."Tidak, Lis. Kita harus bicara, aku mohon.""Cukup. Pergilah!" sentak Lisa dengan suara tertahan. Meskipun kesal, namun dia tidak ingin menjadi pusat perhatian di kantor barunya."Lisa, a—." Ucapan Farhan terhenti kala terdengar suara klakson panjang."Hei, cepat jalan. Mobilmu menghalangi," seru seorang pria dari balik kemudi."Maaf. Sebentar lagi!" seru Farhan."Ayo, aku tidak mau diamuk massa karena membuat kemacetan," ujar Farhan lagi pada Lisa."Bukan urusanku!""Lisa, aku tidak pergi kalau kamu tidak mau ikut denganku."Tin tin tiiin ....Terdengar bunyi klakson panjang membuat suasana semakin riuh dan memanas.Farhan melangkah ke bal

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 36

    Bab 36 KEGUNDAHAN FARHAN "Jangan membentakku, Mas. Pelakor seperti dia memang pantas diberi pelajaran," sahut Sonya tidak terima."Jaga bicaramu!" "Apa aku salah? Dia berusaha menggoda suamiku, apa aku harus diam saja?" Farhan melirik sekelilingnya sejenak. Kini mereka menjadi pusat perhatian karena keributan yang ditimbulkan oleh istrinya tersebut. Bahkan ada beberapa orang yang dengan sengaja merekamnya."Ayo kita pulang!" ujar Farhan."Gak. Aku harus memberi pelajaran pada pelakor ini!" sahut Sonya."Siapa yang pelakor? Aku atau kamu?" tanya Lisa dengan tenang."Tentu saja kamu. Dasar wanita murahan!" umpat Sonya dengan geram.Lisa tersenyum miring mendengar ucapan wanita di hadapannya tersebut."Siapa yang murahan? Jangan lupa, kalian bertunangan saat statusku masih istri sah Mas Farhan. Jadi, siapa di sini yang sebenarnya pelakor?" ujar Lisa lagi."Kamu!" "Kenapa? Apa aku salah?" ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08

Bab terbaru

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 82

    Bab 82Jonathan tersenyum kecut mendengar ucapan sahabatnya tersebut. Nyatanya, yang dia ucapkan memang benar adanya. Entah sudah berapa banyak barang branded yang dia beli untuk menyenangkan kekasihnya tersebut, belum lagi uang yang dia gelontorkan untuk perawatan kecantikan dan jajan wanita itu. “Jo, daripada sama Hera, mending lo deketin cewek model begitu. Dijamin pasti masih ori!” ujar Tio seraya menunjuk salah satu arah dengan dagunya. “Yang mana?” tanya Gerry penasaran. “Yang pakai baju hijau itu,” sahut Tio. Spontan, mereka menoleh dan menatap arah yang ditunjuk pria tersebut. Jonathan tersenyum tipis saat menyadari siapa yang ditunjuk sahabatnya tersebut.“Manis,” ujar Gerry. “Ya udah, lo gebet sana!” sahut Jonathan.“Mana boleh? Silvy mau gue kemanakan?” protes Gerry.“Kali aja lo khilaf,” sahut Tio seraya terkekeh.“Gak akan. Si Jonathan tuh, mumpung jomblo,” sahut Gerry.“Bukan tipe gue!”

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 81

    Bab 81 Najwa baru saja merebahkan tubuhnya setelah seharian di kampus ketika bel pintu apartemennya berbunyi. Dengan malas, Najwa pun melangkah dan membukakan pintu. Najwa menelan ludah kasar saat menyadari siapa yang datang. Arum. Ibu Farhan itu menatapnya tajam, seolah Najwa adalah noda yang mencemari hidup putranya. “Kamu masih di sini?” suara Arum terdengar tajam. Najwa tidak langsung menjawab. Ia mencoba menenangkan dirinya, meskipun jantungnya berdegup kencang. “Saya… baru pulang dari kampus,” jawabnya pelan. Arum melipat tangan di dadanya, tatapannya penuh penghinaan. "Jangan pura-pura polos, Najwa. Kamu tahu betul kenapa aku ada di sini. Aku ingin kamu keluar dari kehidupan Farhan.” Najwa mengepalkan tangannya. Ia sudah menduga bahwa Arum tidak menyukainya, tetapi mendengar kata-kata itu langsung dari mulut wanita itu tetap menyakitkan.

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 80

    Bab 80Dengan penuh semangat, Najwa mengayunkan langkahnya menuju stand yang berjejer rapi. Dia membeli dan mencicipi jajanan tersebut hingga kedua tangannya penuh dengan makanan. Setelah mendapatkan aneka macam camilan dan minuman, dia mengajak Farhan kembali ke mobil dan menikmati jajanan tersebut disana.“Beli jajan segini banyak, apa bisa habis?” tanya Farhan heran.“Kan dimakan berdua,” sahut Najwa.“Gak deh, makasih, kamu saja yang makan,” sahut Farhan seraya melirik jajanan tersebut.“Kenapa? Ini enak lho!” sahut Najwa santai. “Itu makanan tidak sehat.”“Siapa bilang? Tidak semua makan kaki lima tidak sehat. Banyak kok pedagang kaki lima yang higienis,” sahut Najwa.“Tapi tetap saja bahan yang mereka pakai murahan.”“Om pikir bahan murahan tidak sehat? Buktinya aku sampai sekarang masih hidup sehat wal afiat.”“Tapi kurus kering,” ejek Farhan.“Yang penting kan sehat. Ini enak lho!” ujar Najwa seraya mencicipi s

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 79

    Bab 79Wahana pertama yang mereka kunjungi adalah ombak banyu. Di wahana ini, kita bisa merasakan sensasi terombang-ambing seperti berada di lautan. Setelah puas bermain disana, Najwa mengajak Farhan naik ke wahana kora-kora atau galeon. Wahana yang mirip seperti ayunan raksasa ini cukup memacu adrenalin penumpangnya. Jika kamu pergi ke pasar malam dan mendengar teriakan, bisa dipastikan itu bersumber dari wahana ini.Setelah selesai, Najwa mengajak Farhan ke rumah hantu. Meskipun ketakutan,namun dia terus melangkah dan menyelesaikan tantangan melewati wahana tersebut.“Kalau takut, ngapain masuk?” protes Farhan.“Kan pengen, aku selalu penasaran setiap teman-teman bercerita mengenai wahana-wahana seperti ini,” sahut Najwa. Farhan tak berani protes lagi. Dia paham betul jika gadis di sebelahnya tersebut jarang sekali pergi ke tempat hiburan. Jadi, daripada protes, dia lebih memilih menuruti gadis itu. Dia terus mengikuti langkah gad

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 78

    Bab 78“Baru pulang?” tanya pria tersebut.“Iya, Om. Om sendiri juga baru pulang?” Najwa balik bertanya.“Iya, tadi jalanan lumayan macet. Gimana acara nontonnya? Seru?” tanya Farhan. Mereka melangkah beriringan menuju unit yang mereka tempati.“Seru banget. Ini pengalaman pertama buat aku!” sahut Najwa.“Kamu belum pernah nonton bioskop?” tanya Farhan heran. Najwa menggelengkan kepala dengan polosnya.“Kan Om tahu sendiri bagaimana kehidupanku. Jangankan buat nonton, bisa makan setiap hari aja sudah syukur!” sahut Najwa. Farhan menganggukkan kepalanya tanda mengerti.“Maaf ya, selama disini, saya belum bisa mengajak kamu kemana-mana,” ujar Farhan.“Tidak apa, Om, aku paham kok. Aku tahu Om sibuk,” sahut Najwa.“Bagaimana kalau nanti malam kita jalan-jalan? Gak usah jauh-jauh, kita keliling kota saja!” usul Farhan.“Memangnya Om gak sibuk? Biasanya kan weekend gini Om jalan sama Davin!” ujar Najwa.“Davin sedang ke

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 77

    Bab 77“Om itu orangnya sibuk kerja,” sahut Najwa.“Hari libur? Weekend?” tanya Maya lagi.“Kadang ngajak aku keluar sih, cuma dia lebih sering menghabiskan waktu dengan anaknya.”“Ow … tinggal sama istri dan anaknya juga?”“Bukan, gak gitu. Jadi, omku dan istrinya itu sudah bercerai dan anaknya ikut istrinya. Gitu,” sahut Najwa memberikan penjelasan. Kedua temannya pun menganggukkan kepala tanda mengerti.“Berarti kamu memang jarang ke luar dong ya. Kasihan banget sih kamu,” ujar Maya.“Gini aja, kalau kamu lagi kesepian, kamu bisa main ke rumahku, nanti aku kasih alamatnya deh. Atau kalau gak, kita yang main ke tempat kamu, gimana?” tanya Maya.“Terima kasih ya. Aku senang sekali karena disini aku bertemu dengan teman-teman yang baik seperti kalian,” ujar Najwa tulus.“Santai saja, aku juga senang kok bisa kenal kamu sama yang lain juga. Entah kenapa, sejak awal bertemu, aku merasa nyaman aja gitu!” sahut Maya.“Idem

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 76

    Bab 76Sudah tiga bulan Najwa dan Farhan menikah. Hubungan mereka masih sama seperti sebelumnya, namun mereka sudah saling terbiasa dengan hubungan yang terjalin. Tasya pun masih sering berkunjung dan selalu menampakkan wajah penuh permusuhan pada Najwa. Farhan sudah berusaha mengingatkan akan sikap wanita itu, namun tetap saja wanita tersebut tak mau tahu. Dia tetap berusaha membuat Najwa merasa tidak nyaman, syukur-syukur dia mau meninggalkan apartemen sang kekasih.***Sudah satu minggu Najwa masuk kuliah di kampus barunya. Beruntung dia memiliki teman-teman yang baik dan asyik di ajak berteman. Saat ini, dia dan teman-temannya tengah asyik bercengkerama di kantin usai menyelesaikan jam kuliah yang pertama. “Habis ini kalian mau kemana?” tanya Nindy.“Mau langsung balik aja deh, memangnya mau kemana lagi?” sahut Maya.“Nonton yuk! Ada film baru di bioskop!” sahut Nindy.“Aku sih oke aja. Yang lain gimana?” tanya Maya.“Aku iku

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 75

    BAB 75TETANGGA RESE“Wow ... kita ketemu lagi. Lo tinggal disini juga?” tanya Jonathan dengan wajah tengilnya. Najwa mendengkus dengan kesal, lalu memalingkan wajahnya. Dia tidak menanggapi ucapan pria tersebut. “Atau jangan-jangan lo nguntit gue ya?” “Idih, najis!” sahut Najwa spontan. Mendengar jawaban spontan Najwa, Jonathan terbahak seketika.“Siapa tahu kan lo terpesona sama ketampanan gue!” ujar Jonathan seraya menaikturunkan alisnya. Najwa kembali memalingkan wajahnya. Terjebak dalam lift berdua bersama pria yang dibencinya sungguh memuakkan. Dia ingin segera tiba di apartemennya agar tidak perlu lagi melihat wajah pria di sebelahnya tersebut.Selang tak berapa lama kemudian, pintu lift pun terbuka. Dengan gegas, Najwa pun melangkah keluar.“Wow ... kita tinggal satu lantai, menarik!” ujar pria tersebut. Najwa menghentikan langkahnya seketika.“Jangan-jangan kamu yang sengaja ngikutin aku ya?” ujar Najwa balik berta

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 74

    Bab 74"Sayang, tunggu!" seru Tasya tidak terima ditinggalkan."Sayang!" seru Tasya lagi. Sayangnya, Farhan tidak mengindahkan seruan tersebut. Dia justru mengunci diri di dalam kamarnya."Ish, nyebelin!" gerutu Tasya. Dengan kesal, dia menghentakkan kakinya seraya melangkah menuju dapur.“Hei, kamu!” seru Tasya pada Najwa. Merasa mendengar suara, Najwa pun berbalik dan melihat keberadaan kekasih sang suami yang tengah berdiri tidak jauh dari posisinya.“Saya?” tanya Najwa memastikan.“Tentu saja. Memangnya disini ada orang lain selain kamu,” ujar Tasya dengan kesal.“Ada apa?” tanya Najwa. Dia malas meladeni sikap kasar dan tidak bersahabat wanita di hadapannya tersebut."Jangan coba-coba menggoda Mas Farhan karena kami akan segera bertunangan. Meskipun kamu keponakannya, aku gak bisa percaya sama kamu begitu saja," ujar Tasya dengan ketus."Terserah!" sahut Najwa dengan jengah, lalu melangkah meninggalkan wanita tersebu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status