Share

Bab 102

Penulis: Rara Qumaira
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-02 23:00:27

Bab 102

“Kak Hera nyariin kamu,” sahut Nindy akhirnya.

“Terus, masalahnya apa?” tanya Najwa.

“Kamu lupa dengan kejadian perundungan waktu itu?” tanya Nindy balik.

“Katanya kalian tidak takut,” goda Najwa pada kedua sahabatnya tersebut.

“Ini bukan masalah takut dan tidak, tapi masalahnya dia bawa bala bantuan,” sahut Nindy.

“Kalian itu bicara apa sih? Aku gak ngerti deh!” sahut Najwa masih dengan mimik penuh kebingungan.

"Sudahlah … yang penting kita disini dulu saja sampai Dira kasih kabar. Dia tadi kita suruh nyariin Kak Jonathan," ujar Nindy.

"Kenapa harus libatin Kak Jonathan sih?"

"Mau gimana lagi. Masalah ini terjadi gara-gara dia. Coba kalau dia gak deketin kamu, pasti masalah ini tidak akan terjadi," sahut Nindy sewot.

Najwa menghela nafas panjang sejenak.

'Benar juga ucapan Nindy. Sejak kenal Kak Jonathan, aku sering terkena masalah. Bukan hanya di kampus, di rumah pun Om Farhan juga suka marah,' ujar Naj
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 103

    Bab 103"Jonathan!" seru wanita tersebut seraya menghampiri mereka, lalu memeluknya."Kamu kemana saja? Lama gak mampir kesini," ujar wanita tersebut."Maaf, Tan, di kampus lagi banyak tugas," sahut Jonathan sambil cengengesan."Memang dasar kamu ya!" ujar wanita tersebut. Tiba-tiba, perhatiannya beralih pada gadis yang berada di belakang Jonathan. Untuk beberapa saat, dia tertegun. Cukup lama dia menatap Najwa dan tatapan mereka saling beradu "Oh ya, Tan, kenalkan, ini teman kuliah aku, namanya Najwa," ujar Jonathan memperkenalkan diri. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan menarik tersebut pun kembali tersadar, lalu mengulas sebuah senyuman."Halo, Cantik. Saya Fara, tantenya Jonathan," ujar wanita tersebut seraya mengulurkan tangan pada Najwa. Najwa yang masih tertegun di tempatnya, menatap uluran tangan tersebut dengan perasaan yang entah, sulit dijelaskan."Wa," bisik Jonathan seraya menyenggol lengan Na

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 104

    Bab 104"Coba juga yang ini. Selain black forest, red velvet juga termasuk dalam jajaran favorit disini ," ujar Jonathan seraya menyodorkan piring yang lain. Tanpa canggung, Najwa segera mencicipi kue tersebut. Dia yang pada dasarnya penyuka cake, sangat menikmati momen tersebut."Ini juga luar biasa!" ujar Najwa tanpa melepaskan senyum di wajahnya."Aku senang kalau kamu menyukainya. Katakan saja kalau kamu mau belajar, aku yakin Tante Fara pasti dengan hati mengajari kamu," ujar Jonathan. Mendengar nama wanita tersebut, mood Najwa anjlok seketika. Entah kenapa, meskipun berusaha menepis, namun dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri jika mereka begitu mirip. Meskipun setelah sekian tahun tidak bertemu dan penampilannya jauh berbeda, namun Najwa tidak mungkin melupakan wajah itu, wajah yang selalu dia rindukan siang dan malam."Kenapa? Ada yang salah?" tanya Jonathan heran kala menyadari perubahan ekspresi gadis di hadapannya ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 105

    Bab 105Jonathan melajukan motornya membelah jalanan. Bayangan wajah sendu Najwa terus berkelebat dalam benaknya. Gadis itu jelas terpukul, dan ia ingin tahu alasannya.Tidak bisa mengabaikan rasa penasaran yang mengganggunya, ia kembali menuju bakery milik tantenya. Saat tiba, suasana toko sudah masih tampak ramai. Jonathan segera melangkah menuju ruangan tantenya. “Tante,” panggil Jonathan.Fara menoleh, sedikit terkejut melihat keponakannya berdiri di ambang pintu. Ia mencoba tersenyum, tetapi jelas ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.“Kamu masih di sini? Ada yang bisa Tante bantu?” tanyanya, berusaha terdengar biasa saja.Jonathan berjalan mendekat, sorot matanya serius. “Aku ingin bertanya tentang Najwa.”Fara terdiam seketika.“Apa hubungan Tante dengan Najwa?” Jonathan langsung ke intinya."A—apa maksudmu, Jo?" tanya Fara gugup.“Najwa terlihat begitu marah dan terluka tad

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 106

    Bab 106Kamu Tidak SendirianFarhan duduk di ruang makan, menatap Najwa yang tengah menyiapkan makanan tanpa suara. Wajah gadis itu sembab, mata yang biasanya cerah kini tampak redup dan lelah. Ada sesuatu yang jelas mengganggunya, tetapi ia berusaha menutupi dengan pura-pura sibuk di dapur.Farhan memperhatikannya dengan penuh perhatian. Gerak-geriknya tampak sedikit lebih lambat dari biasanya, seolah pikirannya sedang melayang ke tempat lain. Namun, ketika ia menyadari Farhan sedang menatapnya, Najwa buru-buru memalingkan wajah."Wa, kamu sakit?" tanya Farhan, suaranya terdengar datar tapi penuh kekhawatiran.Najwa tersentak kecil. "Ha? Apa, Om?" sahutnya dengan ekspresi bingung. Ia segera menggeleng. "Owh, gak. Aku baik-baik saja," lanjutnya dengan senyum yang terlalu dipaksakan.Farhan tidak percaya begitu saja. "Duduk!" perintahnya tegas.Najwa menoleh sekilas, lalu menggeleng halus sambil berusaha tetap tersen

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 107

    Bab 107Najwa berhenti sejenak, tapi wajahnya tetap tertutup, ekspresinya keras dan dingin. Ia menghela napas, mencoba menahan emosi yang ingin keluar. "Maaf, Jo, aku sudah hampir terlambat masuk kelas," sahut Najwa, lalu kembali mengayunkan langkahnya."Lima menit saja," ujar Jonathan lagi seraya menahan pergelangan tangan Najwa. Spontan, Najwa menghentakkan pegangan Jonathan hingga terlepas."Maaf," ujar Jonathan merasa tidak enak."Tolong beri aku waktu sebentar saja. Tante Fara....""Aku tak ingin membahas masalah itu lagi. Anggap saja kita tidak pernah kesana." Usai mengatakan hal itu, Najwa segera berlari meninggalkan pria tersebut.Najwa melangkah pergi tanpa menunggu respon dari Jonathan, meninggalkan pria itu terdiam di tempatnya. Jonathan berdiri di sana, menatap punggung Najwa yang semakin menjauh. Ia merasa ada jurang yang tak terlihat, yang semakin lebar di antara mereka.***Farhan baru saja pulang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 108

    Bab 108Najwa menatap pria itu sejenak sebelum menjawab, "Aku melamar pekerjaan."Alis Farhan bertaut. "Apa?"Najwa menegakkan bahunya. "Aku ingin bekerja, Om. Aku tidak bisa terus bergantung padamu."Farhan menatapnya lama, lalu mengusap wajahnya dengan frustrasi. "Najwa, kenapa tiba-tiba begini?""Ini bukan tiba-tiba," Najwa berkata dengan nada pelan tapi tegas. "Aku harus mandiri, Om. Aku harus mulai mencari jalan sendiri."Farhan menghela napas panjang, mencoba menahan emosinya. "Kamu tahu kalau aku bisa mencukupi semua kebutuhanmu, kan? Kamu tidak perlu bekerja.""Itu bukan soal uang," kata Najwa. "Ini tentang harga diriku. Aku tidak mau terus hidup dalam perlindunganmu tanpa bisa berbuat apa-apa untuk diriku sendiri."Farhan menatapnya tajam.Mungkin ini pertama kalinya Najwa berbicara dengan keyakinan seperti itu."Apa kamu sudah memikirkan ini baik-baik?"Najwa mengangguk manta

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 109

    Bab 109Najwa melangkah masuk ke dalam butik bersama Farhan, matanya berkeliling menelusuri interior butik yang elegan dengan desain modern. Rak-rak pakaian tertata rapi, menampilkan koleksi busana eksklusif dengan pencahayaan yang mempertegas keindahan setiap potongannya. Aroma lembut parfum ruangan menyambutnya, menambah kesan mewah yang kental di butik itu."Om, ini butik milik Tante Sonya?" tanya Najwa pelan, sedikit ragu.Farhan mengangguk. "Iya. Dulu dia yang mengelolanya, tapi sejak dia sakit, butik ini dikelola oleh orang kepercayaannya."Najwa terdiam sejenak, mencoba menata pikirannya. Ia tahu tentang Sonya, mantan istri Farhan, tetapi ia tidak pernah menyangka akan bekerja di tempat yang pernah menjadi bagian dari hidup wanita itu."Najwa."Suara Farhan membuyarkan lamunannya. Ia menoleh dan melihat seorang wanita berusia sekitar akhir tiga puluhan berjalan mendekat. Wanita itu berpenampilan profesional dengan kemeja putih yang dipadukan dengan celana bahan hitam, rambutny

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 110

    Bab 110Suasana butik cukup ramai sore itu. Najwa, yang masih belajar, berusaha membantu sebisanya. Namun, saat ia sedang membereskan rak baju, seorang pelanggan datang dengan ekspresi tidak sabar.“Mbak! Sini sebentar!” suara perempuan paruh baya dengan dandanan mencolok itu terdengar nyaring.Najwa segera menghampiri. “Iya, ada yang bisa saya bantu, Nyonya?”Pelanggan itu menghela napas panjang, seolah kelelahan hanya karena menunggu. “Saya sudah keliling butik ini, tapi nggak ada yang benar-benar cocok. Kamu bisa kasih rekomendasi atau nggak?”Najwa menelan ludah, mencoba mengingat instruksi Alya tadi. "Nyonya mencari baju untuk acara apa?”“Ya jelas pesta lah!” katanya, memutar bola matanya. “Saya butuh sesuatu yang elegan tapi tetap menonjol. Jangan yang pasaran!”Najwa segera mencari beberapa pilihan, tetapi setiap kali ia menunjukkan sesuatu, pelanggan itu selalu menggeleng dengan ekspresi tidak puas.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05

Bab terbaru

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 128

    Bab 128Tubuh Najwa menegang, tetapi bukan karena ketakutan. Ada sesuatu yang asing menjalar di dalam dirinya. Sensasi yang membuatnya bingung.Tangan Farhan yang semula hanya mengusap pipinya, kini bergerak turun, meremas gundukan kenyal dengan lembut. Tanpa sadar, Najwa mendesis lirih.Merasa mendapat respon, Farhan semakin intens melancarkan serangannya. Sementara itu, Najwa semakin tak dapat mengendalikan diri merasakan sensasi baru yang terasa candu.Tiba-tiba, Farhan mengehentikan aksinya. Ditatapnya gadis di bawahnya dengan intens. Sementara itu, Najwa balik menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya."Wa, bolehkah?" tanya Farhan dengan suara berat. Untuk sesaat, Najwa meragu. Meskipun belum berpengalaman, namun dia paham arah pembicaraan pria di hadapannya tersebut.Beberapa saat kemudian, Najwa menganggukkan kepalanya. Akhirnya, Farhan kembali melancarkan aksinya dengan lembut dan hati-hati. Dia paham betul jika ini pengalaman pertama bagi wanita di hadapannya tersebut.Aksi

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 127

    BAB 127PERASAAN YANG TAK TERDUGASesampainya di apartemen, Najwa segera masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan sedikit lebih keras dari biasanya. Ia berjalan menuju ranjangnya, lalu duduk di tepinya dengan wajah kesal. Pikirannya masih dipenuhi dengan kejadian di kafe tadi.Bayangan Farhan bersama wanita lain terus mengusik benaknya. Tatapan mata wanita itu, senyum genitnya, cara dia menyentuh lengan Farhan, semua itu membuat dadanya terasa sesak.Najwa menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. Namun, perasaan aneh yang menggelayuti hatinya tak kunjung pergi.Tak lama kemudian, suara ketukan pelan terdengar dari balik pintu.Tok tok tok...."Najwa?"Najwa mendongak sejenak, mengenali suara itu. Namun, alih-alih menjawab, ia malah memalingkan wajahnya.Farhan, yang tak mendapat respons, akhirnya memutuskan untuk masuk. Dengan langkah perlahan, ia menghampiri gadis itu hingga hanya berjarak dua jengkal."Kamu kenapa?" tanyanya tenang.Najwa tetap tak melihat ke arahny

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 126

    Bab 126Rahasia yang TerpendamFarhan menyesap kopinya perlahan, mencoba menyembunyikan kegelisahan yang tiba-tiba merayapi benaknya. Ia menatap David yang duduk di hadapannya, pria itu terlihat tenang, tetapi jelas sedang mengamati setiap gerak-geriknya."Jadi?" David mengangkat alisnya. "Aku hanya ingin memastikan sesuatu, Farhan. Apa hubunganmu dengan Najwa?"Farhan menaruh cangkir kopinya dengan gerakan yang terkendali. "Maaf, tapi itu bukan urusan Anda."David tersenyum tipis. "Sebenarnya, itu urusanku. Najwa adalah anak tiriku sekarang dan aku ingin memastikan dia berada di tangan yang tepat."Farhan tertawa kecil, tetapi tidak ada humor di sana. "Anda tidak perlu khawatir soal itu. Najwa baik-baik saja."David mencondongkan tubuhnya, tatapannya semakin tajam. "Dengar, aku tidak bodoh, Farhan. Fara sudah memberitahuku bahwa mantan suaminya tidak memiliki kerabat. Jadi bagaimana mungkin kau bisa menjadi 'om' bagi Najwa?"Farhan tetap tenang, tetapi jari-jarinya mengepal di bawa

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 125

    Bab 125Kini, setelah bertahun-tahun berlalu, Fara masih dihantui rasa bersalah.Ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju lemari. Dari dalam laci, ia mengeluarkan sebuah kotak kayu kecil yang sudah lama ia simpan. Perlahan, ia membuka tutupnya, memperlihatkan sebuah foto usang, foto dirinya bersama Najwa dan Suratman.Air matanya langsung mengalir. Ia menyusuri wajah kecil Najwa dalam foto itu dengan jemarinya yang bergetar."Najwa, sedikit saja, apakah tidak ada perasaan rindu untuk ibu?"Pertanyaan itu terus mengganggunya sejak pertama kali dia bertemu kembali dengan putrinya. Putri kecilnya yang kini telah beranjak dewasa.***Farhan masih sibuk memeriksa laporan keuangan ketika suara pintu ruang kerjanya terbuka tanpa izin."Farhan!" suara Arum terdengar tajam. Wanita paruh baya itu berjalan masuk dengan wajah kesal.Farhan menutup map di hadapannya dan mengusap wajah dengan lelah. "Ada apa, Ma?""Apa maksudmu bertanya ada apa?" Arum melipat tangan di depan dada. "Uang yan

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 124

    Bab 124SURAT CERAITangannya bergetar saat menatap lembaran itu. Nama Fara tertera jelas di sana. Ia nyaris tidak bisa percaya dengan apa yang ia baca."Ini tidak mungkin. Fara tidak mungkin melakukan ini," gumam Suratman dengan suara bergetar."Sudah cukup. Jangan cari dia lagi. Kalian sudah bukan siapa-siapa."Suratman menatap pria tua itu dengan mata membelalak. "Kenapa? Apa yang terjadi? Apa yang kalian lakukan pada Fara?"Pak Karim tidak menjawab. Ia hanya menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan sebelum akhirnya menutup pintu tanpa sepatah kata lagi.Suratman berdiri di sana, masih memegang surat cerai itu dengan tangan gemetar.Dengan langkah gontai, ia kembali ke rumahnya. Sepanjang jalan, pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan yang tak terjawab. Bagaimana mungkin Fara meninggalkannya begitu saja? Kenapa tanpa penjelasan?Ketika ia tiba di rumah, Najwa berlari menghampirinya. "Ayah! Ibu sudah pulang?"Suratman menatap wajah polos putrinya dan seketika dadanya sesak. I

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 123

    Bab 123SAAT-SAAT TERAKHIRHari demi hari berlalu, dan kondisi Najwa semakin membaik. Warna di wajahnya mulai kembali, senyum kecilnya sudah lebih sering muncul, dan suaranya tak lagi selemah dulu. Fara selalu berada di sampingnya, membacakan cerita sebelum tidur, menyuapinya makan, dan menggenggam tangannya setiap kali Najwa merasa kesakitan.Namun, di balik senyum yang ia tampilkan, ada kesedihan yang semakin dalam. Setiap kali melihat Suratman tertidur di kursi samping ranjang Najwa, Fara ingin menangis. Setiap kali pria itu bangun dan tersenyum padanya, seolah mereka adalah keluarga yang utuh, hatinya semakin hancur.Di saku tasnya, surat panggilan dari pengadilan agama telah berulang kali ia lipat dan sembunyikan. Ia tahu waktunya semakin sedikit. Proses perceraiannya dengan Suratman hampir selesai, dan saat Najwa benar-benar pulih, ia harus pergi.***Suatu sore, ketika Suratman pulang sebentar untuk mengambil beberapa barang di rumah, Fara duduk di samping Najwa yang tengah ter

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 122

    Bab 122TAWARANFara berdiri di depan rumah orang tuanya dengan dada sesak. Tangannya gemetar saat hendak mengetuk pintu. Selama ini, ia sudah dianggap tidak ada oleh keluarganya setelah memutuskan menikah dengan Suratman, seorang pedagang keliling yang menurut mereka tidak pantas untuknya.Namun, sekarang ia tidak punya pilihan lain.Ia mengetuk pintu dengan ragu. Tak lama, suara langkah kaki terdengar dari dalam, lalu pintu terbuka, memperlihatkan wajah sang ibu, Bu Halimah, yang langsung berubah dingin begitu melihatnya."Untuk apa kamu kemari?" suara wanita paruh baya itu terdengar tajam.Fara menggigit bibirnya, menahan air mata yang hampir jatuh."Ma, aku butuh bantuan," suaranya bergetar.Bu Halimah melirik anaknya dari ujung kepala hingga kaki, lalu mendengus. "Jadi sekarang kamu ingat keluarga setelah sekian lama menghilang?"Fara menggeleng cepat. "Aku nggak pernah melupakan papa dan mama. Aku hanya… aku hanya tidak punya keberanian untuk kembali.""Tapi sekarang kamu kembal

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 121

    BAB 121SEPULUH TAHUN YANG LALULangit sore mulai meredup ketika suara tawa anak-anak masih terdengar di gang sempit perkampungan kecil di pinggiran kota. Najwa, bocah perempuan berusia delapan tahun, berlari kecil mengejar bola plastik yang meluncur ke jalan raya. Tanpa sadar, langkah kakinya melampaui batas aman dari gang sempit itu.Tiba-tiba, suara klakson yang keras menggema di udara. Dalam sekejap, tubuh kecil Najwa terpental ke aspal, diikuti oleh jeritan histeris dari anak-anak lain yang menyaksikan kejadian itu. Mobil yang menabraknya melaju kencang tanpa sedikit pun mengurangi kecepatan, menghilang di belokan sebelum ada yang sempat mencatat nomor platnya."Najwa!"Seorang wanita berlari dari dalam rumah, wajahnya pucat pasi saat melihat tubuh kecil putrinya tergeletak tak bergerak di jalan. Darah mengalir dari pelipis dan hidungnya, membentuk genangan kecil di aspal.Orang-orang mulai berdatangan. Beberapa ibu berteriak panik, sementara beberapa bapak berusaha menenangkan i

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 120

    BAB 120KERINDUAN YANG TAK TERPADAMKANFara duduk di sofa ruang keluarga dengan wajah yang dipenuhi kesedihan. Matanya yang sembab menunjukkan bahwa ia sudah menangis cukup lama. Di tangannya, ia menggenggam erat selembar foto lama, foto seorang gadis kecil dengan senyum polos yang begitu dirindukannya.David duduk di sampingnya, tangannya dengan lembut mengusap punggung istrinya, berusaha menenangkan. Namun, Fara tetap terisak, rasa sesak yang menghimpit dadanya tak kunjung mereda."Aku tidak bisa terus seperti ini, Mas. Aku ingin bertemu dengannya. Aku ingin memeluknya setidaknya sekali saja. Aku ingin menebus semua kesalahan yang telah aku buat," ujar Fara dengan suara bergetar.David menarik napas dalam. Ia paham betul bagaimana perasaan istrinya. Setiap malam, ia melihat Fara duduk termenung di depan jendela, matanya menerawang jauh, pikirannya entah ke mana."Sayang, aku mengerti perasaanmu. Tapi kita harus bersabar sedikit lagi. Jangan gegabah, kita harus menunggu waktu yang te

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status