Makin hari, hubungannya dengan ibu mertua ataupun dengan nenek Knox berkembang ke arah yang lebih baik. Setelah Quinn menyiapkan teh untuk sang nenek setiap malam serta beberapa makanan ataupun minuman yang mampu meningkatkan moodnya, nenek Knox kini begitu menempel pada Quinn. Wanita dengan umur lebih dari seratus tahun itu akan mencarinya di mana saja, dan mengajaknya ke mana saja. Seperti beberapa hari lalu ketika ia menemani sang nenek untuk berbelanja.Siapa yang tidak mengenal wanita tua yang sangat esentrik itu? Seluruh pegawai pusat perbelanjaan hingga pembeli yang juga berada di sana tidak berhenti dengan pandangan mereka kapada dirinya dan nenek. Tentu saja, tatapan itu ditambah dengan pembicaraan yang tidak jauh mengenai dirinya, Xavier dan Youna.Seluruh orang sudah tahu jika Youna Scarlett adalah calon istri Xavier, sedangkan Quinn adalah wanita yang sudah ia nikahi. Andai saja bukan karena pengaruh Xavier dan keluarganya, baik bangsawan ataupun orang biasa sudah membicar
Andrian Black, second in commond di Eagle Sky Legion meminta bertemu dengannya di salah satu markas pusat pelatihan. Sebuah tempat yang tidak begitu rahasia namun masih memiliki pengamanan yang tinggi. Pada dasarnya, base militer kerajaan Crescere adalah tempat yang private dan rahasia, tidak sembarangan orang bisa keluar masuk begitu saja, bahkan raja sekalipun tidak bisa masuk tanpa pemberitahuan terlebih dulu. Beberapa tahun terakhir, kekuatan kerajaan melemah, sedangkan militer seperti hampir memegang kendali dengan penuh.Tiba di pusat pelatihan, Quinn seperti di bawa lagi ke masa lalu, dimana ia berdiri di depan camp pelatihan 197 unit K-101 sebagai Q1 untuk pertama kali. Apa yang ia rasakan hari itu? Apa yang ia pikirkan hari itu? Perasaannya adalah penuh semangat, tidak sabar untuk melihat serta merasakan pelatihan militer yang ia inginkan. Sedangkan isi pikirannya adalah, ia akan menjadi peserta pelatihan terbaik hingga ketika bunganya mekar, dirinya bisa menjadi salah satu p
Wajah Youna Scarlett tidak terlihat tertawa maupun tersenyum meskipun bibirnya melengkung ketika melihat kepadanya. Di bawah seluruh tatapan mata orang— prajurit yang menyadari siapa dirinya dan interaksinya dengan Youna yang menatapanya penuh rasa penasaran, Quinn menautkan alisnya seraya berkata dengan dingin. "Apa yang kau inginkan dariku, Youna Scarlett?" dengan tujuan awal yang hanya untuk memenuhi keinginan sang nenek, seharusnya ia segera pergi dari markas itu setelah bertemu dengan Andrian Black. Siapa yang mengira jika Youna Scarlett juga berada di sini."Aku sangat tertarik dengan pertarungan yang kau perlihatkan ketika pemilihan. Kau ingat ketika seluruh Seed bertarung melawan nyonya Knox? Aku tidak akan terkejut jika berita itu seudah menyebar ke semua orang." Quinn tidak tahu dan tidak peduli ucapan maupun pendapat orang-orang terhadap dirinya. Meskipun banyak yang tidak menyukai dirinya menikah dengan jenderal Xavier, ia tidak ambil pusing dengan hal itu. Jika seseorang
Dengan nafas yang terengah, Quinn mencerna ucapan Xavier yang masuk ke telinganya. Quinn menyadari bagaimana puluhan pasang mata yang menjadi lebih tertarik fokus kepada dirinya dan Xavier. "Apa maksudmu? Kau sudah tahu aku siapa." Quinn berusaha keras menarik tangannya dari cengkraman Xavier, akan tetapi, pria yang lebih besar tidak beranjak sedikitpun, ia terus menahan pergelangan tangan Quinn dengan keras."Kau menyakitiku." Sambil meringis menahan sakit, Quinn berkata di hadapan wajah Xavier yang mengeras. Apa Xavier marah padanya? Apa ia sudah melakukan hal yang salah? Apakah Xavier marah karena dirinya yang sudah menarik perhatian ketika berjanji akan menjadi bayangan dan tidak terlihat? Di satu sisi, jantung jenderal Xavier bergemuruh. Pertarungan yang ia lihat, ia melihat gerakan familiar ketika Quinn bergerak, ia seperti melihat Q1 di sana."Xavier...." Xavier menyadari perbuatannya yang sudah menyakiti Quinn dan melepaskan pegangan tangannya. Di sisi lain, Youna menyaksikan
Suara senandung kecil dari bibir pluem Quinn adalah satu-satunya suara yang ada di ruangan itu. Quinn terlalu larut di dalam pikirannya sendiri, sehingga ketika ia berbalik dan menemukan Xavier Knox berdiri di depan pintu kamar mandi yang hanya menggunakan sehelai handuk, membuat dirinya terkejut. "Ah..." Quinn tidak tahu harus berkata apa. Antara malu karena Xavier yang memergokinya atau karena tubuh kekar tanpa busana sang jenderal terpampang di depan matanya."Aku, aku akan segera pergi dari sini." wajahnya terasa panas, dan berniat untuk segera pergi dari kamar itu, namun, suara berat milik sang suami memanggilnya, "Bukankah kau di sini untuk membantuku? Kau harus tetap berada di sini." Xavier mengambil kemeja putih dan celana panjang di atas kasur. Ia masih menghormati Quinn yang mematung malu di dalam kamar dan kembali masuk ke kamar mandi untuk memakai pakaian.Quinn Flos-Knox masih berada dalam posisi yang sama ketika Xavier juga sudah memasang pakainnya. "Nona Quinn." Panggil
Sepanjang acara, Quinn yang merupakan seseorang yang pendiam menjadi semakin sedikit bicara. Ia memijit-mijit jemarinya sambil memikirkan pembicaraannya dengan Aiden di Winter Room barusan sambil menyentuh cincin Black Hole yang dipasangkan Xavier di jari manisnya. Ia pikir ia sudah kehilangan benda itu. Ia sedang mencari waktu yang tepat untuk menemui ibu mertuanya dan mengaku bahwa dirinya sudah menghilangkan batu Black Hole. Ia bahkan sudah bersiap menerima semua kemarahan yang akan diberikan oleh nyonya Reigna Knox, siapa sangka jika selama ini batu Black Hole berada di tangan Xavier.Di hadapan semua orang, Xavier berdiri di sebelah Youna Scarlett yang merangkul lengannya mesra. Wanita itu tersenyum dengan wajah yang mengembang. Dan ketika matanya bertemu dengan Xavier ia langsung membuang wajahnya dan meminum minumannya dalam sekali tegukan. Apapun yang ia rasakan, apapun perasaan yang dimiliki oleh Xavier kepadanya, ia harus tetap berada di posisinya. Jangan menginginkan apapun
"Quinn ayo berdiri di sini," "Pergi sana, nona Knox. Aku ke sini membawa teman kencan." "Aku pergi dulu," Quinn Flos-Knox meninggalkan Irish Gold yang sekarang berbicara dengan orang lain, sekilas, ia tahu bahwa teman kencan yang dibawa oleh nona Gold itu adalah Andrian Black. Quinn berdiri di sebelah sang nenek saat itu, dengan jelas ia bisa merasakan tatapan tidak suka Youna Scarlett untuknya. Di dalam pilkiran Youna adalah, meskipun saat ini orang yang berdiri di sebelah jenderal Xavier adalah dirinya, namun Quinn sudah menggunakan simbol keluarga Knox di tubuhnya, yang menandakan dirinya masih orang luar sedangkan Quinn sudah menjadi bagian dari Xavier. Tanpa sadar ia meremas lengan Xavier dengan keras, "bukankah kau terlalu bersemangat?" ujar Xavier melirik lengannya. "Ah, aku sedang memegangimu dengan erat agar kau tidak pergi kemana-mana." kehadiran wanita itu— Quinn, benar-benar menguji kesabarannya. Apalagi setelah kekalahan latihan tempo hari. Dua kali, dia kalah dari
Tidak jauh dari hiruk pikuk keramaian ibu kota Crescere, berdiri sebuah kastil megah. Kastil itu masih mempertahankan bentuk kunonya, menjadi bangunan yang sangat mencolok dengan gedung-gedung tinggi berteknologi di Soul Planet. Namun jangan salah, untuk keamanan, kastil itu dilengkapi oleh teknologi terbaik di seluruh kerajaan, ah bukan di seluruh planet.Di dalam kastil, di atas kursi merah tahta tertinggi kerajaan Crescere, seorang pria duduk dengan tenang. Kakinya ia silangkan, tangan kirinya menopang dagunya, sedangkan tangan kanannya mengetuk-ngetuk pegangan tangan kursinya yang berwarna emas.Matanya lurus kepada pelayan pribadinya yang berdiri di karpet merah, pria itu sudah tua, sudah lama berada di sampingnya dan tahu semua yang ia lakukan dan yang ia inginkan."Yang Mulia, anda tidak perlu kahwatir." ucap sang pelayan. Dia tidak punya nama karena sang raja hanya memanggilnya dengan panggilan 'pria tua.'"Bagaimana mungkin aku tidak khawatir? Kau melihatnya juga bukan? Lupak