Share

Bab 5

Penulis: Linanda Anggen
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Byur!

Seseorang melompat ke dalam kolam renang dan dengan cepat segera menarik Kia naik ke tepian kolam. Ternyata sosok yang menolong gadis itu adalah Harry, sedangkan Zidan hanya terlihat menonton kejadian itu.

"Sadarlah!" teriak Harry khawatir sambil menepuk-nepuk perlahan pipi Kia.

Kia tak sadarkan diri dan sepertinya kehabisan napas. Harry menekan bagian dada Kia untuk mengeluarkan air yang terperangkap dalam tubuh gadis malang itu.

"Apa yang kamu lakukan?! Kenapa diam saja? Dia dalam bahaya!" teriak Harry. Matanya melotot ke arah Zidan dan sekejap mata pandangannya beralih kepada Kia kembali.

'Malang sekali gadis ini, seharusnya dia tidak usah menerima tawaran Tuan Seto jika harus tersiksa," batin Harry. Ia merasa kasihan dengan Kia.

Tiba-tiba Zidan menepuk pundak Harry dan sedikit menariknya untuk menjauh dari Kia. "Minggir!" perintahnya.

Dengan cepat Harry menyingkir dari sana dan beranjak berdiri. Ia menghela napas kasar karena melihat sahabatnya itu sungguh aneh dan berbeda dari yang ia kenal dahulu.

Zidan memberikan CPR kepada Kia dan berusaha membuat Kia tersadar. Terlihat kesungguhan dari raut wajah pria depresi itu untuk menyelamatkan Kia.

Tak berapa lama, Kia pun akhirnya tersadar. Gadis itu terbatuk-batuk dan menyemburkan air dari mulutnya.

"Kamu tidak apa-apa? Aku tidak tau kalau kamu sudah kehilangan keterampilanmu untuk berenang. Maafkan, aku," lirih Zidan.

Kia yang masih shock tidak bisa langsung menjawab Zidan. Ia hanya diam sambil berusaha untuk bangun.

"Pelan-pelan." Zidan berusaha membantu Kia yang hendak bangun.

Kia memperhatikan Zidan, ia melihat kalau pria itu tidak basah sama sekali. Ia pun mengedarkan pandangannya dan menemukan Harry tengah berdiri di belakang Zidan dalam keadaan basah kuyup.

'Ternyata dia yang telah menyelamatkan aku, dia tidak seburuk yang aku kira. Dia bahkan tidak lebih menyeramkan dari pada Tuan Zidan', batin Kia. Ia tersenyum ke arah Harry sambil menundukkan kepalanya. Ia sangat berterima kasih kepada pria itu.

"Jangan bersikap aneh lagi. Kekasihmu telah kembali," pesan Harry kepada Zidan sebelum beranjak pergi. Ia menepuk punggung Zidan sambil mengulas senyuman lalu beralih memandang Kia seolah memberi pesan.

'Berjuanglah!' pesan Harry kepada Kia di dalam hatinya.

"Ganti bajulah ... terima kasih telah menolong Shakira. Sikapmu jauh lebih baik dari dulu," ucap Zidan menanggapi Harry.

"Ada seseorang yang dalam bahaya, mana mungkin aku diam saja saat melihatnya. Aku pergi dulu," pamit Harry.

Sesaat setelah itu, Harry langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

Kia masih merasa sedikit trauma. Gadis cantik itu hanya diam tak berkata sepatah kata. Ia bahkan hanya menunduk lesu.

Zidan menautkan kedua alisnya sambil menatap Kia. Sepertinya ia tahu jika gadis itu masih merasa ketakutan karena tubuhnya gemetar.

"Sebaiknya kamu ganti baju dan beristirahat." Zidan mengangkat tubuh Kia dan menggendongnya menuju ke dalam rumah.

Kia ingin menolak, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa. Ia bahkan memberanikan diri menatap wajah sosok pria yang sedang menggendongnya itu.

'Wajahnya sama sekali tidak menampakkan kekhawatiran. Dia malah cenderung kelihatan dingin. Apa karena depresi sehingga dia bersikap seperti ini?' batin Kia bertanya-tanya.

***

Kia sudah mandi dan berganti pakaian. Ia diberikan kamar tersendiri untuk melakukan kegiatannya itu. Ternyata kamar itu adalah kamar yang sengaja dibuat Zidan untuk Shakira, tetapi Shakira sama sekali belum pernah memasuki kamar tersebut.

Kamar yang didominasi berwarna kuning itu membuat suasana kamar menjadi terlihat cerah. Kia begitu mengagumi detail kamar yang begitu indah dan kini pandangannya kini beralih pada sebuah vas bunga yang berada di atas meja kecil di samping tempat tidur.

"Bunga marigold?" gumam Kia.

Sebagai seorang penjual bunga, Kia sedikit banyaknya paham arti dari berbagai jenis bunga. Seperti contohnya bunga marigold ini.

Bunga marigold memiliki warna yang sangat cerah dan indah. Makna bunga marigold adalah keindahan, keceriaan, dan kesuksesan. Meski begitu, bunga marigold juga biasa digunakan untuk melambangkan kesedihan akan cinta yang mendalam.

"Apa memang sesedih ini perasaan Tuan Zidan sekarang? Tapi dia sangat aneh, kadang terlihat seram kadang terlihat seperti orang yang menyenangkan. Dia orang yang susah ditebak. Apa karena depresinya memang sudah akut?" gumam Kia.

"Hah ... seharusnya aku tidak boleh berpikiran yang macam-macam. Aku harus cepat melaksanakan tugas dan membuat keadaan Tuan Zidan membaik dari sebelumnya." Kia mengepal erat kedua tangannya dan bertekad untuk semangat.

Kedua netra indahnya kini mulai memperhatikan lagi sekeliling kamar itu. Banyak sekali bingkai besar maupun kecil yang berisikan foto Shakira. Ia merasa kagum karena merasa seperti sedang melihat potret diri sendiri, padahal itu bukanlah dirinya.

Pandangannya kini tertuju pada sebuah bingkai berisikan foto Zidan dan Shakira yang berada di atas sebuah meja rias. Ia berjalan mendekatinya lalu mengambil bingkai foto tersebut.

"Mereka berdua tampak bahagia. Pantas saja Tuan Zidan sampai depresi saat kehilangan tunangannya."

Ceklek!

Suara pintu yang dibuka tanpa diketuk membuat Kia terkejut. Dengan cepat ia meletakkan bingkai foto yang ia pegang ke tempat semula. Ternyata itu adalah Zidan yang datang tanpa memberi salam, ia langsung masuk saja dan berjalan mendekati Kia.

"Kamu sudah selesai, 'kan?" tanya Zidan.

"Sudah ... untunglah baju ini pas," jawab Kia sedikit canggung.

Zidan menautkan kedua alisnya. Ia menatap Kia dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Itu 'kan memang bajumu, pasti pas. Apa kamu lupa dengan barangmu sendiri?" telisik Zidan.

Kia tampak bingung, tetapi ia berusaha bersikap senatural mungkin.

"Hmm ... mungkin kepalaku sedikit bermasalah karena benturan keras saat kecelakaan waktu itu," kilah Kia. Ia menelan salivanya sambil melihat reaksi Zidan.

"Kamu belum bercerita tentang kecelakaan pesawat itu kepadaku," tanggap Zidan.

Kia bergeming. Ia bagai seorang tahanan yang sedang diinterogasi polisi. Sesaat ia merasa kalau Zidan tidak gila dan layaknya orang normal pada umumnya.

"A-aku masih sangat trauma. Jadi, beri aku waktu untuk menceritakannya lain kali," dalih Kia.

Zidan menatap tajam mata Kia. Ia bahkan tidak berkedip sama sekali.

'Apa kamu merasa berdosa telah meninggalkan aku tanpa kabar dan membohongi aku sehingga kamu bersikap sangat berbeda dari biasanya?' batin Zidan.

'Dia tidak curiga, 'kan. Bisa bahaya kalau dia curiga. Misiku akan gagal dan bagaimana dengan pengobatan ibu? Jangan sampai aku gagal! Aku harus berjuang keras,' batin Kia menyemangati diri sendiri.

Tiba-tiba sikap Zidan sangat aneh, ia membuka kausnya dan terlihatlah dadanya yang bidang. Ia mendekati Kia hingga hanya menyisakan jarak satu jengkal.

Kia yang melihat pemandangan itu langsung membelalakkan matanya dan takut. Tubuhnya gemetar hebat dan ia tak dapat bergerak dari tempatnya.

'Dia mau apa? Ya Tuhan ... tolong aku,' batin Kia yang hampir menangis karena sangat ketakutan.

Bab terkait

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 6

    'Tolong jangan mendekat dan jangan sentuh aku!' ucap Kia dalam hati. Ia menunduk dan tak berani menatap wajah Zidan."Kenapa kamu takut sekali?" tanya Zidan. Pria itu kini sudah berdiri di hadapan Kia.Kia hanya diam, ia tak mau menjawab atau menatap Zidan.Zidan mengesah kasar melihat reaksi Kia, ia lalu mengatakan, "Bantu gosok punggungku. Mungkin di sana sudah banyak daki yang menempel."Mendengar ucapan Zidan, Kia langsung mengangkat kepalanya. Namun, matanya terfokus pada dada bidang dan perut sixpack milik Zidan.'Dia sedang depresi dan setahun belakangan ini mengurung diri di kamar. Apa dia sempat membentuk tubuhnya menjadi sebagus itu?' ba

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 7

    Suasana haru masih tercipta di antara Kia dan Zidan. Entah mengapa, gadis itu merasa nyaman berada dalam pelukan pria yang disebut depresi itu. Rasanya ia tidak ingin melepaskannya, tetapi rasa yang mengganjal karena kebohongan, membuatnya perlahan mengendurkan tangannya."Kamu mandilah, nanti aku akan memotong rambutmu," ucap Kia. Ia sedikit melangkah mundur dari tubuh Zidan."Kamu tidak mau menemani aku mandi?" tanya Zidan yang sontak membuat Kia menjadi tersipu malu."Tentu tidak boleh! Aku akan keluar." Kia langsung berlari kecil menuju pintu keluar.Zidan tersenyum samar melihat punggung Kia yang mulai menghilang dari balik pintu."Kenapa kamu lebih m

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 8

    Zidan tengah bersiap untuk dirapikan rambutnya oleh Kia. Pria itu sudah duduk mantap di depan sebuah cermin besar yang berada di kolam spa tersebut. Kali ini lampu penerangan dipasang, suasana mencekam karena temaramnya pencahayaan pun sudah tidak terasa. Ruangan tersebut terlihat terang benderang.Kia yang sudah siap memegang gunting dan sisir tampak menghela napasnya, ia bahkan beberapa kali mengedipkan kelopak matanya agar bisa menghilangkan rasa grogi.'Apakah aku bisa melakukan ini? Sehari-hari aku hanya tahu memangkas tanaman, baru kali ini aku akan memangkas rambut seseorang,' batin Kia resah."Apa lagi yang kamu tunggu?" tanya Zidan yang sontak membuat Kia terkejut."Baiklah! Aku akan coba sekarang,

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 9

    Pikiran Zidan menerawang mengingat kejadian tadi siang. Ia duduk sendiri menatap langit malam dari balkon kamarnya sembari memikirkan banyak hal. Pria yang kini berusia dua puluh delapan tahun itu tampak resah. "Shakira banyak berubah semenjak menghilang. Sebenarnya apa yang dia lakukan selama satu tahun belakangan ini? Kenapa dia berbohong kepadaku?" gumam Zidan. Ingatan Zidan menerawang ke waktu yang lebih lampau, tepatnya satu tahun yang lalu. *** Berita kecelakaan pesawat yang membawa tunangannya terbang ke Turki membuatnya panik setengah mati. Shakira memang sudah pamit kepada Zidan untuk berlibur ke negara itu. Pada awalnya ia tidak menyetujui keputusan Shakira, t

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 10

    Waktu menunjukkan tepat pukul sepuluh malam. Saat itu pula para pelayan di kediaman Mahendra bisa beristirahat. Seperti biasa, beberapa dari mereka berjalan beriringan menuju paviliun khusus para pelayan. Kebanyakan dari mereka adalah gadis-gadis muda yang suka bergosip. Tentu saja kehadiran Kia sangat pas menjadi buah bibir bagi mereka."Kalian tahu tidak, kalau bulu kudukku merinding saat melihat Nona Shakira kembali. Aku membayangkan dia yang bangkit dari kubur lalu datang kemari," ucap salah seorang pelayan."Tapi, dia tidak terlihat seperti zombie. Wajahnya saja segar bugar begitu dan dia makan nasi bukan darah," sahut pelayan yang lain.Sekumpulan pelayan muda tersebut tertawa kecil karena percakapan itu. Lorong gelap dan sepi memang pas untuk bergosip guna mengusir kes

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 11

    Mereka berdua masih bergeming. Kia mencoba mencari jawaban, sementara Zidan menanti jawaban. Kedua orang yang terpaut usia delapan tahun itu masih fokus dengan pikirannya masing-masing. Tercipta suasana yang cukup canggung antara mereka berdua. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama."Aku memang sengaja mengganti parfumku dengan yang lebih ekonomis. Lagi pula sebagai manusia kita harus bisa berhemat," jawab Kia asal. Matanya tidak lepas dari memandang wajah Zidan untuk mengetahui reaksi pria tampan itu.Beberapa detik kemudian, Zidan tergelak. Jawaban yang sungguh lucu menurutnya. Namun, ia merasa kalau tunangannya sekarang lebih menggemaskan ketimbang dulu."Pakailah parfum lamamu. Jangan hanya karena ingin berhemat, kamu menurunkan standarmu terlalu jauh," tanggap Zidan

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 12

    Hari ini ibunda Kia akan menjalani operasi yang sudah dijadwalkan. Ada rasa khawatir bercampur bahagia yang menyelimuti batin gadis bermata cokelat itu. Khawatir karena takut akan terjadi apa-apa dengan wanita yang paling berharga dalam hidupnya saat menjalani operasi. Bahagia karena jika operasi berhasil, ia bisa melihat ibunya sehat seperti sedia kala.Jenis operasi yang akan dilakukan adalah bedah minimal invasif. Bedah minimal invasif merupakan suatu tindakan bedah yang lebih meminimalkan luka sayatan dan rasa nyeri pada pasien. Bedah dengan teknik ini membuat risiko komplikasi yang lebih rendah dan masa pemulihan yang lebih singkat.Maka tak heran jika biayanya sangat mahal, karena menggunakan alat-alat bedah canggih yang berukuran kecil. Jika saja Kia tidak menerima penawaran Tuan Seto kala itu, mungkin saja operasi Ibu Tina tida

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 13

    Kemesraan Zidan dan Kia dilihat oleh beberapa pelayan di kediaman itu dari kejauhan, tak terkecuali Bertha. Wanita yang merupakan bibi dari Shakira asli itu merasa tidak senang dengan pemandangan yang ada di hadapannya itu."Anda pasti senang karena keponakan Anda sangat disayang oleh Tuan Muda Zidan, Bu," ucap salah satu pelayan yang bertujuan untuk mencari muka."Untung saja Nona Shakira cepat kembali. Cinta Tuan Muda Zidan kepadanya memang tak lekang oleh waktu. Sungguh romantis dan bikin iri," timpal pelayan yang lain.Mendengar komentar-komentar itu membuat Bertha naik darah. Ia merasa sangat kesal dan ingin marah. Para pelayan itu bagai menyiram bensin di tengah api yang sedang berkobar, menyulut amarahnya hingga menjadi lebih besar.

Bab terbaru

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 68 (END)

    Pernikahan Zidan dan Kia sudah berumur satu bulan. Sejak menikah, Zidan tetap saja sibuk dengan pekerjaannya di kantor sehingga ia belum sempat mengajak sang istri berbulan madu.Namun, esok hari pria berparas tampan itu berniat mengajak sang istri untuk bulan madu. Zidan ingin berlibur ke tempat yang indah dan menikmati kebersamaan dengan Kia tanpa ada yang mengganggu."Tumben hari ini kamu pulang cepat. Apa pekerjaan di kantor sudah selesai?" tanya Kia sambil meraih tangan Zidan dan menciumnya.Zidan yang baru keluar dari dalam mobil terlihat cukup lelah. Namun, begitu melihat Kia, lelahnya langsung hilang seketika."Aku ingin istirahat sebentar sebelum kita pergi bulan madu," jawab Zidan

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 67

    Part ini mengandung adegan dewasa, harap bijak bagi para pembaca meski nggak panas-panas amat adegannya, muehehe.***Di hari pernikahan Zidan dan Kia, Harry tidak hadir karena harus mengurus pertemuan bisnis dengan kolega yang berada di Singapura siang ini. Pria berperawakan tinggi itu hanya bisa mengucapkan selamat lewat panggilan video call.Pria yang bernama lengkap Harry Nugraha itu tersenyum tipis sambil menatap patung Merlion yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri. Ia turut bahagia karena akhirnya sang sahabat dan gadis yang sudah dianggapnya adik sudah menikah sekarang. Di dalam hatinya, Harry tulus mendoakan hubungan mereka.Rasa cintanya terhadap Kia sebenarnya belu

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 66

    Dua bulan kemudian...Persiapan pernikahan Zidan dan Kia sudah hampir mencapai sempurna, pernikahan yang tinggal menunggu hitungan jam itu digelar di salah satu villa milik keluarga Mahendra. Konsep yang diusung adalah outdoor penuh bunga karena Zidan memang sangat ingin menyenangkan calon istrinya itu. Pernikahan mereka tidak terbuka untuk umum, mereka hanya mengundang sanak saudara dan beberapa kolega bisnis yang dianggap dekat.Jantung Kia berdegup dengan kencang karena sebentar lagi ia akan melepas masa lajangnya. Penampilan Kia sangat cantik dengan gaun brokat berwarna putih tulang rancangan desainer kepercayaan keluarga Mahendra. Wajahnya pun terlihat sangat ayu dengan sapuan make up dari MUA terkenal, siapa lagi kalau bukan Andres.

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 65

    Satu bulan berlalu. Seperti yang dijanjikan kepada Zidan, Kia pun kembali ke kota tempat tinggalnya dulu. Empat bulan yang lalu ia meninggalkan kota ini karena ingin menghapus semua kenangan dan nasib buruk. Namun, kali ini ia kembali dengan harapan akan mendapatkan kebahagiaan.Kia datang bersama sang ibu. Meskipun Ibu Tina lebih menyukai tinggal di tempat mereka yang baru, kebersamaan dengan putrinya lebih penting. Diusianya yang sudah tidak muda lagi harapannya hanyalah kebahagiaan putrinya. Semenjak sang suami kabur, ia bahkan tidak berniat untuk menikah lagi. Luka cukup dalam membekas di hatinya setelah ditinggal tanpa pamit."Nak Zidan akan menjemput jam berapa? Mungkin dia sibuk, apa kita naik angkot saja?" saran Ibu Tina. Sudah hampir setengah jam mereka telah sampai di stasiun kereta. Namun, Zidan belum muncul jug

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 64

    "Kalian berdua ke mana? Kenapa tidak bawa belanjaan?" tanya Ibu Tina sambil mengernyitkan dahi.Zidan dan Kia saling memandang satu sama lain. Mereka berdua bak anak kecil yang sedang dimarahi oleh ibunya karena berbuat kesalahan. Namun, pada akhirnya Ibu Tina menyadari jika jari jemari mereka saling bertaut, wanita paruh baya itu pun tersenyum."Bagus ... kalian harus terus akrab begitu, ya!"Ibu Tina kembali masuk ke rumah dengan hati yang gembira. Ia senang jika pada akhirnya putrinya mendapatkan kebahagiaan. Sementara Zidan dan Kia masih terlihat bingung karena mereka belum mengatakan apa-apa."Kira-kira apa ibumu adalah cenayang? Dia bisa tau kalau kita sudah berbaikan," seloroh Zidan.

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 63

    Zidan mencuri pandang ke arah Kia saat sedang bersama gadis-gadis itu. Wajahnya terlihat semringah karena Kia tampak cemburu. Ternyata rencana Ibu Tina cukup efektif juga, tinggal ia yang menjalankan perannya dengan baik."Apa salah satu dari kalian ada yang mau jadi pacar Kakak?" gurau Zidan."Mau!!!" sahut ketiga gadis yang sedari tadi bersama Zidan.Zidan terkekeh karena mendapatkan reaksi sungguh di luar dugaan. Parasnya yang tampan seolah mampu menyihir para gadis. Namun, hal itu tidak begitu penting, yang paling penting adalah reaksi dari Kia.Benar saja, raut wajah gadis bermata cokelat itu terlihat sangat suram. Sudah jelas Kia memang tidak menyukai hal itu. Rasanya ia cemburu, tetap

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 62

    Hujan semalam cukup berlangsung lama. Setelah selama tiga jam menunggu akhirnya pun reda. Keadaan Zidan pun sudah lebih baik dan demamnya pun sudah turun. Semalaman, Kia bahkan tidak bisa tidur karena merawat pria yang dicintainya itu.Waktu kini menunjukkan pukul lima pagi. Karena kondisinya sudah lebih fit, Zidan memutuskan untuk bangun. Namun, ia malah melihat Kia yang tertidur sambil duduk di samping ranjangnya. Gadis itu merebahkan kepalanya di ranjang dan terlihat sangat lelap."Kamu pasti lelah telah merawat aku semalaman," gumam Zidan. Ia perlahan mengangkat tubuh bagian atasnya dan berusaha duduk.Zidan menatap wajah Kia yang sedang tertidur sambil tersenyum. Tangannya tanpa sadar mengusap lembut pucuk kepala Kia hingga gadis itu terbangun.

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 61

    Napas Kia seakan tercekat di tenggorokan saat melihat wajah Zidan yang begitu dekat. Namun, dengan tekad yang kuat, ia pun berhasil keluar dari dalam mobil.Zidan terlihat frustrasi dan akhirnya mengikuti Kia keluar. Ia sedikit berlari untuk mengejar Kia yang ingin sekali menghindarinya. Dengan cepat ia meraih pergelangan tangan gadis itu dan menariknya ke dalam dekapannya."Jangan seperti ini! Aku mohon!" pekik Zidan sambil memeluk Kia dengan erat.Kia yang masih dengan pendiriannya berusaha melepaskan diri dari pelukan Zidan. "Lepaskan aku! Kalau tidak, aku akan teriak!" ancamnya.Zidan hanya bisa pasrah dan melepaskan pelukannya. Seketika itu, Kia pun pergi meninggalkannya dan masuk ke ru

  • Lie In Love (Dusta Dalam Cinta)   Bab 60

    Kia memundurkan langkahnya karena masih merasa tidak percaya jika Zidan sedang berada di hadapannya. Namun, berulang kali ia mengerjapkan mata, tetap saja sosok Zidan masih berada tepat di depannya."Maaf! Saya adalah Vani." Kia yang tersadar mencoba mengelak dan menghindari Zidan. Seketika hatinya terasa nyeri karena melihat pria yang pernah mencampakkan dan berbuat kejam padanya tiga bulan silam."Iya ... kamu Vanilla Kiara, 'kan," ucap Zidan dengan suara yang begitu yakin. "Kamu bisa dipanggil Vani, Nilla, Kia atau Ara. Semuanya sama saja," imbuhnya kemudian.Kia tidak bisa menghindar lagi. Ia mencoba menenangkan rasa paniknya dan bersikap biasa saja.'Bagaimana bisa dia ada di sini?

DMCA.com Protection Status