"Audrianaa!""Kania?!!"Dua wanita itu saling menjerit histeris dan berpelukan erat sambil berjingkrak-jingkrak gembira seperti dua orang anak kecil.Jaxton yang tadinya sedang berdiskusi dengan Geovan pun tak pelak mengalihkan wajah demi menatap calon istrinya yang bersikap aneh kepada seorang wanita asing."Siapa dia?" Tanya Jaxton pada Geovan."Namanya Kania Alexandra, dia adalah Sekretaris Anda mulai saat ini, Mr. Quinn. Dan sepertinya, Nona Audriana juga mengenalnya," sahut Geovan yang juga ikut bingung melihat dua orang wanita heboh itu."Audriana," panggil Jaxton. "Kemarilah sebentar, Baby."Ketika melihat Audriana yang berlari kecil ke arah Jaxton Quinn, Kania pun sontak terperanjat. Gawat. Ternyata teman baiknya itu adalah kekasih bosnya! Dan apa pula yang barusan ia lakukan tadi?? Loncat-loncat dan teriak-teriak seperti anak kecil!!Aduh, padahal hari ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai Sekretaris CEO!Kania hanya menunduk sambil terus merutuki kebodohannya, hingga
"Jangan terlalu banyak tersenyum!" Audriana mengernyit saat mendengar bisikan di telinganya. Sontak ia pun menatap wajah lelaki tampan bertuxedo hitam yang sejak tadi tak pernah sedetik pun melepaskan cengkeraman di pinggangnya. "Memangnya kenapa?" Tanya Audriana tidak mengerti. "Aku hanya senyum kepada wartawan, kok. Kan biar hasil foto kita jadi bagus," cengirnya. "Senyum kamu terlalu cantik, dan aku tidak rela jika banyak lelaki yang bisa menikmatinya!" Balas Jaxton gusar. "Mereka akan mulai membayangkanmu dalam imajinasi liar mereka, Baby. Aku tahu itu, karena aku juga laki-laki," tegasnya. "Lalu aku harus bagaimana? Cemberut?" Cetus Audriana yang mulai ikut-ikutan kesal. "Cukup berwajah datar saja sama sepertiku," sarannya sambil menatap bibir Audriana yang menggoda. Ah, seandainya mereka sedang tidak menjadi pusat perhatian, pasti saat ini Jaxton sudah menerjang bibir itu dan melahapnya dengan penuh nikmat. Audriana berdecih. "Jangan berlebihan, Jaxton. Itu cuma senyum! K
Acara sudah dimulai dengan penampilan salah satu penyanyi muda wanita yang diorbitkan oleh Quinn Entertainment, yang kebetulan juga faforit Audriana. Ketika penyanyi itu turun dari panggung sambil terus bernyanyi dan berjalan ke arah Jaxton dan Audriana, gadis itu pun sampai berdiri dan ikut bernyanyi bersama. Siapa yang sangka jika ternyata Audriana memiliki suara yang bagus? Jaxton serta semua orang yang ada di sana pun terkejut sekaligus kagum mendengarnya. "Kamu nggak pernah bilang kalau bisa menyanyi dengan baik," bisik Jaxton di telinga Audriana, ketika gadis itu telah kembali duduk di kursinya. "Suara kamu bagus sekali, Baby." Pujinya tulus sembari mengecup pipi Audriana gemas. "Jika saja kamu bukan calon istriku, sudah pasti akan kuorbitkan." Audriana lagi-lagi hanya bisa tersipu malu ketika Jaxton bersikap mesra di depan semua orang. "Jangan suka menciumku di depan umum, malu!" Bisiknya sambil cemberut. Acara selanjutnya adalah pidato pembuka yang akan dilakukan oleh CE
"Maaf Pak Geovan, saya tidak perlu diantar ke rumah sakit. Jika tidak merepotkan, saya ingin pulang saja." Lelaki yang sedang fokus menyetir itu melirik ke samping dimana seorang gadis yang sedari tadi duduk diam terus memegangi perutnya. "Tidak. Kita tetap ke rumah sakit," putusnya tanpa bisa ditawar lagi. Kania meringis. "Masalahnya semalam saya juga baru dari rumah sakit, Pak. Dan obat-obatannya masih ada di rumah," tukas Kania. "Apa benar begitu? Itu bukan alasan saja karena kamu yang tidak mau berobat, kan?" "Saya berkata jujur, Pak. Kalau tidak percaya, Pak Geovan bisa mengecek label rumah sakit yang menempel di obat-obatan saya di rumah." Geovan menghela napas pelan. "Baiklah. Masukkan GPS alamatmu," titah Geivan kepada Kania, yang langsung memasukkan alamat rumah kontrakannya ke dalam sistem navigasi mobil. Tak ada yang bicara lagi sesudahnya. Keheningan itu membuat Kania yang menahan nyeri di perutnya pun seketika mengantuk. Namun sebagai orang yang diberi tumpan
"Baby, kamu mau kemana?" "Jangan mengikutiku!" Teriak Audriana, yang sudah keluar dari dalam mobil dan diikuti oleh Jaxton. "Aku butuh waktu untuk mencerna semuanya, Jaxton. Please. Biarkan aku sendiri!" "Baby, jangan berkata seperti itu. Aku tidak mungkin membiarkanmu sendirian," mohon Jaxton dengan wajah yang sendu. Keterusterangannya tentang siapa dan bagaimana dirinya di masa lalu, telah membuat Audriana shock. Gadis itu sempat terdiam selama beberapa menit dengan wajah kosong, yang membuat Jaxton cemas. "Aku hanya butuh sendirian, Jaxton. Aku perlu... memikirkan semua ini." Audriana menatap lelaki tampan bertuxedo di hadapannya dengan tatapan nanar. "Aku perlu berpikir ulang tentang... kita," lirihnya. "Tidak! Tidak, Baby! JANGAN PERNAH berpikir ulang tentang kita!" Sentak Jaxton dengan napas memburu. Ketakutan akan kehilangan Audriana membuat tubuhnya tiba-tiba gemetar tak terkendali. "FINE!! Kamu bilang butuh waktu sendiri, bukan?? Akan kuberikan apa pun yang
Audriana membuka kamar kosnya menggunakan kunci cadangan yang ia minta dari Ibu pemilik kos. Ia pun tercengang ketika mendapati kondisi kamarnya yang tidak seperti telah ditinggalkan selama berbulan-bulan lamanya. Bahkan tadinya ia sempat merasa skeptis ketika menyusuri jalanan menuju rumah kos, mengira bahwa ia mungkin sudah didepak dari rumah itu karena tidak membayar selama berbulan-bulan. Namun semua praduga itu pun seketika hilang, ketika Audriana masih disambut baik oleh ibu kosnya yang mengatakan kalau uang sewa kamarnya telah dilunasi hingga setahun ke depan. Tentu saja awalnya Audriana bingung, karena ia merasa tidak pernah membayar uang sewanya sepeser pun sejak bersama Jaxton.Namun ketika sang pemilik itu menjelaskan bahwa ada seorang lelaki tampan dengan ciri-ciri mirip idol Korea yang datang menemuinya untuk membayarkan sewa kamar Audriana secara cash, gadis itu pun seketika mengerti. Pasti Geovan yang melakukannya, atas perintah dari Jaxton. Audriana lalu menatap
Pernahkah kau merasakan kebahagiaan yang begitu besarnya, hingga rasanya kedua kakimu seakan melayang tak berpijak di atas tanah? Mungkin itulah yang dirasakan oleh Jaxton saat ini. Ucapan lembut Audriana yang mengatakan kalau saat ini gadisnya itu sedang mengandung anak mereka, Jaxton pun merasa bahwa Tuhan beserta Malaikat-Nya pasti sedang tersenyum untuknya hari ini. Seorang anak!! Seorang makhluk kecil yang akan berlarian ke sana ke mari dengan riang dan memaggilnya 'Daddy'. Yang akan bergelayut manja pada lengannya dan akan mendapatkan ciuman sayang darinya setiap waktu. Yang akan meneruskan kehidupan ini dengan menyandang nama 'Quinn' di belakang namanya. Jaxton mengangkat tubuh Audriana hingga wajah mereka kini sejajar, sebelum memberikan kecupan bertubi-tubi di bibir ranum calon istrinya. Setelah puas memagut, Jaxton pun menurunkan kembali kekasihnya. Tawa bahagia menguar dari bibir lelaki itu, dengan netra zamrud berkilau menatap Audriana penuh memuja. "Aku s
Kania membalikkan tubuh Geovan yang menegang kaku hingga mereka pun kini saling berhadapan, lalu tersenyum dengan sangat manis saat mereka saling beradu beradu tatap. "Mmm... Pak Geovan?" Panggil Kania manja. Geovan menelan ludah, setengah mati menahan dirinya untuk tidak menyerang Kania yang sekarang menjadi sangat seksi. "Y-yaaa??" Jawab Geovan yang kini telah mengalihkan pandangannya dari siluet sensual yang membuatnya gerah. "Saya mau mengakui sesuatu," tutur Kania dengan wajah polos namun terlihat menggemaskan. "Sebenarnya, saya sudah menyukai Pak Geovan waktu pertama kali kita bertemu. Itu loh, waktu kita berada di ruangan Mr. Quinn. Menurut saya, Pak Geovan itu bukan cuma amat sangat tampan, tapi juga cool dan sangat fokus saat sedang bekerja." Kania berhenti sebentar untuk terkikik genit. Efek obat perangsang yang ia telan secara tidak sengaja di dalam cheese cake itu bukan saja membuat gairahnya naik, tapi juga kepercayaan dirinya yang meningkat tajam. Kania mod
"Maaf, jadi kamu yang menyetir." Geovan berucap seraya menyandarkan tubuhnya dengan lemas di kursi penumpang. Kedua matanya terpejam rapat, napasnya masih pendek-pendek dan keringat dingin membanjiri di sekujur tubuhnya, membuat kemeja hitam yang ia kenakan terasa lengket di kulitnya. Kania yang sedang fokus menyetir pun menoleh ke arah suaminya seraya tersenyum maklum. "Nggak apa-apa. Kamu kan lagi sakit," sahutnya. "Udah, tidur aja dulu. Kepala kamu masih pusing kan? Nanti kalau sudah sampai rumah, aku bangunin deh." Geovan hanya mengangguk pelan, dengan mata yang masih menutup. Bukan hanya kepalanya saja yang pusing, tapi perutnya pun terasa mual seperti diaduk-aduk. Eugh. 'Tadi aku makan apa sih??' keluhnya dalam hati. Rasanya tak ada yang aneh, karena Geovan baru mengisi perutnya dengan sarapan tadi pagi, sebelum ia buru-buru berangkat lebih dulu ke kampus Kania untuk memberikan kejutan pada istrinya. Dan siang ini ia juga belum makan apa pun, karena Audriana yang ma
"Baby! Kamu pendarahan!" Suara Jaxton yang terdengar penuh getaran kecemasan pun adalah yang terdengar selanjutnya, tak pelak membuat semua orang menatap ke arah suami istri itu dengan penuh rasa ingin tahu. Tak menunggu lama, lelaki bule bernetra zamrud itu pun segera membopong istrinya. "Tunggu! Aku ikuut!!" Kania berteriak dan menarik tangan suaminya untuk mengekori Jaxton yang terus berlari membawa Audriana di dalam dekapannya. "Minggir!" Desis Jaxton geram ketika beberapa orang mengabadikan momen itu ke dalam ponsel mereka sehingga menghalangi jalan keluar. "Jaxton, tunggu. Pakai helikopterku saja," ucap Geovan tiba-tiba sambil menunjuk ke arah rooftop gedung. Kania pun mendelik ke arah suaminya. Dia saja tadi berangkat ke venue acara dengan bermacet-macetan di jalanan kota Jakarta, sementara suaminya dengan santainya naik helikopter?! Menyebalkan. Jaxton mengangguk, seraya mengutuk dirinya sendiri kenapa tidak berpikiran untuk menggunakan helikopter juga. Akan jauh le
Halo, teman-teman. Author di sini cuma mau menginfokan, bahwa buku ini sebenarnya sudah tamat ya. Namun, aku mau menambahkan beberapa Extra Part di buku ini juga, dan untuk mulai terbit kapan masih belum tahu ya, hehe. Karena aku masih fokus menulis buku baru, The Sexy Stranger (udah baca belum? Btw, untuk kisah Geandra dan Jordan, bukunya sudah ada dan sudah tamat, namun ada di aplikasi lain yang tidak bisa aku bawa ke sini, karena di sana kontrak eksklusif, maaf yaa 🙏🤗 kalau masih mau tanya2, boleh langsung aja DM aku di blackauroranovels ya. Oh iya, judul buku Gea-Jordan adalah : Enemy In Love. Baiklah, terima kasih sudah membaca buku Let Me Go, Mr. CEO, makasih untuk ulasan dan gems-nya juga. Love kalian semua. -Black Aurora-
***LIMA BULAN KEMUDIAN*** Saat ini Kania sedang berada di podium di atas panggung, berdiri dengan penuh percaya diri di depan ribuan peserta wisuda. Sebagai mahasiswi dengan nilai IPK tertinggi, dirinya diminta untuk mewakili Fakultas Psikologi untuk memberikan pidato perpisahan. Manik beningnya menatap ke seluruh penjuru dan memberikan kalimat-kalimat motivasi, sebelum akhirnya ia pun menyudahi pidatonya yang diiringi oleh tepukan riuh dari para peserta wisuda serta keluarga yang mendampingi. "Kamu keren banget!" Seru Audriana dengan wajah yang berseri-seri sembari memeluk Kania hangat. Wanita yang kini kehamilannya telah memasuki tri semester akhir itu pun kemudian kembali duduk bersama Kania di kursi, bersama Jaxton yang berada di sampingnya. Kedatangan suami istri selebriti ini sempat membuat heboh pada awalnya. Bahkan pihak unversitas yang tidak tahu bahwa salah satu mahasiswinya telah mengundang seorang CEO agensi artis beserta istrinya, yang tak kalah tenar dari artisnya
Kania terkagum-kagum mengamati bagaimana Geovan dengan aura CEO-nya yang bersinar itu memberikan setiap perintah kepada anak buahnya. Dan gadis itu pun takjub saat mengetahui bahwa persiapan pernikahan 'dadakan' mereka telah siap hanya dalam empat jam! Geovan benar-benar mengerahkan segala sumber dayanya sebagai CEO untuk mewujudkan apa yang ia inginkan dalam waktu yang terbilang sangat singkat, sebuah perayaan yang digelar di rumah milik keluarga Aditya. "Maaf karena cuma bisa memberi pernikahan yang sederhana, Sayang. Aku hanya ingin kita sah sebagai suami istri. Untuk perayaan yang lebih maksimalnya akan diselenggarakan bulan depan. Is that okay?" Suara maskulin Geovan dan belaian lembutnya di puncak kepala Kania membuat gadis itu pun sontak meleleh. Gimana nggak makin jatuh cinta coba? Dan yang dibilang 'sederhana' bagi si sultan blasteran Korea itu saja sudah menghabiskan dana hampir 5 milyar! Meskipun diadakan di rumah, namun tetap saja semuanya begitu mewah. Taman lu
"Sakit ya?" tanya suara maskulin yang mengalun lembut itu. Kania menggigit bibirnya kuat-kuat untuk menahan nyeri luar biasa di bagian bawah tubuhnya. Cairan bening yang tumpah di wajahnya sebagai bukti, betapa dirinya berusaha menahan semua kesakitan itu, dan yang juga membuat Geovan tidak tega. "Mau kuhentikan?" Bisik lelaki itu sambil mengecup kedua kelopak mata Kania yang basah. "Tidak, lanjutkan saja. Semua rasa sakit ini adalah hakmu," sahut Kania lembut. Meski sakitnya seperti ada yang memotong tubuhnya menjadi dua dengan pisau, tapi Kania lega karena kini dirinya yang utuh, telah dipersembahkan untuk satu-satunya lelaki yang ia inginkan dan berhak mendapatkannya. Geovan mengecup lembut bibir sewarna jingga itu dengan penuh perasaan cinta, yang serasa tumpah ruah hanya untuk Kania.Meskipun Kania menangis kesakitan, but it feels magical. Penyatuan cinta mereka terasa indah bagi Geovan yang sudah sejak lama mendambanya. Kania yang manis, Kania yang lucu, Kania yang selalu
Jaxton hanya bisa membuang napas kesal, ketika melihat dua orang yang telah mengganggu hari santai bersama istrinya. Netra zamrud itu menyorot dingin kepada Geovan dan Kania yang malah asik mengunyah camilan ringan, yang sengaja dihidangkan Audriana untuk para tamunya. "Gimana? Enak nggak?" Tanya Audriana yang kali ini memanggang souffle hangat dan lembut yang sangat nikmat untuk dinikmati sebagai hidangan pencuci mulut, karena baik Kania maupun Geovan menolak untuk hidangan berat dengan dalih sudah sarapan. "Inyi enyak bunget," sahut Kania dengan mulut penuh, sambil mengacungkan dua ibu jarinya ke arah Audriana yang tersenyum puas. Kania benar-benar kagum akan kemampuan memasak temannya itu yang semakin hari semakin mengalahkan seorang chef. Sejak dulu memang Kania tahu kalau Audriana menyukai masak-memasak. Apalagi menurut cerita calon ibu itu, sekarang ia berteman baik dengan chef Berlian, salah satu chef kenamaan yang namanya sangat terkenal di Indonesia. Geovan tidak berko
Sejak tadi Kania mencari-cari keberadaan Geovan. Lelaki itu tiba-tiba tak terlihat lagi sejak menemui dokter bersama Ae Ra dan juga ikut ditemani Kania. Kondisi Sagara sudah jauh lebih baik sekarang, berkat penangangan cepat tim dokter terbaik dan karena Geovan yang juga buru-buru membawanya ke rumah sakit. Bahkan sekarang Papanya Geovan itu sudah sadar dan bisa merespon orang-orang di sekitarnya dengan baik. Perkembangan Sagara yang cukup signifikan hanya dalam beberapa jam setelah serangan itu sesungguhnya adalah kabar yang sangat baik. Namun Kania bisa melihat kegelisahan yang tergambar jelas di sorot monolid Geovan, yang sengaja ia tutupi dengan senyum di depan Ae Ra. Kania tersenyum gembira, ketika melihat sosok tampan yang sedang duduk sendirian di bangku kayu yang terletak di halaman rumah sakit. Halaman itu cukup luas dan indah dihiasi beraneka ragam bunga berwarna-warni serta walking track dan beberapa alat olah raga ringan. Dengan sengaja, gadis itu berjalan per
"Kania pernah menjadi pacarku sewaktu di SMA, Ma." Dan Kania pun hanya bisa meringis. Bukan karena perkataan Arka barusan, tapi karena tatapan kagum lelaki itu yang tak lepas dari dirinya. Sontak Kania pun melirik ke arah Ae Ra yang berada tak jauh darinya. Gawat. Kania sampai gemetar, melihat kilatan berbahaya di manik monolid calon mertuanya itu, yang tertuju kepada Arka! "Senangnya bisa bertemu lagi denganmu setelah sekian tahun," ucap Arka lagi, yang membuat Kania kembali menatapnya. "Kamu tambah cantik, Kania," cetusnya seraya tersenyum memandangi wajah manis di depannya. "Makasih, Arka. Kamu terlalu memuji," sahut Kania pelan dengan hati berdebar, karena takut melihat Ae Ra yang semakin kesal dengan interaksi mereka. Haduh, bisa-bisa dirinya yang cantik manis seperti gula lemon kecap frutang sirup ABC ini dipecat jadi mantu! "Sayang sekali kamu nggak ikut reuni SMA tahun kemarin. Oh iya, kamu sudah tahu belum kalau minggu ini sekolah kita mau mengadakan reuni lagi? Giman