Beranda / Fantasi / Lentera Kegelapan / Chapter 57 – Sadis!

Share

Chapter 57 – Sadis!

Penulis: Jiebon Swadjiwa
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-08 19:00:40

POV ANDRE

Aku bingung saat semua orang melihat ke arahku, sambil menunduk aku melihat kearah kaki kananku dan mengangkatnya. Sial..., aku melihat sesuatu yang sangat diluar dugaan. Aku baru saja menginjak sebuah bola mata manusia. Ahhh..., ngapain juga ada bola mata berwarna putih kekuningan dengan leleran darah di bawah sana. HOOOEEEKK! Aku benar-benar tak bisa menahan lagi. Guncangan diperutku semakin kuat. Tanpa berpikir lagi aku langsung berlari ke arah wastafel yang berada dekat pintu kamar. Dengan sukses muntahanku keluar di sana.

 "Ini bagaimana sih, tim forensik! Koq potongan tubuhnya nggak disatuin?" Terdengar suara inspektur James yang menegur anak buahnya.

 Setelah puas mengeluarkan rasa maluku ehh muntahanku, aku menatap cermin. Wajahku terlihat pucat namun ada yang lebih membuat wajahku bertambah pucat, aku melihat pantulan bayangan sebuah kepala yang terlepas dari tubuhnya dengan kedua bola

Jiebon Swadjiwa

Mohon dukungannya dengan cara berikan komentar berupa kritik dan saran, VOTE, atau kamu bisa menambahkan Novel ini ke dalam pustakamu. Terima kasih readear!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tiara Risa
akhirnya kasus yg bikin menasaran mulai diungkap
goodnovel comment avatar
Tinky Ningroom
makin sereem aja ini ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Lentera Kegelapan   Chapter 58 – Permulaan

    POV BALANCER Malam sudah menjadikan diri ini sosok yang penuh dengan dahaga akan aroma darah, rasa haus ini membuatku terus sibuk memburu nyawa para elemental maupun para pengikut Thomas yang sudah mengabdikan dirinya pada sosok iblis yang bernama Azrael. Ratusan nyawa sudah kurenggut dengan tangan ini tanpa ampun, karena memang sudah kewajibanku sebagai seorang Balancer. Kutukan yang terus melekat dalam jiwaku, membuatku hidup dalam waktu yang lama dalam kesendirian. Seandainya saja saat itu aku tak menghalangi Thomas meneguk air dari cawan suci, pasti permintaan itu tak akan terkabulkan. Tak akan ada para pengguna elemen dan tak ada Dark Lantern yang terus ingin menjadi pemusnah dari para elemental. Termasuk diriku. Ada satu hal yang masih bisa membuatku tersenyum saat ini, para pengguna elemen kini menyadari keberadaan mereka dan mulai membentuk kelompok yang bisa menjadi pertahanan mereka dalam menghadapi Dark Lantern. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • Lentera Kegelapan   Chapter 59 – Perempuan Berambut Ungu

    POV ANDRE Aku merasa hari-hari yang kulewati semakin berat, mulai dari rasa khawatir tentang keadaan Maria yang belum juga ada kemajuan hingga aktivitas ektrimku bersama detektif Johan. Kejadian kemarin sungguh membuatku berusaha keras mengatasi rasa mualku setelah kemarin menyaksikan bagaimana darah dan anggota tubuh manusia yang tercecer di hadapanku. Kejadian itu membuat selera makanku terganggu, belum lagi rasa malu yang aku dapat. Semua yang aku makan sebelum sampai di tempat kejadian terkuras habis, dimuntahkan semua. Bukan hanya satu kali aku muntah tapi setiap habis makan aku selalu teringat, apalagi bola mata itu...., hoekkk! Ahhh sungguh aku tak tahan, perutku seakan kembali dikocok dan makanan yang baru aku masukin ke perut pun terpaksa dikeluarkan lagi. Bahkan untuk beberapa hari aku masih terus seperti itu. Hari ini aku meminta libur pada detektif Johan, selain untuk menyegarkan pikiran aku pun ingin melupakan dulu keja

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Lentera Kegelapan   Chapter 60 – Bodohnya Aku

    POV ANDRE Suasana warung baksoku sangat mendukung, pasalnya selama aku mengobrol dengan Puri belum ada pelanggan yang datang lagi. Ibuku hanya tersenyum dari jauh saat melihatku asyik ngobrol sama cewek berambut ungu ini. "Dre, ngomong-ngomong kamu sudah punya pacar?" tanya Puri, dia terlihat manis di mataku saat bertanya seperti itu. "Hmmm..., punya sih tapi...," jawabku menggantung ucapanku. Jujur aku bingung mau menjawabnya. "Tapi kenapa tuh? Cerita aja lah..., aku siap dengarin kok," kata Puri, sambil mulutnya sibuk mengunyah potongan somay. "Ceritanya panjang ....," jawabku sambil menahan senyum. Keliatan banget nih cewek pingin tahu tentang aku. "Ngak apa-apa aku banyak waktu kok," jawabnya. "Aku sudah lama pacaran dengan teman sekolahku, tapi beberapa waktu lalu dia mengungkapkan perasaan jujurnya padaku, aku sempat kaget dan tak ingin begitu saja melepaskan dia...." "Waah..., dia

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11
  • Lentera Kegelapan   Chapter 61 – Sadarlah Maria!

    POV ANDRE Sore ini aku sudah bersiap untuk mengunjungi Maria. Setengah dikejar hantu aku menjalankan motorku agar bisa sampai dengan cepat. Aku sudah berdiri di depan pintu rumah Detektif Johan, baru dua hari tidak datang ke rumah ini. Hatiku sudah merasakan rasa kangen pada Maria yang masih terbaring lemah di kamarnya. Sesaat kurapikan bajuku sebelum mengetuk pintu rumah kupastikan kalau penampilanku sudah rapi. TOK... TOK... TOk Aku mengetuk pintu rumah detektif Johan, tak lama terdengar suara langkah kaki yang menghampiri pintu. Begitu daun pintu terbuka trlihat wajah cantik ibu nya Maria yang tersenyum menyambutku. "Selamat sore, tante!" Salamku sambil sedikit membungkukkan badan. "Hei Andre, sore juga..., ayoo sini masuk!" katanya sambil membuka lebar daun pintu. "Gimana kondisi Maria sekarang, Tante?" tanyaku saat kami sudah berada di dalam rumah. "Yaaa..., gitulah Dre, kamu langsung naik

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • Lentera Kegelapan   Chapter 62 – Hubungan Baru

    POV ANDRE Malam itu aku pulang dengan hati yang masih dongkol pada Ray, entah apa yang membuat Maria begitu mencintai Ray. Padahal sebelumnya dia baik-baik saja denganku, mencintaiku dan selalu ada untukku. Selama menjalin hubungan denganku, Maria selalu terlihat ceria dan hari-hari yang kami lalui bersama begitu menyenangkan. "Sialan kamu Ray!" gerutuku sepanjang jalan, beberapa kali aku menumpahkan kekesalanku dengan menghentakkan kakiku distep motor. Kutancap gas motorku dengan kesal, meliuk-liuk di antara lalu lintas yang mulai padat. Beberapa bunyi klakson sempat merecoki perjalananku dari kendaraan yang aku lewati, mereka semua memberiku peringatan bahkan ada beberapa yang memakiku. Aku tak peduli! Drr... Drrt.. Drrt. Suara panggilan di ponselku berbunyi beberapa kali, sebenarnya aku sangat kesal. tapi suara telpon terus-terus berbunyi. aku terpaksa meminggirkan motorku dan berhenti

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • Lentera Kegelapan   Chapter 63 - Penyergapan

    POV ALEX Aku tak menyangka sama sekali, kelompok The LMNTAL yang aku bentuk ternyata mampu menarik para pengguna elemen untuk bergabung dan berjuang bersama. Kami para pengguna elemen sudah tak mau lagi jadi sasaran perburuan dan jadi korban kekejian orang-orang yang menamakan dirinya SDI. Dengan adanya The LMNTAL kami bersatu untuk saling melindungi dan melawan pada kesewenang-wenangan mereka. Kami tak ingin cari keributan, kami sama seperti manusia yang lain yang ingin hidup. Tapi kami butuh ketenangan dan tak mau terus diburu oleh para agen dari SDI. Pergerakan kami terus diawasi bahkan setelah pembalasanku pada salah satu agen SDI, mereka malah semakin menjadi memburu kami. Bentrokan pun tak bisa dihindari walau kami sudah berusaha untuk sembunyi dan berbaur dengan orang biasa. Terdengar suara ribut-ribut dilantai bawah, aku langsung keluar dari ruangan yang bisa dibilang kamarku. Terlihat Tim berlari ke arahku dengan wajah yang tegan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15
  • Lentera Kegelapan   Chapter 64 - Pertahanan

    POV ALEX Aku terus bergerak dan bisa sampai dihalaman gedung apartemen, kini di depanku bukan lagi tim anti huru hara tapi dengan jelas aku melihat para anggota SDI dengan jolt mereka yang siap digunakan. Beberapa dari anggota SDI melepaskan tembakan ke arahku, tapi dengan kekuatan angin yang aku kuasai, peluru-peluru itu aku alihkan ke arah lain dan sebagian malah nyasar pada anggota polisi. Dengan kekuatan angin yang melindungiku sejak tadi aku berhasil masuk ke dalam apatemen. Kekuatan angin semakin besar berada di tubuhku, aku bahkan mendengar bisikan-bisikan angin diseluruh tanganku. Kini aku bisa melihat elemen anginku membentuk sebuah pedang yang sangat besar. Pusaran-pusaran angin membungkus kedua tanganku hingga menyerupai bor yang siap menerjang apapun yang menghalangi jalanku. Berkali-kali kegibaskan tanganku untuk menghantam orang-orang SDI yang bersenjata dan memuntahkan pelurunya ke arahku. Mereka terhempas jauh bersama s

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-19
  • Lentera Kegelapan   Chapter 65 – Seperti Dunia Sihir

    POV DETEKTIF JOHAN Sore ini aku menyuapi Maria, beberapa hari ini dia selalu mengigau tentang Ray. Aku tak tahu harus menghibur dia bagaimana lagi. Bahkan istriku hanya bisa meneteskan air mata tiap kali melihat Maria mengigau. Sore ini ada yang berbeda dari Maria, setelah kemarin Andre datang dan menemaninya. Kini Maria-ku mau makan bahkan dia sudah mau bercerita padaku dan istriku, dia bercerita kalau Ray membisiki dia. Bahkan Maria bilang kalau dia dengan jelas mendengar suara Ray dan memintanya untuk makan biar cepat sehat. Aku khawatir, Maria bisa saja berhalusinasi. Mana ada orang yang berada sangat jauh bisa membisikinya. Terlintas dalam pikiranku, "jangan-jangan anakku terkena scizophrenia," aku langaung menggidik dan melenyapkan pikiran itu. Maria menyadari kalau reaksi aku, istriku dan Justin adiknya, tak senatural biasanya. "Aku tak apa-apa ayah, Bunda. aku tak gila. Aku masih waras." Katanya dengan bijak, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20

Bab terbaru

  • Lentera Kegelapan   Chapter 114  –  Kemenangan

    POV RAYAku berlari menghampiri Azazel yang masih berlutut di depan kursi kebesarannya. Tanpa banyak berkata lagi aku menerjang dengan pukuran dan tendangan yang yang bertubi-tubi. Dia sekarang tak lebih dari seorang manusia pengguna elemen, kekuatan yang ada pada tubuh Thomas hanya kekuatan milik Thomas saja.DUESH!Azazel beberapakalu terpelanting, walau begitu dia masih bisa bertahan dengan kekuatan elemen milik Thomas. Azazel pun berusaha untuk balik menyerangku dengan mengeluarkan elemen tanah dan membentuk sebuah palu besar, lalu diayunkan palu itu ke arahku sambil melompat. Aku bersiap menunggunya dengan membentuk palu yang lebih besar dari milik Azazel. Begitu serangan palu Azazel mendekat, dengan kekuatan palu yang aku buat, aku hancurkan dengan sekali hantaman paluku.Azazel bergerak secepat kilat dengan elemen petir, melontarkan panah-panah petir yang dengan mudah aku tangkis. Dia pun berusaha untuk lari, tapi aku tak akan melepas

  • Lentera Kegelapan   Chapter 113 –  Gerhana Palsu!

    POV RAY Ruangan sekarang menjadi terang lagi. Dengan susah payah aku berdiri sambil memegangi dadaku yang terluka. Mataku mulai berkunang-kunang. Darah sudah banyak yang keluar sepertinya. Tapi aku masih harus berdiri. "Creator?" kata Thomas. Tidak. Ia bukan Thomas. Dia Azrael yang telah mengambil alih tubuh Thomas. "Azrael?! Kenapa kamu tidak menjadi tubuhmu saja yang besar itu?" tanyaku. "Justru wujud manusia adalah wujud yang paling sempurna menurutku. Aku cukup menjadikan tubuhnya sebagai vesel untuk kebangkitanku. Segar sekali rasanya setelah lama terkurung di kegelapan oleh lima creator terkutuk itu selama ribuan tahun. Dan aku tak perlu membunuh mereka karena mereka sudah mati. Hahahahahah," kata Azrael. "Ugh!" rasa sakit didadaku. Ah...darah. Darah itu elemen air bukan? Aku terpaksa melakukannya. Obati lukaku siapa namamu? Dia tidak bernama. Tolonglah. Ahh...aku tertolong. Lukaku mulai tertutup.

  • Lentera Kegelapan   Chapter 112–  Puri, Bertahanlah!

    POV ANDRE Pertarunganku dan Puri melawan laki-laki bernama Hund semakin seru, kami berusaha keras mengalahkan dia, walau beberapa kali kami harus berusaha menghindari semua serangan Hund yang tentu saja pengalaman bertarungnya jauh diatas kami berdua. Sering kali aku kewalahan dan hampir terkena sabetan-sabetan pedang besinya yang super tajam. Tapi beruntung aku terlindungi dengan kayu-kayu yang muncul dari penggabungan jolt yang aku pakai. Namun pertarungan kami mendadak terhenti, perlahan tapi pasti suasana menjadi gelap. Aku dan Puri saling pandang. Begitupun Alex dan teman-teman lainnya. Ada rasa panik yang aku rasakan dan mungkin juga Alex dan yang lainnya juga merasakan. "Puri, apa ini sudah saatnya terjadi gerhana?" Tanyaku sambil mendekati Puri. Puri yang terlihat kelelahan hanya menatapku sendu, lalu mengangguk pelan. "Puri, kita masih belum kalah, kita harus terus bertarung" bisikku sambil

  • Lentera Kegelapan   Chapter 111 –  Kebangkitan Sang Iblis 2

    POV BALANCER Aku kembali berhadapan dengan Robert. lelaki yang telah membunuh adikku satu-satunya. Aku tak dapat melupakan kejadian itu walau sesaatpun, jasad William yang dilemparkannya ke bawah jembatan. William yang berusaha melindungiku dan anakku dari orang-orang biadab ini. Dia tak dapat mengimbangi serangan-serangan yang diterimanya dari para agen SDI yang mengeroyoknya. Sedangkan aku, Ketika itu baru saja melahirkan. Dalam kondisi yang masih lemah Thomas yang sudah mengetahui keberadaanku, memerintahkan untuk membunuh ku juga William. "Balancer, akhirnya kita selesaikan pertarungan kita yang tertunda," kata Robert. Aku yang malas meladeni ucapannya, lalu memanggil kekuatan elemenku, besi. Seperti biasa, aku dengan kuku-kuku besiku sudah siap mencabik-cabik Robert. Aku langsung menerjangnya, melancarkan serangan-serangan untuk bisa cepat mencabik dan membunuhnya. Robert dengan memakai kekuatan joltnya, dia pun m

  • Lentera Kegelapan   Chapter 110 –  Kebangkitan Sang Iblis

    POV RAY Aku mengakui kekuatan Thomas, dia sangat kuat. Walaunsejauh ini aku dapat mengimbangi kekuatannya. Aku yang seorang Creator dapat mengimbangi cara bertarung Thomas, yang tak beda jauh dengan cara bertarungku. Aku berdiri di atas platform yang terbuat dari es, ketika aku mengimbangi dia membentuk golem raksasa bersenjatakan tombak bertarung dengan golem raksasa yang dia buat dengan bersenjatakan pedang. Pertarungan kami cukup aneh sekali, kami tidak melakukan pertarungan langsung. Kami saling melemparkan elemen dan menciptakan berbagai bentuk makhluk yang kamu gerakkan dari jauh. Seandainya ada yang melihat pasti mereka seperti melihat dua orang yang bermain mainan remote control untuk saling mengalahkan. Aku bisa mengimbangi cara bertarung seperti itu. Kalau ada kesempatan baru aku menyerangnya secara langsung dengan melemparkan sesuatu untuk melukainya, begitupun dengan Thomas. Dan Sial. Dia Kuat sekali, tak ada satup

  • Lentera Kegelapan   Chapter 109 –  Pertempuran Akhir 3

    POV ANDREAku, Puri, Alek, Tobi, dan para elemental lainnya, kini berhadapan dengan tiga anggota SDI. Mereka yang masing-masing menggunakan sarung tangan jolt, menyeringai ke arah kami. Senyum merendahkan pun tersungging di wajah mereka. Dengan sangat angkuh mereka mendekat ke arah kami."Halo kalian tikus-tikus elemen, kenalkan namaku John. Ada baiknya bukan, jika sebelum mati kalian mengetahui nama siapa yang sudah membunuh kalian, hahaha..." kata orang pertama sambil tertawa mengejek."Aku Scarlet," kata orang kedua, seorang cewek dengan dandanan layaknya laki-laki."Hahaha..., dan Hund, bersiaplah kalian untuk mati," katanya."Kalian tak lihat apa, jumlah kami banyak. Apa sanggup kalian melawan kami?" tanya Alex dengan lagaknya seperti biasa."Hahaha..., lihat teman-teman. Dia meragukan kita!" Kata John sambil melirik kedua temannya."Hahaha...., mereka memang cari mati John! Hai bocah sebanyak apapu

  • Lentera Kegelapan   Chapter 108 –  Pertempuran Akhir 2

    Pov RayAku dan sang Balancer ibuku memimpin para pengguna elemen menuju senayan, dimana bangunan aneh berada. Kami sudah berada di depan bangunan besar yang menjulang yang mengelilingi Tugu Monas. Menurut ramalan tepat jam dua belas siang nanti akan terjadi gerhana matahari, dimana seluruh planet berada pada satu garis lurus.Sebelum itu terjadi, kami harus bisa mengalahkan Thomas dan menghalanginya untuk menjadi wadah dari kekuatan Azazel. Walau kami tahu, itu tidak akan mudah. Tapi kami pantang untuk menyerah, demi kedamaian di dunia ini.Semua bangunan ini sudah dipersiapkan oleh Thomas. Bagunan yang dibuat dengan menggunakan elemen tanah, besi dan elemen es untuk atapnya."Ray cepat temukan Thomas, Kita tak punya banyak waktu lagi. Sebelum terjadi gerhana Matahari, terlambat saja, kita sudah dapat dipastikan akan binasa," kata Ibuku dengan tegas padaku."Iya Ibu, Ray tahu hal itu," jawabku sambil terus melangkah.

  • Lentera Kegelapan   Chapter 107 – Pertempuran Akhir Part 1

    POV Ray (6 jam sebelum gerhana)."Sebuah bangunan megah yang aneh tiba-tiba saja muncul dari dalam tanah, kemunculan bangunan itu disertai dengan terjadinya gempa dahsyat. Gempa yang bukan saja terjadi di sekitar kemunculan bagunan aneh itu, tapi hingga melanda keseluruh kota Jakarta."Sebuah headline dari berita yang muncul di beberapa stasiun televisi nasional, yang tentu saja membuat geger seluruh warga. Apalagi peristiwa gempa telah membuat orang-orang menjadi panik, kaca-kaca gedung pecah. Bahkan sebagian bangunan milik warga ada yang rubuh, hingga ada juga yang rata dengan tanah.Seluruh stasiun televisi menyiarkan fenomena aneh ini. Aparat dari kepolisian dan militer pun mensterilkan sekitar Senayan. Hanya pihak pemberitaan yang bisa mendekati lokasi, walau area yang diliput di batasi. Tapi semua lapisan masyarakat bisa melihat bangunan megah itu dari jauh.Bangunan besar, menyerupai sebuah istana raja-raja. Yang tiba-tiba saja ter

  • Lentera Kegelapan   Chapter 106 – Paman?

    POV MariaLelaki berambut abu-abu itu berdiri si depan kami, senyumnya tersungging. Namun aku tak merasakan keramahan dari senyuman itu, tapi kengerian yang mulai menjalar ke seluruh tubuhku."Halo Keponakanku, apa kabar?" sapa lelaki itu."Ahhh...., ponakan!" Pikirku."Thomas....," gumam Ray, dia berdiri dengan posisi waspada.Aku heran siapa laki-laki ini, meski menyebut Ray dengan kata keponakan, tapi Ray terlihat tak bergeming dari tempatnya. Sepertinya ada percakapan batin dari kedua orang ini, yang tak bisa aku dengar."Aku hanya ingin menyapa saja, tak apa kan," kata Thomas."Kenapa?""Wajar bukan seorang paman menyapa keponakannya. Apalagi kalau basa-basi ini diperlukan sebelum kita bertemu lagi dalam pertempuran," kata Thomas. Dia menoleh ke arahku."Sore nona, pacarmu Ray?""Thomas, sudahi semua ini. Kamu tahu siapa Azazel bukan?""Aku tahu Ray, hanya saja aku lebih

DMCA.com Protection Status