“Ray, apa sebenarnya Sekte Hantu itu?” Gerald bertanya penuh rasa ingin tahu.Kemudian Ray mulai menjelaskan secara detail.Setelah mendengarkan penjelasannya, Gerald dan yang lainnya akhirnya mengerti. Ternyata Sekte Hantu adalah tempat para hantu tinggal dan sosok bayangan hitam itu pastilah salah satu anggota Sekte Hantu."Lalu, bagaimana aku bisa pergi ke sana?" tanya Gerald setelah merenung sejenak.Ray membuka matanya lebar-lebar dan menatap Gerald dengan heran. Dia tidak menyangka bahwa hal itu akan tercetus di kepala Gerald. Sekte Hantu bukanlah tempat yang bisa dikunjungi orang sembarangan. Tempat itu berada di wilayah Alam Hantu, tempat bagi jiwa-jiwa kesepian dan hantu liar yang dipimpin oleh Raja Hantu.“Gerald, Sekte Hantu bukanlah tempat yang aman. Sebaiknya jangan pergi ke sana!”ujar Ray memperingatkan Gerald dengan serius.“Ray, jangan khawatir. Karena masalah ini terkait dengan Sekte Hantu, jadi aku harus pergi ke sana untuk menyelidiki!” ujar Gerald sambil me
Begitu masuk, Gerald menyadari bahwa itu adalah kasino besar.Ini adalah kasino di Ghost Sect. Itu berbeda dari kasino di dunia manusia."Ray, kenapa aku punya firasat bahwa hantu tidak bisa merasakanku?"Tiba-tiba Gerald bertanya pada Ray karena dia merasakan sesuatu yang aneh.Dia merasa diabaikan dan hantu-hantu di sekitarnya tidak memperhatikannya sama sekali. Yang membuatnya merasa semakin aneh adalah beberapa hantu sempat melewati tubuhnya. “Karena kamu bukan hantu sungguhan, mereka tidak bisa melihatmu. Apalagi tidak ada manusia yang diizinkan masuk ke sini!” ujar Ray menjelaskan kepada Gerald. Mendengar itu, Gerald menjadi sangat bersemangat. Itu berarti dia tidak terlihat sekarang. “Gerald, sekarang terserah kamu. Kamu bisa menggunakan ini untuk membantumu bermain judi supaya kita bisa mendapat banyak uang dan membeli barang-barang bagus,” imbuh Ray memberi saran. “Baik, Ray. Tidak masalah, kamu lihat baik-baik!" jawab Gerald setuju. Itu hal yang bagus karena dia
“Tunggu!" Sebelum Ray sempat mengambil langkah, beberapa hantu menghentikannya. Hantu yang berdiri di tengah berjalan ke arah Ray dan menatapnya. “Tidak ada yang namanya pergi setelah menang.” "Kenapa? Apa kalian punya nyali untuk melakukan permainan ini? Atau apa kalian tidak mau rugi?” tatap Ray dengan dingin. Dia tidak menyangka bahwa hantu di sini akan menjadi seperti manusia di dunia nyata, bermain curang ketika mereka tidak mau kalah. Mereka masih saja seperti bajingan bahkan setelah menjadi hantu. Ini membuat Ray sangat kesal. "Hah! Kau harus terus bermain sampai semua uangmu habis, atau serahkan dulu uangmu sebelum kau pergi. Silakan pilih!" cibir hantu yang berdiri di tengah mencoba memperingatkan Ray. Ia menatap Ray dengan tatapan mengancam. Tampaknya hantu itu tidak akan membiarkan Ray pergi. Ray pun juga tidak akan membiarkan mereka melakukan yang mereka inginkan."Oh, begitu? Bagaimana kalau aku tidak memilih keduanya?" tantang Ray. "Kalau begitu, jangan salahkan ka
Gerald menatap pemilik restoran itu dengan heran. "Tentu saja!" jawab pemilik restoran sambil tersenyum. Mendengar itu, Gerald langsung menatap Ray dan mulai khawatir. “Ray, tidak mungkin efek obatku sudah habis, kan?” tanya Gerald pada Ray dengan ekspresi bingung, lalu ia mengeluarkan ponselnya untuk memeriksa jam. Belum lewat dua belas jam. Dia baru berada di sini selama dua jam, tetapi kenapa pemilik restoran ini bisa melihatnya? Itu membuat Gerald bertanya-tanya dalam keheranan. "Bos, kenapa kau bisa melihatnya?" tanya Ray kepada pemilik restoran dengan rasa ingin tahu. "Ha! Ha! Karena aku manusia, sama sepertimu!” jelas pemilik restoran itu sambil tertawa. Ray dan Gerald akhirnya mengerti. Jadi itu penyebabnya. "Apakah kamu juga setengah hantu?" tanya Ray dengan curiga. Pemilik restoran itu mengangguk dan berkata, “Ya, benar. Perkenalkan, namaku Garren Henry. Aku pemilik restoran ini dan aku secara khusus menerima orang-orang dari dunia nyata di sini!”“Senang bertemu den
“Mutiara Hantu?” Gerald bingung ketika dia mendengar itu. Ini adalah pertama kalinya dia mendengar tentang Mutiara Hantu. "Apa? Jadi kalian tidak tahu soal itu?" Garren melihat ekspresi bingung Gerald dan bertanya dengan heran. Gerald dan Ray menggelengkan kepala. “Mutiara Hantu adalah harta Sekte Hantu. Konon katanya benda itu bisa meningkatkan tingkat kultivasi seseorang berkali-kali lipat. Itu sebabnya banyak kesatria yang ingin mencurinya. Kalian benar-benar tidak tahu?" Garren menatap Gerald dengan heran, wajahnya menunjukkan raut ketidakpercayaan. “Lalu, di mana aku bisa mendapatkan Mutiara Hantu itu?” tanya Gerald segera. Karena Mutiara Hantu sangat berharga, itu tentu saja menarik perhatian Gerald. Sekarang dia jadi ingin mendapatkannya. "Tidak semudah itu mendapatkannya. Mutiara Hantu ada di tangan Raja Hantu.”“Itu adalah harta Raja Hantu, jadi mendapatkan Mutiara Hantu bukanlah hal yang mudah. Banyak kesatria mati di tangannya!” jelas Garren dengan tatapan ragu. Dar
Setelah beberapa saat, Garren keluar lagi dengan membawa sebuah label dan menyerahkannya kepada Ray. "Apa ini?" Ray menerima benda itu dan bertanya dengan ragu. "Ini ..." "Ini adalah tanda Raja Hantu, kan?" Tanpa menunggu penjelasan dari Garren, Gerald langsung menebak benda di tangan Ray. "Betul sekali. Itu adalah tanda Raja Hantu dan itu juga benda di tubuh hantu. Dengan ini, kalian bisa punya akses masuk ke Sekte Hantu. Jadi kalian tetap aman meskipun efek obatnya sudah habis,” jelas Garren sambil memandang Ray dan Gerald. Mendengar itu, Gerald dan Ray sangat gembira. Tak disangka ternyata Garren punya barang seperti itu! "Terima kasih, Bos Henry!" ujar Ray mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Garren. “Baik, fajar akan segera datang. Pintu masuk dunia spiritual akan segera ditutup. Aku juga harus segera berkemas dan meninggalkan tempat ini!” Garren melihat jam dan menyadari bahwa sudah hampir pagi, jadi dia segera mengingatkan Gerald dan Ray. “Hm, baik. Bos Henry, kal
Mereka bertiga membuka pintu aula dan berjalan masuk. Begitu Juno dan Ruth memasuki ruangan, mereka langsung menarik perhatian semua orang di aula. "Nona Zorn datang!" seru seorang pria penuh semangat. Setelah itu terlihat seorang pria berjas biru berjalan dengan tergesa-gesa. Dia langsung berdiri di depan Gerald dan kedua wanita itu. “Juno, akhirnya kamu datang. Aku sudah menunggumu!" ujar pria berjas biru itu menyapa Juno dengan senyum terkembang. Matanya dipenuhi dengan kegembiraan yang luar biasa. Orang itu adalah pengawas kelas Juno di universitas, namanya Xanry Quirke. "Ha! Ha! Kau terlalu berlebihan. Pesta ini akan tetap meriah meski tanpaku,” jawab Juno sambil tersenyum tipis.Menatap Xanry di hadapannya membuat Juno merasa bahwa dia sama menyebalkannya seperti dulu. Xanry selalu memanggilnya dengan sebutan Juno dan itu membuatnya tidak nyaman. Lagi pula, dia tidak memiliki hubungan yang dekat dengan Xanry, mereka juga tidak terlalu akrab satu sama lain. Tetapi karena di
Semua orang duduk di tempat masing-masing dan mulai mengobrol dengan teman semeja mereka. Gerald dan Juno duduk di meja makan yang sama dengan Ruth. Tentu saja Xanry juga ada di sana. “Ayo, Tuan Crawford! Mari kita bersulang!” ujar Xanry yang langsung berdiri dan memegang gelas anggur. Dia kemudian tersenyum tipis pada Gerald dan bersulang untuknya. Melihat itu, Gerald juga berdiri dan menyambut ajakan Xanry, “Ha! Ha! terima kasih!” Setelah mengatakan itu, keduanya meneguk segelas anggur secara bersamaan. "Ha! Ha! Tuan Crawford, sepertinya kamu sudah terbiasa minum!” Ketika Xanry melihat Gerald meneguk segelas anggur dengan begitu mantap, dia tersenyum dan menggoda Gerald. "Ah, tidak juga. Aku tidak terlalu terbiasa minum anggur. Paling hanya satu atau dua gelas. Sejujurnya, aku tidak pandai minum!” Gerald menanggapi Xanry dengan sangat rendah hati. Gerald sadar bahwa Xanry sedang menggodanya, jadi dia pun berupaya untuk mengimbangi Xanry. Dia ingin melihat yang sebenarnya ingin