“Mutiara Hantu?” Gerald bingung ketika dia mendengar itu. Ini adalah pertama kalinya dia mendengar tentang Mutiara Hantu. "Apa? Jadi kalian tidak tahu soal itu?" Garren melihat ekspresi bingung Gerald dan bertanya dengan heran. Gerald dan Ray menggelengkan kepala. “Mutiara Hantu adalah harta Sekte Hantu. Konon katanya benda itu bisa meningkatkan tingkat kultivasi seseorang berkali-kali lipat. Itu sebabnya banyak kesatria yang ingin mencurinya. Kalian benar-benar tidak tahu?" Garren menatap Gerald dengan heran, wajahnya menunjukkan raut ketidakpercayaan. “Lalu, di mana aku bisa mendapatkan Mutiara Hantu itu?” tanya Gerald segera. Karena Mutiara Hantu sangat berharga, itu tentu saja menarik perhatian Gerald. Sekarang dia jadi ingin mendapatkannya. "Tidak semudah itu mendapatkannya. Mutiara Hantu ada di tangan Raja Hantu.”“Itu adalah harta Raja Hantu, jadi mendapatkan Mutiara Hantu bukanlah hal yang mudah. Banyak kesatria mati di tangannya!” jelas Garren dengan tatapan ragu. Dar
Setelah beberapa saat, Garren keluar lagi dengan membawa sebuah label dan menyerahkannya kepada Ray. "Apa ini?" Ray menerima benda itu dan bertanya dengan ragu. "Ini ..." "Ini adalah tanda Raja Hantu, kan?" Tanpa menunggu penjelasan dari Garren, Gerald langsung menebak benda di tangan Ray. "Betul sekali. Itu adalah tanda Raja Hantu dan itu juga benda di tubuh hantu. Dengan ini, kalian bisa punya akses masuk ke Sekte Hantu. Jadi kalian tetap aman meskipun efek obatnya sudah habis,” jelas Garren sambil memandang Ray dan Gerald. Mendengar itu, Gerald dan Ray sangat gembira. Tak disangka ternyata Garren punya barang seperti itu! "Terima kasih, Bos Henry!" ujar Ray mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Garren. “Baik, fajar akan segera datang. Pintu masuk dunia spiritual akan segera ditutup. Aku juga harus segera berkemas dan meninggalkan tempat ini!” Garren melihat jam dan menyadari bahwa sudah hampir pagi, jadi dia segera mengingatkan Gerald dan Ray. “Hm, baik. Bos Henry, kal
Mereka bertiga membuka pintu aula dan berjalan masuk. Begitu Juno dan Ruth memasuki ruangan, mereka langsung menarik perhatian semua orang di aula. "Nona Zorn datang!" seru seorang pria penuh semangat. Setelah itu terlihat seorang pria berjas biru berjalan dengan tergesa-gesa. Dia langsung berdiri di depan Gerald dan kedua wanita itu. “Juno, akhirnya kamu datang. Aku sudah menunggumu!" ujar pria berjas biru itu menyapa Juno dengan senyum terkembang. Matanya dipenuhi dengan kegembiraan yang luar biasa. Orang itu adalah pengawas kelas Juno di universitas, namanya Xanry Quirke. "Ha! Ha! Kau terlalu berlebihan. Pesta ini akan tetap meriah meski tanpaku,” jawab Juno sambil tersenyum tipis.Menatap Xanry di hadapannya membuat Juno merasa bahwa dia sama menyebalkannya seperti dulu. Xanry selalu memanggilnya dengan sebutan Juno dan itu membuatnya tidak nyaman. Lagi pula, dia tidak memiliki hubungan yang dekat dengan Xanry, mereka juga tidak terlalu akrab satu sama lain. Tetapi karena di
Semua orang duduk di tempat masing-masing dan mulai mengobrol dengan teman semeja mereka. Gerald dan Juno duduk di meja makan yang sama dengan Ruth. Tentu saja Xanry juga ada di sana. “Ayo, Tuan Crawford! Mari kita bersulang!” ujar Xanry yang langsung berdiri dan memegang gelas anggur. Dia kemudian tersenyum tipis pada Gerald dan bersulang untuknya. Melihat itu, Gerald juga berdiri dan menyambut ajakan Xanry, “Ha! Ha! terima kasih!” Setelah mengatakan itu, keduanya meneguk segelas anggur secara bersamaan. "Ha! Ha! Tuan Crawford, sepertinya kamu sudah terbiasa minum!” Ketika Xanry melihat Gerald meneguk segelas anggur dengan begitu mantap, dia tersenyum dan menggoda Gerald. "Ah, tidak juga. Aku tidak terlalu terbiasa minum anggur. Paling hanya satu atau dua gelas. Sejujurnya, aku tidak pandai minum!” Gerald menanggapi Xanry dengan sangat rendah hati. Gerald sadar bahwa Xanry sedang menggodanya, jadi dia pun berupaya untuk mengimbangi Xanry. Dia ingin melihat yang sebenarnya ingin
“Bowling? Ah, sayang sekali aku belum pernah memainkannya sebelumnya,” Gerald pura-pura menjawab dengan ragu. Dia ingin meladeni Xanry dengan cara yang elegan."Tidak apa-apa, nanti aku ajari. Ayo, ikut denganku dan kita bersenang-senang!” ajak Xanry dengan gembira dan penuh percaya diri."Baik, kalau begitu, aku ikut,” jawab Gerald setuju. Setelah itu, dia melihat ke arah Juno.“Juno, aku mau bermain bowling sebentar. Kamu ngobrol saja di sini!”Juno tidak keberatan. Dia tahu bahwa Gerald pasti punya rencana. Jadi dia tidak mau menghentikannya. Dia hanya bergumam dalam hati bahwa jangan sampai Xanry berani mencari masalah dengan Gerald. Kalau itu terjadi, Xanry pasti akan menyesalinya.Tak lama kemudian Gerald telah tiba di arena bowling bersama Xanry. Keduanya pun menempati jalur masing-masing."Ayo, Tuan Crawford. Aku akan mengajarimu cara memainkan game ini. Lihat aku baik-baik!” kata Xanry pada Gerald sambil tersenyum. Setelah itu, dia mengambil bola bowling dan memegang
“Eh, tapi tunggu dulu, yang namanya kompetisi berarti harus ada sesuatu yang bisa dipertaruhkan. Bagaimana kalau 150 dolar untuk satu putaran?” ujar Xanry memberi saran. Dia sudah punya rencana di dalam hatinya.Gerald mencibir dalam hati. Sepertinya Xanry tergila-gila dengan uang sampai menginginkan 150 dolar untuk satu putaran bowling."Tentu saja tidak masalah!" jawab Gerald setuju tanpa berpikir panjang.Lagi pula, uang bukan apa-apa bagi Gerald. Toh, belum tentu dia akan gagal. Semuanya ada dalam kendalinya.“Xanry, jangan ganggu pacar Juno. Nanti Juno akan marah!” celetuk seorang temannya yang duduk di samping menyaksikan Xanry mengerjai Gerald. Nada suaranya dipenuhi dengan ejekan untuk Gerald.Gerald juga tidak peduli dengan orang-orang itu. Lagi pula, semua akan melihat hasilnya nanti. Gerald akan mempermalukan mereka dengan tamparan keras tanpa suara. Mereka ingin menggertaknya, tetapi mereka tidak berkaca. Tidak akan semudah itu!"Ayo! Tuan Crawford, kita akan berg
“Giliranmu, Tuan Crawford!” kata Xanry sambil berbalik melihat Gerald setelah dia selesai. Sekarang adalah awal dari ronde kedua dan Gerald tahu bahwa dia tidak boleh mendapatkan nilai nol lagi atau jarak antara skornya dan Xanry akan menjadi terlalu jauh dan dia tidak akan bisa membalikkan keadaan. Akhirnya Gerald mengambil bola bowling dan berjalan ke depan arena. Setelah mengambil posisi, tiba-tiba Gerald mendengar Xanry berteriak dari belakangnya, “Lempar saja sekuat tenaga, Tuan Crawford! Tidak apa-apa meski tidak mengenai apa pun, anggap saja itu sebagai latihan! Lagi pula, kamu membutuhkan banyak poin untuk bisa mengalahkanku!” Kemudian disusul suara tawa. Gerald menutup matanya, lalu perlahan membukanya lagi. Ia mengambil langkah ke depan kemudian melemparkan bola bowling! Alih-alih berbelok ke samping, kali ini bola menggelinding lurus ke arah pin. Hal itu mengejutkan Xanry dan yang lainnya. Berikutnya terdengar suara pin berjatuh. Ternyata Gerald hanya berhasil me
Xanry menyadari bahwa dia telah salah perhitungan ketika bola mengenai lintasan dengan bunyi yang keras sebelum kemudian keluar dari jalur! Akhirnya, Xanry tidak mendapatkan poin di putaran itu. Melihat itu, Xanry hanya bisa mengerutkan kening. Ia tidak menduga akan membuat kesalahan di saat genting! Sungguh menyebalkan! Gerald tidak mau melewatkan kesempatan untuk mengejek Xanry. Ia tertawa keras kemudian berkata mengejek, “Kurasa kamu membuat kesalahan tepat pada waktunya agar aku mengejarmu! Aku harus berterima kasih padamu!” Mendengar itu, Xanry menjadi sangat kesal, tetapi ia tidak bisa membalas. Ia hanya bisa mengutuki kecerobohannya. Xanry tertawa pahit lalu menjawab, “Ya! Sekarang kamu punya kesempatan!” Dalam hati Gerald bergumam, 'Terus saja berpura-pura! Kamu masih bisa berakting bahkan setelah aku memberimu panggung!’ Sekarang giliran Gerald lagi, dia pikir sudah saatnya dia menyusul skor. Jika dia tetap berada di belakang Xanry, kemampuannya tidak akan terliha