Semua orang duduk di tempat masing-masing dan mulai mengobrol dengan teman semeja mereka. Gerald dan Juno duduk di meja makan yang sama dengan Ruth. Tentu saja Xanry juga ada di sana. “Ayo, Tuan Crawford! Mari kita bersulang!” ujar Xanry yang langsung berdiri dan memegang gelas anggur. Dia kemudian tersenyum tipis pada Gerald dan bersulang untuknya. Melihat itu, Gerald juga berdiri dan menyambut ajakan Xanry, “Ha! Ha! terima kasih!” Setelah mengatakan itu, keduanya meneguk segelas anggur secara bersamaan. "Ha! Ha! Tuan Crawford, sepertinya kamu sudah terbiasa minum!” Ketika Xanry melihat Gerald meneguk segelas anggur dengan begitu mantap, dia tersenyum dan menggoda Gerald. "Ah, tidak juga. Aku tidak terlalu terbiasa minum anggur. Paling hanya satu atau dua gelas. Sejujurnya, aku tidak pandai minum!” Gerald menanggapi Xanry dengan sangat rendah hati. Gerald sadar bahwa Xanry sedang menggodanya, jadi dia pun berupaya untuk mengimbangi Xanry. Dia ingin melihat yang sebenarnya ingin
“Bowling? Ah, sayang sekali aku belum pernah memainkannya sebelumnya,” Gerald pura-pura menjawab dengan ragu. Dia ingin meladeni Xanry dengan cara yang elegan."Tidak apa-apa, nanti aku ajari. Ayo, ikut denganku dan kita bersenang-senang!” ajak Xanry dengan gembira dan penuh percaya diri."Baik, kalau begitu, aku ikut,” jawab Gerald setuju. Setelah itu, dia melihat ke arah Juno.“Juno, aku mau bermain bowling sebentar. Kamu ngobrol saja di sini!”Juno tidak keberatan. Dia tahu bahwa Gerald pasti punya rencana. Jadi dia tidak mau menghentikannya. Dia hanya bergumam dalam hati bahwa jangan sampai Xanry berani mencari masalah dengan Gerald. Kalau itu terjadi, Xanry pasti akan menyesalinya.Tak lama kemudian Gerald telah tiba di arena bowling bersama Xanry. Keduanya pun menempati jalur masing-masing."Ayo, Tuan Crawford. Aku akan mengajarimu cara memainkan game ini. Lihat aku baik-baik!” kata Xanry pada Gerald sambil tersenyum. Setelah itu, dia mengambil bola bowling dan memegang
“Eh, tapi tunggu dulu, yang namanya kompetisi berarti harus ada sesuatu yang bisa dipertaruhkan. Bagaimana kalau 150 dolar untuk satu putaran?” ujar Xanry memberi saran. Dia sudah punya rencana di dalam hatinya.Gerald mencibir dalam hati. Sepertinya Xanry tergila-gila dengan uang sampai menginginkan 150 dolar untuk satu putaran bowling."Tentu saja tidak masalah!" jawab Gerald setuju tanpa berpikir panjang.Lagi pula, uang bukan apa-apa bagi Gerald. Toh, belum tentu dia akan gagal. Semuanya ada dalam kendalinya.“Xanry, jangan ganggu pacar Juno. Nanti Juno akan marah!” celetuk seorang temannya yang duduk di samping menyaksikan Xanry mengerjai Gerald. Nada suaranya dipenuhi dengan ejekan untuk Gerald.Gerald juga tidak peduli dengan orang-orang itu. Lagi pula, semua akan melihat hasilnya nanti. Gerald akan mempermalukan mereka dengan tamparan keras tanpa suara. Mereka ingin menggertaknya, tetapi mereka tidak berkaca. Tidak akan semudah itu!"Ayo! Tuan Crawford, kita akan berg
“Giliranmu, Tuan Crawford!” kata Xanry sambil berbalik melihat Gerald setelah dia selesai. Sekarang adalah awal dari ronde kedua dan Gerald tahu bahwa dia tidak boleh mendapatkan nilai nol lagi atau jarak antara skornya dan Xanry akan menjadi terlalu jauh dan dia tidak akan bisa membalikkan keadaan. Akhirnya Gerald mengambil bola bowling dan berjalan ke depan arena. Setelah mengambil posisi, tiba-tiba Gerald mendengar Xanry berteriak dari belakangnya, “Lempar saja sekuat tenaga, Tuan Crawford! Tidak apa-apa meski tidak mengenai apa pun, anggap saja itu sebagai latihan! Lagi pula, kamu membutuhkan banyak poin untuk bisa mengalahkanku!” Kemudian disusul suara tawa. Gerald menutup matanya, lalu perlahan membukanya lagi. Ia mengambil langkah ke depan kemudian melemparkan bola bowling! Alih-alih berbelok ke samping, kali ini bola menggelinding lurus ke arah pin. Hal itu mengejutkan Xanry dan yang lainnya. Berikutnya terdengar suara pin berjatuh. Ternyata Gerald hanya berhasil me
Xanry menyadari bahwa dia telah salah perhitungan ketika bola mengenai lintasan dengan bunyi yang keras sebelum kemudian keluar dari jalur! Akhirnya, Xanry tidak mendapatkan poin di putaran itu. Melihat itu, Xanry hanya bisa mengerutkan kening. Ia tidak menduga akan membuat kesalahan di saat genting! Sungguh menyebalkan! Gerald tidak mau melewatkan kesempatan untuk mengejek Xanry. Ia tertawa keras kemudian berkata mengejek, “Kurasa kamu membuat kesalahan tepat pada waktunya agar aku mengejarmu! Aku harus berterima kasih padamu!” Mendengar itu, Xanry menjadi sangat kesal, tetapi ia tidak bisa membalas. Ia hanya bisa mengutuki kecerobohannya. Xanry tertawa pahit lalu menjawab, “Ya! Sekarang kamu punya kesempatan!” Dalam hati Gerald bergumam, 'Terus saja berpura-pura! Kamu masih bisa berakting bahkan setelah aku memberimu panggung!’ Sekarang giliran Gerald lagi, dia pikir sudah saatnya dia menyusul skor. Jika dia tetap berada di belakang Xanry, kemampuannya tidak akan terliha
Gerald mengangguk sedikit kemudian mengambil bola bowling dan melemparkannya dengan acuh tak acuh. Meskipun begitu, dia berhasil melakukan streak! Sungguh menakjubkan! “Oh, maaf! Sepertinya aku dapat streak lagi! Kurasa aku sudah mulai menguasai bowling!” jawab Gerald sambil tersenyum menatap Xanry. Saat ini, sementara Xanry masih unggul dengan tiga puluh enam poin, Gerald hanya empat poin di belakangnya. Dengan hanya tersisa tiga putaran, kompetisi akan segera berakhir. Siapa yang akan menjadi pemenang? "Agak terlalu dini untuk merayakannya, bukan begitu, Tuan Crawford? Lagi pula, kita masih punya tiga ronde untuk menentukan pemenangnya!” ejek Xanry saat dia mengambil bola bowling lagi untuk memulai ronde kelima. Setelah memposisikan diri, Xanry kemudian membidik pin dan melemparkan bola ke sasaran! Saat melempar bola bowling, posisi tubuh akan menentukan arah pendaratan bola dan jumlah pin yang bisa dirobohkan. Itu artinya pemain tidak boleh melempar sembarangan karena bola bowl
Sayang sekali untuknya, Gerald tidak akan memberinya kesempatan seperti itu. Ia segera mengambil bola bowling lalu berjalan menuju lintasan, bahkan tanpa harus melihat arah dia melempar, Gerald dengan percaya diri melemparkannya ke arah pin. Sekarang giliran Gerald yang mengejek. Dia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Xanry padanya di ronde pertama. Dan sesuai dugaan, tidak ada pin yang tersisa. Gerald berhasil strike lagi. Dengan skor menjadi lima puluh dua melawan empat puluh sembilan, skor Gerald akhirnya melampaui Xanry.Dengan perubahan posisi ini, ronde ketujuh dan terakhir dimulai. Pada titik ini, Xanry tahu bahwa dia tidak boleh gegabah lagi. Jika dia tidak bisa mendapat strike, dia pasti akan kalah dari Gerald! Dia juga khawatir Gerald akan mendapatkan strike lagi. Jika itu terjadi, Xanry akan tetap kalah, terlepas dari dia berhasil mendapatkan strike terakhir atau tidak. Dia pun hanya bisa berdoa agar Gerald membuat kesalahan dalam lemparan terakhirnya. Xanry
Xanry kemudian mengambil dompetnya dan mengambil seratus lima puluh dolar untuk diberikan kepada Gerald. Sebenarnya Gerald tidak akan menolak uang itu. Bagaimanapun, dia pantas mendapatkannya dan dia tidak malu untuk menerimanya. Setelah pertandingan selesai, Gerald kemudian melambaikan tangan kepada Xanry dan kembali menemui Juno. Melihat Gerald kembali, Juno terdorong untuk bertanya, “Kenapa lama sekali?” “Ya, aku hanya bermain-main sebentar. Aku sudah capek makanya aku kembali,” jelas Gerald dengan senyum tipis. Juno percaya kata-kata Gerald karena dia tidak tahu tentang insiden antara Gerald dan Xanry. Bahkan meskipun dia tahu pun dia mungkin tidak akan terlalu memikirkannya. Yang ada dia akan merasa bahwa Gerald telah berhasil memberi pelarjaran pada Xanry. Setelah beberapa saat, keduanya menyaksikan Xanry berjalan ke arah mereka dengan membawa beberapa botol anggur dan sebuah dadu. Duduk tepat di depan Gerald, Xanry kemudian tersenyum dan berkata, “Sepertinya tadi kit