Gerald mengangguk sedikit kemudian mengambil bola bowling dan melemparkannya dengan acuh tak acuh. Meskipun begitu, dia berhasil melakukan streak! Sungguh menakjubkan! “Oh, maaf! Sepertinya aku dapat streak lagi! Kurasa aku sudah mulai menguasai bowling!” jawab Gerald sambil tersenyum menatap Xanry. Saat ini, sementara Xanry masih unggul dengan tiga puluh enam poin, Gerald hanya empat poin di belakangnya. Dengan hanya tersisa tiga putaran, kompetisi akan segera berakhir. Siapa yang akan menjadi pemenang? "Agak terlalu dini untuk merayakannya, bukan begitu, Tuan Crawford? Lagi pula, kita masih punya tiga ronde untuk menentukan pemenangnya!” ejek Xanry saat dia mengambil bola bowling lagi untuk memulai ronde kelima. Setelah memposisikan diri, Xanry kemudian membidik pin dan melemparkan bola ke sasaran! Saat melempar bola bowling, posisi tubuh akan menentukan arah pendaratan bola dan jumlah pin yang bisa dirobohkan. Itu artinya pemain tidak boleh melempar sembarangan karena bola bowl
Sayang sekali untuknya, Gerald tidak akan memberinya kesempatan seperti itu. Ia segera mengambil bola bowling lalu berjalan menuju lintasan, bahkan tanpa harus melihat arah dia melempar, Gerald dengan percaya diri melemparkannya ke arah pin. Sekarang giliran Gerald yang mengejek. Dia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Xanry padanya di ronde pertama. Dan sesuai dugaan, tidak ada pin yang tersisa. Gerald berhasil strike lagi. Dengan skor menjadi lima puluh dua melawan empat puluh sembilan, skor Gerald akhirnya melampaui Xanry.Dengan perubahan posisi ini, ronde ketujuh dan terakhir dimulai. Pada titik ini, Xanry tahu bahwa dia tidak boleh gegabah lagi. Jika dia tidak bisa mendapat strike, dia pasti akan kalah dari Gerald! Dia juga khawatir Gerald akan mendapatkan strike lagi. Jika itu terjadi, Xanry akan tetap kalah, terlepas dari dia berhasil mendapatkan strike terakhir atau tidak. Dia pun hanya bisa berdoa agar Gerald membuat kesalahan dalam lemparan terakhirnya. Xanry
Xanry kemudian mengambil dompetnya dan mengambil seratus lima puluh dolar untuk diberikan kepada Gerald. Sebenarnya Gerald tidak akan menolak uang itu. Bagaimanapun, dia pantas mendapatkannya dan dia tidak malu untuk menerimanya. Setelah pertandingan selesai, Gerald kemudian melambaikan tangan kepada Xanry dan kembali menemui Juno. Melihat Gerald kembali, Juno terdorong untuk bertanya, “Kenapa lama sekali?” “Ya, aku hanya bermain-main sebentar. Aku sudah capek makanya aku kembali,” jelas Gerald dengan senyum tipis. Juno percaya kata-kata Gerald karena dia tidak tahu tentang insiden antara Gerald dan Xanry. Bahkan meskipun dia tahu pun dia mungkin tidak akan terlalu memikirkannya. Yang ada dia akan merasa bahwa Gerald telah berhasil memberi pelarjaran pada Xanry. Setelah beberapa saat, keduanya menyaksikan Xanry berjalan ke arah mereka dengan membawa beberapa botol anggur dan sebuah dadu. Duduk tepat di depan Gerald, Xanry kemudian tersenyum dan berkata, “Sepertinya tadi kit
Keduanya kemudian mulai menggoyangkan dadu mereka selama beberapa detik. Setelah berhenti, Xanry langsung tersenyum sambil berkata, “Silakan, Tuan Crawford! Tebak!” Gerald kemudian menjawab, "Tiga enam!" "Baik! Empat enam!” jawab Xanry. Menurut pendengaran Gerald, dia tahu Xanry pasti memiliki dua angka enam. Gerald sendiri memiliki dua enam, itu sebabnya dia pasti tidak bisa membukanya. Gerald berpikir cara untuk menghadapi Xanry adalah dengan sengaja kalah di beberapa ronde. Membiarkan Xanry menjadi sombong di beberapa ronde pertama pasti akan membuat kemenangan Gerald jauh lebih manis. Kemudian, Gerald berteriak, "Lima lima!" Setelah mendengar itu, Xanry tidak bisa menahan senyum dan berkata, "Buka!" Karena Xanry telah memilih untuk membuka dadu Gerald, jadi Gerald harus melakukannya. Setelah dibuka, poin dadu tidak bertambah hingga lima lima. Sebaliknya, hanya ada tiga angka lima, yang berarti Gerald kalah dalam ronde ini. Tentu saja ini sudah diperhitungkan oleh
Setelah berpikir sebentar, Gerald kemudian berkata, "Lima empat!" "Buka!" seru Xanry. Alih-alih merasa terkejut bahwa Xanry akan memilih untuk membuka sekarang, Gerald malah merasa senang. Dia telah menunggu Xanry untuk melakukannya. Semuanya berjalan sesuai rencana. Setelah itu, Gerald membuka dadunya dan menunjukkannya pada Xanry. Setelah tahu bahwa dia menang lagi, Xanry berkata dengan nada menyindir, “Maaf, Tuan Crawford, kamu kalah lagi! Sepertinya kamu akan membayar lebih banyak!” Tidak perlu seorang jenius untuk mengetahui bahwa Xanry memang mabuk kekuasaan. Xanry mengira Gerald tidak bisa melawannya di permainan ini. "Kamu bisa menang dan kamu bisa saja kalah!" jawab Gerald dengan nada santai sambil menyerahkan tujuh puluh lima dolar lagi kepada Xanry yang tampak sangat gembira. Melihat Gerald sudah kehilangan seratus lima puluh dolar, Juno dengan cepat menatap Gerald dan bergumam dengan sedikit cemas, “Gerald, sudahi saja permainannya dan pergi dari sini!” Mes
Gerald tidak akan menahan diri lagi, ia ingin melanjutkan permainan. Xanry yang tidak merasa curiga melihat Gerald tiba-tiba tertarik untuk lanjut bermain, hanya menjawab, “Tentu saja kita akan lanjut! Kita hanya bermain beberapa putaran! Aku tidak akan mengalah padamu setelah ini, Tuan Crawford!” Mendengar kalimat yang sama lagi, Gerald mendapati dirinya semakin muak dengan kata-kata itu. Xanry terlalu percaya diri. Namun, makin dia percaya diri dan arogan, Gerald tahu bahwa di akhir nanti akan makin menyakitkan bagi Xanry. Berikutnya, mereka berdua mengocok dadu lagi. Sementara Gerald hanya mengocok dadunya selama sekitar dua detik, Xanry mengocok dadunya sendiri cukup lama. Meskipun begitu, Gerald masih bisa membedakan isi dadu Xanry. Mau seberapa lama pun Xanry mengocok dadu, itu tidak akan bisa lepas dari pendengaran tajam Gerald. Sungguh menggelikan karena Xanry berpikir mengocok dadu lebih lama dapat membingungkan Gerald. Setellah Xanry selesai mengocok, ia kemudian be
“Tentu saja kita akan terus bermain! Aku hanya kehilangan seratus lima puluh dolar, aku pasti akan mendapatkan jumlah yang lebih besar nanti!” jawab Xanry dengan penuh percaya diri. Mendengar itu, Gerald langsung senang dan membatin, 'Tidak disangka dia masih mencoba mengintimidasiku! Kalau sudah begini, jangan salahkan aku karena akan menguras uangmu lebih banyak lagi!’Beberapa orang memang hanya perlu diladeni tanpa ampun sampai akhirnya menyadari kekalahannya.Mereka berdua pun memulai ronde berikutnya. Selama mengocok dadu, Xanry terus mengawasi Gerald. Yang membuatnya kesal, Gerald tampaknya tidak memiliki trik apa pun. Tetapi tetap saja Xanry merasa bahwa Gerald berbeda, dia tidak tahu yang membuat Gerald tampak istimewa. Setelah beberapa saat, mereka berdua berhenti mengocok dadu pada saat yang bersamaan. Kali ini, Gerald memiliki empat angka dua dan angka satu. Dalam istilah permainan, hasil seperti itu dikenal sebagai 'macan tutul' karena banyak dadu yang nilainya s
Meskipun hatinya dipenuhi dengan kebencian, faktanya memang dia telah kalah. Hal itu membuatnya tidak bisa meluapkan amarahnya. Apalagi jika marah sekarang, Xanry khawatir yang lain akan mengira bahwa dirinya tidak cukup kaya untuk bermain game dan itu adalah bentuk penghinaan yang tidak pernah ingin ia alami. Ia baru saja kehilangan dua ratus dua puluh lima dolar. Itu bukan jumlah yang besar baginya, jadi ia masih bisa melanjutkan permainan. Karena yakin bahwa Xanry tidak akan melanjutkan permainan setelah menderita banyak kerugian, Gerald kemudian menatapnya dan bertanya, "Apa kamu main main lagi?""Tentu saja! Ayo, kita lanjutkan!” jawab Xanry. Di kondisinya saat ini, jelas bahwa Xanry memiliki aura khas seorang penjudi. Kalau belum bisa menang melawan Gerald, ia tidak akan bisa tenang. Tentu saja Gerald tidak keberatan akan hal itu. Ia justru ingin melihat seberapa jauh Xanry bisa bertahan. “Baik, kalau begitu! Tapi karena kamu yang memberi saran di permainan sebelumnya, sekaran