”Gerald, kami di sini!”Sesampainya Gerald di asrama putri tempat Xavia tinggal, rupanya di sana sudah banyak mahasiswa lain. Polisi masih ada di sana. Juga ada Cassandra, teman sekelas Yuri. Keadaan di sana terlihat kacau. Di antara kerumunan orang, Gerald melihat Harper melambaikan tangan. Sejurus kemudian Gerald berlari menghampiri Harper. Lalu, dia melihat Xavia dan Yuri. Kalau dilihat dari bekas luka tamparan di pipi Xavia dan rambutnya yang berantakan, mereka berdua tadi pasti mengalami pertengkaran hebat. Xavia masih menangis sesenggukan dan sesekali berteriak. Sementara Yuri diamankan polisi dengan tangan terborgol. Wajahnya pucat pasi dan jelas terlihat raut ketakutan di wajahnya. Di sisi yang lain, seorang polisi sedang menginterogasi para saksi. “Apa yang terjadi?” tanya Gerald pada Harper.“Kamu mau tahu apa yang terjadi? Ini benar-benar gila, Gerald! Kamu penasaran kan dari mana Yuri dapat banyak uang saat itu? Aku beritahu, ternyata dia orang yang nggak kenal rasa ta
'Sekarang bagaimana? Apa yang harus aku lakukan?' Xavia benar-benar kalut.Seratus ribu dolar bukan jumlah yang sedikit. Xavia tidak mungkin bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat meski jika dia harus menggadaikan harga dirinya. Xavia duduk bersimpuh di lantai dan kembali menangis.Sementara itu, Gerald kembali ke asramanya dengan pikiran yang masih berkecamuk. Dia ingin istirahat sejenak, tetapi tidak bisa. Dadanya terasa sesak ketika teringat lagi bekas luka yang ada di wajah Xavia. Seandainya Xavia masih bersamanya, pasti sekarang Xavia bisa mendapatkan apapun yang dia mau. Jika Xavia disakiti, Gerald pasti akan membela dan membalaskan dendam Xavia. Tetapi sayangnya, Xavia sudah mengkhianati dan membohongi Gerald dengan kejam. Xavia bilang sedang butuh waktu sendiri, tapi ternyata dia justru berpacaran dengan pria lain hanya dalam kurun waktu tiga hari sejak Xavia mengatakan itu! Gerald tidak pernah mengungkit ini, tetapi dia juga tidak bisa melupakan kebohongan Xavi
Mayberry Commercial Street adalah kawasan bisnis yang sangat besar tapi ternyata bukan apa-apa di mata Tuan Muda Crawford? Seberapa hebat keluarga Crawford ini sebenarnya?Whitney dan gadis-gadis lain langsung mengagumi Tuan Crawford hanya dari mendengar cerita Quinton."Kamu nggak melebih-lebihkan kan, Quinton?""Kalau keluarga ini memang sangat berpengaruh, harusnya profil mereka masuk di jajaran orang penting yang bisa kita lihat di internet." Sebagian gadis lain merasa ragu dengan penjelasan Quinton.Quinton tertawa dan menjawab, "Orang-orang yang kalian lihat di internet itu bukan di jajaran yang tertinggi. Coba kalian pikir. Betapa hebatnya sebuah perusahaan yang mampu menopang banyak perusahaan besar. Seringkali perusahaan semacam itu memang dimiliki oleh sebuah keluarga yang kita nggak pernah dengar namanya. Ini berguna untuk menyimpan reputasi mereka.”“Hmm.. masuk akal juga,” para gadis itu sepakat dengan penjelasan Quinton. Kriiing! Ponsel Nyonya Smith berdering. Dia mena
Gerald merasa kesal jika ingat kepolosannya saat itu.Sekarang ketika Gerald sudah dewasa dan sudah lepas dari pengasuhan kakaknya, apa Jessica masih akan memarahi Gerald karena menghabiskan banyak uang? Jalan hidup Gerald memang dramatis, seperti dongeng saja."Hei, aku sudah cek transaksi di kartu belanjamu. Ternyata kamu menghabiskan semua uangnya, ya? Hahaha! Bagus, Gerald! Aku juga dengar dari Zack katanya kamu menunjukkan peningkatan kemampuan yang pesat. Kamu sudah belajar untuk berinvestasi di perusahaan kecil. Aku juga mencari tahu banyak soal perusahaan yang kamu bantu itu. Hmmm... kamu jatuh cinta sama putri pemilik perusahaan itu, ya? Kamu sedang mencarikan adik ipar untukku?" tanya Jessica menggoda Gerald.Sejujurnya, akhir-akhir ini Gerald dan Mila memang intens berkomunikasi. Hubungan mereka berdua semakin dekat. Mila sering bercerita banyak hal pada Gerald. Gerald pun demikian. Sayangnya, semakin mereka dekat, Gerald semakin merasa berat untuk menyatakan perasaannya pad
Gerald sangat terkejut ketika melihat Xavia bekerja di villa itu. Benar saja kalau beberapa hari ini dia menghilang tanpa kabar, rupanya Xavia sibuk bekerja. Di sisi lain, Gerald senang melihat Xavia ada di sana.Entah bagaimana mengungkapkannya. Meskipun Xavia mungkin masih memusuhinya, tapi Gerald senang Xavia tidak terpuruk semakin jauh. Xavia justru mendapat pekerjaan baru setelah kejadian itu, sepertinya dia sedang berupaya keras untuk mendapatkan penghasilan. Gerald lega dan senang melihat Xavia begini."Gerald ngapain kamu di sini? Kamu pikir di tempat ini kamu bisa keluar masuk seenaknya? Keluar sekarang!" kata Xavia dengan nada dingin."Hei, Xavia. Kamu mengenal orang itu?" Beberapa gadis muda lain yang seumuran Gerald segera menghampiri Xavia. Mereka adalah mahasiswi tingkat akhir, sama seperti Xavia, yang baru memulai magang di villa.Mereka banyak mendengar tentang orang-orang penting yang sering datang ke villa itu, tapi mereka sedikit terkejut melihat Gerald. Pria yang ba
Xavia benar-benar ingin meluapkan semua rasa dendamnya pada Gerald. "Kamu bukan siapa-siapa. Kamu cuma pecundang! Sekarang kamu pergi dari sini. Kalau nggak, aku akan segera panggil sekuriti!""Iya, tempatmu bukan di sini!""Eh Xavia, sshh... Ada Tuan Bale!" Tiba-tiba para gadis itu bersemangat melihat Bale datang.Sebuah mobil mewah memasuki gerbang. Segera setelah mobil itu berhenti, seorang pria berjas biru keluar dari mobil. Dia melenggang santai menuju pintu villa dengan salah satu tangan dimasukkan ke sakunya. "Tuan Bale!" Para pelayan itu melambaikan tangan dengan riang. Sementara Xavia berupaya bersikap tenang dan elegan."Hai, Xavia. Wah, kalian kelihatannya sangat sibuk, ya," ujar Bale dengan senyum manis."Tidak, kami tidak sibuk, Tuan. Kami tadi hanya menghentikan seorang pria kampung yang mau masuk ke sini. Kami khawatir dia akan mengganggu ayah Anda dan para pengusaha lain yang sedang rapat di dalam," jawab Xavia yang saat ini berdiri di samping Bale.Bale lalu merengku
“Apa kamu sudah gila? Gimana bisa Mayberry Commercial Street jadi milikmu? Kenapa nggak sekalian saja kamu mengigau pergi ke surga.”Para gadis itu memandang Gerald seakan mereka sedang menghadapi orang bodoh. Bale yang mendengar perkataan Gerald tertawa terbahak-bahak. Pria ini baru saja mengatakan bahwa Mayberry Commercial Street adalah miliknya dan keluarganya? Benar-benar sakit jiwa!Tiba-tiba ponsel Gerald berdering. Telepon dari Zack.“Halo, Tuan Gerald. Apakah Anda sudah sampai?”“Ya, Zack. Aku ada di ruang depan,” jawab Gerald. “Oh, oke. Tuan Harrison dan Tuan Henderson dari Biro Pendidikan ada bersama saya di sini. Kami akan menghampiri Anda ke sana. Mereka sudah lama ingin bertemu Anda setelah mendengar bahwa Anda berniat menaruh investasi di proyek sosial masyarakat dan badan usaha.”“Ooh, baiklah.” Gerald tidak menyangka bahwa para direktur akan datang secepat ini. Hmm... pasti kakaknya yang mengatur ini semua. Gerald lalu menutup telepon dan menunggu Zack datang.Sementa
Jane dan pelayan senior yang lain sejak tadi sedang sibuk mempersiapkan meja makan. Jadi dia baru bisa memenuhi panggilan Tuan Zack. Setelah mendengar teguran dari Tuan Zack, Jane menampar wajah Xavia dengan geram. Plak!“Pergi dan berdiri di belakang sekarang juga!” kata Jane menghardik Xavia. Bekerja di villa itu adalah sebuah kesempatan berharga. Harusnya Xavia tahu aturan! Xavi masih terkesiap mendapat tamparan Jane yang tiba-tiba.Benarkah?Xavia baru yakin dia tidak sedang bermimpi ketika dapat merasakan panas di pipinya.Jadi ini semua nyata? Jadi Gerald berkata jujur! Dia benar-benar orang kaya. Yuri dan Tuan Bale ternyata tidak ada apa-apanya dibanding Gerald. Dia adalah pemilik kawasan bisnis Mayberry, yang itu berarti dia adalah orang terkaya di Kota Mayberrry dan bahkan masuk di jajaran orang terkaya di dunia!Dada Xavia terasa sesak. Jadi itu berarti, seandainya Xavia tidak putus dengan Gerald, dia pasti saat ini sudah jadi wanita yang kaya? Mengingat betapa Gerald sang