Gerald sangat terkejut ketika melihat Xavia bekerja di villa itu. Benar saja kalau beberapa hari ini dia menghilang tanpa kabar, rupanya Xavia sibuk bekerja. Di sisi lain, Gerald senang melihat Xavia ada di sana.Entah bagaimana mengungkapkannya. Meskipun Xavia mungkin masih memusuhinya, tapi Gerald senang Xavia tidak terpuruk semakin jauh. Xavia justru mendapat pekerjaan baru setelah kejadian itu, sepertinya dia sedang berupaya keras untuk mendapatkan penghasilan. Gerald lega dan senang melihat Xavia begini."Gerald ngapain kamu di sini? Kamu pikir di tempat ini kamu bisa keluar masuk seenaknya? Keluar sekarang!" kata Xavia dengan nada dingin."Hei, Xavia. Kamu mengenal orang itu?" Beberapa gadis muda lain yang seumuran Gerald segera menghampiri Xavia. Mereka adalah mahasiswi tingkat akhir, sama seperti Xavia, yang baru memulai magang di villa.Mereka banyak mendengar tentang orang-orang penting yang sering datang ke villa itu, tapi mereka sedikit terkejut melihat Gerald. Pria yang ba
Xavia benar-benar ingin meluapkan semua rasa dendamnya pada Gerald. "Kamu bukan siapa-siapa. Kamu cuma pecundang! Sekarang kamu pergi dari sini. Kalau nggak, aku akan segera panggil sekuriti!""Iya, tempatmu bukan di sini!""Eh Xavia, sshh... Ada Tuan Bale!" Tiba-tiba para gadis itu bersemangat melihat Bale datang.Sebuah mobil mewah memasuki gerbang. Segera setelah mobil itu berhenti, seorang pria berjas biru keluar dari mobil. Dia melenggang santai menuju pintu villa dengan salah satu tangan dimasukkan ke sakunya. "Tuan Bale!" Para pelayan itu melambaikan tangan dengan riang. Sementara Xavia berupaya bersikap tenang dan elegan."Hai, Xavia. Wah, kalian kelihatannya sangat sibuk, ya," ujar Bale dengan senyum manis."Tidak, kami tidak sibuk, Tuan. Kami tadi hanya menghentikan seorang pria kampung yang mau masuk ke sini. Kami khawatir dia akan mengganggu ayah Anda dan para pengusaha lain yang sedang rapat di dalam," jawab Xavia yang saat ini berdiri di samping Bale.Bale lalu merengku
“Apa kamu sudah gila? Gimana bisa Mayberry Commercial Street jadi milikmu? Kenapa nggak sekalian saja kamu mengigau pergi ke surga.”Para gadis itu memandang Gerald seakan mereka sedang menghadapi orang bodoh. Bale yang mendengar perkataan Gerald tertawa terbahak-bahak. Pria ini baru saja mengatakan bahwa Mayberry Commercial Street adalah miliknya dan keluarganya? Benar-benar sakit jiwa!Tiba-tiba ponsel Gerald berdering. Telepon dari Zack.“Halo, Tuan Gerald. Apakah Anda sudah sampai?”“Ya, Zack. Aku ada di ruang depan,” jawab Gerald. “Oh, oke. Tuan Harrison dan Tuan Henderson dari Biro Pendidikan ada bersama saya di sini. Kami akan menghampiri Anda ke sana. Mereka sudah lama ingin bertemu Anda setelah mendengar bahwa Anda berniat menaruh investasi di proyek sosial masyarakat dan badan usaha.”“Ooh, baiklah.” Gerald tidak menyangka bahwa para direktur akan datang secepat ini. Hmm... pasti kakaknya yang mengatur ini semua. Gerald lalu menutup telepon dan menunggu Zack datang.Sementa
Jane dan pelayan senior yang lain sejak tadi sedang sibuk mempersiapkan meja makan. Jadi dia baru bisa memenuhi panggilan Tuan Zack. Setelah mendengar teguran dari Tuan Zack, Jane menampar wajah Xavia dengan geram. Plak!“Pergi dan berdiri di belakang sekarang juga!” kata Jane menghardik Xavia. Bekerja di villa itu adalah sebuah kesempatan berharga. Harusnya Xavia tahu aturan! Xavi masih terkesiap mendapat tamparan Jane yang tiba-tiba.Benarkah?Xavia baru yakin dia tidak sedang bermimpi ketika dapat merasakan panas di pipinya.Jadi ini semua nyata? Jadi Gerald berkata jujur! Dia benar-benar orang kaya. Yuri dan Tuan Bale ternyata tidak ada apa-apanya dibanding Gerald. Dia adalah pemilik kawasan bisnis Mayberry, yang itu berarti dia adalah orang terkaya di Kota Mayberrry dan bahkan masuk di jajaran orang terkaya di dunia!Dada Xavia terasa sesak. Jadi itu berarti, seandainya Xavia tidak putus dengan Gerald, dia pasti saat ini sudah jadi wanita yang kaya? Mengingat betapa Gerald sang
Gerald membalikkan badan dan menatap Xavia dengan kecewa, “Xavia, tentu saja aku nggak akan lupa semua yang kamu bilang. Bahkan karena kamulah aku merasa mendapatkan semangat hidup dan harapan selama masa sulit itu. Kamu tahu? Rasanya aku ingin memberi semuanya untukmu. Tapi sayang, kamu malah minta putus. Sejujurnya, sampai saat ini pun aku masih sakit hati. Tapi aku selalu berharap kamu baik-baik saja, sekarang maupun nanti. Kamu harus melanjutkan hidupmu tanpa aku.”Sudah tidak mungkin lagi bagi Gerald untuk kembali bersama Xavia, apalagi setelah beberapa hal yang terjadi di hari-hari terakhir ini. Gerald tidak sedang berkata asal, dia serius akan ucapannya.Perlahan Xavia mulai bisa mengontrol dirinya setelah mendengar kata-kata Gerald, tapi raut merah di wajahnya belum memudar. Dulu, seorang pria dengan sangat tulus mencintainya dan rela berkorban apapun untuknya. Sayangnya, dia ingin mencari kenyamanan yang lebih.Xavia tidak mampu mengatakan bahwa dia dulu juga mencintai Gerald
Tuan Harrison tidak menyangka bahwa Gerald, orang super kaya di Mayberry ternyata begitu rendah hati. Sangat jauh dari bayangannya. Ditambah lagi, Gerald bersedia membantu pelaksanaan programnya.Sementara itu di sisi Gerald, dia merasa masih belum bisa sepenuhnya berbaur. Tetapi dia juga tidak terburu-buru. Gerald tahu butuh waktu baginya untuk menyesuaikan diri dengan dunianya yang baru.Gerald bersiap untuk meninggalkan villa setelah semua tamu pulang. Ada ujian yang harus diikutinya besok jadi dia harus segera pulang dan berlatih. Tiba-tiba sebuah suara memanggilnya."Tuan Gerald!"Terlihat Jane dengan tergopoh gopoh menghampiri Gerald, masih dengan bekas merah di pipinya. Melihat Jane, Gerald jadi merasa kasihan. Staf senior yang cantik ini begitu galak dan tegas. Bahkan Gerald sendiri hampir kalah menghadapinya waktu itu."Ya? Kau butuh sesuatu?" tanya Gerald."Begini, Tuan. Saya sudah tidak ada shift siang ini, jadi saya akan pulang. Saya mau menawarkan mengantar Tuan Gerald ke
Gerald menatap wajah Jane lekat dan menyadari sepertinya ada yang tidak beres. Gerald lalu menoleh ke arah yang tadi diperhatikan Jane. Detik kemudian dia terkejut. Di sana ada dua orang pria dan satu wanita. Salah satu dari pria itu terlihat memiliki status sosial yang tinggi, sebuah mobil Maserati terparkir di depannya. Dia sedang berbincang dengan pria dan wanita yang lainnya. Yang membuat Gerald terkejut, dia mengenal pria dan wanita itu. Pria itu adalah Danny Xanders, teman sekelasnya dan yang wanita adalah Jacelyn Leigh, teman asrama Alice Bradford. Astaga, sejak kapan mereka berdua menjadi pasangan? Gerald mulai menduga-duga. Sepertinya Jane mengenal mereka juga. Pria yang berada di depan mobil lalu menoleh dan mengenali mobil Jane. Seketika raut wajahnya berubah riang dan segera berlari kecil menghampiri Jane. “Sial! Eh... Maaf, Tuan Gerald, saya tidak mengumpat Anda. Yang saya maksud adalah orang itu, Luke Evans. Saya hanya tidak mengira dia ada di sini. Orang ini kenapa
Jane menggertakkan giginya dengan geram. Di sampingnya, Jacelyn menempel erat di lengan Danny. Sejujurnya, melihat Jane yang cantik dengan mobil mewahnya, Jacelyn sempat merasa iri. Terlebih lagi, sejak tadi Jane tidak menghiraukan Jacelyn sama sekali. Jacelyn semakin jengkel dibuatnya.Mendengar kalimat terakhir Luke, Jacelyn jadi tersulut, dia lalu berbisik pada Luke dan Danny, "Kayanya Jane menyembunyikan sesuatu deh. Dia punya teman-teman yang hebat dan bisa membeli mobil mewah dengan mudah... Tapi apakah dia punya seseorang yang spesial? Kalau nggak om-om girang paling ya brondong jalanan."Plakk!Belum selesai Jacelyn berkata, tiba-tiba Jane menamparnya dengar keras, “Hei, mulutmu itu hati-hati ya, kalau bicara! Apa maksudmu berondong jalanan?”“Dasar jalang! Beraninya kamu nampar aku!” kata Jacelyn sambil memegangi pipinya yang terasa panas. Jane bersiap untuk menyerang Jacelyn lagi tapi urung karena Luke menghalau tangannya. “Jane Sayang, beritahu aku apa omongan Jacelyn tadi