Gerald segera bisa mengenali wanita itu. Dia bertemu wanita itu di Homeland Kitchen beberapa hari yang lalu. Jane sempat memarahinya saat itu.“Anda mengenal saya?” tanya wanita itu sambil menarik pelan anak-anak untuk mendekat. Dia sempat takut jangan-jangan pria di depannya adalah anggota sindikat perdagangan anak.“Ya, kita pernah bertemu di Homeland Kitchen. Kamu lupa?” tanya Gerald sambil tersenyum.Wanita itu mencoba mengingat-ingat kemudian berseru, “Oh, ternyata Anda! Terima kasih sudah membantu saya saat itu.” Waktu itu dia dimarahi dengan sangat keras sampai tidak berani mengangkat kepala. Hanya ketika dia akan pergi, dia sempat melihat sekilas ke arah Gerald. Ketika bertemu dengan Gerald lagi hari ini, yang dia kenali adalah suara Gerald. Gerald menyelamatkannya hari itu.“Ah, itu bukan apa-apa. Minimal kamu nggak perlu curiga padaku. Oh, iya, apa kamu yang merawat anak-anak ini?” tanya Gerald penasaran. “Iya, benar!” Queta Smith mengangguk. Setelahnya, Gerald mengajak me
Bagaimana bisa seorang pria muda kaya raya mau menjadi teman Queta?Gerald tidak akan menjelaskan alasannya karena pertemuan hari ini pun juga sebuah kebetulan.Gerald memiliki hati yang lembut dan seringkali menaruh simpati pada orang-orang yang hidupnya kesusahan. Dan hal yang pasti bisa dia lakukan adalah membantu mereka mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak dan menyekolahkan ketiga bocah itu.Tetapi di balik itu semua, saat Gerald menatap Queta, jantungnya berdebar kencang. Ada perasaan halus yang memaksanya untuk ingin lebih dekat dengan Queta dan mengenal gadis itu lebih jauh.Gerald tidak mengerti perasaan itu sebenarnya.Namun yang Gerald tahu adalah saat pertama kali melihat Queta, bahkan dari samping, wajah Queta langsung tertanam kuat dalam memori otaknya. Padahal gadis itu dia temui secara kebetulan, tetapi kenapa Gerald bisa merasa begitu?Mereka berdua akhirnya banyak mengobrol dan menjadi semakin akrab sampai tidak terasa bahwa hari sudah sore."Queta, aku pulang d
“Siapa yang bilang kamu boleh duduk di sini? Kursi ini untuk pacarku. Ya, ampun, dari dulu dasar pecundang. Pergi kamu, pergi!"Gerald tidak ingat siapa gadis yang mengusirnya itu dan dia tidak mau buang waktu dan energi untuk meladeninya. Gerald akhirnya menempati kursi di dekat pintu dekat para petugas lalu-lalang membawa makanan.Sebenarnya, ada satu kursi kosong di sebelah Sharon. Tetapi gadis itu meletakkan tas selempangnya di sana. Hal itu menandakan dia telah menyiapkan kursi itu untuk seseorang. Dan semakin jelas karena Sharon juga sama sekali tidak menawari Gerald untuk duduk di sana.Lillian tersenyum menyeringai dan bertanya pada Sharon, "Sharon, kapan Murphy datang?""Hmmpphh...dia memang selalu plin-plan. Bilangnya akan segera sampai, tapi nyatanya nggak datang-datang." Meski terdengar kecewa, tetapi sebenarnya dalam hati Sharon merasa bangga.Seketika setelah Sharon menyebut nama Murphy, semua orang di sana berkomentar dan diliputi perasaan iri."Woaa... Sharon, kamu lagi
“Hahaha! Jangan bilang begitu, lah. Dia sekarang sudah kuliah di Universitas Mayberry. Siapa tahu nanti setelah lulus dia bisa dapat pekerjaan di Mayberry Commercial Street juga,” kata yang lain menyindir.“Oho? Itu artinya kami akan jadi rekan kerja, dong. Sini bergabung, Gerald!” ajak Murphy. Dia ingin mengobrol lebih jauh dengan Gerald dan mengenal lebih dalam teman lama Sharon itu. Murphy penasaran seperti apa Gerald sebenarnya. Itulah kenapa ketika dia diperkenalkan dengan Gerald tadi, Murphy tidak tahan untuk tidak menarik perhatian Gerald hanya untuk melihat responsnya. Dan sejauh yang ia lihat, Gerald tidak memiliki kecerdasan sosial yang baik. “Hahaha! Biarkan dia sendiri, Murphy! Kalau orang seperti dia bisa dapat kerja di Mayberry Street, pasti bosnya adalah orang yang buta dan tuli!”“Oh, iya Murphy. Kamu belum cerita awalnya kamu bisa jadi Sales Manager di sana,” kata salah seorang dari mereka mengalihkan topik obrolan.“Ceritanya panjang. Ya, tentu saja aku bisa mendapa
“Tidak bisa, Tuan. Makanan mereka juga sudah dihidangkan.""Kamu nggak ngerti juga, ya? Kamu tahu kamu sedang berbicara dengan siapa? Saya beri kamu waktu tiga menit untuk mengurus semuanya! Kalau tidak, manajer kamu yang akan turun tangan!" kata pria itu dengan arogan."Baik, Tuan, akan saya coba..." pelayan itu bergegas masuk ke dalam ruangan mencoba menjelaskan situasinya.Ah, apa ini? Lillan dan rombongannya sudah datang terlebih dahulu dan bahkan mereka sudah mulai makan. Lalu tiba-tiba ada tamu lain yang meminta menggunakan ruangan itu. Siapa mereka sebenarnya?"Nggak! Bilang sama mereka, kami nggak mau pindah!" Bentak Lillian setelah mendengar penjelasan dari pelayan hotel."Hah? Aku jadi penasaran siapa yang cari gara-gara? Mereka pikir mereka siapa?"Pintu ruang privat itu tiba-tiba terbuka dan sekelompok orang langsung memasuki ruangan. Kedatangan mereka seakan memancing peperangan.Di kubu Lillian, Murphy menjadi kaptennya. Dia tidak perlu merasa takut dan gentar pada anak-a
Siapa yang akan mengira kalau ternyata Tuan Crawford juga ada di sini?"Oh, Tuan Ziegler. Anda mengenal orang ini?" tanya Murphy kaget.Sejujurnya, ketika Yancy Ziegler menyapa Gerald dengan menyebut nama, Murphy dan yang lain sempat merasa iri. Bagaimana bisa Yancy justru mengenal Gerald dan bukannya mereka?Ada apa ini?"Aku tidak ada urusan denganmu. Sekarang cepat pergi!" bentak Yancy dengan nada tinggi.Murphy ketakutan.Sementara itu, Gerald meletakkan sumpitnya dan berkata dengan santai. "Ah, ternyata kamu, Yancy. Aku ingat kamu, kita ketemu saat kunjunganku ke Sunnydale. Apakah kamu jadi dapat tiket?" tanya Gerald sambil membahas kejadian yang lalu."Oh, iya! Aku dapat tiketnya. Terima kasih banyak ya, Gerald!" jawab Yancy sambil sedikit membungkuk. "Nggak masalah. Oh, iya, kalau aku boleh minta alasan, bisa nggak aku tetap menggunakan ruangan ini?""Oh, tentu saja!" jawab Yancy cepat. Ia tidak tahu untuk urusan apa Gerald ada di sana, tapi apapun perintah Gerald pasti akan i
Saat ini, hubungan Gerald dan Mila memang lebih dari sekadar teman biasa. Namun Gerald juga belum benar-benar serius mengejar Mila. Sejauh ini yang mereka lakukan hanya intens mengobrol. Mila kerapkali melempar canda Gerald menjadi pacar ilusinya, seakan memberi kesan bahwa Mila tidak ingin hubungan mereka melangkah ke arah yang lebih jauh.Namu, Mila juga seringkali menunjukkan sikap aneh seperti itu. Dengan kata lain, hubungan mereka berada dalam ketidakjelasan. Chat terbaru dari Mila: ‘aku tanya sama kamu, kenapa kamu nggak balas? Apa kamu berhubungan sama wanita lain akhir-akhir ini?’Wanita adalah makhluk yang sangat sensitif. Mereka bahkan bisa tahu perubahan arah angin sekecil apapun. Sikap Gerald akhir-akhir ini sedikit aneh dan mencurigakan. Biasanya Gerald akan langsung membalas pesan dari Mila. Tetapi sekarang, bahkan sampai bermenit-menit kemudian tidak ada jawaban. Kondisi ini membingungkan Mila. Gerald tidak ingin berbohong pada Mila, lagipula toh tidak ada gunanya juga
Karena Gerald sering lambat merespons akhir-akhir ini membuat Mila curiga dan penasaran. Lalu Mila mencoba melempar pertanyaan itu dan menahan diri untuk tidak terlalu menekan Gerald.Ternyata benar, Gerald sedang ada hubungan dengan wanita lain!Entah kenapa ada rasa sakit dalam hati Mila, seperti ada sesuatu yang direnggut dari dirinya. Itu karena selama ini Gerald selalu ada untuknya dan Mila mulai merasa nyaman. Rasanya seperti tidak rela jika ia harus berbagi perhatian Gerald dengan wanita lain. Mila cemburu, tetapi ia juga tidak mau mengatakannya secara langsung pada Gerald. Sebaliknya, Mila seolah penasaran siapa gadis itu, pura-pura memuji pasti gadis itu cantik.., bla bla dan sebagainya. Sebenarnya itu kode bahwa dia sedang marah!Tetapi apa yang terjadi? Gerald rupanya tidak peka. Ia malah mengakui bahwa gadis itu sangat lembut dan mengagumkan.Hhhfttt! Apa Mila harus diam saja dan menerima ini semua? Karena kesal, Mila lalu membanting HPnya ke dinding dengan keras."Ada a