“Siapa yang bilang kamu boleh duduk di sini? Kursi ini untuk pacarku. Ya, ampun, dari dulu dasar pecundang. Pergi kamu, pergi!"Gerald tidak ingat siapa gadis yang mengusirnya itu dan dia tidak mau buang waktu dan energi untuk meladeninya. Gerald akhirnya menempati kursi di dekat pintu dekat para petugas lalu-lalang membawa makanan.Sebenarnya, ada satu kursi kosong di sebelah Sharon. Tetapi gadis itu meletakkan tas selempangnya di sana. Hal itu menandakan dia telah menyiapkan kursi itu untuk seseorang. Dan semakin jelas karena Sharon juga sama sekali tidak menawari Gerald untuk duduk di sana.Lillian tersenyum menyeringai dan bertanya pada Sharon, "Sharon, kapan Murphy datang?""Hmmpphh...dia memang selalu plin-plan. Bilangnya akan segera sampai, tapi nyatanya nggak datang-datang." Meski terdengar kecewa, tetapi sebenarnya dalam hati Sharon merasa bangga.Seketika setelah Sharon menyebut nama Murphy, semua orang di sana berkomentar dan diliputi perasaan iri."Woaa... Sharon, kamu lagi
“Hahaha! Jangan bilang begitu, lah. Dia sekarang sudah kuliah di Universitas Mayberry. Siapa tahu nanti setelah lulus dia bisa dapat pekerjaan di Mayberry Commercial Street juga,” kata yang lain menyindir.“Oho? Itu artinya kami akan jadi rekan kerja, dong. Sini bergabung, Gerald!” ajak Murphy. Dia ingin mengobrol lebih jauh dengan Gerald dan mengenal lebih dalam teman lama Sharon itu. Murphy penasaran seperti apa Gerald sebenarnya. Itulah kenapa ketika dia diperkenalkan dengan Gerald tadi, Murphy tidak tahan untuk tidak menarik perhatian Gerald hanya untuk melihat responsnya. Dan sejauh yang ia lihat, Gerald tidak memiliki kecerdasan sosial yang baik. “Hahaha! Biarkan dia sendiri, Murphy! Kalau orang seperti dia bisa dapat kerja di Mayberry Street, pasti bosnya adalah orang yang buta dan tuli!”“Oh, iya Murphy. Kamu belum cerita awalnya kamu bisa jadi Sales Manager di sana,” kata salah seorang dari mereka mengalihkan topik obrolan.“Ceritanya panjang. Ya, tentu saja aku bisa mendapa
“Tidak bisa, Tuan. Makanan mereka juga sudah dihidangkan.""Kamu nggak ngerti juga, ya? Kamu tahu kamu sedang berbicara dengan siapa? Saya beri kamu waktu tiga menit untuk mengurus semuanya! Kalau tidak, manajer kamu yang akan turun tangan!" kata pria itu dengan arogan."Baik, Tuan, akan saya coba..." pelayan itu bergegas masuk ke dalam ruangan mencoba menjelaskan situasinya.Ah, apa ini? Lillan dan rombongannya sudah datang terlebih dahulu dan bahkan mereka sudah mulai makan. Lalu tiba-tiba ada tamu lain yang meminta menggunakan ruangan itu. Siapa mereka sebenarnya?"Nggak! Bilang sama mereka, kami nggak mau pindah!" Bentak Lillian setelah mendengar penjelasan dari pelayan hotel."Hah? Aku jadi penasaran siapa yang cari gara-gara? Mereka pikir mereka siapa?"Pintu ruang privat itu tiba-tiba terbuka dan sekelompok orang langsung memasuki ruangan. Kedatangan mereka seakan memancing peperangan.Di kubu Lillian, Murphy menjadi kaptennya. Dia tidak perlu merasa takut dan gentar pada anak-a
Siapa yang akan mengira kalau ternyata Tuan Crawford juga ada di sini?"Oh, Tuan Ziegler. Anda mengenal orang ini?" tanya Murphy kaget.Sejujurnya, ketika Yancy Ziegler menyapa Gerald dengan menyebut nama, Murphy dan yang lain sempat merasa iri. Bagaimana bisa Yancy justru mengenal Gerald dan bukannya mereka?Ada apa ini?"Aku tidak ada urusan denganmu. Sekarang cepat pergi!" bentak Yancy dengan nada tinggi.Murphy ketakutan.Sementara itu, Gerald meletakkan sumpitnya dan berkata dengan santai. "Ah, ternyata kamu, Yancy. Aku ingat kamu, kita ketemu saat kunjunganku ke Sunnydale. Apakah kamu jadi dapat tiket?" tanya Gerald sambil membahas kejadian yang lalu."Oh, iya! Aku dapat tiketnya. Terima kasih banyak ya, Gerald!" jawab Yancy sambil sedikit membungkuk. "Nggak masalah. Oh, iya, kalau aku boleh minta alasan, bisa nggak aku tetap menggunakan ruangan ini?""Oh, tentu saja!" jawab Yancy cepat. Ia tidak tahu untuk urusan apa Gerald ada di sana, tapi apapun perintah Gerald pasti akan i
Saat ini, hubungan Gerald dan Mila memang lebih dari sekadar teman biasa. Namun Gerald juga belum benar-benar serius mengejar Mila. Sejauh ini yang mereka lakukan hanya intens mengobrol. Mila kerapkali melempar canda Gerald menjadi pacar ilusinya, seakan memberi kesan bahwa Mila tidak ingin hubungan mereka melangkah ke arah yang lebih jauh.Namu, Mila juga seringkali menunjukkan sikap aneh seperti itu. Dengan kata lain, hubungan mereka berada dalam ketidakjelasan. Chat terbaru dari Mila: ‘aku tanya sama kamu, kenapa kamu nggak balas? Apa kamu berhubungan sama wanita lain akhir-akhir ini?’Wanita adalah makhluk yang sangat sensitif. Mereka bahkan bisa tahu perubahan arah angin sekecil apapun. Sikap Gerald akhir-akhir ini sedikit aneh dan mencurigakan. Biasanya Gerald akan langsung membalas pesan dari Mila. Tetapi sekarang, bahkan sampai bermenit-menit kemudian tidak ada jawaban. Kondisi ini membingungkan Mila. Gerald tidak ingin berbohong pada Mila, lagipula toh tidak ada gunanya juga
Karena Gerald sering lambat merespons akhir-akhir ini membuat Mila curiga dan penasaran. Lalu Mila mencoba melempar pertanyaan itu dan menahan diri untuk tidak terlalu menekan Gerald.Ternyata benar, Gerald sedang ada hubungan dengan wanita lain!Entah kenapa ada rasa sakit dalam hati Mila, seperti ada sesuatu yang direnggut dari dirinya. Itu karena selama ini Gerald selalu ada untuknya dan Mila mulai merasa nyaman. Rasanya seperti tidak rela jika ia harus berbagi perhatian Gerald dengan wanita lain. Mila cemburu, tetapi ia juga tidak mau mengatakannya secara langsung pada Gerald. Sebaliknya, Mila seolah penasaran siapa gadis itu, pura-pura memuji pasti gadis itu cantik.., bla bla dan sebagainya. Sebenarnya itu kode bahwa dia sedang marah!Tetapi apa yang terjadi? Gerald rupanya tidak peka. Ia malah mengakui bahwa gadis itu sangat lembut dan mengagumkan.Hhhfttt! Apa Mila harus diam saja dan menerima ini semua? Karena kesal, Mila lalu membanting HPnya ke dinding dengan keras."Ada a
Gerald sampai di kelas.Gerald kembali menambahkan Mila Smith ke grup WeChat kelas. “Aku punya info penting untukmu!” Gerald mengirim pesan kepada Mila.Tentu saja Harper di samping Gerald, mengajari Gerald apa yang harus dikatakan.Mila marah dan Gerald menyadari bahwa dialah penyebab kemarahan Mila. Oleh karena itu Gerald berinisiatif untuk menyelesaikannya.Dan sepertinya kata-kata Gerald cukup bisa diterima.Mila membalas pesan dengan cepat. “Apa? Cepat katakan!”“Apa kamu ada waktu siang ini? Barusan aku lihat di internet ada review film bagus! Aku sedang mencari teman untuk nonton film bareng!”Kalimat di atas adalah ide Naomi.Gerald sedang duduk dikelilingi sahabat-sahabatnya, mereka semua sibuk memberi arahan.“Oh, kalau begitu kenapa kamu tidak mengajak gadis cantik aja, kenapa kamu harus mengajakku?” Mila menjawab dingin.“Aku menginginkan seseorang yang paling cantik sekaligus baik. Oh dan seseorang yang mudah marah denganku untuk menemani. Aku sudah memikirkan hal ini s
“Pria Muda, bukannya kami tidak mau membantumu. Tapi kalau kami biarkan kamu masuk seperti ini, lalu ternyata kamu tidak mampu membayar biayanya, bagaimana? Jadi, bagaimana kalau kamu pergi dulu, ambil uang, setelah itu baru kita bicara!”Kedua orang satpam itu sudah lumayan tua. Nada bicara mereka sudah jauh lebih lunak dibanding tadi, mungkin karena mereka melihat kepanikan Queta dan anak-anaknya.Sebelumnya, Queta sudah ditolak oleh rumah sakit.“Tuan Linton dan Tuan Lawrence, ada apa ini? Kenapa orang-orang ini berdiri di depan rumah sakit? Huh? Bukannya mereka tadi sudah saya usir karena tidak mampu membayar biayanya? Kenapa mereka masih di sini?”“Oh, Dokter Quintero! Maafkan saya. Saya akan membuat mereka segera menyingkir!”“Cepat lakukan, mereka merusak citra rumah sakit kita. Ayo, kita pergi, Minnie dan Lindy. Aku akan membawamu ke tempat makan yang enak hari ini, hehe!”Dokter Quintero berbicara kepada dua gadis kecil yang mengikutinya.Kedua gadis kecil itu menatap Gerald k