Keesokan paginya, Gerald mengajak Ray pergi. "Kita mau ke mana pagi-pagi begini, Gerald?" tanya Ray bingung. Dia tidak bisa tidur nyenyak selama beberapa hari terakhir dan ketika dia akhirnya bisa tidur di tempat yang nyaman, Gerald malah datang pagi-pagi dan menyeretnya keluar! Itu benar-benar membuatnya merasa jengkel."Kita akan pergi ke Sekte Gelap Kota Hantu!" jawab Gerald.Tak selang berapa lama, mereka pun tiba di menara Sekte Gelap Kota Hantu. Karena perburuan Ember Lord masih berlangsung, jadi pembangunan di Sekte Gelap dihentikan sementara dan seluruh menara disegel. Karena penghentian mendadak itu, akhirnya banyak orang kehilangan pekerjaan. Seperti kata pepatah, yaitu 'karma itu nyata'.Saat melangkah di depan pintu masuk menara, mereka melihat bahwa pintu gerbang dikunci dengan rantai, bahkan ada segel strip juga di sana. "Bagaimana caranya kita bisa masuk, Gerald?" tanya Ray. Gerald tidak memberikan jawaban, hanya berjalan di sekitar menara, melihat-lihat sekitar sam
Menyadari bahwa itu adalah Old Flint, Gerald dan Ray menarik napas lega. Old Flint, di sisi lain, mengangkat alisnya sedikit dan bertanya dengan bingung, “Kalian berdua kenapa di sini? Dan bagaimana caranya kalian bisa masuk?”Kepala inspektur sudah memerintahkannya untuk tidak melakukan kontak dengan Gerald lagi. Apalagi dia juga telah diberitahu bahwa Gerald tidak diizinkan untuk membantu mereka dalam penyelidikan. Jadi Old Flint hanya bisa mematuhi atasannya. "Kami ke sini untuk mencari petunjuk!" jawab Gerald. “Dengar, aku minta maaf, tapi kalian berdua tidak boleh terlibat dalam kasus ini lagi. Jadi silakan kalian pergi! Kalau kalian tetap memaksa, satu-satunya pilihan kami adalah membawa kalian pergi,” ujar Old Flint memperingatkan. Mendengar itu, Gerald hanya mengangguk. Ia tidak ingin mempersulit orang tua itu. "Kami mengerti,” ujarnya. Namun saat dia akan pergi bersama Ray, dia mendengar Old Flint berteriak, “Tunggu sebentar! Apakah kalian menemukan petunjuk selam
“Halo? Ada apa, Gerald?” tanya Old Flint dari seberang telepon. “Old Flint, aku tahu kamu tidak bisa mengizinkan kami bergabung dalam penyelidikan, tapi aku harap kamu masih bisa membantu kami. Intinya, jika kamu ingin menyelesaikan kasus ini dan menangkap Ember Lord, dengarkan baik-baik dan percaya padaku. Apa yang akan aku katakan ini adalah sesuatu sangat penting!” jawab Gerald dengan nada serius. Mendengar itu, Old Flint berpikir sejenak. Tetapi dia tahu dia bisa memercayai Gerald, jadi dia bersedia mengambil risiko. Lagi pula, keduanya ingin kasus ini diselesaikan dan Ember Lord ditangkap. “Baik, katakan apa yang bisa kubantu!” “Pergilah ke Biro Sensus sekarang. Aku saat ini juga sedang menuju ke sana. Aku akan menjelaskan semuanya ketika kita bertemu,” jawab Gerald sebelum kemudian menutup telepon. Setengah jam kemudian, Ray dan Gerald bertemu dengan Old Flint di tempat yang ditentukan. “Untuk apa kita di sini, Gerald?” tanya orang tua yang bingung itu. “Dengar, aku
Tidak mungkin kedua hal itu kebetulan. Itu berarti Ember Lord bersembunyi di sana. Namun, karena Ember Lord telah meninggalkan petunjuk itu untuk mereka, ada kemungkinan bahwa alih-alih menemukannya di sana, mereka malah akan menemukan lokasi korban berikutnya. Setelah berpikir sebentar, Old Flint kemudian menyalakan mobil dan langsung tancap gas. Mereka harus pergi ke rumah Yamilet Fae sekarang juga. “Apakah kamu benar-benar yakin bahwa Ember Lord bersembunyi di sana, Gerald?” tanya Ray dalam perjalanan. Gerald menggelengkan kepalanya kemudian menjawab dengan ekspresi serius, “Sejujurnya, aku tidak terlalu yakin. Apalagi Ember Lord adalah orang yang teliti dan cerdik. Dugaanku adalah angka-angka itu akan membawa kita ke korban berikutnya, tetapi sambil menemukan korban itu, kita pasti akan selangkah lebih dekat ke tempat Ember Lord bersembunyi!” Mendengar itu, Ray mengangguk paham. Setelah sekitar empat puluh menit berkendara, ketiganya akhirnya tiba di rumah nenek Ember L
“Hehe, Ray, jangan lupa Ember Lord bukan lagi manusia. Dia bahkan lebih menyeramkan dari hantu. Apa menurutmu dia akan takut bersembunyi di tempat ini?” ujar Gerald terkekeh mengingatkan Ray.Ray merasa yang dikatakan Gerald memang masuk akal."Silakan kalian lanjutkan, aku pergi dulu,” ujar petani itu pada mereka bertiga.“Oke, Tuan. Terima kasih banyak atas bantuanmu!” kata Old Flint berterima kasih kepada orang tua itu.“Ah, ini bukan apa-apa,” jawab orang tua itu sambil melambaikan tangannya.Setelah lelaki tua itu pergi, Gerald dan dua lainnya berdiri di depan pondok kayu, menatap kosong. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak tahu cara masuk ke dalamnya.“Gerald, Old Flint, apa yang harus kita lakukan sekarang? Menendang pintu sampai terbuka?” tanya Ray pada Gerald dan Old Flint.“Tidak, jangan ngawur. Kita tidak boleh masuk tanpa izin!” jawab Old Flint mencegah Ray.Meskipun Yamilet Faes sudah mati, pondok ini masih miliknya. Jadi mereka tidak bisa begitu saja
“Eh, ini sudah sangat larut! Aku yakin orang yang kalian tunggu tidak akan datang. Ayo ikut ke tempatku saja dan istirahat di sana," ujar pria tua itu menawarkan. Ketika Old Flint mendengarnya, dia segera berbalik dan menatap Gerald untuk meminta pendapat. Gerald mengangguk pelan. Karena mereka tidak punya pilihan lain, untuk saat ini mereka hanya bisa beristirahat di tempat orang tua itu. Apalagi langit sudah sangat gelap dan keadaan menjadi kurang aman. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di luar?Setelah sepakat, Gerald dan yang lainnya pun mengikuti lelaki tua itu dan meninggalkan pondok kayu.Lelaki tua itu membawa Gerald dan yang lainnya ke rumahnya. Rumah itu tidak terlihat terlalu tua dan sepertinya pernah dibangun kembali sebelumnya. "Pak Tua, apakah kau satu-satunya yang tersisa di desa ini?" Begitu mereka berada di rumah lelaki tua itu, Old Flint bertanya dengan rasa ingin tahu. "Hahaha!" Pria tua itu terkekeh. "Ya. Yang lain sudah pindah ke kota. Aku satu-satunya y
Ketiganya bergegas memeriksa ke luar dan melihat bahwa lelaki tua itu telah meninggalkan rumah sendirian. Ia membawa keranjang dan menuju ke pondok kayu Yamilet Faes.Melihat itu, ketiganya bertukar pandang. Mereka merasa ada yang aneh mengetahui lelaki tua itu keluar di tengah malam sambil membawa keranjang. Pasti ada rahasia yang dia sembunyikan.Segera setelah itu, Gerald dan keduanya keluar dari rumah dan mengikuti lelaki tua itu diam-diam.Mereka mengikuti lelaki tua itu sampai ke pondok kayu. Kemudian, mereka melihatnya mengeluarkan kunci dari saku dan membuka pintu.Begitu pintu dibuka, lelaki tua itu mengamati sekeliling dengan saksama. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitar, baru kemudian dia mendorong pintu hingga terbuka dan masuk ke dalam rumah.Gerald dan dua lainnya juga segera berjalan ke pondok kayu dan berdiri di depan.“Gerald, sepertinya orang tua itu menyembunyikan sesuatu dari kita. Dia punya kunci rumah ini!” bisik Ray pada Gerald.Sekarang mereka ta
Pada saat yang sama, racun hitam Ember Lord melilit lelaki tua itu.Segera setelah itu, racun hitam menyerap jiwa dan energi lelaki tua itu dan langsung mengubah lelaki tua itu menjadi mayat kering.Hal itu tentu saja sangat mengejutkan Ember Lord. Ini bukan sesuatu yang dia harapkan! Dia tidak menyangka lelaki tua itu akan mengorbankan diri untuk menjadi tameng menghalau serangan dari Gerald."Ember Lord, kau telah membunuh orang yang tidak bersalah lagi!" teriak Gerald pada Ember Lord dengan marah. Karena itu, Gerald memutuskan untuk menggunakan jurus terkuatnya untuk menghancurkan Ember Lord.Pada saat ini, Ember Lord hanya terpaku di tempat seakan kehilangan kesadaran. Dia berdiri di sana tanpa bergerak seolah-olah telah kehilangan jiwanya."Jurus Penghancur Seribu Sekte!" pekik Gerald lalu melemparkan Pedang Astrabyss-nya ke arah Ember Lord.Ketika pedang itu menembus tubuh Ember Lord, pedang itu memancarkan cahaya terang dan menelan tubuh Ember Lord.“Aaaargh!” Ember Lor