Tidak mungkin kedua hal itu kebetulan. Itu berarti Ember Lord bersembunyi di sana. Namun, karena Ember Lord telah meninggalkan petunjuk itu untuk mereka, ada kemungkinan bahwa alih-alih menemukannya di sana, mereka malah akan menemukan lokasi korban berikutnya. Setelah berpikir sebentar, Old Flint kemudian menyalakan mobil dan langsung tancap gas. Mereka harus pergi ke rumah Yamilet Fae sekarang juga. “Apakah kamu benar-benar yakin bahwa Ember Lord bersembunyi di sana, Gerald?” tanya Ray dalam perjalanan. Gerald menggelengkan kepalanya kemudian menjawab dengan ekspresi serius, “Sejujurnya, aku tidak terlalu yakin. Apalagi Ember Lord adalah orang yang teliti dan cerdik. Dugaanku adalah angka-angka itu akan membawa kita ke korban berikutnya, tetapi sambil menemukan korban itu, kita pasti akan selangkah lebih dekat ke tempat Ember Lord bersembunyi!” Mendengar itu, Ray mengangguk paham. Setelah sekitar empat puluh menit berkendara, ketiganya akhirnya tiba di rumah nenek Ember L
“Hehe, Ray, jangan lupa Ember Lord bukan lagi manusia. Dia bahkan lebih menyeramkan dari hantu. Apa menurutmu dia akan takut bersembunyi di tempat ini?” ujar Gerald terkekeh mengingatkan Ray.Ray merasa yang dikatakan Gerald memang masuk akal."Silakan kalian lanjutkan, aku pergi dulu,” ujar petani itu pada mereka bertiga.“Oke, Tuan. Terima kasih banyak atas bantuanmu!” kata Old Flint berterima kasih kepada orang tua itu.“Ah, ini bukan apa-apa,” jawab orang tua itu sambil melambaikan tangannya.Setelah lelaki tua itu pergi, Gerald dan dua lainnya berdiri di depan pondok kayu, menatap kosong. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak tahu cara masuk ke dalamnya.“Gerald, Old Flint, apa yang harus kita lakukan sekarang? Menendang pintu sampai terbuka?” tanya Ray pada Gerald dan Old Flint.“Tidak, jangan ngawur. Kita tidak boleh masuk tanpa izin!” jawab Old Flint mencegah Ray.Meskipun Yamilet Faes sudah mati, pondok ini masih miliknya. Jadi mereka tidak bisa begitu saja
“Eh, ini sudah sangat larut! Aku yakin orang yang kalian tunggu tidak akan datang. Ayo ikut ke tempatku saja dan istirahat di sana," ujar pria tua itu menawarkan. Ketika Old Flint mendengarnya, dia segera berbalik dan menatap Gerald untuk meminta pendapat. Gerald mengangguk pelan. Karena mereka tidak punya pilihan lain, untuk saat ini mereka hanya bisa beristirahat di tempat orang tua itu. Apalagi langit sudah sangat gelap dan keadaan menjadi kurang aman. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di luar?Setelah sepakat, Gerald dan yang lainnya pun mengikuti lelaki tua itu dan meninggalkan pondok kayu.Lelaki tua itu membawa Gerald dan yang lainnya ke rumahnya. Rumah itu tidak terlihat terlalu tua dan sepertinya pernah dibangun kembali sebelumnya. "Pak Tua, apakah kau satu-satunya yang tersisa di desa ini?" Begitu mereka berada di rumah lelaki tua itu, Old Flint bertanya dengan rasa ingin tahu. "Hahaha!" Pria tua itu terkekeh. "Ya. Yang lain sudah pindah ke kota. Aku satu-satunya y
Ketiganya bergegas memeriksa ke luar dan melihat bahwa lelaki tua itu telah meninggalkan rumah sendirian. Ia membawa keranjang dan menuju ke pondok kayu Yamilet Faes.Melihat itu, ketiganya bertukar pandang. Mereka merasa ada yang aneh mengetahui lelaki tua itu keluar di tengah malam sambil membawa keranjang. Pasti ada rahasia yang dia sembunyikan.Segera setelah itu, Gerald dan keduanya keluar dari rumah dan mengikuti lelaki tua itu diam-diam.Mereka mengikuti lelaki tua itu sampai ke pondok kayu. Kemudian, mereka melihatnya mengeluarkan kunci dari saku dan membuka pintu.Begitu pintu dibuka, lelaki tua itu mengamati sekeliling dengan saksama. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitar, baru kemudian dia mendorong pintu hingga terbuka dan masuk ke dalam rumah.Gerald dan dua lainnya juga segera berjalan ke pondok kayu dan berdiri di depan.“Gerald, sepertinya orang tua itu menyembunyikan sesuatu dari kita. Dia punya kunci rumah ini!” bisik Ray pada Gerald.Sekarang mereka ta
Pada saat yang sama, racun hitam Ember Lord melilit lelaki tua itu.Segera setelah itu, racun hitam menyerap jiwa dan energi lelaki tua itu dan langsung mengubah lelaki tua itu menjadi mayat kering.Hal itu tentu saja sangat mengejutkan Ember Lord. Ini bukan sesuatu yang dia harapkan! Dia tidak menyangka lelaki tua itu akan mengorbankan diri untuk menjadi tameng menghalau serangan dari Gerald."Ember Lord, kau telah membunuh orang yang tidak bersalah lagi!" teriak Gerald pada Ember Lord dengan marah. Karena itu, Gerald memutuskan untuk menggunakan jurus terkuatnya untuk menghancurkan Ember Lord.Pada saat ini, Ember Lord hanya terpaku di tempat seakan kehilangan kesadaran. Dia berdiri di sana tanpa bergerak seolah-olah telah kehilangan jiwanya."Jurus Penghancur Seribu Sekte!" pekik Gerald lalu melemparkan Pedang Astrabyss-nya ke arah Ember Lord.Ketika pedang itu menembus tubuh Ember Lord, pedang itu memancarkan cahaya terang dan menelan tubuh Ember Lord.“Aaaargh!” Ember Lor
Keesokan paginya, saat Gerald dan Ray masih tidur, bel pintu membangunkan mereka.Ray berjalan keluar kamar menuju pintu dengan keadaan setengah sadar dan membukanya.Begitu pintu dibuka, dia melihat beberapa pria berseragam berdiri di luar. Saat melihat logo di seragam mereka, dia tahu bahwa mereka berasal dari Dewan Agung."Permisi, apakah Tuan Gerald Crawford dan Tuan Ray Leighton ada di sini?" Salah satu inspektur memasuki rumah dan bertanya.Ray mengangguk dan menjawab, “Saya Ray. Ada apa?""Bawa dia!"Begitu mendengar kata-kata Ray, inspektur itu langsung memerintahkan anak buahnya. Seketika dua inspektur melangkah maju dan meraih lengan Ray lalu menyeretnya keluar."Hei, apa-apaan ini?" pekik Ray.Keributan itu tentu saja membangunkan Gerald, Juno, dan Nori. Mereka segera keluar dari kamar."Siapa kalian?"Ketika Gerald keluar, ia melihat orang-orang dari Dewan Agung dan bertanya dengan heran.“Kau pasti Tuan Gerald Crawford. Kami menduga kau ada hubungannya dengan
Mereka memang telah menonton rekaman CCTV. Ketika kecelakaan itu terjadi, tidak ada seorang pun dan tidak ada mobil lain di sekitarnya. Old Flint sendirian di dalam mobil. Jadi situasi ketika Old Flint mengalami kecelakaan itu benar-benar aneh. Dalam rekaman itu, mobil Old Flint tiba-tiba tergelincir dan lepas kendali dengan sendirinya.Gerald dan Ray baru dibebaskan pada sore hari. Mereka naik taksi kembali ke kantor begitu meninggalkan Dewan Agung.Dalam perjalanan, Ray menatap Gerald dengan tatapan sangat bingung dan bertanya, “Gerald, apa pendapatmu tentang kematian Old Flint? Bagaimana dia bisa mati?”Wajah Gerald sangat muram. Dia juga tidak tahu. Tetapi dia yakin ada sesuatu yang tidak beres dengan kematian Flint. "Apakah ini berarti Ember Lord belum mati?" Tiba-tiba kecurigaan itu muncul di benak Ray.Gerald merasa kemungkinan itu sangat kecil. Dia yakin Ember Lord telah mati di depan matanya. Bagaimana mungkin dia masih hidup?“Lebih baik kita kembali dulu. Mungkin itu
Paket itu berbentuk kotak persegi kecil. Gerald mencoba menggoyang kotak itu dengan pelan, tetapi tidak ada suara apapun dari kotak itu. "Coba kita lihat siapa yang mengirim ini," kata Juno yang duduk di samping Gerald. Gerald pun segera mencari informasi pengirimnya. Sayang sekali selain nama dan alamatnya sendiri, tidak ada informasi tentang pengirim paket itu. Gerald dan yang lainnya sama-sama bingung. Siapa yang mengirim bingkisan itu kepada Gerald? Apa sebenarnya yang ada di dalam paket itu? Gerald tidak ingin terburu-buru membuka karena dia merasa ada yang aneh dengan kotak itu. Bisa saja itu adalah jebakan. "Kalian mundur dulu!" kata Gerald memberi tahu teman-temannya. Setelah mendengar perintah Gerald, Ray dan Juno segera berdiri dan mundur beberapa langkah. Gerald mengambil pisau kecil dan memotong segel kotak itu dengan hati-hati. Setelah segelnya dipotong, tutup kotak itu terbuka. Gerald memeriksa kotak itu dengan hati-hati. Setelah memastikan aman, barulah dia membe