Di sebuah rumah megah, suasana ruangan selalu redu dan temaram, Ezra terbangun di sebuah kamar yang tak asing baginya, kepalanya sedikit pening ia mencoba bangkit. Dan benar saja dia sekarang berada di kamar yang membuat hatinya kembali dingin, ia menatap sekeliling adegan di mana mendiang suami selalu membangunkannya dengan lembut walau dirinya selalu bersikap kasar.
Ezra terisak di tempat tidurnya, meratapi masa lalu yang membuatnya selalu menyesali hal itu. Di balik pintu ada seorang ayah yang ikut mendengar jarit pilu yang sudah lama tidak didengarnya karena selama ini Ezra selalu berpindah tempat untuk bertahan. Dua penjaga ditugaskan untuk menjaga kamar Ezra, mereka bergantian menjaga pintu kamarnya.
Ezra Aksilia seorang wanita kaya yang menyimpan sejuta luka, penyesalan yang menghantuinya selama ini terus menggerogoti tubuh dan juga mentalnya. Ia menya
Di sebuah gudang kosong yang terbengkalai duduk seorang wanita dengan keadaan tangan dan kaki yang terikat tali, wanita itu terus berusaha untuk melepaskan diri namun, ikatan itu sangat kuat hingga usahanya sia-sia. Tercium aroma besi tua dan air yang menetes perlahan. Sayup-sayup terdengar suara langkah kaki beriringan dengan suara gerbang yang dibuka, angin berhembus cukup kuat dan dingin membuat bulu kuduknya merinding. Wanita yang mengenakan tutup kepala itu adalah Hana Wang. Ia dibawa ke tempat ini saat dia tengah membeli makanan di area tempat tinggalnya, siapa sangka Emilio menangkapnya begitu saja. Hana sudah telihat pasrah saat langkah kaki itu berhenti tepat di depan matanya. Emilio duduk di kursi yang telah disedikan. Ia menatap tajam pada Hana. Tangannya mengisyaratkan untuk melepas penutup ke
Di rumah Elijah tengah merangkai bunga, suasana rumah lebih terasa hangat ketika bunga tersimpan rapi di sudut ruangan. Emilio sangat menyukai suasana baru itu, dia selalu ingin cepat-cepat kembali ke rumah. Hari ini Emilio kembali ke rumah lebih awal. Elijah yang berada di ruang tamu berbalik ke arah pintu masuk setelah mendengar suara mesin mobil yang dimatikan. Elijah berlari untuk membuka pintu namun yang berdiri sana bukanlah Emilio. “Tuan,” Elijah yang tadinya bersemangat tiba-tiba menciut saat melihat Earnest dan juga Jeslyn istrinya, Elijah menyapa keduanya dengan sopan. Earnest mengalihkan pandangannya pada perut yang sudah terlihat membuncit. Di dalam hatinya ia sedikit sedih mengingat Eito bukanlah darah dagingnya. “Silakan masuk,” Elijah membawa keduanya masuk ke dalam. Sudah lama sejak Earnest datang ke rumah ini, dia merasakan sesuatu yang berbe
Di dalam kamarnya Sebastian sedang menatap foto Ezra yang tengah tertidur, dia teringat kembali saat Ezra tersenyum lembut padanya. Sudah dua minggu berlalu Ezra tidak ada kabar sama sekali. Sebastian sudah berusaha mencarinya tetapi ia tidak dapat menemukannya walau menjelajah tempat di mana keduanya biasa bertemu. Di tengah lamunannya tiba-tiba ponselnya bergetar. “Aku merindukanmu, apakah kita bisa bertemu,” begitulah isi pesannya. Awalanya Sebastian tidak tertarik tetapi detik berikutnya pesan kembali masuk. “Aku Ezra, apa kau sudah melupakan aku? Maaf jika aku baru mengabarimu hari ini,” Sebastian terperanjat ia segera membalas pesannya. “Tentu, aku akan menjemputmu. Kau ada di mana?” balasnya.
Anggur adalah hal yang baik, sepeninggal Sebastian Ezra duduk sendirian di depan meja bartender, ia yang sudah mabuk cukup kesulitan mengenali orang. Tiba-tiba tiga orang pria datang menghampirinya mengapitnya di antara pria lain. “Nona, minum sendirian?” Ezra menatap pria itu dan mengangguk, Ezra kembali menyesap minumannya. Pria yang duduk di sampingnya ini terus mengamati pergerakan Ezra, sekilas dia tertarik dengan wanita mabuk. Setelah menunggu begitu lama, dia tidak melihat siapa pun berada di dekat Ezra, dapat dilihat jika dia benar-benar sendirian. “Minum sendirian cukup membosankan. Apakah aku bisa minum bersamamu?” Ezra yang mabuk sudah
Ezra memang bersama dengan Sebastian, dia minum hingga mabuk berat, tapi ada yang tidak beres di sini. Bagaimana bisa Sebastian memberikan apartemen ini untuknya? Ezra benar-benar tidak mengerti situasinya sekarang. “Semalam Nona Ezra dan Tuan Sebastian telah mendaftar untuk menikah semalam, jadi ini juga rumah Anda Nona.” “Ey, apa maksudmu? Lelucon apa yang kau mainkan sekarang? Aku menikah dengan Sebastian, mana mungkin!” Ezra memandang wajah Jose yang kian serius seakan tidak ada unsur kebohongan ataupun lelucon. Dia tidak ingat kejadian semalam tetapi saat dia mendengar dari Jose bahwa dirinya dan Sebastian telah menikah, suara-suara sekilas teringat perkataannya tentang Biro Urusan Sipil tiba-tiba melintas jelas dalam bayangannya.
Tak terasa sudah waktunya makan malam. Sebastian berniat untuk pulang tetapi dihentikan oleh Elijah yang sedang menata makanan bersama pelayan lain. Keduanya pun duduk manis di ruang tamu sembari menonton siaran tv yang sedang tayang. Hening. Baik Emilio dan juga Sebastian tidak berbicara, keduanya sibuk menonton pertandingan baseball, detik berikutnya keduanya berteriak sembari berjingkrak-jingkrak karena tim favorite nya mencetak angka. Emilio dan Sebastian layaknya adik dan kakak yang memiliki hobi yang sama. Makanan di meja makan telah siap, Elijah memanggil keduanya untuk datang ke meja makan tetapi mereka tidak mengindahkan ajakan Elijah karena pandangan mereka tertuju pada layar tv suasana sedikit tegang, keduanya semakin serius tiba-ti
Rapat rutin di Xavier Group. Emilio duduk di kursi pembimbing rapat yang paling depan, dia jarang bebicara, biasanya dia hanya diam dan mengamati jalannya rapat, bahkan terkesan tidak acuh. Namun tidak ada yang berani mengabaikannya, CEO yang baru ini, dikarenakan umurnya yang masih muda, tapi dia juga bukan lulusan terbaik. Awalnya dewan direksi dan manager berbagai departemen tidak dapat menerimanya, bahkan pekerjaan yang diperintahkan oleh Emilio dianggap remeh oleh bawahannya. Namun, ada pepatah yang mengatakan. ‘Pimpinan muda selalu tidak meyakinkan. Artinya sama Raja yang masih muda akan mudah dikendalikan oleh para petinggi yang berkuasa, Emilio bukanlah orang bodoh dengan cepatnya dia membuat orang-orang yang telah menganggap remeh dirinya menyesal. Cara kerjanya sangat cepat, dapat
Elijah tidak bicara, pandangan matanya sangat kosong, satu lengan Emilio merangkul bahu Elijah, Emilio tidak bicara dia juga sangat diam. Pada saat ini, yang dibutuhkan oleh Elijah bukanlah dihibur, mealinkan ditemani. Dengan ditemani membuat Elijah tidak merasa kesepian, dan membuatnya tidak merasa seorang diri. Mereka tidak menunggu lama, Dira datang dengan keadaan basah kuyup sama menyedihkannya dengan Elijah. Dira sama sekali tidak menyangka jika nenek Elijah meninggal tiba-tiba. “Nenekmu di mana? Kenapa begitu tiba-tiba? Padahal waktu kita berkunjung dia baik-baik saja.” Elijah berada dalam keadaan setengah mati rasa, raut wajahnya yang pias bagaikan kertas putih, dia hanya bisa menggeleng menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh Dira.