Dareen tidak menghiraukannya. Dengan nada dingin bagaikan gunung es, dia memperingatkannya dengan pelan, "Dengarkan aku baik-baik. aku sudah punya kandidat lain untuk tunanganku." "Siapa dia?" Alicia bertanya tanpa sadar. "Tentu saja, wanita yang ada di sampingku ini." Dareen melingkarkan tangannya di pinggang Elijah. Mendengar kata-kata itu, Elijah terkejut bukan main. Alicia juga membeku. Setelah beberapa detik, dia mulai kehilangan akal sehatnya dan menjadi marah, "Aku tidak percaya! Kebohonganmu benar-benar tidak masuk akal. Dareen, kamu pasti bicara seperti ini karena marah kepadaku!" Dareen tersenyum dingin. Dia bukan lagi anak-anak, dia tidak hanya tidak punya waktu untuk marah kepadanya, tetapi dia juga tahu apa yang sedang dia bicarakan. Ada pun Elijah, wajahnya begitu memerah setelah bereaksi, dan alam bawah sadar mendorongnya menjauh. "Tuan Dareen, jangan membuat masalah. Biarkan aku pergi." Dia mencoba untuk lepas dari pelukannya. Namun, Dareen tidak membiarkannya
Malam semakin larut, langit diluar tampak gelap tidak ada cahaya bulan yang bisanya menerangi langit malam. Elijah menidurkan Ezy, tetapi dia sendiri menderita insomnia.Dia berbaring di tempat tidur dan terus berbalik ke sana kemari, kepalanya penuh dengan adegan di depan pintu restoran tadi.Apa yang dikatakan oleh pria itu benar-benar sama seperti mimpi. Awalnya dia berpikir, dirinya yang telah sendirian selama bertahun-tahun dan telah sangat menderita ini, bisa menghadapi semuanya dengan kuat. Tetapi tanpa diduga, perkataan pria itu bisa membuat hatinya meriak seperti air danau. Ia merasakan sedikit getaran di hatinya sekarang.Ada apa dengan dirinya ini? Elijah memukul kepalanya, hatinya merasa sangat kacau. Jelas-jelas, dia hanya pernah bertemu dengan pria itu beberapa kali, tetapi dia tidak berharap dirinya akan menerima pengaruh yang begitu besar. Elijah mendoktrin agar dirinya tidak tertarik pada pria itu. Luka dan rasa rindu di masa lalu masih bersarang di dalam hatinya, mes
kemarahan Elijah tidak bisa dilampiaskan begitu saja, dia hanya bisa menatap para guru itu dengan matanya. Para guru itu tiba-tiba tidak berani berbicara lagi, lalu dengan cepat membubarkan diri, kecuali guru Vero yang tetap berada di tempat, "Nona Elijah, sekarang kelas sudah mulai pelajaran, Anda tunggulah di luar." Setelah berbicara, dia mencibir dan pergi tanpa melihat ke belakang. Elijah mencengkeram kedua tangannya dan kemudian melepaskannya, lalu mencengkeramnya lagi. Setelah beberapa saat, dia menenangkan emosinya dan menunggu di luar. Dua jam kemudian, tiba waktunya pulang sekolah. Biasanya, Elijah baru akan menjemput anaknya di malam hari. Tetapi pada siang ini, Ezy melihat kedatangannya, wajah kecilnya berbinar begitu bahagia saat melihatnya, "Ibu, bagaimana kamu bisa datang ke sini?" Melihat bahwa tidak ada yang aneh dari anaknya, seketika Elijah merasa lega dan mengusap kepala kecilnya dengan penuh kasih, berkata, "Uhm, ada sedikit urusan, jadi ibu datang untuk menje
Pada saat itu, Elijah memejamkan matanya, bulu matanya bergetar setiap kali dia berkedip, dan kemudian setetes air meluap dari sudut matanya. Jika sebuah tamparan dapat menyelesaikan masalah ini, lalu apa yang akan terjadi jika dia menerimanya? Tetapi, waktu sepertinya membeku. Rasa sakit yang dia pikirkan tidaklah datang, melainkan disaat berikutnya, sebuah kekuatan yang kuat menarik tubuhnya ke samping, membuat Elijah membuka matanya setelah itu. Tubuh yang tinggi dan besar itu tiba-tiba muncul di depannya, memancarkan udara dingin di seluruh tubuhnya. Sedangkan bibi tua yang tadinya masih agresif, telah ditahan oleh para pengawal yang berpakaian serba hitam. Kini tubuh tuanya berlutut di atas tanah dengan menyedihkan. Bibi tua itu telah berusia, tetapi dia tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti saat ini. "Siapa kalian? Bagaimana kalian bisa menggertak orang tua seper..." Mata Dareen menyipit tajam dan aura dingin di tubuhnya mengalir keluar dari dalam. Dia membuka bibir ti
Elijah menundukkan kepalanya, sepertinya memiliki beberapa keraguan. Hatinya tidak segampang logikanya yang dapat menerima semua permintaan Dareen. Sorot mata ketidakpercayaan Elijah jatuh dengan mudah ke arah Dareen. Dareen tidak bisa memahami pikiran Elijah ketika dia begitu masuk akal tentang hal-hal lain.Dareen mengeluarkan sebuah berkas yang berisi kontrak yang sudah dipersiapkannya sejak awal. Mata Elijah melebar, dia berhenti sebentar dan bertanya, "Kamu begitu percaya diri bahwa aku akan menyetujui penawaranmu?"Sejak pertama kali bertemu, lalu membantunya keluar dari masalah, hingga dia menyebutkan syarat-syarat serta mengeluarkan kontrak. Selangkah demi selangkah, semuanya tampak berada dalam kendali Dareen, sedangkan dia bagaikan pion catur yang bisa diatur setiap langkahnya.“Apa yang kamu inginkan? hanya aku yang bisa membantumu mendapatkannya, kamu tidak punya pilihan.” Dareen sedikit tidak sabar, matanya yang hitam terlihat kusam dan arogan, tetapi Elijah tahu dengan j
Langit tampak mendung, awan kelabu begitu gelap mengelilingi.Seiring dengan mobil yang melaju, mereka tiba di perumahan elit dengan view yang sangat memanjakan mata. Orang-orang yang tinggal di sini adalah orang-orang kaya dan harga dari setiap rumah di sini sangatlah luar biasa. yang dibeli oleh uang ini menunjukkan kemewahan dengan rumah bergaya Prancis, keahlian arsitektur yang luar biasa, lingkungan yang elegan dan apik, serta taman yang ditata dengan cermat, dan juga pusat danau yang menelan biaya ratusan juta.Manajer properti telah menuntun para karyawan untuk menunggu dengan hormat, berbaris dan menyapa dengan antusias dan professional. "Tuan Lee, jika Anda tinggal di sini, itu adalah sebuah kehormatan bagi kami.""Rumah itu untuk tempat tinggal istriku," Dareen secara alami memeluk bahu Elijah dan berkata dengan ringan.Setelah mendengar ini, manajer properti hampir tersedak. Kapan Dareen mempunyai seorang istri? Dan seorang anak kecil yang menonjol dari belakang Dareen,
Elijah termenung melihat buku merah yang berada di atas tangannya. Sekarang, dia telah menjadi seorang istri pria yang baru dia kenal. Dia yang awalnya mengira bahwa dia akan bisa menjaga Ezy dan tidak akan menikah. Sekarang, semuanya telah berubah begitu saja.Elijah sedikit kebingungan dan hatinya merasa tertekan. Semuanya jelas-jelas begitu lancar termasuk dengan pernikahannya, tetapi mengapa dia tidak merasakan sukacita? Sebaliknya, dia merasa bahwa hatinya seperti terhambat, seperti ada sesuatu yang hilang.Elijah berjalan masuk ke dalam mobil dalam keadaan linglung, tetapi sebelum dia mengikat sabuk pengamannya, Dareen telah melemparkan sebuah kotak kecil ke arahnya yang kemudian jatuh tepat di tangannya."Hadiah untukmu." Suara Dareen begitu dingin seperti tidak ada suhu, seolah-olah semuanya hanyalah urusan pekerjaan tanpa ada perasaan.Elijah membeku sejenak sebelum membuka kotak itu. Di dalamnya, ada sebuah liontin batu emerald dengan warna yang sangat cantik.Elijah menundu
"Apakah orangmu bisa menyulap? Hanya dalam waktu yang singkat, mereka bisa menyelesaikan semuanya." Elijah tampak tidak percaya.“Apakah kamu tidak tahu kekuatan akan menjadi semakin besar jika semakin banyak orang yang melakukannya?” Dareen menatapnya dengan sinis, “Lagipula, aku tidak menggaji orang yang tidak berguna di sekitarku.”Wajah Elijah memerah karena canggung, rasanya dia benar-benar bodoh dengan bertanya seperti itu. Dia merasa setelah dirinya bersama dengan Dareen, IQ-nya menciut seketika.Dareen terus menetap di dalam vila dan tidak bermaksud untuk pergi hingga pukul sebelas malam. Dia juga tidak melakukan apa-apa, tetapi hanya menemani Ezy dan terus menggodanya.“Apakah kamu tidak pulang?” Elijah melihat waktu. Sudah Begitu sangat larut, kapan pria itu berniat untuk pulang?Amengangkat matanya dan tampak terdiam, "Pulang? Ini adalah rumahku, lantas apakah kamu lupa bahwa kita sudah menikah?"Elijah berhenti sejenak sebelum dia teringat. Hari ini, mereka telah menjadi p