Share

Temui Mama, Mas ...

“Aku tahu, kamu mau sama Ikbal hanya karena uangnya. Coba kalau Ikbal melarat, belum tentu kamu mau jadi istrinya. Wanita seperti kamu sudah terbaca niatnya. Dasar janda mata duitan! Kalau nggak gatel, nggak makan!”

“Astagfirullah, Mbak. Sejak kemarin aku diam, karena menghormati Mbak sebagai kakak ipar. Tapi kali ini Mbak udah kelewatan.”

“Adik ipar seperti apa yang bisa membentak saudara dari pasangannya?” Kemudian dia melempar sebagian uang ke mukaku, hingga berhamburan di atas lantai.

Prok! Prok! Prok!

Dia bertepuk tangan. “Bagus sekali caramu menggoda adikku. Pura-pura jadi wanita sok suci, terus pelan-pelan kamu poroti uangnya. Iya?” Mbak Anis melotot menatapku.

“Bisa bersikap lebih sopan di tempat orang? Meskipun tamu harus dimuliakan, tapi bukan salah penghuni rumah kalau mengusir tamu yang kurang ajar!” Aku berjongkok memunguti uang yang berserakan itu, membuat Mbak Anis tersenyum sinis dan membuang muka. Kudorong sedikit bahunya, lalu balik melempar lembaran uang itu ke tubu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status