Share

Tinggalkan Adikku!

Makin membulat mata mereka, dan sekali lagi saling tatap.

Tidak berapa lama, Mas Ikbal keluar menggandeng tangan Zaka. Anak itu langsung menghambur memeluk saat melihatku. “Bunda, kita di mana?” tanyanya bingung.

“Kita main di rumah Om Ikbal, Sayang.”

“Main di rumah Om Ikbal dulu, ya,” sahut Mas Ikbal.

Suasana yang tadinya hangat, kini hening dan dingin. Karena merasa tidak enak, aku mengajak Zaka keluar. Pura-pura ingin mencari angin, padahal di dalam sudah dingin dengan adanya AC. Aku duduk di kursi teras bersama Zaka, kemudian terdengar sedikit keributan. Zaka kupinjami HP, sehingga dia bermain game, sementara aku hanya menatap halaman yang luas.

“Ternyata dia janda?”

“Mbak, apa yang salah kalau dia single parent?”

“Oh, jangan-jangan ... kalian punya hubungan gelap, lalu kamu bawa kabur itu si Aida dari suaminya?”

“Mbak! Aku tidak seburuk itu!”

Aku menunduk, mendengar keributan di dalam. Sementara Mama hanya menangis.

“Kenapa, sih, kamu menolak semua wanita hanya demi wanita masa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status