Share

Zaka Terancam

Aku menggeleng.

“Kalau Mbak Anis?”

“Sedikit.”

Mas Ikbal tertawa sambil menggelengkan kepala, sementara aku hanya tersenyum melihatnya. Dia melepas peci, lalu memakaikannya ke atas kepalaku. Sedikit menunduk, pria itu memperhatikan wajah ini. “Ya ampun, Ai. Ini yang membuat aku tergila-gila sama kamu. Kamu bahkan mengingatkan aku untuk berbakti pada Mama. Padahal, sikap Mama kurang adil sama kamu.” Dia menjawil ujung hidungku.

“Seburuk apa pun orang tua, mereka tetap orang tua kita, Mas. Nggak akan ada kita, kalau nggak ada mereka. Karena itu, kita wajib berbakti sama mereka. Meskipun sering kali terjadi perbedaan pendapat antara kita dan mereka, tapi tetap saja ... tali silaturahmi antara anak dan orang tua jangan sampai putus. Mengapa? Karena kita juga calon orang tua. Eh, maksudnya kamu, karena aku emang sudah jadi orang tua saat ini.”

“Aku, kan ayahnya Zaka. Kamu lupa? Jadi, kita sama-sama orang tua. Menurut kamu, bagaimana kalau para orang tua yang memutus hubungan dengan anaknya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status