Share

Rencana Licik

Kemudian terdengar suara Zaka menangis. “Hahaha, bagus! Tapi tidak semudah itu. Akan datang orang ke kamarmu. Dia akan memberikan surat perjanjian. Tanda tangani surat itu, baru saya akan mengembalikan anakmu.”

“Cepat kirim orang itu ke sini,” ucapku lemah, sampai telepon itu lepas begitu saja dari genggaman. Tubuhku kembali merosot dari dinding. Aku menahan tangis, meringkuk, memeluk diriku sendiri. Ya Allah, mengapa dunia sekejam ini?

***

Zaka tertidur pulas di pangkuanku. Lega sekali, sekarang dia sudah ada bersamaku. Tidak terbayang kalau sampai terjadi sesuatu padanya, aku pasti akan menjadi orang yang paling merasa bersalah. Aku menunduk, memperhatikan wajahnya, lalu mendekatkan wajah untuk mencium kepala Zaka. Di surat itu, aku diminta menjauhi Mas Ikbal secara perlahan. Jangan sampai dia tahu kalau aku melakukan ini karena paksaan. Karena jika sampai ketahuan, Mas Ikbal pasti akan membenci keluarganya dan akibatnya bisa fatal. Katanya, mereka akan terus mengincar nyawa Zaka.

M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status