Share

Bab. 79

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2024-03-14 20:20:07

"Siapa sih mengganggu saja!"

Dengan sangat kesal Dewa meraih ponsel yang terletak di dekat laptopnya itu. Ternyata Kalila yang menelepon, entah ada keperluan apa wanita angkuh dan sombong itu meneleponnya.

"Sepertinya dia tidak layak disebut wanita," ujar Dewa didalam hatinya.

"Halo, ada apa?" tanya Dewa tanpa berbasa-basi saat menjawab panggilan dari istrinya itu.

"Aku akan keluar kota. Besok baru kembali!" ujar Kalila yang sama seperti Dewa tanpa basa basi langsung ke inti masalahnya.

"Hati-hati!" jawab Dewa singkat.

Dewa tidak ingin terlalu banyak mengatur Kalila, karena nantinya pasti Kalila akan meminta Dewa untuk sadar diri. Jangan pernah mengatur hidupnya. Dewa tidak akan pernah lagi memberikan perhatian kepada Kalila.

Dewa pikir, setelah mengatakan demikian Kalila akan mematikan sambungan telepon. Namun, ternyata Kalila malah kembali bertanya.

"Hanya itu?!" tanya Kalila kesal saat mendengar jawaban singkat Dewa.

Kalila pasti merasakan kalau Dewa sedang mempermainkannya. Selam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab. 80

    “Bagaimana?” tanya Dewa kepada Ari.“Kenapa Bapak sangat berambisi dengan mall itu?” Ari balik bertanya.“Hanya ingin memberikan dia pelajaran, agar dia tahu dengan karma.” Dewa menjawab sambil tersenyum.“Karma?” tanya Ari heran.“Hahaha…. Iya, semua yang dia lakukan di masa lalu akan kembali lagi ke dia. Entah kapan waktunya. Dan inilah waktunya,” jawab Dewa.Dewa tersenyum melihat wajah Ari yang tampak sangat tegang, sepertinya Ari belum siap melakukan apapun.“Kalau tidak seperti itu, William tidak akan sadar dengan semua kesalahan nya. Dia bahkan seolah-olah tidak ingat akan umurnya yang semakin menua, namun tetap saja melakukan hal-hal yang merugikan orang lain. Bahkan anaknya sendiri akan dia paksa menikah dengan lelaki tua hanya demi harta,” ujar Dewa lagi.“Jangan lakukan itu, Pak. Karena, nantinya beliau pasti akan tahu, dan bapak yang akan mendapatkan masalahnya. Cukuplah sudah hidup kita seperti saat ini. Dan juga kalau aku melakukan itu, ada satu hal lagi yang aku takutka

    Last Updated : 2024-03-15
  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab. 81

    “Ah sudah gila tuh orang!”“Apa yang kau lakukan, hei? Turun kalau kau memang berani!”Brruummm!“Hah! Dasar pengecut!”Dewa benar-benar kesal dengan apa yang dilakukan oleh pemilik mobil sedan itu, dia bahkan berani sekali menabrak mobil SUV dari belakang. “Apa sih yang dia mau, apa dia gak sadar siapa yang dia tabrak. Berani sekali!” kesal Dewa dan memukul kemudi dengan marah.Namun, seperti biasanya Dewa tidak akan pernah turun dari mobilnya. Selagi mobilnya masih bisa dikendarai sampai tempat tujuannya Dewa tidak akan terpancing dengan apapun. Apalagi yang kali ini, hanya sebuah mobil sedan menabrak mobilnya. Dan Dewa pikir hanya sebatas penyok atau paling parah kaca lampu belakang yang pecah.“Sepertinya orang itu tidak ada pekerjaan, dan dia bosan hidup. Mending terjun saja dari jembatan ini, biar jadi pusat perhatian,” ujar Dewa yang terus menggerutu.Dewa memilih pergi dari tempat itu, karena sepertinya dimana-mana dia pergi, pasti ada yang mengikuti.“Lumayan, ada pengawal g

    Last Updated : 2024-03-16
  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab. 82

    "Okelah, kalian berjaga hati-hati.""Siap, Pak!""Aku masuk, jangan lupa kunci kembali pintunya. Kalila tidak pulang."Krek!Suara kunci besi yang besar itu terdengar, dan pintu pagar yang tingginya bahkan bisa jadi melebihi penjara tersebut sudah terkunci dengan rapat.Tampak Jojo dan Rigo menunggu kedatangan Dewa sambil bermain gaple di gazebo."Kalian tahu mobil yang mondar mandir?" tanya Dewa setelah turun dari mobilnya dan duduk di dekat kedua pengawalnya itu sambil menikmati sebatang rokok."Tahu, Pak. Aku tahu itu mobil siapa," jawab Jojo dengan santai.Dewa tersenyum karena dia kenal Jojo, jika dia bersikap lebih tenang itu artinya dia tahu."Baguslah kalau kau tahu, aku heran aja sekuriti pada heboh dan tegang," jawab Dewa dan kembali menghisap rokoknya, kemudian mengeluarkan asap putih berbentuk garis lurus."Mereka terlalu panik dan heboh. Padahal, mereka seharusnya tahu. Walaupun orang itu memotret rumah ini, yang nampak hanyalah pintu pagar besi yang tinggi. Orang tidak a

    Last Updated : 2024-03-17
  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab. 83

    “Ya Tuhan….”“Mereka siapa, Bu?”“Kami tidak diajak masuk? Atau kami harus berdiri disini sampai kapan?”“Kalian siapa?” tanya Dewa yang merasa tidak sabaran menunggu jawaban Rasti yang hanya terdiam dengan mulut yang terbuka.Dewa benar-benar tidak tahu dengan kedua orang yang sudah berumur itu, dan Dewa belum pernah bertemu mereka.“Kami adalah….”Lelaki tua yang sudah sedikit berumur itu menjawab namun suaranya tercekat, sepertinya mereka tidak bisa melanjutkan ucapannya.“Budi, kau boleh pergi. Biar kami berbicara dengan tamu ini,” ujar Dewa meminta sekuriti segera meninggalkan mereka, karena Dewa melihat dua orang itu adalah sepasang suami istri, yang saat ini mereka malah menangis. Dewa yakin kedua orang ini menangis pasti ada sebabnya.“Bu…,” panggil Dewa memegang tangan Rasti. Rasti tidak menjawab, bahkan Dewa tidak tahu ekspresi apa yang ibunya tunjukkan. Karena Rasti hanya membeku melihat kedua orang tersebut, tidak ada sambutan hangat ataupun penolakan. Dan itu membuat Dew

    Last Updated : 2024-03-18
  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab. 84

    “Ibu….”“Rasti….”“Kenapa, Bu?” tanya Dewa sambil menggeleng dan tanpa terasa air matanya akhirnya jatuh juga. Padahal sejak tadi Dewa berusaha menahannya.Rasti menggeleng.“Tidak, tubuh Rasti begitu kotor untuk kalian. Rasti tidak ingin kembali mengotori kalian, Papa, Mama,” gumam Rasti pelan yang melepaskan tangan Wibowo dan terus mundur beberapa langkah.Jawaban yang diberikan oleh Rasti, justru membuat Wibowo dan Farni menangis dan terduduk. Mungkin sakit yang Rasti alami masih terasa hingga saat ini, apalagi saat Rasti dikatakan kotoran pembawa aib. Dan ini adalah kali pertama Rasti memanggil mereka dengan sebuatan ‘papa’ dan ‘mama’ setelah sekian lama mereka berpisah.Mendengar jawaban yang diberikan oleh ibunya membuat Dewa yang kemudian menghambur memeluk ibunya dengan erat.“Tidak! Ibu tidak kotor! Semua yang ibu lakukan ada alasannya, dan sekarang ibu telah menjadi wanita terhormat. Jangan pernah bilang seperti itu, manusia tidak tahu dosa orang lain, dan siapa tahu Tuhan

    Last Updated : 2024-03-19
  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab. 85

    “Hah?! Dia siapa? Kenapa dia bisa lakukan itu??”“Pak, nanya nya satu-satu. Biar aku gak bingung jawabnya!”“Oh iya, maaf. Kau silakan jawab sekarang.”“Bapak dimana?”“Itu pertanyaan, Ari! Bukan jawaban!” kesal Dewa kepada sekretarisnya itu yang disuruh untuk menjawab pertanyaan, malah melontarkan pertanyaan balik kepadanya.“Oh iya pak, maaf. Udahlah bapak datang saja kesini, aku tidak ada ide untuk menjawab sekarang,” ujar Ari yang kemudian memutuskan sambungan telepon kepada bosnya itu.Dewa hanya menggeleng dengan apa yang dilakukan oleh Ari, bagaimana bisa dia bilang belum ada ide untuk menjawab pertanyaan Dewa. Padahal dia lah yang memberikan informasi kepada Dewa kalau ada seseorang yang mengamuk di acara pembukaan cabang Daraka yang berada dibawah bendera Deka Group.Dewa berangkat dengan terburu-buru.“Jojo, Rigo kita berangkat sekarang, ke jalan Cempaka Putih. Tempat peresmian cabang Daraka!” teriak Dewa memanggil kedua pengawalnya itu.“Siap, Pak!” jawab kedua pengawalnya

    Last Updated : 2024-03-20
  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab. 86

    “Buka mulutmu!”“Sejak tadi dia hanya menggeleng dan tidak mengeluarkan sepatah katapun!”“Apakah kau bisu? Tapi, menurut cerita Ari kau merusak semuanya sambil berteriak! Kenapa sekarang kau malah diam?”Dewa duduk tepat di hadapan lelaki yang telah mengacaukan acaranya itu. Lelaki yang masih sangat muda, dan terlihat sedang frustasi.“Apakah kau hanya gila sesaat?” tanya Dewa sembari menarik kerah baju lelaki itu.Lelaki itu tampak meringis, dia sepertinya tahu saat sedang berhadapan dengan siapa. Kemudian dia tersenyum, yang seolah-olah mengejek.“Akhirnya aku bertemu juga dengan pemilik perusahaan ini yang dengan seenaknya mendirikan perusahaan di tanah orang tanpa membayar ganti rugi!” teriak lelaki itu kemudian.Semua orang tampak tercengang karena ternyata lelaki itu sengaja diam dan tidak mengeluarkan suaranya, karena dia ingin bertemu Dewa secara langsung.Plak! Plak!Jojo langsung mengambil alih saat Dewa melepaskan baju lelaki itu. Jojo menamparnya dengan sangat keras, sehi

    Last Updated : 2024-03-22
  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab. 87

    “Kurang ajar!”Braaak!“Pak, ada apa?” “Apa yang dia inginkan?”“Pak, siapa yang bapak maksud?”Ari yang masuk ke ruangan Dewa tampak keheranan melihat Dewa yang sangat marah dengan sorot mata tajam. Mendengar suara gebrakan meja, Ari dengan buru-buru masuk ke ruangan Dewa.Karena Ari melihat Dewa yang sangat marah, Ari yakin ada sesuatu yang mengganggunya sehingga membuat Dewa sangat marah seperti itu, Ari menutup pintu ruangan Dewa dengan pelan dan duduk di hadapan Dewa.“Benar-benar musuh dalam selimut, dan orang seperti ini tidak baik diajak berteman,” gumam Dewa kembali duduk di kursinya dan menerima satu botol air mineral dingin dari Ari.Ari tidak bertanya sedikitpun, karena Ari tahu Dewa perlu waktu untuk meluapkan semua amarahnya.Setelah beberapa saat, Dewa tampak sudah mulai tenang. Emosinya sudah stabil, berkali-kali dia menenggak minumannya itu.“Ada apa, Pak?” tanya Ari kemudian memberanikan diri bertanya kepada Dewa.“Kau tahu siapa orang yang menggunakan kemeja hijau

    Last Updated : 2024-03-23

Latest chapter

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 128

    "Kok bisa seperti ini?" tanya Dewa pelan."Surat apa?" tanya Rasti yang heran melihat perubahan ekspresi di wajah Dewa. Seperti sedang menyimpan sesuatu yang sangat berat.Dewa memberikan selembar surat tersebut kepada Rasti. Dan dari membaca kop nya saja Rasti tahu kalau surat itu adalah dari pengadilan."Gugatan dari Kalila?" tanya Rasti lagi."Bukan.""Terus?""Ini surat putusan perceraian. Kalila begitu pintar, entah kapan dia memasukkan gugatan dan sidang tahu-tahu sudah ada keputusan seperti ini," ujar Dewa lagi sambil menggeleng.Bahkan Dewa sendiri sangat heran saat mendapati surat itu dikirimkan ke rumahnya, karena seharusnya yang bersangkutan harus mengambil sendiri."Betapa matangnya persiapan kamu, Kalila. Sehingga aku tidak sadar apa yang kamu lakukan," gumam Dewa lagi sembari berlalu menuju kamarnya."Dewa, suratnya kamu simpan. Dan lebih baik seperti ini. Kamu tidak pernah mengkhianatinya, dan ini adalah keputusan Kalila sendiri," ujar Rasti, dan dalam hatinya Rasti ter

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 127

    “Terserah papa mau percaya atau tidak, yang pasti saya memiliki semua buktinya. Dan dibawa ke jalur hukum pun semua akan percuma. Karena saya memang memiliki bukti yang kuat, dan juga penjual perusahaan itu juga adalah pemilik perusahaan itu sendiri,” jawab Dewa pelan.“Kau pikir aku akan percaya!” teriak William.Dewa hanya bisa menghela nafas berat mendengar semua apa yang William katakan.“Kau tunggu saja, Dewa! Kau pasti akan hancur! Kembalikan KL Group biar aku maafkan engkau!” teriak William.“Akan aku kembalikan jika Kalila yang minta!” Tut!Setelah mengatakan demikian Dewa mematikan sambungan telepon kepada William. Dia tidak ingin melanjutkan pembicaraan kepada William. Karena dia tahu William tidak akan pernah percaya dengan apapun yang dia katakan. Dan William pastinya akan tetap menyalahkannya.“Dia baru tahu, dan ini artinya babak baru pasti akan di mulai,” gumam Dewa pelan.“Pekerjaan selanjutnya akan lebih berat, baik Deka maupun Kalilagara pastinya akan menjadi target

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 126

    “Kenapa? Apa ibu salah? Ibu rasa semua yang ibu katakan itu benar, dan kamu juga sudah mengetahuinya. Tapi, kamu selalu menepisnya dan seolah-olah kamu tidak tahu!”Ternyata Rasti semakin menjadi, bukannya dia berhenti saat mendengar Dewa mulai emosi malah Rasti semakin meninggikan suaranya.“Untuk apa kamu sedih dengan kepergian mereka, seharusnya ini adalah awal yang baik untuk kamu! Kamu bisa menjadi seperti kamu yang seharusnya!”“Ibu, tolong berhenti. Biarkan Dewa berpikir untuk semua ini,” ujar Dewa pelan dengan pandangan Dewa yang memelas meminta Rasti untuk tidak lagi melanjutkan perkataannya.Dewa tahu kalau Rasti memang tidak merestui dengan Kalila, namun selama ini Rasti tidak pernah mengungkapkan keberatannya secara langsung. Mungkin saat ini Rasti merasa takut karena sumber kekayaan mereka berasal dari Kalila.“Ibu sudah mencoba untuk menerima Kalila dalam beberapa tahun ini, ibu sudah mencoba untuk mengerti perasaan kamu. Namun, belakangan ibu tahu kalau dia adalah penyu

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 125

    "Aku tidak bisa menahanmu lagi," ujar Dewa pelan sembari memegang tangan Kalila dengan erat. Dia tidak menyangka kalau ternyata hubungannya dengan Kalila akan seperti ini."Jangan lupa hidup bahagia," ujar Kalila dengan suara yang serak.Sebenarnya dalam hati Kalila terasa begitu berat meninggalkan Dewa. Karena jujur dalam hatinya dia sudah jatuh cinta kepada Dewa. Namun, Kalila terus berusaha menyangkalnya.Dia jatuh cinta bersamaan dengan Danaya juga jatuh cinta kepada lelaki yang sama. Sehingga tidak ada pilihan baginya selain pergi meninggalkan Dewa. Dia tidak ingin Danaya semakin menjadi-jadi mengharapkan Dewa karena dia juga tidak ikhlas meskipun Danaya adalah anaknya sendiri.Disamping menjauhkan Danaya dari Dewa, kepergian Kalila juga untuk menjauhkan Danaya dari ambisi William. Kalila tidak akan membiarkan anaknya menjadi korban keserakahan keluarganya."Jangan lupa hubungi aku dimanapun kamu berada. Aku butuh kabar dari kamu yang akan membuat aku tenang," ujar Dewa sambil me

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 124

    "Aku harus menyusulnya" teriak Kalila marah dan segera berbalik arah.Bahkan Kalila lupa kalau dia ingin berganti pakaian tujuannya pulang.Hap!Dewa menahan tangan Kalila dan kemudian menggeleng, dia tidak ingin Kalila menyelesaikan masalah dalam keadaan emosi."Biarkan saja dulu," ujar Dewa pelan.Kalila menepis tangan Dewa dengan erat."Biarkan gimana? Kamu dengar sendiri kan apa yang akan papa lakukan kepada Danaya? Bagaimana kamu akan membiarkannya? Atau kamu memang setuju dan mendukung papa agar aku tidak pergi?" tanya Kalila yang meluapkan amarah yang tidak terbendung itu.Pikirannya saat ini benar-benar kalut. Bagaimana kalau terjadi sesuatu kepada anaknya itu? Dia tidak mau anaknya yang tidak mengerti apapun menjadi korban kakeknya. Dia tidak ingin Danaya dimanfaatkan oleh William.Dewa membimbing Kalila untuk duduk di sofa depan televisi, dengan menggenggam tangan Kalila, Dewa mulai berbicara secara lembut dan pelan."Tidak mungkin papa akan memaksa Danaya sekarang. Papa pas

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 123

    “Aku tidak gila, cobalah kamu lihat video itu. Mungkin itu tidak dengan kualitas bagus, tapi cukup puas sebagai kenang-kenangan,” jawab Dewa dengan kembali menarik selimut dan kembali memejamkan matanya.Kalila tidak menjawab, dia sedang mengunduh video yang dikirimkan oleh Dewa. Walaupun dia sangat marah dengan apa yang dilakukan oleh Dewa memvideokan aktivitas mereka bercinta, namun Kalila sangat penasaran apakah memang dia berhasil melakukannya. Kalila merasa tidak percaya kalau dia akhirnya bisa mengatasi segala ketakutannya, dan bisa menghilangkan traumanya saat berhubungan badan dengan lelaki.Akhirnya video yang dikirimkan oleh Dewa sudah selesai terdownload, dan Kalila melihat video yang berdurasi beberapa menit itu membuatnya tercengang. Dia melihat bagaimana liarnya dia saat bermain bersama Dewa, bahkan terlihat kalau Kalila yang lebih banyak mendominasi permainan.Suara desahan dan erangannya terdengar jelas di dalam video tersebut, membuat wajah Kalila memerah. Dia merasa

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 122

    “Maksudnya?” tanya Kalila bingung.“Kita harus menyelesaikan semua yang tertunda,” jawab Dewa.“Jangan gila! Aku sedang tidak mau melakukan apapun selain minum! Jangan membuat aku marah!” bentak Kalila kepada Dewa.Dewa hanya menghela nafas berat dan tetap memarkirkan mobil yang dikendarainya.“Ini adalah hotel bintang lima dilengkapi dengan bar dan club terbaik. Ada ruang VIP yang akan menjaga privasi kita agar tidak terganggu oleh orang lain,” ujar Dewa sembari mematikan mesin kendaraannya.Kalila terdiam, dia tidak menyangka kalau ternyata Dewa tahu tempat seperti ini yang berada di tempat yang sangat sejuk dan nyaman. “Selain itu juga pemandangan kebun teh yang menghijau dan tiupan angin dari perkebunan ini membuat minum kamu semakin nikmat. Sudah aku katakan aku akan memberikan kenangan yang terbaik buat kamu,” lanjut Dewa yang kemudian mengajak Kalila untuk segera turun.“Darimana kamu tahu tempat seperti ini?” tanya Kalila penasaran.“Internet. Aku pernah mencari di internet t

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 121

    Tap!Dewa segera menangkap tangan tua William yang akan menampar Kalila. Sedangkan Kalila sudah memejamkan matanya, karena dia tahu tangan itu pasti mendarat di wajahnya. Meskipun sudah keriput, tapi tenaga William masih cukup kuat untuk menampar anaknya."Jangan main kekerasan, Pa," ujar Dewa yang kemudian melepaskan tangan William sambil menatap tajam lelaki yang sudah berumur itu."Jangan ikut campur!" teriak William marah."Tidak bisa! Dia adalah istriku, tidak ada seorangpun yang boleh menyakitinya. Sekalipun ayah kandungnya sendiri!" teriak Dewa dengan emosi yang meledak-ledak.Kalila yang mendapat perhatian seperti itu dari Dewa merasa begitu senang. Dia benar-benar mendapatkan perlindungan dari seorang suami. Hatinya menghangat, namun dia juga tidak bisa merubah keputusannya. Apalagi melihat tingkah William yang bahkan sudah mengincar Danaya.Wajar kalau saat ini William tidak terlalu mengejar Kalila untuk berpisah dengan Dewa dan menikah dengan temannya, ternyata William sed

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 120

    Tangan Dewa kemudian bergerak ke bawah diantara kedua paha Kalila, kemudian bermain di sana keluar masuk pada inti Kalila sehingga desahan kembali keluar dari bibir tipis Kalila.Juga sesuatu yang sudah mengeras sejak tadi diantara kedua paha Dewa pun sepertinya sudah mendesak ingin mengambil alih tangan Dewa, dan seolah-olah berkata; “Ini adalah waktunya untuk menuju landasan.”“Baiklah, sudah waktunya kamu beraksi,” gumam Dewa dalam hatinya sambil menatap miliknya yang sudah siap tempur. Dewa membuka kedua paha Kalila, tidak ada penolakan dari Kalila. Bahkan sepertinya Kalila terbius dengan yang dimiliki oleh Dewa. Karena mata Kalila sejak tadi tidak beralih dari pusaka kebanggan Dewa tersebut.Tok! Tok! Tok!Sayup-sayup terdengar pintu ruangan Dewa diketuk dari luar. Dewa tidak peduli, karena dia sudah mengunci pintu itu jadi tidak akan ada orang yang bisa masuk.“Ada yang mengetuk,” ujar Kalila menahan tubuh Dewa yang berada diatas tubuhnya.“Abaikan, dan jangan pedulikan. Seharu

DMCA.com Protection Status