Api hati Naga berwarna ungu keemasan, yang merupakan evolusi terbaru keluar berkobar begitu besar bahkan harus membuat rantai hitam meleleh dibuatnya! Bahkan kehadiran revolusi api Hati Naga sudah cukup untuk membuat Guang Li dan Xiao Yue harus mundur dari tempat mereka berada?! "Ku kira pertempuran ini akan membosankan... Ternyata akan menjadi semenarik ini, Benua Langit terkenal akan banyaknya sumber api Surgawi... Hari ini, aku ingin melihat sekuat apa pemilik dari api Surgawi urutan ke tiga di tiga alam!" Swoooooooooosh! Tubuh dari Guang Li mengeluarkan asap hitam, perlahan tapi pasti ukuran tubuh, dan perubahan pada setiap tampilannya terjadi. Saat ini, sosok Guang Li benar-benar terlihat seperti Jin Lai, sosok Ashura terkuat dari benua Ashura yang terkenal akan kemampuan bertarungnya. "Huh! Hanya satu kali provokasi sudah menggunakan kekuatan penuhmu? Sepertinya kamu pria bodoh yang hanya bisa mengandalkan kekuatan tubuh saja!" Xiao Chen tidak tertarik untuk bertarung,
Booom! Booooom! Guang Li terus menghujani serangan rantai kearah perisai ciptaan Xiao Chen secara beruntun. Meski terganggu, didalam perisai. Xiao Chen terus mengutamakan memperkuat teknik penekan racunnya. * Diatas langit yang begitu tinggi. Sebagai tahap Abadi, Yao Ling tidak menginginkan apapun di tiga alam. Termasuk seperti penguasa Ashura yang menginginkan tiga token memasuki domain kecil milik Kaisar Phoenix. Tapi dia lebih penasaran terhadap sosok Xiao Chen yang nyatanya memiliki banyak cara agar dapat lolos dari kejaran banyak praktisi yang bahkan lebih kuat dari ranah Kultivasinya. "Dia sebenarnya terkena racun api perak? Tunggu tunggu... Bahkan racun ini telah berevolusi... I-ini..." Dia sangat terkejut melihat kenyataan yang saat ini ada didepan mata. Tidak bisa dipungkiri, racun api perak berasal dari eksistensi api Surgawi urutan pertama di tiga alam. Pasalnya tidak ada satupun penawar, kecuali Xiao Chen itu sendiri dapat menaklukan api perak itu sendi
Kraaaaack! Booooooom! Ruang dimensi kembali hancur saat dua pedang bertabrakan satu sama lain. Namun pertempuran ini hanya awal dari sebuah kehancuran. Memutarkan tubuh satu sama lain, Xiao Chen kemudian berteriak lantang! "Sembilan Pedang Phoenix! Langkah pertama!" Swoooooooosh! Serangan Xiao Chen meningkat ketika setiap ayunan pedangnya tertuju kearah Guang Li. Namun Guang Li tidak bodoh, dia menggunakan beberapa teknik pedang andalannya. Gesekan, dan suara dentingan pedang kini terdengar melengking diatas langit. Fluktuasi energi juga terus terjadi yang membuat pertempuran keduanya terlihat imbang. "Hahaha! Hanya itu kemampuanmu?!" Teriak senang Guang Li sedikit meremehkan kemampuan Xiao Chen! Melihat beberapa serangannya seimbang, bahkan tertahan dengan baik oleh Guang Li, Xiao Chen merubah teknik serangan yang hanya mengandalkan kecepatan menjadi serangan satu titik! "Langkah kedua?!" Reflek memutarkan pedangnya searah jarum jam, serangan yang dilancar
Swoooooooosh! Booooooom! Tiba tiba, Xiao Chen harus mengurungkan niatnya. Pasalnya, tidak hanya satu atau tiga bayangan ada didepannya. Puluhan bayangan, yang merupakan praktisi Kaisar Langit bintang satu dan dua muncul telah menghadang pergerakannya. "Xiao Chen jangan harap untuk kabur dari tangan kami kembali?!" Swuuuuuuuush! Puluhan praktisi itu melesat kearah Xiao Chen sembari melancarkan beberapa serangan mereka secara kompak. Dan hal ini membuat Guang Li yang dibantu oleh beberapa praktisi disisinya berhasil menghancurkan tapak raksaksa itu tanpa menimbulkan kerusakan sedikitpun. "Keroyok saja dia?! Aku tidak perduli soal harga diri lagi! Xiao Chen ini sangat berbahaya?!" Praktisi disisinya menganggukan kepala mereka secara kompak, mereka yang telah memasuki pertempuran segera mengepung keberadaan dimana Xiao Chen bisa melarikan diri. "Xiao Chen sekuat apapun kamu, menghadapi kami semua hanyalah kematian yang dapat kamu temui?!" "Kematian?" singkat tapi suaranya te
Setelah semua kejadian mengerikan usai. Keheningan terjadi. Saat ini, hanya ada seekor phoenix yang terbang melayang dengan cara mengepakan sepasang sayap indahnya. Kyaaaaaat! Kyaaaaaat! Memekik dan terbang memutar diatas langit. Melihat tidak adanya satupun kultivator yang tersisa. Kini Xiao Chen kembali melanjutkan perjalanannya ke arah timur dengan menggunakan kecepatan puncaknya. Satu jam kemudian, kecepatan terbang Xiao Chen mulai melambat. Hingga setelah melewati banyak wilayah seperti kota, Kekaisaran di wilayah netral tanpa henti, akhirnya Xiao Chen merasa perjalanan kali ini tak sia sia. Dia telah melihat lingkaran teleportasi yang memiliki simbol elemen cahaya. Swuuuuuuuush! Namun kesadarannya memudar, transformasi phoenixnya pun lenyap! Hingga akhirnya seorang praktisi ranah Kaisar Langit bintang dua muncul dari kehampaan dan memapah Xiao Chen. "Pilihan Yang Mulia benar benar orang yang tepat... Hanya tahap Raja Langit, tapi dia berhasil lolos dari kejaran
Kaisar Roh melambaikan tangannya, hal ini membuat ketiganya segera berpindah tempat ke sebuah altar teleportasi yang telah lama tidak digunakan oleh Kaisar Roh. Kondisinya banyak dedaunan, namun hanya sekibasan tangan. Semua dedaunan itu terbakar dengan sendirinya. Membentuk formasi tangan, seketika altar itu berdengung. Lalu memunculkan lingkaran teleportasi yang langsung menyerap tubuh ketiganya. Swuuuuuush! Setelah tiba. Wajah Xiao Chen terlihat begitu senang, bahkan dia sempat terlena ketika melihat patung ayahnya yang berdiri tegak menyambut kehadiran mereka. "Nak, sepertinya apa yang kita pikirkan pada waktu lelang itu benar benar terjadi..." Kaisar Roh paham kenapa Song Lang tidak bisa memasuki domain itu. Selain menggunakan tiga token, ada formasi aneh yang menyelimuti pintu masuk kedalam domain pribadi milik Kaisar Phoenix. "Aku mengenal formasi ini... Dulu karena aku nakal, ayah pernah membuat formasi yang sama agar aku tidak mengulangi kenakalan itu... Meski t
Singkatnya Kaisar Phoenix pun setuju, mereka berbondong bondong membawa pasukan tiba di domain hitam dan berperang dengan Song Lang secara sengit. Namun anehnya, Song Lang seperti sudah mengetahui bahwa akan ada serangan dadakan ini. Yang mengakibatkan pertempuran besar itu harus mengakibatkan Kaisar Phoenix terkena racun sangat ganas. Dan akhirnya api perak yang merupakan api surgawi terkuat. Sekaligus memiliki racun alami berevolusi menjadi racun aneh yang tidak bisa diobati. Waktu sejalannya waktu, hari kematian kedua orang tuanya pun tiba. Dan di waktu itu adalah dimana saat Xiao Lang bersama istrinya tiba membawa banyak hadiah untuk Xiao Chen pada hari ulang tahun anaknya itu. Namun saat ingin pulang ke arah Kekaisaran Phoenix, serangan tiba tiba dari beberapa pria paruh baya datang. Dan yang paling mengejutkannya adalah, racun yang ada didalam tubuh Xiao Lang meledak meski dia telah menggunakan teknik penekan racun. Singkatnya, tidak jelas siapa sosok penyerang diwak
"Menggunakannya untuk menekan racun didalam tubuhku... Setelah lima misi yang aku emban selesai, aku akan kembali ke aula langit... Tapi targetku langsung memasuki faksi Naga dan Phoenix di halaman dalam. Senior apa kamu tahu apa maksudku?" "Aku tahu... Teknik penekan racun membutuhkan energi kultivasi murni sebagai penopang energi didalam tubuh agar racun terus berkembang di satu titik... Tapi aku tidak bisa melakukannya..." Yao Ling menggelengkan kepalanya. "Apa ada masalah senior? Tidak terlalu mengharapkannya, namun Xiao Chen tahu ada sesuatu hal yang perlu dijaga oleh Yao Ling..." "Benar tebakanmu itu, aku hanya takut awal dari kekacauan yang telah dimulai ini akan mengakibatkan Penguasa Ashura menyerang benua Duan Tian... Tanpa adanya sumber daya kelas surgawi di benua ku, hanya tahap abadi saja yang bisa menjadi pelindung... Xiao Chen maaf." "Tapi kamu tenang saja, jika aku tidak bisa membantu... Mungkin jubah perang milik Kaisar Phoenix ini dapat membantumu..." Swuu
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.