Wanita yang tadinya minta tolong kepada Xiao Chen hanya mengacungkan kedua jempolnya. Meski dia wanita, tapi dia sangat tahu bagaimana rasa sakit yang di alami oleh Mugu. "Ma-mantap!" "Akkkkh!" Salah satu murid yang melihat berteriak hebat. Meski dia tidak merasakannya, tapi dia tahu bagaimana rasa ketika masa depan dari seorang lelaki hancur oleh tendangan mutlak. "Tendangan yang bagus!" Xiao Chen tidak merubah sedikitpun reaksi wajahnya. Pasalnya dia tahu, bahwa mungkin ada sosok dibalik keberaniannya Mugu. "Sebanyak ini Prajurit Langit bintang lima tidak berani menghadapi praktisi Prajurit Langit bintang empat? Kurasa..." Xiao Chen berhenti mengatakan ungkapannya. Pasalnya sebilah pedang tanpa tuan bergerak cepat, lalu menancap tepat di hadapannya. Jleeeeeeeeb! "Di halaman luar, siapa yang berani menyentuh orang ku!" Swuuuuuuuuush! Seorang pria keluar dari kehampaan, wajahnya terlihat begitu kalem. Namun aura yang terpancar terasa sangat mendominasi, bahkan be
Menurut penjelasan Mugu, halaman luar Aula Langit adalah area bebas. Yang dimana para faksi di dalam halaman Elite dan dalam tidak diperbolehkan untuk menguasai halaman luar. Pasalnya, para praktisi di Halaman Luar sengaja dibentuk agar para kultivator dapat mencari jati diri mereka masing masing. Namun semua itu tidak bisa dipastikan, bahwa di dalam halaman luar tidak ada sang penguasa. Dia yang terkuat, dan dia yang menjadi peringkat lima besar praktisi terkuat pasti akan membentuk kelompok mereka masing masing. Seperti kelompok milik Mugu dan Ding Tian, mereka adalah kelompok terbesar ke sepuluh dari sembilan kelompok lainnya yang saat ini tengah muncul. "A-apa aku boleh pergi?" Mugu bertanya dengan raut wajahnya yang terlihat panik. Xiao Chen menggelengkan kepalanya, dia mengingat nama yang tak lain adalah bibinya, "apa di halaman luar ada seorang wanita bernama Xiao Yue?" Deeeeegh! Jantung Wugu berhenti berdetak ketika mendengar Xiao Chen menanyakan soal Xiao
Xiao Chen menyadari akan kesalahannya, namun dia sedikit terkejut atas apa yang dia lihat. Bukan dua gunung kembar yang dia lihat. Melainkan matanya bisa menembus pandang dimana setiap peredaran darah seseorang dapat dia lihat dengan jelas. Bahkan semua rahasia yang dimiliki oleh tubuh Lai Nai! "Ah maaf maaf! Aku tidak berniat melihat apa yang kamu pikirkan... Hanya saja, ini luka kecil, aku bisa menyembuhkannya... Saudari Nai, tahan ya?" Lai Nai hanya mengangguk, sesaat Xiao Chen segera memperhatikan tulang Lai Nai yang terlihat tidak menyatu pada persendian pergelangan lengannya. Kraaaaaaack! "Akkkkkkh!" Hanya sekali tarik, akhirnya tulang pergelangan Lai Nai kembali seperti sedia kala. Meski rasa sakit seketika terasa, namun setelahnya Lai Nai dapat menggerakan tangan kirinya kembali. "A-aku sembuh?!" Lai Nai tidak mempercayai proses pengobatan yang begitu cepat ini memiliki hasil yang sangat hebat menurutnya. "Coba ceritakan, kenapa Mugu mengincar kalian?" Keduanya ber
"Kalian tenang saja," Xiao Chen berkata santai, kemudian dia mengulurkan tangan agar Ding Tian mau berjabat tangan dengannya. "Aku menyetujui taruhan ini..." Seketika Ding Tian tersenyum tipis, dia menjabat tangan Xiao Chen sebagai tanda taruhan dan tantangan itu telah ter setujui oleh dua pihak! "Kamu tetapkan waktu duel kita! Aku akan mengikutimu!" Xiao Chen kemudian membalikan tubuh, dan dia berkata sembari berjalan santai. "Tiga hari lagi saja!" * Sontak semua yang mendengar kapan duel ini akan terjadi segera bersorak! Bagaimanapun duel seperti ini jarang terjadi, yang membuat duel menjadi lebih menarik lagi adalah. Sosok Chen Xiao yang baru saja memasuki halaman luar berani menerima tantangan dari Ding Tian yang telah lama menjadi murid luar di aula Langit! Siapa yang tidak mengenali sosok Ding Tian? Dia menduduki peringkat dua belas daftar kemampuan terkuat di halaman luar, sedangkan Chen Xiao? Dia belum masuk, dan tak mungkin bukan mampu menghadapi Ding Tian? Namun
Sinar emas muncul menyebar menutup seluruh kawasan tempat yang saat ini Xiao Chen pijaki. Namun untuk beberapa saat, sinar itu lenyap! Yang diikuti oleh kemunculan ribuan kitab yang mengambang di langit langit pagoda Ilmu Bela Diri tiba tiba bergerak kearah Xiao Chen saat ini. Sesaat melihat kearah ribuan kitab, teknik yang mengambang di hadapannya. Kedua bola mata milik Xiao Chen secara langsung bersinar terang berwarna emas, dengan rasa terkejutnya dia melihat apa yang mungkin tidak pernah ia lihat sebelumnya. Nyatanya, dia dapat melihat semua isi dari setiap teknik yang dia lihat! Tidak hanya satu, tapi semua yang dia lihat Xiao Chen benar benar dapat mengetahui isinya secara jelas. "Bukankah seperti ini akan membuatku semakin mudah untuk mencari teknik yang cocok bagiku?" tersenyum tipis, kini Xiao Chen kemudian menunjuk beberapa teknik pedang. Swuuuuuuung! Seketika buku yang ditunjuk oleh Xiao Chen segera bergerak dan tiba di hadapan Xiao Chen. Namun sesaat setelah
Hasilnya cukup mengejutkan, perisai Qi yang dia bentuk seketika hancur menjadi debu. "Memang pantas, sepertinya ini sudah cukup untuk merahasiakan identitas ku..."Mempelajari kembali teknik amukan pedang petir yang dikombinasikan dengan teknik langkah seribu petir. Serangannya menjadi lebih cepat dari perkiraan Xiao Chen awalnya. Hingga lima menit kemudian, tiba tiba seuliet pedang meluncur deras kearah tubuh Xiao Chen. Serangan kejutan yang segera disadari membuatnya segera memutar tubuh, lalu menggunakan pedang petir untuk menangkis lesatan pedang tanpa tuan itu. Sriiiiiiiing! Jleeeeeeb! "Saudara Xiao, bagaimana jika kita bertukar pengalaman penggunaan pedang? Hitung hitung, aku akan mendapat pengalaman baru!" Lai Nai bergerak cepat, dia kemudian mencabut pedang yang ada disisi Xiao Chen. Xiao Chen menganggukan kepala, dia kemudian menatap Shuan Feng. Mungkin hanya bertukar pengalaman pedang dengan Lai Nai saja sudah cukup. Tapi dia sendiri ingin tahu bagaimana ganasnya teknik
"Chen Xiao apa maksud penolakan mu ini disebabkan oleh penawaran kami yang dirasa kurang bagimu?" Fao Yan kembali berkata, dia merasa anak dari Chen Long ini haus akan sumber daya. Tersenyum tipis, Xiao Chen hanya berkata sesuai fakta. "Tidak ada, sekarang aku ingin mendengar jawaban dari beberapa anggota halaman luar, menurut kalian apa kalian cemburu denganku?" Xiao Chen mengalihkan perkataannya pada Mugu yang ternyata juga ada disekitar kediaman nomor seribu genap. Mugu terkejut atas pengalihan perkataan ini, namun Xiao Chen kembali menegaskan kembali. "Katakan saja apa yang kamu pikirkan...""Penguasa, tentu kami cemburu, kami iri, bahkan kenapa harus Chen Xiao yang merupakan anggota baru malah dijadikan murid pribadi oleh kedua penguasa!""Yaa benar! Apa yang di katakan Mugu benar! Bukankah hal seperti ini terasa tidak adil!"Fao Yan dan Qing Yun saling pandang, mereka tiba terlalu cepat. Dan apa yang dikatakan oleh anggota halaman luar memang benar."Chen Xiao, kami memintam
Akibat ledakan pedang ditangannya, kini Ding Tian harus mundur dari tempatnya berpijak. Sesuai apa yang diharapkan semua orang. Karena ledakan pedang itu akibat perlakuan Xiao Chen yang menghantam pedang milik Ding Tian. "A-akhirnya Chen Xiao datang!" "Yaa! Duel yang kita nanti akhirnya akan terjadi hari ini!" Ding Tian yang melihat kemunculan Chen Xiao secara tiba tiba itu mulai tersenyum sinis. Dia kemudian berkata, "Chen Xiao, apa hari ini duel kita akan terjadi?" Xiao Chen tidak menjawab pertanyaan Ding Tian, dia hanya berlutut di hadapan Shuan Feng sembari membersihkan noda darah yang ada pada kedua sudut bibirnya. "Bagaimana cara Ding Tian menyiksamu?" Xiao Chen bertanya tanpa rasa takut. Shuan Feng menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin memberi masalah lebih banyak pada Xiao Chen. "Sa-saudara Xiao, salahkan aku yang lemah..." Xiao Chen menghentikan ungkapan Shuan Feng dan dia kembali mengulangi pertanyaannya. "Katakan saja, bagaimana dia memukulmu?" Shuan F
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.