"Apa ada masalah dengan dia senior?" Xiao Chen berkata heran, pasalnya dia merasa sosok Ye Chao yang berumur dengannya memiliki kultivasi dibawahnya. "Apa kamu tidak menyadari? Bahwa boneka yang dia buat sudah setara dengan praktisi Raja Langit?" "Yaa... Aku memang merasakannya...," suara Xiao Chen terdengar begitu dingin Kini mata Ye Chao mulai menyelidik, dia mencoba menelusuri dari mana energi Es yang pernah menggagalkan rencana si obat sesat barat berada. "Ye Chao apa yang kamu cari?" Ashua mencoba untuk tidak memprovokasi. "Siapa pemilik jantung es yang sebelumnya menyalakan pillar Baishan?" "Tidak ada!" "Kamu berusaha menutupinya dariku? Raja Ashua apa kamu pikir aku datang hanya untuk berkunjung?" "Lalu kamu ingin bertempur? Kamu kira aku takut padamu?" Suiiiiiiit! Peluit dibunyikan, kini lebih dari puluhan boneka ciptaan Ashua muncul dibelakang tubuhnya. "Senior Ashua ini terlalu membela ku, jangan jangan dia mengharapkan sesuatu dariku..." bergumam, Xiao Chen
"Menyembunyikan diri ya?" terlihat berpikir, Ashua teringat akan peristiwa ketika para penguasa di Aula Langit menangkap mereka, dan membantai para Alkemist yang tidak mau tunduk. "Kami semua yang berada di dalam dunia ini memilih menyerah saat pembantaian terjadi... Tapi tidak tahu yang lain, apa mereka mati, atau... Sepertinya ungkapanmu ada benarnya..." masuk akal apa yang diungkapkan Xiao Chen. "Tapi ngomong ngomong siapa yang menangkap dan membantai, apa ada hubungannya dengan pendekar Pulau Es?""Sebenarnrya pendekar Pulau Es pada waktu itu tak terlibat sama sekali... Dia memilih diam seperti ayahmu karena keputusan para penguasa di Aula Langit sulit untuk dibantah...""Aula Langit?" suara Xiao Chen sedikit berubah, dan hal ini membuat Ashua mengerti bahwa Xiao Chen memiliki dendam atau hubungan yang buruk dengan tempat itu. "Memang kamu pernah memasuki tempat itu?""Aku memang belum pernah ke tempat itu, dan tujuanku juga ada dua di tempat itu, menjemput guruku. Dan terakhir
Xiao Chen tidak mengindahkan kata kata dari Ashua. Saat ini dia telah menggunakan kesadaran roh jiwa abadinya untuk membantunya dalam menciptakan pill tingkat tujuh! Swuuuuuuuung! Tungku pill bergetar hebat! Dikarenakan Ashua tidak tahu apa yang akan terjadi. Lebih tepatnya dia berpikir tungku pill akan meledak, Ashua segera menyelimuti tubuhnya dengan energi Qi miliknya sendiri. Namun sesaat setelah itu, tidak ada yang terjadi. Dan tutup tungku pill tiba tiba terlepas yang membuat Ashua menutup mata diikuti oleh suaranya yang terkejut. "Ka-kan meledak!"Bluppppp! Tidak ada suara ledakan, yang ada aroma harum dari banyak bahan telah tercampur menjadi satu, diikuti oleh keluarnya sepuluh pill pemulih energi Qi dari dalam tungku yang kini melayang diatas tungku pill. "Senior kenapa tutup mata?"Ashua kemudian membuka mata, seketika mulutnya terbuka lebar. Saat ini sepuluh pill dengan tingkat tujuh, dengan kemurnian sembilan puluh lima persen telah ada di depannya. "Tingkat tujuh
"Ternyata benar... Ini tulang rawan milik cacing penghisap jiwa!" Xiao Chen tidak salah memilih, dia menemukan tulang rawan yang pernah membuatnya hampir mati ketika baru tiba di daratan Xiayi. "Ke-kenapa seperti tulang abadi?!" "Di-dia menemukan harta tak terhingga ditumpukan banyak tulang yang biasa kita gunakan!" "Si-sial kitaa salah melihat..." Menyimpannya, Xiao Chen kemudian meminta semua bahan utama yang digunakan, dan dia memilih semua kualitas tergantung pengamatannya. Namun berbeda dari sebelumnya. Para Alkemist di toko itu tidak berani melontarkan kata kata merendahkan lagi dari sebelumnya. Jelas mereka ini belajar dari kesalahan mereka. "Dia sangat percaya diri membeli barang murahan... Tapi hasilnya sulit ditebak! Hei namamu Xiao Chen kan... Bagaimana jika kamu carikan aku tulang yang sekiranya abadi seperti milikmu?" Xiao Chen tersenyum tipis, dia menatap Ashua dan berkata, "semua bahan kita dapatkan... Lebih baik pergi." Ungkapan ini jelas tidak memperd
Menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal, Xiao Chen menjawab rasa keterkejutan itu, "ah mungkin hanya kebetulan, dan disertai keberuntungan senior..." "Tidak ini bukan hanya sebuah kebetulan dan keberuntungan... Kamu baru memperkuat rohmu, dan sudah sekali menciptakan pill tingkat tujuh dengan kemurnian begitu tinggi... Jadi aku mulai paham, pemilik bakat emas, memang sangat mengerikan!" "Mungkin..." Xiao Chen tersenyum kecut, untung Ashua ini tidak mengataainya monster. "Karena kamu sudah melakukannya, sekarang kamu tinggal memilih kulit yang sesuai kamu inginkan... Kebetulan aku menyimpan banyak kulit harimau perak yang merupakan hewan iblis tingkat lima yang diternak... Apa kamu mau?" Xiao Chen terdiam, dia jelas tidak ingin menggunakan kulit seekor harimau. Pasalnya dia tahu kulit hewan yang tidak bisa terbang itu lebih lemah dan riskan terhadap beberapa elemen, terutama api. "Apa ada yang lain?" Ashua tersenyum kecut, saat ini dia hanya memiliki tiga kulit hewan hari
Keseriusan, bahkan yang tadinya si obat sesat barat ingin marah lenyap! Dia mendengar penawaran yang dilakukan pemuda berambut putih itu sungguh konyol. "Pfffttt! Kamu ingin membelinya? Nak, bahkan Kaisar Obat belum tentu mampu membelinya, memang berapa uang yang kamu miliki?" Perasaan Xiao Chen sedikit gusar, mungkin di daratan Xiayi dia dikenal orang terkaya. Dan apa yang dia inginkan jelas akan terpenuhi akibat harta yang tiada mungkin habisnya. "Senior katakan saja..." "Guru, dia benar benar konyol... Setelah tahu harganya, pasti dia berniat beli hewan yang lain." "Kamu diam, aku orang yang tidak suka banyak bercanda... Nak harga satu ekor Naga ini adalah sepuluh milyar koin emas, dan jika menggunakan batu energi, harganya menjadi satu milyar batu energi?!" Xiao Chen tersenyum tipis, dia memiliki kristal jiwa yang tersisa di dalam cincin ruangnya satu setengah milyar. Yang diartikan, dia masih memiliki simpanan apa bila ada kondisi darurat ketika dia menciptakan boneka ba
Groaaaaaaaaarh! Saat tinju milik Xiao Chen bersarang, sang Naga hitam juga tidak tinggal diam, dia meraung lalu sengaja menghantamkan kepalanya yang keras kearah kepalan tangan milik Xiao Chen. Suara menggelegar terjadi seperti guntur di sore hari dunia alkemist. Tapi pertempuran belum usai, karena setelah kedua kalinya dan hasil dari tinjunya tidak membuat kepala sang naga hancur. Kini Xiao Chen mengambil langkah mundur, dia dengan cepat bergerak zig zag menggunakan langkah seribu petirnya menghindari serangan cakar yang kini di lancarkan okeh sang Naga hitam. Swooooooosh! Boooooom! Boooooooom! Suara menggelegar kembali terjadi ketika serangan cakar yang membentuk setuliet energi Qi melesat, lalu menabrak pembatas perisai pengurung. Saat ini, Xiao Chen tersenyum tipis melihat keganasan dari Naga hitam di depannya. "Aku ingin melihat batas ketahanan tubuhmu, Naga jika hanya dengan beberapa serangan telakku membuatmu terbunuh, maka kamu tak pantas menjadi salah satu bah
Swuuuuuuuuuush! Xiao Chen telah melesat menggunakan teknik langkah seribu petirnya. Sama halnya dengan sang naga hitam, dia telah menggoyangkan tubuhnya, lalu bergerak sembari mengayunkan serangan cakar ke arah bayangan tubuh milik Xiao Chen. "Energimu saja yang meningkat! Tapi kecepatanmu sungguh masih ketinggalan jauh dari milikku!" Saat melihat cakar akan bersarang, Xiao Chen telah menggunakan kekuatan ruang. Dia muncul dibelakang tubuh sang naga lalu mengayunkan pedang miliknya. Swuuuuuuuung! Traaaaaang! Booooooom! Pedang Naga Langit telah menyentuh tubuh sang Naga, namun energi kuat yang menyelimuti tubuh Naga itu dapat melindungi serangan pedang milik Xiao Chen dengan baik. Dan hal ini membuat pedang Naga langit seperti membentur baja keras yang tidak dapat ditembus. Swooooooosh! Kini sang Naga hitam memulai serangannya dengan ekornya kembali. Akibat gerakan kejutan ini, Xiao Chen tak sigap, dia dengan cepat menahan serangan ekor itu dengan pedang ditangannya. Boo
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.