Ikut melengkapi ungkapannya, bagi pendekar pulau es yang telah lama malang melintang di dua daratan itu cukup kagum. Selain kultivasi pemuda dibalik ruangan nomor sepuluh cukup tinggi di kalangan usia sepantarannya. Tapi pengamatannya dalam menilai barang tak kalah sepertinya yang telah hidup lebih dari ratusan tahun silam. 'Bocah pandanganmu begitu baik, aku ingin melihat barang apa saja yang akan kamu inginkan di lelang kali ini...' berkata dalam hati, sebuah ketertarikan untuk mencari tahu informasi pemuda dibalik ruangan nomor sepuluh telah muncul di benaknya. Hingga penawaran harga awal dimulai. "Seratus juta kristal jiwa!""Dua ratus juta kristal jiwa!"Angka fantastis telah membuat keheningan bagi para peserta umum lelang. Bagaimanapun, mereka tidak akan mampu untuk bersaing dengan sepuluh ruang vip yang jelas kekayaannya tidak perlu diragukan lagi. "Lima ratus juta kristal jiwa!" Ruangan vip nomor satu mulai memberikan penawaran. Sontak semua orang menatap ke arah ruanga
"Tu-tuan muda kristal jiwa kita akan habis... Lebih baik..." Plaaaaaak! Memperlihatkan keangkuhan, dan kebenciannya, pebisnis kaya menampar wajah dari pelayan pribadinya. 'Tidak seharusnya kamu memberitahu hal sepele seperti ini... Jika orang lain tahu, bagaimana caraku untuk menyembunyikan wajah!' bentak didalam pikiran sang pelayan. Melihat reaksi ruangan vip nomor satu, kini rencana yang telah dilakukan oleh Xiao Chen diartikan telah berhasil. Pasalnya, jelas mereka berbicara soal kebodohan yang dilakukan pebisnis terkaya. Namun targetnya bukan hanya ruangan nomor satu. Tapi delapan ruangan lainnya yang masih belum mengeluarkan sepeserpun kristal jiwa. "Barang kali ini adalah sepuluh pill peningkat kultivasi tahap Raja Bumi ke tahap Kaisar Bumi tingkat lima dengan kemurnian sembilan puluh lima persen!" "Harga dibuka dengan satu juta kristal jiwa!" Penawaran terus berlanjut, namun jelas Xiao Chen dan ruangan nomor satu tidak tertarik. Tapi melihat ruang vip mula
Semua kutlivator yang mendengar ungkapan pendekar pulau es juga terkejut. Tapi mereka segera menatap Xiao Chen yang tengah memberikan hormat kearah pendekar pulau es. "Senior sepertinya anda salah mengenali orang..." Terdiam, dan tidak ingin merusak suasana lelang yang jarang sekali diadakan di kerajaan ini, kini pendekar pulau es hanya mengangguk. "Semua peserta dengarkan aturan ku... Karena ini hanyalah sebuah bisnis, maka tidak ada persaingan untuk saling melukai, semua ini murni untuk membentuk pill pemulih kerusakan meridian... Jadi kuharap kalian dapat melakukan yang terbaik, dan bekerja sama secara adil!" Xiao Chen, dan ketiga tetua Alkemist itu menangkup kan tinju sebagai tanda hormat mereka secara serempak. Sesaat ketiganya mengeluarkan tungku pill, Xiao Chen menunjuk kearah pill kuno milik pemilik paviliun Teratai Abadi. "Senior aku tidak memiliki tungku, bisakah senior meminjamkan padaku?" "Hah? Apa dia sedang membuat lelucon?" "Konyol sekali! Sial seora
Api di telapak tangan Xiao Chen kini merubah bentuknya menjadi seekor Naga api kecil yang tengah menyemburkan api kearah tungku pill kuno di depannya. "Te-teknik pemurnian naga mi-milik Ratu Naga?" "Apa!" Semua orang harus terkejut oleh pengakuan pendekar Pulau Es yang suaranya lirih namun bisa terdengar jelas oleh semua orang. Kini pendekar pulau es mulai menatap kearah pemilik paviliun Teratai Abadi. Karena dia ingin memastikan apa yang dia lihat bukanlah ilusi semata. 'Kamu benar, meski aku juga buka alkemist, tapi siapa yang tidak tahu ciri khas teknik milik master alkemist? Lalu siapa dia? Bagaimana bisa dia mempelajari teknik ini?' mencoba membalas melalui telepati. 'Pertama api Hati Naga, kedua teknik ini... Pasti pemuda ini memiliki hubungan dengan sang Ratu Naga...' tumpal pendekar pulau es melalui pikiran. 'Tapi bukankah tadi kamu mengatakan dia mirip anakmu yang telah lama hilang?' 'Tidak bisa dipastikan, dua kenyataan ini membuatku tidak bisa memastikan
"Se-senior kamu...""Xiao'er?" Deeeeeeeeeegh! Jantung Xiao Chen berhenti berdetak ketika mendengar nama itu diucapkan oleh pendekar pulau es. "Na-nak akhirnya aku menemukanmu huhu... Apa kamu tahu, dalam waktu tiga puluh tahun ini, ayah telah menderita atas penganiayaan yang dilakukan oleh ibumu!" ucap pria tampan itu menangis layaknya anak kecil. Gadis rubah terdiam, mungkin dia tahu kabar hilangnya Chen Xiao. Tapi bagaimana bisa wajah Xiao Chen ini mirip dengan anak dari pendekar pulau es?"Se-senior aku bukan orang yang kamu maksud...""Apa kamu sudah tidak menganggap ayah lagi?""Ahhh, senior aku benar benar bukan anakmu!" bantah Xiao Chen. "Jika begitu apa buktinya?"Xiao Chen menggigit jarinya, darah merah keemasan melambangkan darah keturunan seekor Phoenix telah keluar dari luka kecil yang disebabkan oleh giginya. Membelalakan mata, seketika pria itu segera menghapus air matanya. Jelas dia merasa malu, namun sebuah pikiran terlintas dipikirannya. "Bagaimana bisa wajah,
Suasana lelang berubah drastis. Permainan licik yang telah direncanakan oleh Xiao Chen benar benar membuahkan hasil yang begitu baik. Malahan sejak sepuluh barang berkualitas tinggi telah dilelang, Xiao Chen dapat mengetahui sisa harta kekayaan yang setiap dimiliki oleh para kultivator di sembilan ruang vip. Wajahnya terlihat begitu tenang. Namun tidak dengan raja Nan Ziyan, dia tengah sibuk menghitung keuntungan yang sangat fantastis. Bahkan selama ratusan tahun kerajaan Nan Lao berdiri, dia tidak pernah mendapatkan keuntungan sebesar hari ini. "Aiiih kamu sibuk saja menghitung keuntungan mu... Saudara Ziyan, bagaimana tempat lelang mu mendapatkan pedang milik Ratu Naga?" Pendekar Pulau Es bertanya, jelas tidak perlu diragukan lagi pedang yang kini tengah dibawa keatas panggung. Pasalnya pedang itu selalu dibawa oleh Ratu Naga selama peperangan, bahkan dijadikan sebuah chiri kas tersendiri yang membuat semua kultivator dapat mengenali sosok ratu Naga. "Aku tidak tahu siapa namany
Pasalnya selain ribuan kultivator banyak yang bersembunyi di setiap tempat diluar wilayah kerajaan Nan Lao. Xiao Chen juga dapat merasakan banyak jebakan atau formasi terbunuh yang terpasang disetiap tempat. "Sedikit membangun hubungan dengan raja Nan Ziyan juga bukan hal buruk..." mengerti alasan kenapa raja dari kerajaan Nan Lao menahannya. Kini Xiao Chen kembali merobek ruang, dan muncul di ruangan yang sama tempat dimana Raja Nan Ziyan, pemimpin Paviliun Teratai Abadi, dan pendekar pulau Es berada. "Sudah lihat ya?" Xiao Chen mengangguk, "benar, apa senior bisa membantu melindungiku untuk sementara waktu?" Raja Nan Ziyan ikut mengangguk, dia menunjuk kearah dua rekan lamanya. "Hahaha, ada dua rekan lamaku, lalu apa yang aku takutkan? Bahkan antek antek Aula Langitpun tidak akan berani menyentuhmu selama ada kami!" Sedikit terkejut mendengar kenyataan itu, namun Xiao Chen dapat menyembunyikan raut wajahnya dengan baik. Hal ini tak lain, selama dia melakukan perjalanan. Ent
Fluktuasi energi Qi di dalam istana menyebar hingga membuat pintu besar memasuki istana itu harus terbuka secara paksa. Semua prajurit segera memasuki istana, namun setelah melihat raja Nan Ziyan mengangkat tangannya, seketika para prajurit itu terdiam, malah membentuk sebuah kotak perisai agar fluktuasi energi yang menyebar tidak menghancurkan apapun yang ada disekitarnya. "Mantap!" pemuda itu terhuyung kebelakang sejauh lima langkah, sama halnya dengan Xiao Chen. Dia mampu menebak identitas pemuda itu hanya dengan satu kali serangan. "Para Kultivator Aula Langit benar benar cukup mengerikan... Tak menyangka, kultivasi kita sama. Tapi kemampuan bakat kita juga sama..." Pemuda itu tersenyum tipis, dia menatap wajah ayahnya dengan lekat. "Ayah, memang pantas dia bersaing dengan para jenius... Bisakah aku berkenalan dengannya?" "Yaaa! Tapi ingatlah jangan sampai membuat kerusakan parah akibat dampak pertempuran kalian!" Nan Qing mengangguk, dia menatap Xiao Chen dengan
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.